Disusun Oleh :
Halaman Judul
Segala puji syukur kepada Allah swt, Tuhan semesta alam. Berkat
taufik, hidayah, dan rahmat-Nyalah, kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Sampel Udara dan Tanah. Shalawat serta salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat,dan pengikutnya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
LAMPIRAN ...................................................................................................... 24
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1
Pengambilan sampel udara ada dua yaitu ambien dan roadside. Sampel
udara ambien diambil di daerah pemukiman penduduk, perkantoran, kawasan
industri, maupun daerah lainnya. Sedangkan sampel udara roadside diambil di tepi
jalan raya yang secara langsung mempengaruhi pencemaran udara yang
disebabkan adanya kepadatan lalu lintas. Selain pengambilan sampel udara,
pengambilan sampel tanah juga diperlukan. Pengambilan sampel tanah maupun
udara bertujuan untuk mengetahui keadaan tanah maupun udara di lingkungan
tersebut.
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian dari pengambilan sampel udara dan tanah.
Untuk mengetahui tujuan pengambilan dari sampel udara dan tanah.
Untuk mengetahui cara pengambilan sampel udara dan tanah.
2
BAB II. PEMBAHASAN
Karena intensitas sumber emisi dan faktor meteorologis (khususnya arah dan
kecepatan angin) selalu berubah, maka dengan demikian konsentrasi zat pencemar
di udara ambien juga selalu berubah (tidak konstan). Perubahan konsen-trasi zat
pencemar di udara ambien terjadi karena perubahan waktu (temporal) dan juga
terjadi karena perubahan tempat (spatial).
3
di atmosfer, yang merupakan produk dari reaksi kimia beberapa zat pencemar
(seperti senyawa oksidan dan ozon).
Menurut asalnya, pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :
4
1. Daerah Ambient
Daerah ambient merupakan daerah tempat tinggal penduduk (pemukiman)
dimana diperkirakan seseorang mengalami keterpaan terhadap zat pence-mar
yang berlangsung selama 24 jam. Sehingga, konsentrasi zat pencemar udara
harus sekecil mungkin dan memenuhi baku mutu udara yang diper-syaratkan.
2. Daerah Tempat kerja (Work Place)
Daerah tempat kerja (work place) merupakan daerah dimana seseorang
bekerja selama periode waktu tertentu. Biasanya seseorang bekerja di
industri/pabrik selama 8 jam per hari, sehingga keterpaparan zat pencemar
terhadap seseorang yang bekerja diharapkan tidak mengganggu kesehatannya.
3. Daerah / Sumber Pencemar Udara
Daerah/sumber pencemar udara, yang berasal dari cerobong asap pabrik
perlu dilakukan monitoring terhadap jenis dan konsentrasi zat pencemar,
minimal setiap penggantian teknologi proses dan penggunaan bahan baku
yang berbeda.
Arah angin
Kecepatan angin (m/s)
Waktu dan lama pengambilan contoh (jam)
Tekanan udara (mmHg)
Temperatur udara (oC)
Kelembapan udara (%)
Pola terdifusinya zat pencemar
5
2.1.2 Teknik Sampling Kualitas Udara
Teknik sampling kualitas udara dilihat lokasi pemantauannya terbagi
dalam dua kategori yaitu :
1. Parameter Gas
Teknik pengumpulan gas yang umum digunakan untuk menangkap gas
pencemar di udara adalah dengan teknik adsorpsi, desorbsi, pendinginan dan
pengumpulan pada kantong udara (bag sampler atau tube sampler).
Teknik Adsorpsi. Teknik adsorpsi adalah teknik pengumpulan gas
berdasarkan kemampuan gas pencemar terabsorpsi/bereaksi dengan
larutan pereaksi spesifik (larutan absorben). Pereaksi kimia yang
digunakan harus spesifik artinya hanya dapat bereaksi dengan gas
pencemar tertentu yang akan di analisis. Untuk menangkap kadar gas-gas
berbahaya secara konvensional, menggunakan sampling udara dengan
impinger yang langkah –langkah kerjanya yaitu:
- Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang
berisi larutan penangkap
- Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan
penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental
- Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara
yang dipompa dan hasil pengukuran.
