Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Industria Vol. 1 No. 1 Hal 1 – 9.

Wulansari dkk – Ekstrak Biji Buah Pinang

Aplikasi dan Analisis Kelayakan Pewarna Bubuk Merah Alami


Berantioksidan dari Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca catechu) sebagai
Bahan Pengganti Pewarna Sintetik pada Produk Pangan

Application and Feasibility Analysis of Natural Red Colorant Antioxcidant


Powder from Extraction Betel Nut Seed Fruits (Areca catechu) as Subtitution
Material of Sintetic Colorant for Food Product
Agni Wulansari1), Dedy Bagus Prasetyo1), Manggih Lejaringtyas1),
Arif Hidayat 2), Sakunda Anggarini2)
1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP-UB
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP-UB

Abstrak

Biji buah pinang dapat digunakan sebagai bahan pewarna merah alami yang potensial
dikarenakan mengandung senyawa tanin yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan formula proporsi antara konsentrasi dan jenis bahan pengisi yang
tepat dalam pembuatan pewarna bubuk merah alami, mengetahui pengaruh penambahan pewarna
bubuk merah alami pada produk pangan serta menentukan analisis kelayakan produksi pada skala
UKM. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan 2 faktor. Faktor pertama, yaitu jenis bahan pengisi (maltodekstrin dan dekstrin) dan faktor
kedua adalah konsentrasi bahan pengisi (5%,10% dan 15% (b/v)). Analisa data menggunakan
analisa ragam ANOVA dan pemilihan perlakuan terbaik menggunakan metode multiple attribute.
Hasil perlakuan terbaik kemudian dilakukan analisis kelayakan, diaplikasikan dan dilakukan uji
Hedonic Scale Scoring (Uji Kesukaan). Hasil perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan jenis
bahan pengisi maltodekstrin dengan konsentrasi 15% dengan rendemen 12,615%, kadar air
0,705%, kelarutan 97,99%, kecepatan larut 0,036 gram/detik, derajat kemerahan 41,667, derajat
kecerahan 51,189, kadar tanin 1,109%, dan aktivitas antioksidan 28,923 g/ml. Hasil uji hedonik
bernilai 4,15-6,3 artinya netral sampai menyukai. Hasil perhitungan analisa kelayakan diperoleh
harga jual Rp. 3.000,00/bungkus @10gr, BEP (unit) 13.979 kemasan, BEP (rupiah) sebesar Rp.
41.937.540,37. Untuk nilai R/C ratio didapatkan 1,58, Payback Period selama 2 tahun 10 bulan 2
hari. Nilai NPV dan IRR berturut-turut sebesar Rp. 36.249.962,97 dan 22,43%.
Kata kunci: biji buah pinang, tanin, pewarna alami, aplikasi produk, analisa kelayakan.

Abstract
Betel nut seed fruits potentially can be used as natural red colorant because it contains
tannin that can be acted as an antioxidant. This research aims to determine the proportions
formula of concentration and properly types of fillers in manufacturing natural red colorant
powder. Another aims are determining the addition effect of natural red colorant powder in food
products, and analyzing the feasibility UKM production scale. This research was conducted in
Completely Randomyzed Design with two factors. The first factor was type of fillers (maltodextrin
and dextrin) and the second was their concentration (5%, 10%, and 15% (b/v)). The result was
analyzed by ANOVA then the best treatment was tested analyzed by Multiple Attribute.
Furthermore, feasibility of the best results was analyzed and applied to food product. In addition,
Hedonic Test was done to support the result. The best characteristics that obtained were product
with 15% maltodextrin, in yield 12.61%, 0.70% moisture content, solubility rate 0.036 gr/sec, the
solubility of 97.99%, 1,109% tannin content, antioxidant activity of 28.923 µg/ml, the redness
degrees 27.40 and 57.50 brightness degrees. Score range of 4.15 - 6.30 in Hedonic Test indicated
high preferring level. Feasibility analysis obtained the selling price Rp. 3,000.00/ packs @10gr,
BEP (units) 13,979 packs, BEP (rupiah) to Rp. 41,937,540.37. For R/C ratio is 1.58. Payback
period is about 2 years 10 months 2 days. Value NPV and IRR a row Rp. 36,249,962.97 dan
22.43%. All information shared this research is feasible applicated.

