yang paling memungkinkan bagi pertumbuhan mikroorganisme. Beberapa peran mikroorganisme dalam bahan makanan, yaitu: 1) Adanya mikroorganisme, terutama jumlah dan macamnya dapat menentukan taraf mutu bahan makanan. 2)Mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan 3) Beberapa jenis mikroorganisme tertentu dapat digunakan untuk membuat produk- produk makanan khusus. 4) Mikroorganisme dapat digunakan sebagai makanan atau makanan tambahan bagi manusia dan hewan. 5) Beberapa penyakit dapat berasal dari makanan. Jenis-jenis mikroba yang dapat menyebabkan keracunan pada bahan makanan Ada 2 (dua) tipe keracunan makanan yang disebabkan mikroba yaitu : Intoksikasi makanan yang disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh mikroba yang mencemari makanan.
Infeksi makanan, yaitu suatu keadaan timbulnya sakit
karena masuknya mikroorganisme melalui perantaraan makanan. Berikut ini adalah jenis-jenis mikroba yang paling sering menimbulkan keracunan makanan / bahan makanan :
a.Staphylococcus
Merupakan mikroorganisme yang banyak
menyebabkan intoksikasi makanan (75-85 %). Gejala yang biasanya timbul adalah mual, muntah, sakit kepala, keluar keringat dingin. Agar staphylococcus tdk mengeluarkan toksik maka untuk mempertahankan kondisi makanan lebih baik, dengan pengaturan suhu makanan.
Pada manusia ada di daerah kulit, hidung, mulut, dan
usus besar, di mana pada keadaan sistem imun normal, S. aureus tidak bersifat patogen b.Clostridium Botulinum
Keracunan ini disebabkan oleh eksotoksinnya,
dan akan memproduksi toksinnya pada suhu yang rendah (kurang dari 380 F).
Gejala yang ditimbulkan oleh kuman ini adalah
gangguan saraf, lever, konstipasi dan dapat terjadi gagal nafas, gejala akan timbul dalam waktu 12 jam – 10 hari setelah kontak. Beberapa saran ;
menjaga sanitasi makanan,
proses pengolahan makanan yang benar, memanaskan makanan kaleng sebelum dikonsumsi dan melakukan kontrol pada pabrik makanan kaleng. Sosis, produk daging, sayuran kaleng, dan produk makanan laut, paling sering menjadi perantara dalam kasus botulisme/keracunan pada manusia. c. Aspergillus
Umumnya terjadi pada tempat pengolahan
makanan ternak ayam yang terkontaminasi.
Pencegahan dari kuman ini yaitu dengan
mengadakan pemilihan bahan-bahan makanan yang baik serta kelembaban yang baik. Penyakit yang bisa ditimbulkan oleh Aspergillus Flavus adalah keracunan akibat aflatoxin yang tertelan bisa menyebabkan kerusakan hati secara langsung diikuti dengan kematian.
Aspergillosis, ada 2 jenis aspergillosis, salah satunya allergic
bronchopulmonary aspergillosis (ABPA), kondisi dimana jamur bisa menyebabkan gejala alergi pada sistem pernapasan tapi tidak menginvasi dan merusak jaringan. Aspergilloma adalah gangguan paru-paru yang disebabkan oleh Aspergillus Flavus, yang bisa menyebabkan infeksi sel, fibrin, otot dan jaringan, biasanya menyebabkan lubang pada paru-paru.
Spesies Aspergillus bisa berada dimana-mana, misalnya saja pada
makanan, sayuran basi dan sampah daun. d. Salmonella
Menyebabkan infeksi pada manusia yang
memakan makanan yang terkontaminasi kuman ini. Mempunyai banyak tipe, antara lain : Typhymurium S., Newport S., Ranienburg S., Montevideo S., dan lain-lain. Yang menjadi pembawa bagi kuman ini antara lain : insekta, ternak, hewan piaraan dan manusia. 3 Bahaya mikroba dalam makanan.