6
Teknik Desorbsi. Teknik desorbsi berdasarkan kemampuan gas
pencemar terdesorbsi pada permukaan padat adsorbent . Jenis adsorben
yang umum digunakan adalah karbon aktif, TENAX-GC atau
Amberlite XAD). Teknik ini digunakan untuk pengumpulan gas-gas
organik seperti senyawa hidrokarbon, benzene, toluene dan berbagai
jenis senyawa organik yang mampu terserap pada permukaan adsorben
yang digunakan.
7
No Sensor Prinsip dasar Aplikasi analisa
8
Prinsip Dasar
SO2 di udara diserap/diabsoprsi oleh larutan kalium tetra kloromercurate
(absorbent) dengan laju flowrate 1 liter/menit. SO2 bereaksi dengan
kalium tetra kloromercurate membentuk komplek diklorosulfitomercurate .
Dengan penambahan pararosaniline dan formaldehide akan membentuk
senyawa pararosaniline metil sulfonat yang berwarna ungu kemerahan.
Intensitas warna diukur dengan spectrofotometer pada panjang gelombang
560 nm.
Dasar Pengukuran gas SO2 dengan sprktrofotometri Uv-Vis
Prinsip dasar pengukuran gas SO2 dengan sinar ultra violet adalah ber-
dasarkan kemampuan molekul SO2 berinteraksi dengan cahaya pada
panjang gelombang 190 –230 nm, menyebabkan elektron terluar dari
molekul gas SO2 akan tereksitasi pada tingkat energi yang lebih tinggi
(excited state). Elektron pada posisi tereksitasi akan kembali ke posisi
ground state dengan melepaskan energi dalam bentuk panjang gelombang
tertentu. Dengan mengukur intensitas cahaya tersebut maka dapat
ditentukan kon- sentrasi gas SO2. Metode ini praktis mudah dioperasikan,
stabil dan akurat, metode ini metode yang dipakai untuk alat pemantauan
kualitas udara scara automatik dan kontinyu. Perlu diketahui bahwa
ketelitian dan keakuratan metode ini, sangat dipengarhui oleh sistem
kalibrasi alat tersebut.
9
gas harus dilewatkan ke dalam oxidator terlebih dahulu ( seperti KMnO4,
Cr2O3).
Dasar Pengukuran gas
Gas NO diudara direaksikan dengan gas ozon membentuk nitrogen di-
oksida tereksitasi. NO2 yang tereksitasi akan kembali pada posisi ground
state dengan melepaskan energi berupa cahaya pada panjang gelombang
600 - 875 nm. Intensitas cahaya yang diemisikan diukur dengan photo
mulltifier , Intensitas yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi NO di
udara. Sedangkan gas NO2 sebelum direaksikan dengan gas ozon terlebih
dahulu direduksi dengan katalitik konventor.
3. Karbonmonoksida
Metode
Pengukuran ini berdasarkan kemampuan gas CO menyerap sinar infra me-
rah pada panjang 4,6 µm . Banyaknya intensitas sinar yang diserap
sebanding dengan konsentrasi CO di udara. Analyzer ini terdiri dari
sumber cahaya inframerah, tabung sampel dan reference, detektor dan
rekorder. Metode lain yang juga digunakan adalah metode oksidasi CO
dengan cam- puran CuO-MnO2 dalam suasana panas membentuk gas
CO2. Selanjutnya CO2 tersebut diabsorpsi dengan larutan Ba(OH)2
berlebih. Kelebihan Ba(OH) dititrasi asam oxalat menggunakan indikator
phenol phthalin.
4. Ozon / oksidan
Metode
Metode Neutral Buffer Potassium Iodine (NBKI) –spectrofotometri.
Gas/udara yang mengandung ozon dilewatkan dalam pereaksi kalium
iodida pada buffer pH netral (pH 6,8), membebaskan Iodium. Selanjutnya
Iodium yang dibebaskan diukur intensitasnya pada panjang gelombang
350 nm. Gas ozon direaksikan dengan gas asetilin membentuk aldehide
yang tidak stabil , yang selanjutnya akan melepaskan energi dalam bentuk
cahaya. In-tensitas cahaya yang diemisikan diukur dengan fotomultiplier,
10
yang ber-banding lurus dengan konsentrasi ozon. Panjang gelombang
cahaya yang diemisikan pada panjang gelombang 300 –600 nm.