Key words: betel nut seed fruits, tannins, natural colorant, product applications, feasibility
analysis

1
Jurnal Industria Vol. 1 No. 1 Hal 1 – 9.
Wulansari dkk – Ekstrak Biji Buah Pinang

PENDAHULUAN Senyawa antioksidan dalam biji


pinang diperoleh melalui proses
Penambahan pewarna ke dalam ekstraksi. Faktor yang mempengaruhi
makanan kini mejadi tren dan kebiasaan dalam pembuatan pewarna merah alami
yang sulit untuk dihilangkan. Telah adalah penambahan jenis dan
banyak bukti penggunaan pewarna konsentrasi bahan pengisi yaitu,
sintetis yang berbahaya di masyarakat, maltodekstrin dan dekstrin (Hartomo
contohnya hasil penelitian yang terjadi dan Widiatmoko, 1994). Bahan pengisi
pada makanan jajanan siswa SD di ini berfungsi untuk untuk melapisi
Kecamatan Margaasih Kabupaten komponen-komponen flavor,
Bandung diperoleh data bahwa meningkatkan jumlah total padatan,
Rhodamin B pada berbagai jenis memperbesar volume, mempercepat
kerupuk, jelly/agar-agar, arumanis, dan proses pengeringan dan mencegah
minuman dalam kadar yang cukup kerusakan bahan akibat panas (Dewi,
tinggi antara 7,841-3226,55 ppm, 2000).
sehingga perkiraan asupan yang diterima Pemanfaatan biji buah pinang
anak SD rata-rata 0,412 mg/hari sebagai pewarna alami saat ini masih
(Trestiati, 2003). Meskipun merupakan tergolong baru. Oleh karena itu, perlu
pewarna yang diizinkan penggunaanya dilakukan analisis kelayakan bubuk
untuk makanan, namun menurut merah alami dari ekstrak biji buah
Permenkes RI No pinang, baik dari segi teknis maupun
722/Menkes/Per/IX/88, prinsip finansial. Diharapkan pewarna alami ini
penggunaan Rhodamin B dalam jumlah dapat memberikan alternatif pewarna
yang tidak melebihi standar untuk merah alami pada bahan pangan sebagai
memperoleh efek yang diinginkan yaitu, pengganti pewarna sintetik yang aman
rata-rata kurang dari 300 ppm atau 0,03 untuk dikonsumsi serta dapat
mg/hari (Winarno dan Rahayu, 1991). meningkatkan nilai tambah biji pinang
Oleh karena itu, perlu dicari sumber- (Areca catechu).
sumber pewarna alami yang dapat
digunakan dalam pengolahan pangan,
METODE PENELITIAN
sehingga dapat dihasilkan pewarna yang
aman dengan harga relatif murah,
Bahan dan Alat
terutama untuk warna merah. Salah satu
Bahan yang digunakan dalam
sumber bahan alami yang memiliki
penelitian ini adalah buah pinang yang
potensi di Indonesia dan dapat
diperoleh dari Pasar Belimbing Malang,
dimanfaatkan sebagai pewarna alami
sedangkan untuk bahan pengisi (dekstrin
adalah pinang.
dan maltodekstrin) diperoleh dari Toko
Pinang (Areca catechu) selama ini
Panadia di Jalan Sulfat Malang. Bahan
dikenal masyarakat sebagai salah satu
yang digunakan untuk analisa adalah
tanaman herbal tradisional. Pinang
gelatin, NaCl, larutan indigokarmin,
memiliki efek antioksidan, anti
H2SO4, KMnO4, DPPH 0,2 mM, dan
mutagenik, astringent, dan obat cacing.
aquades. Bahan yang digunakan untuk
Ekstrak etanolis biji buah pinang
aplikasi pada produk pangan adalah
mengandung tanin terkondensasi dan
gula, CMC, dan karagenan.
terhidrolisis, senyawa fenolik, asam
Alat-alat yang digunakan untuk
galat, serta garam (Wang and Lee,
pembuatan pewarna bubuk merah alami
1996). Pigmen tanin tersebut yang dapat
antara lain panci stainleess steel,
menghasilkan warna merah. Hasil
kompor, pisau, timbangan digital, gelas
penelitian yang dilaporkan oleh
ukur, pengaduk, beaker glass, corong
Wetwitayaklung (2006) menunujukkan
gelas, erlenmeyer, kain saring, loyang,
aktivitas antioksidan dari ekstrak
vacuum dryer, blender, dan ayakan.
metanolik pinang dengan IC50 sebesar
Alat-alat yang digunakan untuk analisa
10,515 µg/ml.