Seperti kendaraan, tubuh kita membutuhkan
energi dan bahan lain untuk dapat beraktivitas dan makanan menjadi sumber energi dan berbagai zat gizi pendukung hidup tersebut.
Tetapi, makanan dapat menjadi wahana bagi
unsur pengganggu kesehatan manusia. Bahaya yang timbul dari makanan/ minuman sering disebut sebagai keracunan makanan.
Keracunan makanan bisa disebabkan oleh
unsur fisik, kimia dan biologis.
Pada makanan bahaya tersebut dapat terjadi
melalui berbagai cara: dari pangan itu sendiri, pekerja, peralatan, proses pengolahan dan pembersihan serta dari konsumen. Bahaya Fisik.
Benda seperti rambut, kuku, perhiasan, serangga
mati, batu atau kerikil, potongan kayu, pecahan kaca dan lain sebagainya bisa masuk kedalam makanan apabila makanan dijual di tempat terbuka dan tidak disimpan dalam wadah tertutup; penjual mengenakan perhiasan tangan atau kantong pakaiannya berisi uang logam atau bahan lain yang berpeluang jatuh kedalam makanan atau kecerobohan penjual selama menangani makanan dan bahan pangan.
Benda asing seperti gelas dan logam dapat mencederai
secara fisik misalnya gigi patah, tercekik, melukai kerongkongan dan saluran pencernaan.
Benda asing lainnya bisa menjadi pembawa mikroba
berbahaya kedalam makanan dan menyebabkan keracunan makanan. Bahaya Kimia.
Gangguan kesehatan karena unsur kimia
terjadi karena penggunaan bahan tambahan secara sengaja kedalam pangan, karena masuknya cemaran bahan kimia kedalam pangan, dan karena racun yang ada didalam bahan pangan. Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk Mengawetkan makanan, Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak di mulut, Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera, Menghemat biaya. Penggunaan BTP dalam jumlah yang diizinkan, tidaklah berbahaya terhadap kesehatan konsumen.
Tetapi, jika menggunakan BTP secara
berlebihan atau jika menggunakan bahan tambahan terlarang didalam makanan, akan menyebabkan gangguan kesehatan bagi tubuh. Beberapa bahan tambahan terlarang untuk pangan terakumulasi didalam tubuh dan telah terbukti dapat menyebabkan kanker yang gejalanya tidak dapat terlihat langsung setelah mengkonsumsi makanan.
Bahan pewarna, pengawet dan pemanis buatan
merupakan bahan tambahan pangan yang sering disalahgunakan pemakaiannya.
Contoh penggunaan bahan aditif non pangan adalah
penggunaan pewarna tekstil untuk pangan sebagai bahan pewarna makanan atau penggunaan formalin dan boraks sebagai pengawet bahan hewani (ayam, ikan) dan produk olahannya juga pengawet untuk tahu dan mie. Bahaya Biologis.
Bahaya biologis bisa disebabkan oleh mikroba dan binatang.
Mikroba lebih sering menyebabkan keracunan makanan
dibandingkan bahan kimia (termasuk racun alami) dan bahan asing (cemaran fisik).
Walaupun ada mikroba yang tidak berbahaya dan bahkan
digunakan untuk membuat produk makanan seperti kecap, yoghurt dan tempe tetapi, banyak juga yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan hewan. Makanan menjadi beracun karena tercemar oleh mikroba tertentu dan mikroba tersebut menghasilkan racun yang dapat membahayakan konsumen.
Bakteri adalah mikroba sel tunggal yang merupakan
penyebab utama dari keracunan makanan.
Bakteri ada dimana-mana: di udara, air, tanah, tanaman
dan hewan bahkan pada makanan yang kita makan.
Walaupun beberapa bakteri bisa menyebabkan
keracunan makanan, tetapi sebagian besar bakteri yang ada pada makanan hanya bersifat merusak makanan (bakteri pembusuk).