5. Hidrokarbon
Metode
Pengukuran secara langsung dangan Gas Chromatograf Hidrokarbon
diukur sebagai total hidrokarbon (THC) dan Non Methanic Hydrocarbon
(NMHC). Metode yang digunakan adalah kromatografi gas dengan
detektor Flame Ionisasi (FID). Hidrokarbon dari udara dibakar pada flame
yang be-rasal dari gas hidrogen membentuk ion-ion. Ion yang terbentuk
pada flame akan ditangkap oleh elektrode negatif. Banyaknya arus ion
yang terbentuk menunjukkan konsentrasi hidrokarbon. Metode adsorpsi
dengan adsorbent karbon aktif . Contoh gas dilewatkan kedalam tube
karbon aktif dengan laju alir gas tertentu ( ± 0,3 liter/menit) . Waktu
sampling tergantung kepada konsentrasi hidrokarbon dan banyak-nya
adsorben karbon aktif yang digunakan. Untuk melepaskan hidrokarbon ,
karbon aktif dilarutkan dalam pelarut tertentu ( seperti CS2), kemudian
disuntikan ke dalam GC. Atau karbon akti seperti N2, atau He, kemudian
dialirkan /disuntikan ke dalam GC.
2.Parameter Partikulat
11
Teknik pengumpulan umum yang biasa digunakan, yaitu :
Teknik pengumpulan secara Impaksi
Gas atau udara yang mengandung partikulat di hisap/ditarik melalui nozzle
dengan laju aliran udara tertentu, kemudian ditumbukan ke permukaan plate,
maka partikel dengan diameter tertentu tidak bisa mengikuti aliran gas yang
dibelokkan (karena gaya inertia), sehingga partikel debu tersebut tertahan
pada permukaan plate. Sedangkan untuk partikel debu yang lebih kecil akan
mempunyai kemampuan mengikuti aliran gas masuk kedalam plate
berikutnya, yang selanjutnya akan terperangkap dalam plate yang berikutnya.
Dengan demikian terjadi pemisahan debu berdasarkan ukuran partikel.
Teknik Filtrasi
Pengumpulan partikulat/debu dengan teknik filtrasi merupakan teknik
yang paling populer. Jenis filter yang digunakan adalah filter fiber glass, cellu
lose, polyurthen foam. Setiap jenis filter mempunyai karateristik tertentu yang
cocok untuk penggunaan tertentu. Filter fiber glass merupakan filter yang
paling banyak digunakan untuk pengukuran SPM (suspended particu-late
mater) atau TSP (Total Suspended Particulate, terbuat dari mikro fiber gelas
dengan porositas < 0,3 µm, yaitu mempunyai efisensi pengumpulan partikulat
dengan diameter 0,3 µm sebesar 95%. Filter ini tahan korosif dan dapat
digunakan pad temperatur 540oC. Tetapi kelemahannya, filter ini mudah
sobek.
12
Pengertian satuan ppm adalah menunjukkan perbandingan volume antara
volume zat pencemar dengan volume udara ambient, yaitu bagian volume zat
percemar per satu juta volume gas. Contohnya :
Konsetrasi CO sebesar 1 ppm, artinya dalam satu juta bagian volum gas buang
mengandung 1 bagian volume gas CO, atau Dalam 1 m3 (1 x 106 ml) volume gas
emisi mengandung 1 ml gas CO. Untuk konversi satuan dari satuan ppm ke satuan
mg/m3 atau sebaliknya digunakan rumus : mg/m3 = (ppm / 24,45) x BM x 103 4)
Peralatan yang dapat digunakan untuk pengambilan sampel tanah, antara lain
sebagai berikut.
a. Alat untuk mengambil sampel tanah, seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul,
sekop.
13
b. Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop, seperti pisau dan sendok
tanah untuk mencampur atau mengaduk.
d. Kantong plastik agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastik
untuk label.
e. Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel tanah adalah
sebagai berikut.
1. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah
tererosi sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/
jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas
penggembalaan ternak.
2. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput-
rumputan, sisa tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau
kerikil.
3. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat.
Kantong plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah
dipakai untuk keperluan lain.
14
2.2.3 Frekuensi Pengambilan Sampel Tanah
Secara umum contoh tanah diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem
pertanaman di lapangan.
Untuk tanah yang digunakan secara intensif untuk budidaya pertanian,
contoh tanah diambil paling sedikit sekali dalam setahun.
Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan
diambil setiap 5 tahun sekali.
15
Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples) harus
menggunakan “ring samples”, sedangkan contoh tanah terganggu dapat
diambil dengan menggunakan alat cangkul, sekop, atau auger (bor tanah).