2
Jurnal Industria Vol. 1 No. 1 Hal 1 – 9.
Wulansari dkk – Ekstrak Biji Buah Pinang

adalah kertas saring, oven, penyaring Sebanyak 300 ml air dimasak


vacuum, beaker glass, stopwatch, dengan dicampur 75% gula dan 0,7%
pengaduk, labu ukur, homogenizer, CMC serta diaduk secara perlahan
gelas ukur, pipet volume, timbangan sampai pekat selanjutnya tambahkan
digital, color reader Minolta CR-10, pewarna alami hingga warna yang
spektrofotometer UV-2100, kuvet, dan dikehendaki dan aduk hingga rata.
tabung reaksi.  Pembuatan Jelly
Sebanyak 300ml air ditambahkan
Metode Penelitian dengan 20% gula dan 0,8% karagenan
Rancangan percobaan dalam sambil diaduk hingga tercampur merata
penelitian ini menggunakan Rancangan hingga suhu ±70oC dan ditambahkan
Acak Lengkap (RAL), yang disusun sedikit demi sedikit pewarna merah
secara faktorial dengan 2 faktor. Faktor alami. Kemudian didiamkan hinga suhu
pertama terdiri dari 2 level yaitu jenis mencapai ± 50oC dan dituangkan ke
bahan pengisi yaitu maltodekstrin dan dalam cup gelas.
dekstrin. Faktor kedua adalah Analisa
konsentrasi bahan pengisi yang terdiri Analisa yang dilakukan terhadap
dari 3 level yaitu konsentrasi 5%, 10% pewarna bubuk merah alami dari ektrak
dan 15%(b/v). biji pinang yang dihasilkan adalah
Rendemen dan Kadar Air (Sudarmadji,
dkk., 1997), kecepatan larut dan
Pelaksanaan Penelitian kelarutan (Yuwono dan Susanto, 1998),
 Persiapan Sampel aktivitas antioksidan (nilai IC50)
Dipilih dua buah pinang yang (Modifikasi Tange et al. 2002 dalam
ukurannya seragam dan masih muda Suryanto 2005), Kadar tanin
kemudian dibersihkan dengan serbet (Sudarmadji, dkk., 1997), dan warna
untuk menghilangkan kotoran. (Yuwono dan Susanto, 1998).
 Proses Ekstraksi Pewarna Alami Analisa Data
Biji Buah Pinang Data yang diperoleh dianalisis
Sebanyak 2 liter air dimasak menggunakan analisis ragam (ANOVA)
selama ±10 menit, pinang dikupas dengan Rancangan Acak Lengkap.
menjadi 2 diambil bijinya dan Apabila dari hasil uji menunjukkan ada
dimasukkan ke dalam air mendidih pengaruh maka dilanjutkan dengan uji
selama ±1 menit. Diamkan air ekstraksi lanjutan menggunakan BNT 5%. Jika
selama ±30 menit selanjutnya dilakukan terdapat interaksi antara kedua faktor,
penyaringan menggunakan kain saring maka akan diuji dengan menggunakan
untuk mendapatkan filtrat biji buah uji DMRT (Duncan Multiple Range
pinang. Test) dengan selang kepercayaan 5%,
 Pembuatan Pewarna Bubuk selanjutnya dilakukan pemilihan
Merah Alami dari Ekstrak Biji perlakuan terbaik dengan metode
Buah Pinang Multiple Atrribute (Zeleny, 1982) dan
Filtrat biji buah pinang dicampur hasil dari perlakuan terbaik
dengan bahan pengisi maltodekstrin dan diaplikasikan pada produk pangan yang
dekstrin sesuai proporsi yang sudah selanjutnya dilakukan uji Hedonic Scale
ditentukan. Diaduk selama ±1 menit. Scoring (Uji Kesukaan).
Letakkan ke dalam loyang. Keringkan Analisa Kelayakan Usaha
menggunakan vacuum dryer selama  Aspek Teknis
±7,5 jam. Ayak menggunakan ayakan Untuk aspek teknis meliputi :
untuk mendapatkan pewarna bubuk a) Proses Produksi
merah alami yang seragam. b) Bahan Baku Utama dan Bahan
Tahap aplikasi produk : Baku Pembantu
 Pembuatan sirup c) Mesin dan Peralatan
d) Kebutuhan Tenaga Kerja

