PERCOBAAN VIII
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3A
KELAS 2C
TAHUN 2023
PERCOBAAN VIII
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Teh herbal merupakan istilah umum yang digunakan untuk minuman yang bukan berasal dari
tanaman teh (Camelia sinensis). Teh herbal dapat dibuat dari kombinasi daun kering, biji, kayu,
buah, bunga dan tanaman lain yang memiliki manfaat. Teh herbal memiliki khasiat yang
beragam dalam membantu pengobatan suatu penyakit tergantung jenis herbal yang digunakan.
Teh herbal lebih aman dikonsumsi karena tidak mengandung alkolid yang dapat mengganggu
kesehatan seperti kafein (Ravikumar, 2014).
Teh herbal merupakan produk minuman teh, baik dalam bentuk tunggal atau campuran herbal.
Selain konsumsi sebagai minuman biasa, teh herbal juga dikonsumsi sebagai minuman yang
berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan. Khasiat yang dimiliki setiap teh herbal berbeda-
beda, tergantung bahan bakunya. Campuran bahan baku yang digunakan merupakan herbal
atau tanaman obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis
penyakit tertentu. Teh herbal dapat dikonsumsi sebagai minuman sehat yang praktis tanpa
mengganggu rutinitas sehari-hari (Sunyoto, 2018).
Teh herbal mengandung zat antioksidan berupa polifenol yang berperan penting dalam
pencegahan berbagai macam penyakit. Polifenol dapat menetralisir radikal bebas yang
merupakan suatu produk sampingan dihasilkan dari proses kimiawi dalam tubuh yang
mengganggu kesehatan (Fitrayana, 2014). Teh herbal biasanya disajikan dalam bentuk kering
seperti penyajian teh yang berasal dari tanaman teh (Camelia sinensis). Kondisi pengeringan
harus diperhatikan untuk menghindari hilangnya zat-zat penting. Sehingga proses pengeringan
menjadi kunci penting dalam keberhasilan pembuatan teh herbal (Fitrayana, 2014).
Teh herbal juga memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan dipercaya akan kegunaannya. Syarat
mutu teh kering dalam kemasan berdasarkan SNI 3836. 2013 dapat dilihat pada gambar berikut
DAUN SIRSAK
Daun sirsak memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, dan beberapa kandungan lainnya
termasuk senyawa annonaceous acetogenins. Annonaceous acetogenins merupakan senyawa
yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik merupakan senyawa yang dapat bersifat
toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker (Mardiana, 2011).
Menurut Robinson (1995), kandungan senyawa dalam daun sirsak antara lain steroid/terpenoid,
flavonoid,kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk
penyakitkanker, anti mikroba, anti virus, pengaturfotosintetis, dan pengatur tumbuh (Robinson,
1995).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
1. Alat
- kertas saring
- jarum jahit
- benang jahit
- kantong teh
2. Bahan
D. Cara Kerja
Bahan simplisia
Digulung dilakukan proses pengeringan suhu 50oC dengan variasi lama pengeringan
30,60,90.120 dan 150 menit.
hasil
2. pembuatan sediaan teh herbal
hasil
E. Evaluasi
1. Evaluasi organoleptis
rendemen
Kandungan air
hasil
Uji kesukaan meliputi kemasan teh herbal daun sirsak beserta label yang
ditempel pada benang teh
Uji kesukaan pada warna teh herbal daun sirsak dan warna pada teh herbal
daun sirsak
hasil
3. Uji ph
Uji ph dilakukan dengan kertas ph universal yang dimasukkan kedalam minuman teh
herbal
Syarat ph air yang diminum menurut kemen kes RI adalah 6.3- 8.5
hasil
4. Uji kejernihan
Uji kejernihan dilakukan dengan melihat secara langsung pada minuman teh
herbal apakah terdapat partikel atau tidak
hasil
Uji bobot jenis menggunakan piskometer yang dibersihkan dengan aquadest lalu
dibilas dengan aseton/etanol untuk mempercepat pengeringan, kemudian ditimbang
piskometer kosong
hasil
Ravikumar, 2014. Review on Herbal Teas. Jurnal of Pharmaceutical Sciences and Research.
Vol. 6 (5) : 236 – 238.
Fitrayana. 2014. Pengaruh Lama dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal
Pare (Momordica charantia L). Skripsi. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.