Untuk keperluan evaluasi status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang
diambil merupakan contoh komposit yaitu contoh tanah campuran dari
contoh-contoh tanah individu (sub amples).
Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan
dikembangkan atau digunakan untuk tujuan pertanian.
Satu contoh komposit mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10-
15 Ha).
Untuk lahan miring dan bergelombang satu contoh komposit dapat
mewakili tidak kurang dari 5 hektar.
·Satu contoh komposit terdiri dari campuran 15 contoh tanah individu
(sub samples).
2. Rumput rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organik
segar/ serasah yang terdapat dipermukaan tanah di bersihkan.
3. Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan sampel tanah
sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu kondisi
kira- kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang untuk lahan sawah contoh tanah
sebaiknya diambil pada kondisi basah atau seperti kondisi saat terdapat tanaman.
4. Sampel tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau tabung)
atau cangkul dan sekop. Jika menggunakan bor tanah, sampel tanah individu
diambil pada titik pengambilan yang telah ditentukan, sedalam +20 atau lapisan
olah. Sedangkan jika menggunakan cangkul dan sekop, tanah dicangkul sedalam
lapisan olah (akan membentuk seperti huruf v), kemudian tanah pada sisi yang
tercangkul diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan cangkul atau sekop.
16
5. Sampel-sampel tanah indivisu tersebut dicampur dan diaduk merata dalam
ember plastic, lalu bersihkan dari sisa tanaman atau akar. Setelah bersih dan
teraduk rata, diambil sampel seberat kira-kira 1 kg dan dimasukkan kedalam
kantong plastic (sampel tanah komposit). Untuk menghindari kemungkinan pecah
pada saat pengiriman, kantong plastic yang digunakan rangkap dua.Pemberian
label luar dan dalam. Label dalam harus dibungkus dengan plastic dan
dimasukkan diantara plastik pembungkus supaya tulisan tidak kotor atau basah,
sehingga label tersebut dapat dibaca sesampainya dilaboratorium tanah.
Sedangkan label luar disatukan pada sat pengikatan plastic. Pada label diberi
keterangan mengenai kode pengambilan, nomor sampel tanah, asal dari
(desa/kecamatan/kabupaten), tanggal pengambilan, nama dan alamat pemohon.
Selain label yang diberi keterangan, akan lebih baik jika sampel tanah yang
dikirim dilengkapi dengan peta situasi atau peta lokasi .
3. Kepala bor perlahan dikeluarkan dari tubuh tanah dengan memutar pegangan
bor tanah ke arah kiri dengan disertai tarikan.
17
4. Contoh tanah yang terbawa kepala bor dilepaskan perlahan sampai bersih
dandiusahakan tidak banyak merusak susunan tanah.
18
BAB III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sampel udara
Pengambilan sampel udara ada dua yaitu ambien dan roadside. Sampel
udara ambien diambil di daerah pemukiman penduduk, perkantoran, kawasan
industri, maupun daerah lainnya. Sedangkan sampel udara roadside diambil di tepi
jalan raya yang secara langsung mempengaruhi pencemaran udara yang
disebabkan adanya kepadatan lalu lintas. Selain pengambilan sampel udara,
pengambilan sampel tanah juga diperlukan. Pengambilan sampel tanah maupun
udara bertujuan untuk mengetahui keadaan tanah maupun udara di lingkungan
tersebut.
Sampel tanah
19
3.2 SARAN
Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para
pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.
Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian
udara dan tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Dali, S, Arfah, R, Karim, A & Patong, AR, 2013, ‘Eksplorasi enzim amilase dari
mikroba yang diisolasi dari sumber air panas di Sulawesi Selatan dan aplikasinya
dalam produksi maltodekstrin’. Laporan peneltian BOPTN, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Howeler, RH, & Hershey, CH, 2002, ‘Cassava in Asia: Research and
development to increase its potential use in food’, feed and industry: a Thai
example.
Irdawati & Fifendy, M, 2011, ‘Isolasi bakteri termofilik penghasil amilase dari
sumber air panas Rimbo Panti Pasaman. Laporan Penelitian DIPA Reguler
UNP’, Universitas Negeri Padang, Padang.
21
Marc, J, Maarel, D, & Bart, V, 2001, ‘Properties and aplications of strach-
comverting enzymes of the a-amylase family’, J. Biotech, vol. 94, no. 1, hh. 137-
155.