3
Jurnal Industria Vol. 1 No. 1 Hal 1 – 9.
Wulansari dkk – Ekstrak Biji Buah Pinang

 Aspek Finansial bahan yang dikeringkan akan semakin


Perhitungan aspek finansial ini sedikit. Rerata kadar air pewarna bubuk
meliputi Harga Pokok Produksi (HPP), merah alami biji buah pinang berkisar
BEP (Break Event Point), R/C Ratio, antara 0,70 - 4,17 %.
dan Payback Period, NPV dan IRR. 5.000 Maltodextrin
4.171 Dextrin
4.000

Kadar Air (%)


HASIL DAN PEMBAHASAN
3.000
2.008
2.000 2.770 1.745
Rendemen
Rendemen pewarna bubuk merah 1.000 1.366 0.705
alami biji buah pinang memiliki 0.000

kecenderungan naik jika terjadi 5% 10% 15%


Konsentrasi Bahan Pengisi (%)
peningkatan konsentrasi bahan pengisi
pada pelarut, sedangkan rendemen Gambar 2. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi
tertinggi diperoleh pada jenis bahan Bahan Pengisi terhadap Kadar Air
pengisi dekstrin dengan konsentrasi 15% Pewarna Bubuk Merah Alami
(b/v). Menurut Wiyono (2012), kenaikan Ektrak Biji Buah Pinang
konsentrasi dekstrin akan meningkatkan
rendemen serbuk sari temu lawak. Kecepatan Larut
Rerata rendemen pewarna bubuk merah Hasil penelitian untuk kecepatan
alami biji buah pinang berkisar antara larut pewarna bubuk merah alami dari
4,389-12,724%. ekstrak biji buah pinang diperoleh rerata
berkisar antara 0,036-0,074 gram/detik.
12.724
14.000 Pengaruh jenis bahan pengisi dan
12.000
Rendemen (%)

9.150 12.615 konsentrasi bahan pengisi dapat dilihat


10.000
8.000
pada Gambar 3.
4.559 8.802 0.080 0.074
6.000
Kec. Larut (gram/detik)

4.000 0.070
Maltodextrin 0.054
2.000 4.389 0.060
Dextrin 0.062
0.050 0.040
0.000
0.040 0.042
5% 10% 15% 0.030 0.036
Konsentrasi Bahan Pengisi
0.020 Maltodextrin
0.010 Dextrin
Gambar 1. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi 0.000
Bahan Pengisi terhadap
5% 10% 15%
Rendemen Pewarna Bubuk Merah Konsentrasi Bahan Pengisi
Alami Pinang Gambar 3. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi
Bahan Pengisi terhadap
Kecepatan Larut Pewarna Bubuk
Kadar Air Merah Alami Ektrak Biji Buah
Pada analisa kadar air pewarna Pinang
bubuk merah alami dengan
menggunakan bahan pengisi dekstrin Gambar 3. menunjukkan bahwa
memiliki kadar air yang lebih tinggi dari kecepatan larut cenderung menurun
maltodekstrin sedangkan kadar air dengan meningkatnya konsentrasi bahan
semakin menurun dengan meningkatnya pengisi. Pewarna bubuk merah alami
konsentrasi bahan pengisi yang dengan jenis bahan pengisi desktrin
diberikan. Hal ini disebabkan bahan memiliki kecepatan larut lebih cepat
pengisi bersifat higroskopis yang dapat dibanding dengan maltodekstrin.
mengikat air bebas dalam bahan, Perbandingan kecepatan larut antara
terutama pada maltodekstrin. Menurut menggunakan dekstrin atau
hasil penelitian Puspaningrum (2003), maltodekstrin cukup kecil. Menurut
bahwa penambahan bahan pengisi akan Winarno (2002), dekstrin merupakan
meningkatkan jumlah total padatan senyawa polisakarida yang sangat larut
dalam bahan, sehingga jumlah air pada dalam air.

