TONSILEKTOMI
Oleh:
Pembimbing:
B. Manfaat Tonsilektomi................................................................................. 7
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
bahan asing dengan efektif serta sebagai tempat produksi antibodi yang dihasilkan
oleh sel plasma yang berasal dari diferensiasi limfosit B. 1 Tonsil merupakan
menyerang saluran pernafasan bagian atas. Tonsil manusia, sebagai bagian dari
memanifestasikan antibodi spesifik dan aktivitas sel B dan sel T sebagai respon
kronis adalah infeksi atau inflamasi pada tonsil palatina yang menetap. Tonsilitis
kronis disebabkan oleh serangan ulangan dari tonsilitis akut yang mengakibatkan
kerusakan yang permanen pada tonsil. Organisme dapat menetap untuk sementara
waktu ataupun untuk waktu yang lama dan mengakibatkan gejala-gejala akut
kembali ketika daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan. Adapun faktor
presdiposisi dari tonsilitis kronik adalah rangsangan yang menahun dari rokok,
beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan
1
anastesi umum dan dilakukan untuk mengangkat tonsil palatina. Tonsilektomi
kapsul tonsil dan dinding muskuler. Di Indonesia belum ada data yang bersifat
yang tepat sehingga didapatkan keuntungan yang nyata, mengingat tonsil sebagai
dan meningkatkan kualitas hidup pasien, namun tetap saja masih ada resiko
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Indikasi Tonsilektomi
menyayat ruang peritonsiler antara kapsul tonsil dan dinding otot. Indikasi utama
Dua indikasi utama TE pada anak dan remaja adalah tonsilitis rekuran dan
OSA/SDB. lndikasi TE bervariasi dari suatu negara dengan negara yang lainnya.
tonsilitis, tonsilitis penyebab kejang demam dan suspek keganasan. lndikasi relatif
meliputi tonsilitis akut rekuren, tonsilitis kronis yang tidak mempan dengan
antibiotika, tonsilitis yang terkait dengan halitosis dan nyeri yang tidak respons
dengan terapi konservatif, abses peritonsil dan disfagia karena hipertropi tonsil.4
3
Tabel 1.1 Indikasi Tonsilektomi
untuk para dokter pada anak umur 1-18 tahun, agar prosedur TE memberi manfaat
yang terbaik bagi penderita. Kriteria yang menjadi acuan di negara Amerika
kriteria tersebut, indikasi TE meliputi: infeksi 3 kali atau lebih dalam setahun,
sumbatan jalan napas atas, disfagia, SDB dan komplikasi kardiopulmunal. Kriteria
yang lain termasuk abses peritonsil, halitosis karena tonsilitis kronis, tonsilitis
diduga keganasan.4
4
Tabel 1.2 Indikasi Tonsilektomi AAO-HNS
observasi saja, kecuali bila memeluhi Kriteria Paradise, yaitu mengalami episode
infeksi tujuh kali atau lebih pada satu tahun terakhir, lima atau lebih episode
dalam dua tahun terakhir, tiga atau lebih episode dalam tiga tahun terakhir.
Gambaran infeksitiap episode merniliki gejala satu atau lebih tanda berikut ini:
panas lebih dari 38,5oC, limfadenopati lebih dari 2 cm, eksudat dan eritema pada
tonsil dan faring, test B-hemolitik streptokokus yang positif dan sudah mendapat
terapi antibiotika.4
5
Tabel 1.3 Kriteria Paradise Tonsilitis Rekuren
adalah obstruksi jalan napas atas parsial atau komplit saat tidur yang
obatruksl dengan tingkat keparahan mulai dari snoring sampai OSA. Obstructive
sleep apneu akan mengakibatkan penyulit berikut ini, yaitu kualitas hidup
memperbaiki kualitas hidup penderita. Pada anak SDB dengan problem perilaku,
6
B. Manfaat Tonsilektomi
Ada beberapa manfaat secara umum dari operasi tonsilektomi, antara lain:5
1. Untuk mengobati tonsilitis yang kerap kambuh (lebih dari tiga kali setahun)
3. Untuk mengobati tonsilitis karena infeksi bakteri yang sudah tidak merespons
obat antibiotik
5. Untuk mengatasi kelainan pada tonsil, seperti kanker atau bau mulut parah
kualitas hidup diukur berdasarkan kuesioner TAHSI (Tonsil and Adenoid Health
Status Instrument) dan skala GBI (Glasgow Benefit Inventory) dari penelitian
secara bermakna. Perbaikan kualitas hidup ditemukan secara global juga pada
masing-masing aspek, yakni masalah kesehatan umum, fungsi sosial dan fungsi
fisik.5,6
7
bermakna pada pasien dengan keadaan penyakit yang lebih berat. Pada pasien
dengan sakit yang lebih ringan, manfaat yang didapat lebih moderat.7
Penelitian yang dilakukan Cantani pada tahun 1986, dikutip oleh Faramarzi,
juga menyimpulkan hal yang sama. Penurunan serum IgA setelah dilakukannya
level serum IgA akan mengalami penurunan kembali, sama seperti pada penelitian
bahwa terjadi penurunan yang tidak signifikan pada level serum CD3+ , CD8+,
dan CD19+ . Terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada level serum CD4+
Terdapat penurunan pada level serum IgA, IgG, IgM serta komplemen C3 dan C4
Penelitian yang dilakukan oleh saintz, dkk pada tahun 1992 dikutip oleh
IgA, IgG, dan IgM bahkan terjadi hingga 2 bulan setelah dilakukannya
tonsilektomi. Penelitian yang sama dilakukan oleh Jurkiewicz pada tahun 2002
perbedaan yang signifikan pada level serum komplemen C3 dan C4 sebelum dan
sesudah tonsilektomi.9
8
Level serum imunoglobulin sebelum dilakukan tonsilektomi meningkat
ini disebabkan oleh stimulasi antigen yang konstan pada proses infeksi di tonsil.
level serum imunoglobulin. Hal ini dapat disebabkan karena terjadinya proses
perbaikan pada jaringan tonsil yang terinfeksi dan juga akibat hilangnya antigen
Turki pada tahun 2007, dimana level serum limfosit T dan B, IgG dan IgM
Tabel 1.4 Perbandingan parameter imunitas seluler dan humoral sebelum dan 6
bulan sesudah tonsilektomi
9
BAB IV
PENUTUP
kapsul dengan menyayat ruang peritonsiler antara kapsul tonsil dan dinding otot.
apneu (OSA).
secara global juga pada masing-masing aspek, yakni masalah kesehatan umum,
tidak memiliki efek yang terlalu bermakna secara klinis terhadap sistem imun
sering terjadi dan pada sebagian kecil pasien dapat menyebabkan perlunya operasi
ulangan. Maka dari itu, sebelum melakukan tindakan operatif ini, penting untuk
mengevaluasi efek tonsilitis rekuren terhadap kualitas hidup pasien dan kemudian
melakukan seleksi yang adekuat untuk menentukan pasien mana yang akan
10
DAFTAR PUSTAKA
5. Witsell DL, Orvidas LJ, Stewart MG, Hannley MT, Weaver EM, Yueh B, et
al. Quality of life after tonsillectomy in adults with recurrent or chronic
tonsillitis. Otolaryngology–Head and Neck Surgery. 2008;138.
11