Panjaitan, RS, & Madayanti, F, 2017, ‘Uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar lipid
ulva fasciata terhadap Bacillus cereus’, EduChemia (Jurnal Kimia dan
Pendidikan), vol. 2, no. 1, hh. 14-24.
Poernomo, AT, & Djoko, DA, 2003,’Uji aktivitas crude enzim proteolitic Bacillus
subtilis FNCC0059 hasil fermentasi curah’, Majalah Farmasi Erlangga, vol, 3,
hh. 103-107.
Setyati, WA, & Subagiyo, S, 2012, ‘Isolasi dan seleksi bakteri penghasil enzim
ekstraseluler (proteolitik, amiolitik, lipolitik dan selulolitik) yang berasal dari
sedimen kawasan magrove’, Ilmu Kelautan: Indonesian Journal of Marine
Sciences, vol. 17, no. 3, hh. 164-169.
22
Singh, H, Saharan, R, & Sharma, KP, 2014, ‘Isolation and Characterization of
amylase producing bacteria from diverse environmental samples’, J. Microbiol
Biotech Res, vol. 4, no. 4, hh 8-18.
Van Der Maarel, MJ, Van der Veen, B, Uitdehaag, JC, Leemhuis, H, &
Dijkhuizen, L, 2002, ‘Properties and applications of starch-coverting enzymes of
the a-amylase family’, J. Biotech, vol. 94, no. 2, hh. 137-155.
Wardoyo, STH, 1981, ‘Kritea kualitas air untuk keperluan pertanian dan
perikanan, Training, Training Analisa Dampak Lingkungan PPLH-PSL’, Bogor.
Widyastuti, 2008, ‘Kadar alginat rumput laut yang tumbuh di perairan laut
Lombok’, J. Teknologi Pertanian, vol. 10, no. 3, hh. 144-152.
Wirawan, SK, Rismijana, J, & Hidayat, T, 2008, ‘ Aplikasi a-amilase dan selulase
pada proses deinking kertas bekas campuran’, Berita Selulosa, vol. 43, no. 1, hh.
11-18.
Anggono, W., Ian H.S., Ninuk J., Dodik K. 2009. Metode Sampling Udara
(Ambien). Jakarta : Erlangga.
23
LAMPIRAN
SOAL
1. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang
paling penting dan luas yang digunakan untuk…
c. Merombak bakteri
2. Bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci
dengan…
a. Yodium d. Alkohol
c. Safranin
24
4. Pewarnaan gram ada 4 reagen yang diperlukan. Keempat reagen tersebut salah
satunya adalah…
b. Minyak d. Lugol
b. Hijau d. Biru
b. Hijau d. Biru
b. Positif d. Perpaduan
25
9. Gambar disamping merupakan suatu bakteri gram jenis…
b. Positif d. Perpaduan
b. Netral d. Menetralkan
a. zar warna tandingan (lawan) luruh nya kompleks mg-Ribonucleid acid- crystal
violet dari dinding sel bakteri gram negatif (Pelczar, 2007).
26
14. Bakteri amilolitik adalah jenis bakteri yang dapat memproduksi…
b. Proteus d. Bacillus
18. Ada kemungkinan terdapat bakteri amilolitik dalam tanah tempat pembuangan
limbah kulit ubi kayu tersebut.Bakteri amilolitik mampu menghidrolisis amilum
dengan bantuan enzim...
27
20. Bakteri amilolitik yang ada pada tepung sagu, dapat berasal dari…
22. Bersifat gram positif endospora berbentuk oval atau kadang kadang bulat atau
silinder. Golongan bakteri ini bersifat…
c. Aerob fakultatif
23. Pengukuran indeks amilolitik (IA) dilakukan dengan cara mengukur rata-rata
diameter…
24. Bakteri amilolitik yang diisolasi dari sumber kaya amilum umumnya
berpotensi menghasilkan amilase…
28
25.Akibat positif dari terdapatnya kandungan proteolitik didalam tanah,yaitu?
c. Tanah tercemari
29
Lampiran 2. Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN
1. A 16. E
2. D 17. C
3. D 18. A
4. C 19. D
5. B 20. B
6. E 21. D
7. A 22. C
8. B 23. C
9. A 24. A
10. A 25. B
11. B
12. C
13. D
14. A
15. A
30