4
Jurnal Industria Vol. 1 No. 1 Hal 1 – 9.
Wulansari dkk – Ekstrak Biji Buah Pinang

Kandungan Tanin (%)


2.000 1.525
Kelarutan
1.500
Hasil penelitian untuk kelarutan 0.832
1.109
pewarna bubuk merah alami dari ekstrak 1.000 0.555
biji buah pinang diperoleh rerata 0.500 0.693 Maltodextrin
0.555 Dextrin
berkisar antara 86,239-98,153%. 0.000
Pengaruh jenis bahan pengisi dan 5% 10% 15%
konsentrasi bahan pengisi dapat dilihat Konsentrasi Bahan Pengisi
pada Gambar 4. Gambar 5. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi
97.984 97.999
100.000 98.153 Bahan Pengisi terhadap Kadar
97.824
Tanin Pewarna Bubuk Merah
Kelarutan (%)

95.000
Alami Ektrak Biji Buah Pinang
90.000 92.274
Berdasarkan Gambar 5. pewarna
85.000 Maltodextrin 86.239
Dextrin bubuk merah alami dengan bahan
80.000 pengisi dekstrin memiliki kadar tanin
5% 10% 15% lebih tinggi dibandingkan dengan bahan
Konsentrasi Bahan Pengisi pengisi maltodekstrin. Hal ini
Gambar 4. Pengaruh Jenis dan disebabkan sruktur molekul dekstrin
Konsentrasi Bahan Pengisi berbentuk lurus dan memiliki rantai
terhadap Kelarutan Pewarna yang lebih panjang sehingga memiliki
Bubuk Merah Alami Ektrak kemampuan untuk menahan dan
Biji Buah Pinang melindungi pigmen tanin dari pewarna
bubuk merah alami (Goldberg and
Gambar 4. menunjukkan bahwa Williams, 1995).
terjadi perbedaan nilai kelarutan yang
cukup signifikan antara jenis bahan Aktivitas Antioksidan
pengisi maltodekstrin dan dekstrin. Hasil penelitian untuk kelarutan
Kemampuan kelarutan maltodekstrin pewarna bubuk merah alami dari ekstrak
lebih besar dari dekstrin, hal ini biji buah pinang diperoleh rerata
berhubungan dengan DE (Dextrose berkisar antara 28,923-71,754 g/ml.
Equivalent). DE maltodekstrin (3-20) Pengaruh jenis bahan pengisi dan
yang lebih besar dari dekstrin (3-5). konsentrasi bahan pengisi dapat dilihat
Menurut Fennema (1996), DE pada Gambar 6.
berbanding terbalik dengan berat 100.000 83.528
Maltodextrin
Dextrin
molekul. Maltodekstrin dengan DE 80.000 62.676
IC50 (g/ml)

rendah tidak higroskopis, sedangkan 51.607


60.000 71.754
maltodekstrin dengan DE tinggi
40.000 52.225
cenderung menyerap air atau
20.000 28.923
higroskopis.
0.000
5% 10% 15%
Kadar Tanin Konsentrasi Bahan Pengisi
Hasil penelitian untuk kadar tanin Gambar 6. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi
pewarna bubuk merah alami dari ekstrak Bahan Pengisi terhadap Aktivitas
biji buah pinang diperoleh rerata Antioksidan Pewarna Bubuk
berkisar antara 0,555-1,525%. Pengaruh Merah Alami Ektrak Biji Buah
jenis bahan pengisi dan konsentrasi Pinang
bahan pengisi dapat dilihat pada Gambar
5. Gambar 6. menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan yang cukup signifikan
antara konsentrasi bahan pengisi dan
nilai IC50. Semakin tinggi konsentrasi
bahan pengisi, maka akan semakin

