Anda di halaman 1dari 6

Iwan Ridwan Yusup : Biopestisida dari Ekstrak Dedaun untuk Membasahi Hama Tanaman di Jawa Barat

BIOPESTISIDA DARI EKSTRAK DEDAUNAN UNTUK MEMBASMI HAMA


TANAMAN DI JAWA BARAT
Biopesticides from Leaf Extracts to Eradicate Plant Pests in West Java

Iwan Ridwan Yusup1, Dwi Kurniawan1, Dwi Ratna Julianti1,


Lia Fakhriah1, Lita Nurul Awalliyah1
1
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati; Jalan Cimencrang, Cimenerang,
Gedebage, Kota Bandung, 081617548765
Program Studi Agroteknologi, FapertaUM UMI, Makassar
e-mail: iwanyusup@uinsgd.ac.id, dwikurniawan164@gmail.com, dwiratnajulianti@gmail.com,
liafakhriahbio@gmail.com, nurulita53299@gmail.com

ABSTRACT
Biological pesticides or known as biopesticides are pesticides made from the main ingredients derived from living
things or biological materials. Biopesticides can be used to control plant diseases or pests that can disturb, attack
or damage these plants. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of leaf extracts in eradicating
plant pests. This research uses different methods depending on the type of leaves used, namely by boiling and
mashing. The leaves used are papaya leaves, soursop leaves, lemongrass and betel leaves. Based on the research
results, it is knowns that both betel leaf and soursop leaf are superior to be used as natural biopesticides. This is
because both contain essential oils to kill plants pests.
Keywords: Biopesticides; Lemongrass; Betel; Soursop; Papaya.

PENDAHULUAN Biopestisida atau pestisida organik


Penggunaan pestisida merupakan salah dapat digunakan sebagai alternatif pengganti
satu cara untuk melindungi tanaman dari pestisida kimia untuk mengendalikan hama
serangan hama. Pestisida yang mudah dan tanaman. Bahan-bahan yang digunakan untuk
praktis digunakan yaitu pestisida kimia. pembuatan biopestisida berasal dari alam.
Namun, penggunaan pestisida kimia yang Selain tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh
tidak memperhatikan lingkungan dapat dan ramah lingkungan, biopestisida juga
menimbulkan hal negatif bagi lingkungan murah, efektif dan dapat dibuat dari bahan-
hidup dan kelangsungan hidup manusia bahan alam di sekitar rumah (Kusumaningtyas,
(Kusumaningtyas, Suyitno, & Wulansarie, Suyitno, & Wulansarie, 2017, hal. 40).
2017, hal. 40). Biopestisida lebih aman terhadap
Pestisida kimia yang jatuh pada bulir- manusia dan lingkungan karena mudah terurai.
bulir padi tidak hanya akan menempel pada Disamping itu potensi biopestisida sangat
kulitnya bahkan juga bisa terserap ke dalam besar di Indonesia yang kaya akan beraneka
daging padinya. Pestisida yang masuk kedalam ragam tanaman yang tersedia sepanjang tahun.
daging padi dan dimakan oleh manusia akan Untuk mengurangi intensitas penggunaan
masuk kemudian dicerna didalam tubuh pestisida, metode perlindungan tanaman yang
manusia. Pestisida kimia yang masuk ke dalam lebih lestari dan aman bagi konsumen perlu
tubuh manusia jika dibiarkan dalam jangka dikembangkan. Pendekatan secara terpadu
waktu yang lama akan menumpuk di dalam dengan menggabungkan beberapa metode
tubuh dan menimbulkan berbagai macam pengen-dalian, termasuk pengendalian hayati
penyakit bagi manusia, meskipun efeknya sangat dianjurkan guna mencapai efektifitas
tidak langsung terlihat (Kusumaningtyas, yang lebih tinggi dalam pengandalian suatu
Suyitno, & Wulansarie, 2017, hal. 40). penyakit tanaman diantaranya tanaman serai

Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 2 September 2020 24


Iwan Ridwan Yusup : Biopestisida dari Ekstrak Dedaun untuk Membasahi Hama Tanaman di Jawa Barat

wangi dan sirih (Rahayu, Nasir, & Manggahang, Kec. Baleendah, Kab. Bandung;
Nurmansyah, 2018, hal. 175). di wilayah Karawang tepatnya di Dusun
Tanaman sirsak (Annona muricata L.) Gongcai I, 014/005, Desa Telukbango, Kec.
merupakan tanaman yang telah banyak Batujaya; di Ujung Harapan RT 01/08, Desa
dijadikan sebagai tumbuhan obat dan salah Bahagia, Kec Babelan, Kab Bekasi, Jawa
satu tanaman yang mengandung antioksidan Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan
tinggi. Daun, batang, akar, buah dan biji Desember 2020.
merupakan bagian-bagian dari tanaman sirsak Biopestisida dari Ektrak Daun Sirih
yang dimanfaatkan sebagai obat. Komponen Alat yang digunakan dalam penelitian
bioaktif tersebut dapat diperoleh melalui meliputi panci, kompor, botol, dan semprotan.
proses ekstraksi seperti flavonoid, tanin, dan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
alkaloid (Yuliantari, Widartadan, & Permana, ini adalah daun sirih. Penelitian dilakukan
2017, hal. 36). dengan cara merebus daun sirih terlebih
Tanaman yang sering digunakan dahulu dalam panci dengan air secukupnya
sebagai obat herbal di Indonesia diantaranya sampai mendidih. Kemudian biarkan air
daun sirih hijau (Piper betle Linn.). mendingin, lalu air dimasukkan kedalam botol.
Kandungan terbesar pada daun sirih yaitu Sedikit daun dimasukkan kedalam botol. Botol
senyawa fenol. Senyawa fenol memiliki ditutup rapat dan didiamkan selama satu
aktivitas farmakologi sebagai antioksidan, minggu. Selanjutnya dilakukan uji coba
antibakteri, dan antijamur (Susanti, Dewi, dengan cara air rebusan daun sirih
Manurung, & Wirasuta, 2017, hal. 109). dicampurkan dengan air menggunakan
Tanaman sereh dapur terutama bagian perbandingan 3:8, kemudian dimasukkan
daun mengandung minyak sereh (citronella kedalam semprotan. Biopestisida siap
oil) sebagai minyak. Stuktur kimia dari diujicobakan pada hama tanaman.
kandungan minyak sereh dapur (sitronellal oil) Biopestisida dari Ektrak Daun Sereh
sebagai monoterpen (Navitania, Tyanti, & Alat-alat yang digunakan dalam
Sukamto, 2019, hal. 45). penelitian ini adalah gunting, botol air mineral
Pepaya dapat berpotensi sebagai 600 ml, panci, piring, wadah air, botol semprot
tanaman pestisida untuk pengendalian hama. dan kompor gas. Bahan yang digunakan yaitu
Papain yang terkandung dalam daun pepaya daun sereh sebanyak 30 lembar, tiga ekor
alami dapat menjadi racun bagi ulat dan hama hama tanaman serta air sebanyak 600 ml.
penghisap. Papain merupakan enzim Penelitian dilakukan dengan cara menyiapkan
proteolitik, enzim yang dapat memecah alat dan bahan. Daun sereh dipotong
protein, dan memiliki potensi sebagai menggunakan pisau. Potongan daun direbus
insektisida (Ramadhona, Djamilah, & selama + 30 menit. Hasil rebusan (daun dan
Mukhtasar, 2018, hal. 2). air) disimpan dalam botol selama satu minggu.
Penelitian ini bertujuan untuk Hasil rebusan yang telah disimpan selama satu
menganalisis efektifitas ekstrak dedaunan minggu diuji cobakan pada hama tanaman. Uji
dalam membasmi hama tanaman. coba dilakukan dengan cara menyiapkan tiga
ekor hama tanaman dalam piring. Biopestisida
METODE PENELITIAN disemprotkan ke tiga ekor hama tanaman
Tempat dan Waktu Penelitian tersebut. Jumlah semprotan dihitung. Hama
Penelitian dilakukan di rumah peneliti, tanaman yang telah disemprot biopestisida
dengan lokasi yang berbeda, yaitu di Jl. dibiarkan selama satu menit. Kemudian dicatat
Terusan Kapten Halim, Pasawahan, pada menit keberapa dan jumlah semprotan
Purwakarta; di Kp. Pasarkemis 01/14, Kel. keberapa hama tanaman tersebut mati.

Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 2 September 2020 25


Iwan Ridwan Yusup : Biopestisida dari Ekstrak Dedaun untuk Membasahi Hama Tanaman di Jawa Barat

Biopestisida dari Ekstrak Daun Pepaya mineral yang berisi daun sirsak yang sudah
Alat yang diperlukan antara lain ember, dimasukkan sebelumnya, kocok botol air
pisau, sendok, penumbuk, saringan dari kain, mineral tadi dan diamkan selama satu minggu.
botol dan corong. Bahan yang digunakan Setelah satu minggu, cairan biopestisida daun
terdiri dari 3 helai daun papaya, 600 ml air. sirsak dimasukkan ke dalam botol sempot,
Penelitian dilakukan dengan cara siapkan 3 untuk selanjutnya diuji cobakan pada ulat
helai daun pepaya, lalu di potong kecil atau hongkong. Hama ulat hongkong dipilih dengan
ditumbuk hingga halus, hasil potongan atau kualitas ulat yang paling aktif bergerak dan
tumbukan daun pepaya direndam dalam 600 selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah uji
ml air, didiamkam semalaman, disaring larutan atau gelas plastik yang sudah tidak terpakai,
perendaman dengan kain halus, masukkan dimasukkan sebanyak tiga ekor. Selanjutnya
hasil saringan ke dalalam botol sempot ukuran ulat hongkong tersebut disemprotkan cairan
300 ml sebanyak setengah dari botol semprot biopestisida daun sirsak dan dihitung waktu
tersebut, untuk selanjutnya diuji cobakan pada yang diperlukan oleh biopestisida tersebut
ulat hongkong, sebanyak tiga ulat hongkong bereaksi pada OPT.
ditempatkan di piring, Kemudian uji coba
dilakukan pada ulat hongkong yang HASIL DAN PEMBAHASAN
disemprotkan cairan biopestisida daun pepaya Produk alam yang berasal dari tanaman
sebanyak tiga kali dan selanjutnya ditunggu yang mempunyai kelompok metabolit
seberapa cepatkah reaksi biopestisida ini sekunder dan mengandung senyawa bioaktif
sampai ulat ada yang mati, kemudia di catat seperti fenolik, alkaloid, terpenoid, dan zat–zat
berapa banyak ulat yang mati dan berapa lama kimia sekunder lainnya termasuk dalam bahan
reaksinya. aktif pestisida nabati. Senyawa-senyawa
Biopestisida dari Ektrak Daun Sirsak tersebut jika diaplikasikan ke tumbuhan yang
Alat dan bahan yang perlukan dalam diserang OPT (Organisme Penganggu
penelitian ini adalah daun sirsak 30 lembar, Tanaman), fotosintesis tumbuhan tersebut
air, ulat hongkong, pisau (cutter), blender, tidak terganggu serta OPT tidak dapat
botol air mineral 550 ml dan botol semprot. mengganggu aspek fisiologis tumbuhan yang
Daun sirsak yang dipakai adalah daun sirsak terinfeksi, tetapi berpengaruh terhadap
yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, keseimbangan hormon, sistem saraf otot,
daun yang digunakan sekitar 30 lembar. perilaku berupa penarik, reproduksi, sistem
Setelah itu, daun dibersihkan dan diangin- pernafasan OPT dan anti makan. Sebenarnya
anginkan gingga kering. Selanjutnya daun sangat banyak jenis tumbuhan penghasil
sirsak dipotong menjadi bagian yang kecil dan pestisida nabati di Indonesia, sekitar 235
dimasukkan ke dalam blender. Kemudian daun famili dan 2400 jenis tanaman (Latumahina,
sirsak di blender dan setelah itu dimasukkan Mardiatmoko, & Tjoa, 2020).
ke dalam botol air mineral ukuran 550 ml.
Berikutnya, dimasukkan air ke dalam botol air

Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 2 September 2020 26


Iwan Ridwan Yusup : Biopestisida dari Ekstrak Dedaun untuk Membasahi Hama Tanaman di Jawa Barat

Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 1. Perbandingan Hasil Percobaan Biopestisida pada Ulat Hongkong

No. Nama Bahan Kondisi Hama Waktu Jumlah Semprotan


1. Daun Sereh Mati semua 1 menit 66 kali semprot
2. Daun Sirih Mati semua 1 menit 60 kali semprot
3. Daun Pepaya Mati satu 1 menit 3 kali semprot
4. Daun Sirsak Mati semua 1 menit 61 kali semprot

Daun sereh memiliki kandungan dapur terdapat komponen N,N’


senyawa anti hama. Dibuktikan pada hasil Hexamethylenebis yang merupakan campuran
percobaan dengan ekstrak daun sereh yang air dengan senyawa amina sintetik (Navitania,
diaplikasikan langsung pada OPT dalam Tyanti, & Sukamto, 2019).
jangka waktu satu menit dengan dibutuhkan 66 Sama halnya dengan daun sereh, daun
kali semprot, OPT jenis ulat hongkong mati sirih pun dapat dijadikan sebagai bahan
seluruhnya. biopestisida. Berdasarkan hasil percobaan ulat
Daun sereh wangi mempunyai senyawa hongkong sebanyak tiga ekor akan mati
anti fungal yang dapat menghambat setelah diberikan semprotan biopestisida
pertumbuhan cendawan sehingga berpotensi ekstrak daun sirih sebanyak 60 kali semprot.
sebagai pestisida nabati. Terdapat banyak hasil Daun sirih mengandung minyak atsiri,
penelitian yang menunjukkan bahwa sereh yang terdiri dari 82,8% senyawa fenol, dan
wangi berpotensi sebagai agen pengendalian hanya 18,2% merupakan senyawa bukan fenol.
OPT (Agustini & Widyasari, 2017). Minyak atsiri tersebut berupa adalah
Campuran minyak serai wangi menjadi betlephenol, eugenol, salinen, farnesen, metil
unsur penyusun formula nano biopestisida eugenol dan germaceren (Taufiq Hidayat,
seraiwangi, formula ini aman bagi lingkungan 2015).
karena hanya mengandung surfaktan dan ko- Daun sirih mengandung minyak atsiri
surfaktan serta didominasi oleh air. sebanyak 4% (hidroksi kavikol, kavikol,
Penggunaan pestisida yang ramah lingkungan kavibetol, estragol, eugenol, metil eugenol,
merupakan salah satu implementasi konsep karvakrol, terpen, dan seskuiterpen), tanin,
Pertanian Ramah Lingkungan. Pestisida yang diastae, gula, dan pati. Kandungan minyak
mampu mengendalikan organisme atsirinya memiliki daya membunuh kuman
pengganggu tanaman (OPT) namun pestisida (bakteriosid), fungi, dan jamur. Chavikol yang
tersebut lebih cepat terurai, tidak menyebabkan sirih berbau khas dan memiliki
meninggalkan residu di lingkungan, khasiat antibakteri (daya bunuh bakteri lima
mempunyai toksisitas relatif rendah pada kali lebih kuat dari pada fenol biasa) serta
hewan, serta relatif lebih aman pada manusia imunomodulator (Wulanda Setty Siamtuti,
dan lingkungan merupakan kriteria pestisida 2017).
yang ramah lingkungan. Pertanian Antibakteri pada fenol daun sirih
Berkelanjutan dapat menggunakan formula sangat efektif untuk mengurangi bahkan
nano biopestisida seraiwangi untuk menekan pertumbuhan bakteri tanaman.
mengurangi pencemaran lingkungan dengan Penelitian Rumahlewang menunjukkan bahwa
penggunaan pestisida berbahan kimia (Nefri, buah sirih (Piper betle, L), memiliki
Noveriza, Suheryadi, & Ukrita, 2018). kandungan fenol yang khas dan disebut betel
Daun sereh dapur mengandung sekitar fenol atau aseptol, khavikol, gula dan tannin,
32-45% sitronellal. Pada sampel daun sereh yang diduga mampu menekan pertumbuhan

Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 2 September 2020 27


Iwan Ridwan Yusup : Biopestisida dari Ekstrak Dedaun untuk Membasahi Hama Tanaman di Jawa Barat

bakteri Xanthomonas campestris pv. (2016), bahwa di dalam daun sirsak


campestris. Sehingga bakteri tidak mampu terkandung senyawa kimia yaitu saponin,
berkembang dengan baik karena dihambat flavonioid dan steroid yang mana, jika pada
oleh minyak yaitu eugenol yang menyebar konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
dalam media. Ini menunjukkan bahwa eugenol kematian pada hama.
mampu untuk menekan pertumbuhan bakteri Adapun senyawa yang berperan dalam
karena eugenol berbau sangat menyengat dan efek insektisida pada daun sirsak adalah
terasa pedas (Wulanda Setty Siamtuti, 2017). acetogenin. Menurut Saragih (2019), efek
Tujuan dari modifikasi pestisida adalah insektisida yang terkandung di dalam daun
untuk meningkatkan interaksi antara pestisida sirsak bisa disebabkan karena adanya senyawa
dan hama. Pestisida nabati dapat digunakan acetogenin. Senyawa acetogenin biasanya
untuk memodifikasi berbagai bahan untuk terdapat pada daun, batang dan ranting
mendapatkan efek yang maksimal dengan tanaman sirsak. Adapun mekanisme
tetap memperhatikan dampak negatif bagi insektisida yang terdapat pada senyawa
lingkungan. acetogenin dengan melalui penghambatan
Ekstrak daun papaya memiliki memiliki NADH ubikuinon reduktase rantai pernapasan,
senyawa yang berperan dalam yang secara langsung dapat memegaruhi
pembembasmian OPT. Hal tersebut terbukti transpor electron pada mitokondria dan
ketika dilakukan percobaan, OPT jenis ulat mengakibatkan kadar ATP yang menurun dan
hongkong mati setelah disemprotkan cairan berakhir dengan sel pada hama akan
biopestisida ekstak daun papaya dengan tiga mengalami apotasis.
kali semprot dalam waktu satu menit.
Ekstrak daun papaya memengandung KESIMPULAN
bahan bioaktif yang sama seperti daun sirsak, Berdasarkan hasil percobaan, adapun
hanya saja ekstrak pada daun pepaya biopestisida yang ampuh untuk membunuh
mengandung enzim papain dan juga kimo OPT jenis ulat hongkong dari semua jenis
papain termasuk ke dalam racun kontak bagi daun yang digunakan adalah daun sirih,
hama. Enzim akan masuk melalui pori-pori walaupun hasil percobaan biopestisida tersebut
alami pada tubuh hama. Setelah masuk, racun tidak jauh berbeda dengan daun sirsak dan
tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh hama daun sirih. Bisa dikatakan semua daun yang
dan menyerang pada sistem saraf, yang dipakai pada penelitian ini sama-sama
mengakibatkan rusaknya aktivitas hama memiliki senyawa yang dapat membasmi
(Mawuntu, 2016). hama.
Untuk ekstrak daun sirsak jika
berdasarkan hasil percobaan, terbukti bahwa DAFTAR PUSTAKA
tiga ekor ulat hongkong dapat mati ketika Agustini, D., & Widyasari. (2017). Upaya
disemprotkan ekstrak daun sirsak dalam durasi Menekan Pertumbuhan Fusarium
waktu satu menit dengan 61 kali semprotan. oxysporum F.Sp. Cubense pada Tanaman
Hal ini membuktikan bahwa pada daun sirsak Pisang dengan Aplikasi Biopestisida
terdapat beberapa kandungan anti hama yang Nabati Daun Sereh Wangi (Cymbopogon
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nardus L. Randel). Journal Agroscience,
nabati. 7(1), 203-213.
Daun sirsak dapat membasmi hama Dwi Desiyanti, N. M., Dira Swantara, I. M., &
dikarenakan terdapat senyawa bioaktif yang Sudiarta, I. P. (2016). Uji Efektivitas dan
dapat mengendalikan hama. Sesuai dengan Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Daun
pernyataan Farnswort dalam Dwi Desiyanti Sirsak sebagai Pestisida Nabati terhadap

Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 2 September 2020 28


Iwan Ridwan Yusup : Biopestisida dari Ekstrak Dedaun untuk Membasahi Hama Tanaman di Jawa Barat

Mortalitas Kutu Daun Persik (Myzus Sederhana dari Tumbuhan Lokal


persicae Sulz) Pada Tanaman Cabai Sumatera Barat. Jurnal Hilirisasi Ipteks,
Merah (Capsipcum annum L.). Jurnal 1(4), 174-181.
Kimia, 1–6. Susanti, N. M., Dewi, L. P., Manurung, H. S.,
https://doi.org/10.24843/jchem.2016.v10.i & Wirasuta, I. M. (2017). Identifikasi
01.p01 Senyawa Golongan Fenol dari Ekstrak
Kusumaningtyas, R. D., Suyitno, H., & Etanol Daun Sirih Hijau (Piper Betle
Wulansarie, R. (2017). Pengolahan Linn.) dengan Metode Klt-
Limbah Kulit Durian di Wilayah Gunung Spektrofotodensitometri. Jurnal
Pati menjadi Biopestisida yang Ramah Metamorfos, 4(1), 108-113.
Lingkungan. Rekayasa, 15(1), 38-43. Taufiq Hidayat, S. S. (2015). Pengaruh
Latumahina, F., Mardiatmoko, G., & Tjoa, M. Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper
(2020). Penggunaan Biopestisida Nabati betle L.) untuk Mengendalikan Damping-
dari Bahan Dasar TOGA untuk Off pada Tanaman Cabai (Capsicum
Pengendalian Hama Rayap pada annum). Planta Tropika Journal of Agro
Pembibitan Pala dan Cengkeh Milik Science, 3(1), 60-66.
Kelompok Tani Spirit di Desa Liliboi. Wulanda Setty Siamtuti, R. A. (2017). Potensi
Jurnal Karya Abdi, 4(2), 288-298. Daun Sirih (Piper betle, L) dalam
Navitania, H., Tyanti, H. W., & Sukamto. Pembuatan Insektisida Nabati yang
(2019). Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut Ramah Lingkungan. Seminar Nasional
dan Sereh Dapur pada Kalor Premium. Pendidikan Biologi dan Saintek II, 400-
Jurnal Teknik Kimia, 13(2), 44-48. 406.
Nefri, J., Noveriza, R., Suheryadi, D., & Yuliantari, N. W., Widartadan, I. W., &
Ukrita, I. (2018). Kajian Teknoekonomi Permana, I. D. (2017). Pengaruh Suhu dan
Aplikasi Nano Seraiwangi terhadap Waktu Ekstraksi terhadap Kandungan
Penyakit Mosaik dan Potensi Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan
Meningkatkan Pendapatan Petani Nilam. Daun Sirsak (Annona Muricata L.)
Indonesian Journal of Essential Oil, 3(2), Menggunakan Ultrasonik. Media Ilmiah
89-97. Teknologi Pangan, 4(1), 35 - 42.
Rahayu, R., Nasir, N., & Nurmansyah. (2018).
Introduksi Penggunaan Biopestisida

Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 2 September 2020 29

Anda mungkin juga menyukai