5
Jurnal Industria Vol. 1 No. 1 Hal 1 – 9.
Wulansari dkk – Ekstrak Biji Buah Pinang

rendah nilai IC50. Ini menunjukkan dengan dekstrin. Pewarna bubuk merah
semakin tinggi konsentrasi bahan alami berbahan pengisi maltodekstrin
pengisi, maka semakin tinggi aktivitas memiliki tingkat kemerahan yang tinggi.
antioksidannya. Hal ini sesuai dengan Menurut Koswara (1995) bahwa
pernyataan Dewi (2000), bahan pengisi dekstrin merupakan oligosakarida yang
merupakan bahan yang ditambahkan dihasilkan dari hidrolisis pati secara
pada proses pengolahan pangan untuk tidak sempurna dan dekstrin memiliki
melapisi komponen-komponen flavor, warna putih-kuning. Hal itu
meningkatkan jumlah total padatan, menyebabkan tingkat kemerahan bubuk
memperbesar volume, mempercepat merah alami dengan bahan pengisi
proses pengeringan dan mencegah dekstrin memiliki tingkat kemerahan
kerusakan bahan akibat panas yang lebih rendah.
Terdapat hubungan antara
kandungan total tanin dengan aktivitas Derajat Kecerahan (L*)
antioksidan, dimana jika total nilai tanin Hasil penelitian untuk derajat
semakin meningkat, maka aktivitas kecerahan pewarna bubuk merah alami
antioksidan semakin meningkat pula. dari ekstrak biji buah pinang diperoleh
Besarnya aktivitas antioksidan rerata berkisar antara 47,567-63,700.
dipengaruhi oleh kandungan senyawa Grafik rerata nilai derajat kecerahan dari
fenol dari tanaman tersebut, salah pewarna bubuk merah alami dapat
satunya adalah tanin. Tanin merupakan dilihat pada Gambar 8.
kelompok senyawa polifenol yang 70.000 63.700
Derajat Kecerahan (L*)

65.000
berperan sebagai antioksidan, yakni 60.000
54.100 57.500
mampu mengikat ion-ion radikal bebas 55.000 48.533
sehingga tidak berbahaya bagi tubuh 50.000 52.867
45.000 47.567
(Gunstone and Padley, 1997). 40.000 Maltodextrin
Dextrin
35.000
Derajat Kemerahan (a*) 30.000

Hasil penelitian untuk derajat 5% 10% 15%


Konsentrasi Bahan Pengisi
kemerahan pewarna merah bubuk dari
ekstrak buah biji diperoleh rerata Gambar 8. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi
Bahan Pengisi terhadap Derajat
berkisar antara 19,967-29,967. Pengaruh
Kecerahan Pewarna Bubuk Merah
jenis bahan pengisi dan konsentrasi Alami Ektrak Biji Buah Pinang
bahan pengisi dapat dilihat pada Gambar
7. Pada Gambar 8. juga menunjukkan
Derajat Kemerahan (a*)

29.967 28.633
30.000 27.400 bahwa semakin meningkat konsentrasi
28.000 28.867 bahan pengisi, maka derajat kecerahan
26.000 26.633 juga akan semakin meningkat. Hal ini
24.000
disebabkan jumlah molekul polisakarida
22.000
20.000
Maltodextrin dari bahan pengisi tersebut semakin
Dextrin
18.000
19.967 banyak sehingga warna produk menjadi
5% 10% 15%
lebih cerah (Hui, 1992)
Konsentrasi Bahan Pengisi
Gambar 7. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Pemilihan Perlakuan Terbaik
Bahan Pengisi terhadap Derajat Pemilihan perlakuan terbaik
Kemerahan Pewarna Bubuk pewarna alami daun jati muda
Merah Alami Ektrak Biji Buah menggunakan metode Multiple Attribute
Pinang (Zeleny, 1982) diperoleh alternatif
perlakuan terbaik pewarna alami pada
Berdasarkan Gambar 7. pewarna
perlakuan (A1B3) yaitu perlakuan
bubuk merah alami dengan jenis bahan
dengan jenis bahan pengisi
pengisi maltodekstrin memiliki derajat
maltodekstrin dan konsentrasi
kemerahan lebih tinggi dibandingkan

6
Jurnal Industria Vol. 1 No. 1 Hal 1 – 9.
Wulansari dkk – Ekstrak Biji Buah Pinang

penambahan bahan pengisi 15% (b/v). Berdasarkan potensi pasar pewarna


Adapun nilai setiap parameter pewarna bubuk merah alami yang ada di
bubuk merah alami biji pinang dari Kabupaten Malang, Kota Malang dan
alternatif perlakuan terbaik dapat dilihat Kota Batu dengan kapasitas produksi
pada Tabel 1. 105 bungkus/hari. Hasil perhitungan
produksi pewarna bubuk merah alami
Tabel 1.Nilai Parameter Alternatif ditinjau dari aspek finansial didapatkan
Perlakuan Terbaik Bubuk HPP Rp. 2.651,02/bungkus @10gr,
Merah Alami Biji Pinang. sehingga didapat BEP (unit) 13.979
No. Parameter Nilai kemasan sedangkan untuk BEP (rupiah)
1. Rendemen (%) 12,615 sebesar Rp. 41.937.540,37. Untuk nilai
2. Kadar Air (%) 0,705 R/C
3. Kelarutan (%) 97,999 ratio didapatkan 1,58, yang artinya
4. Kecepatan Larut (gram/detik) 0,036 usaha layak untuk dilaksanakan dan
5. Derajat Kemerahan (a*) 41,667
tidak merugikan. Pada perhitungan
6. Derajat Kecerahan (L*) 51,189
payback period, diasumsikan tingkat
7. Kadar Tanin (%) 1,109
8. Aktivitas Antioksidan (μg/ml) 28,923
inflasi di Kabupaten Malang yaitu,
4,32% sehingga didapatkan nilai
. payback period usaha ini selama 2 tahun
Analisis Kelayakan Aspek Teknis dan 10 bulan 2 hari. Nilai NPV dan IRR
Aspek Finansial berturut-turut sebesar Rp. 36.249.962,97
Pengkajian aspek teknis ini dan 22,43%. Karena nilai NPV positif,
ditujukan untuk memberikan batasan maka usaha ini layak untuk
garis besar parameter-parameter teknis dilaksanakan. Dari semua hasil
yang berkaitan dengan perwujudan perhitungan maka dapat diketahui
industri yang akan didirikan untuk bahwa usaha pembuatan pewarna bubuk
memproduksi pewarna bubuk merah merah alami dari ekstrak biji buah
alami dari ekstrak biji buah pinang. pinang layak untuk dilaksanakan.
Pengkajian aspek teknis meliputi jenis
dan jumlah bahan baku, pemilihan jenis Tabel 2. Ringkasan Biaya Produksi Pewarna
Bubuk Merah Alami
mesin dan peralatan, proses produksi
dan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Dalam pembuatan produk pewarna No Jenis Jumlah
merah alami ini perlu dilakukan Biaya tetap selama
perhitungan biaya produksi. Untuk lebih 1. Rp. 31.201.923,81
1 tahun (FC)
jelasnya perhitungan biaya dapat dilihat Biaya tidak tetap
pada Tabel 2. Pada Tabel 2. merupakan selama 1 tahun Rp. 21.288.179,16
ringkasan biaya yang diperoleh dalam (VC)
produksi pewarna bubuk merah alami Total biaya selama
Rp. 52.490.102,97
dari ekstrak biji buah pinang. Dari Tabel 1 tahun (TC)
2. tersebut dapat diketahui bahwa total Jumlah produksi
2. 27720 kemasan
biaya produksi selama 1 tahun, yaitu selama 1 tahun (Q)
sebesar Rp. 52.490.102,97. Biaya tidak tetap
3. per unit (VC per Rp. 767,97
Perhitungan biaya produksi
unit)
tersebut dilakukan dalam periode 1
4. Harga jual Rp. 3.000,00
tahun, yang dimana merupakan jumlah
keseluruhan dari biaya tetap dan biaya Total Penerimaan
5. Rp. 83.160.000,00
(P x Q)
tidak tetap selama 1 tahun. Dalam biaya-
biaya tersebut termasuk didalamnya
biaya bahan baku utama, bahan baku
pembantu, bahan pengemas, dan biaya
kebutuhan utilitas.

7
Jurnal Industria Vol. 1 No. 1 Hal 1 – 9.
Wulansari dkk – Ekstrak Biji Buah Pinang

KESIMPULAN dan SARAN Hui, Y. H. 1992. Encyclopedia of Food


Science and Technology
Kesimpulan Volume II. John Wiley and
1. Biji buah pinang dapat Sons Inc. New York
dimanfaatkan sebagai bubuk
pewarna merah alami. Koswara. 1995. Jahe dan Hasil
2. Perlakuan terbaik adalah Olahannya. Pustaka Sinar
penambahan maltodekstrin dengan Harapan. Jakarta
konsentrasi 15%.
3. Hasil uji hedonik aplikasi pewarna Puspaningrum, D. 2003. Pengaruh
bubuk merah alami pada sirup dan Jenis Bahan Pengisi dan
jelly menunjukkan bahwa memiliki Proporsi Filtrat: Bahan
tingkat kesukaan mulai dari netral/ Pengisi terhadap Sifat Fisik,
biasa sampai menyukai. Kimia dan Organoleptik
4. Dari semua hasil perhitungan maka Bubuk Sari Buah Jambu Biji.
dapat diketahui bahwa usaha Skripsi. Fakultas Teknologi
pembuatan pewarna bubuk merah Pertanian Universitas
alami dari ekstrak biji buah pinang Brawijaya. Malang
layak untuk dilaksanakan.
Sudarmadji, S., Haryono B., dan
Saran Suhardi. 1997. Prosedur
Perlu adanya penelitian lebih lanjut Analisa untuk Bahan
untuk kestabilan warna pada pewarna Makanan dan Pertanian.
bubuk merah alami dari ekstrak biji Liberty. Yogyakarta.
buah pinang. Dengan dilakukannya uji
kestabilan warna, maka dapat diketahui Trestiati, M. 2003. Analisis Rhodamin
penggunaan pewarna bubuk merah B pada Makanan dan
alami yang tepat pada produk pangan Minuman Jajanan Anak SD
tertentu. Selain itu, perlu dilakukan (Studi Kasus : Sekolah Dasar
aplikasi ke produk pangan jenis lainnya, di Kecamatan Margaasih
seperti kue ataupun roti. Kabupaten Bandung). Thesis.
ITB. Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F.G., dan T. S. Rahayu, 1991.
Dewi, A. K. 2000. Pengaruh Jenis dan Bahan Tambahan dan
Konsentrasi Bahan Pengisi Kontaminasi. Pustaka Sinar
Terhadap Sifat Fisik, Kimia harapan. Jakarta
dan Organoleptik Serbuk
Effervescent Temulawak Winarno, F. G. 2002. Pangan Gizi
(Curcuma Xanthoririza Teknologi Konsumen. PT.
Roxb). Skripsi. Fakultas Gramedia Pustaka Utama.
Teknologi Pertanian. Jakarta
Universitas Brawijaya. Malang
Wang, C. K. and W. H. Lee. 1996.
Fennema, O. R. 1996. Food Chemistry. Separation, Characteristics
Third Edition. University of And Biological Activities Of
Wisconsin Madison. New York Phenolic In Area Fruit. Journal
Agric. Food Chem. 44:2014-
Hartomo.A. J dan M. C. Widiatmoko. 2019
1994. Emulsi dan Pangan
Instan Berlesitin. Andi Offset. Wiyono, R. 2012. Studi Pembuatan
Yogyakarta Serbuk Effervescent Temu
Lawak (Curcuma

8
Jurnal Industria Vol. 1 No. 1 Hal 1 – 9.
Wulansari dkk – Ekstrak Biji Buah Pinang

xanthorrihza). Kajian Suhu


pengering, Konsentrasi
Dekstrin, Konsentrasi Asam
sitrat dan Na-Bikarbonat.
http://jurnal.yudharta.ac.id/wp-
content/uploads/2012/03/RAKH
MA1.pdf diakses tanggal 25
Juni 2012.

Wetwiyaklung, P., T. Phaechamud, C.


Limmanvapirat, and S.
Keokitichai. 2006. The Study of
Antioxidant Capacity in
Various part of Areca catechu
L. Nareseun University Journal
14: 1-14

Yuwono, S. S. dan T. Susanto. 1998.


Pengujian Fisik Pangan. FTP
UB. Malang

Zeleny, M. 1982. Multiple Criteria


Decision Making. Mc Graw
Hill. New York

Anda mungkin juga menyukai