Anda di halaman 1dari 13

POST TONSILEKTOMI

•A Y U D E N I S A R Y A N I T I (15C11542)
•M A D E B I N T A N G W I N D Y L E S T A R I (15C11544)
•N I P U T U E S T H I S A R A S W A T I (15C11557)
•N I P U T U N O V A W I D I A R T I N I (15C11575)
•K O M A N G R I Z K I R A H A Y U P U T R I P . (15C11586)
•N L P W U L A N M E G A N T A R I (15C11598)
DEFINITION

Tonsilitis atau kalangan masyarakat awam menyebut dengan


istilah penyakit Amandel. Tonsillitis adalah infeksi (radang)
tonsil (amandel) yang pada umumnya disebabkan oleh mikro-
organisme (bakteri dan virus). Terbanyak dialami oleh anak usia
5-15 tahun. Tonsillitis, berdasarkan waktu berlangsungnya
(lamanya) penyakit, terbagi menjadi 2, yakni Tonsilitis akut dan
Tonsilitis kronis.
Dikategorikan Tonsilitis akut jika penyakit (keluhan)
berlangsung kurang dari 3 minggu. Sedangkan Tonsilitis kronis
jika infeksi terjadi 7 kali atau lebih dalam 1 tahun, atau 5 kali
selama 2 tahun, atau 3 kali dalam 1 tahun secara berturutan
selama 3 tahun. Adakalanya terdapat perbedaan penggolongan
kategori Tonsilitis akut dan Tonsilitis kronis.
DEFINITION

Tonsilektomi adalah operasi pengangkatan tonsil/mandel/amandel.


Operasi ini merupakan operasi THT-KL yang paling sering dilakukan
pada anak-anak. Para ahli belum sepenuhnya sependapat tentang
indikasi tentang tonsilektomi, namun sebagian besar membagi alasan
(indikasi) tonsilektomi menjadi: Indikasi absolut dan Indikasi relatif.
Tonsilektomi merupakan pembedahan yang paling banyak dan biasa
dilakukan di bagian THT (Telinga, Hidung dan Tenggorok), oleh
karena itu sering dianggap sebagai pembedahan kecil saja. Tetapi
bagaimanapun juga, tonsilektomi adalah suatu pembedahan yang
merupakan tindakan manipulasi yang dapat menimbulkan trauma
dengan risiko kerusakan jaringan. Komplikasi mulai dari yang ringan
bahkan sampai mengancam kematian atau gejala subyektif pada
pasien berupa rasa nyeri pasca bedah dapat saja terjadi.
ETIOLOGY
Menurut Adams George (1999), tonsilitis akut paling sering disebabkan
oleh streptokokus beta hemolitikus grup A.
1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.

Menurut Iskandar N (1993 Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus


tonsillitis bakteri yang paling sering adalah:
1. Streptococcus B hemoliticus grup A
2. Streptococcus viridens
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
Sedangkan virus yang berperan menyebabkan penyakit ini adalah Golongan
Para influenza Virus, Adenovirus dan Herpes simplex.
SIGNS & SYMPTOMS
Keluhan yang dapat dialami penderita Tonsilllitis, antara lain:
1. Tengorokan terasa kering, atau rasa mengganjal di tenggorokan (leher)
2. Nyeri saat menelan (nelan ludah ataupun makanan dan minuman)
sehingga menjadi malas makan.
3. Nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga.
4. Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, nyeri otot.
5. Dapat disertai batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri
perut, pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar limfe) di sekitar leher.
6. Adakalanya penderita tonsilitis (kronis) mendengkur saat tidur (terutama
jika disertai pembesaran kelenjar adenoid (kelenjar yang berada di dinding
bagian belakang antara tenggorokan dan rongga hidung).Pada
pemeriksaan, dijumpai pembesaran tonsil (amandel), berwarna merah,
kadang dijumpai bercak putih (eksudat) pada permukaan tonsil, warna
merah yang menandakan peradangan di sekitar tonsil dan tenggorokan.
7. Tentu tidak semua keluhan dan tanda di atas diborong oleh satu orang
penderita. Hal ini karena keluhan bersifat individual dan kebanyakan para
orang tua atau penderita akan ke dokter ketika mengalami keluhan demam
dan nyeri telan.
PREVENTION

Tak ada cara khusus untuk mencegah infeksi tonsil


(amandel). Secara umum disebutkan bahwa pencegahan
ditujukan untuk mencegah tertularnya infeksi rongga mulut
dan tenggorokan yang dapat memicu terjadinya infeksi tonsil.
Namun setidaknya upaya yang dapat dilakukan adalah:
1. Mencuci tangan sesering mungkin untuk mencegah
penyebaran mikro-organisme yang dapat menimbulkan
tonsilitis.
2. Menghindari kontak dengan penderita infeksi tanggorokan,
setidaknya hingga 24 jam setelah penderita infeksi
tenggorokan (yang disebabkan kuman) mendapatkan
antibiotika.
MANAGEMENT

Setelah dilakukan tonsilektomi, membilas mulut


dengan alkalin dan larutan normal salin hangat
sangat berguna dalam mengatasi lender yang kental
yang mungkin ada. Diet cairan atau semi cair
diberikan selama beberapa hari serbet dan gelatin
adalah makanan yang dapat diberikan. Makanan
pedas, panas, dingin, asam atau mentah harus
dihindari. Susu dan produk lunak (es krim) mungkin
dibatasi karena makanan ini cenderung
meningkatkan jumlah mucus yang terbentuk.
SUPPORT EXAMINATION

Berdasarkan hasil kajian HTA Indonesia 2003


tentang persiapan rutin prabedah elektif, maka
pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan
untuk tonsilektomi adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan darah tepi: Hb, Ht, leukosit, hitung
jenis, trombosit
2. Pemeriksaan hemostasis: BT/CT, PT/APTT
TYPE OF SURGERY
1. Cara Guillotine
Cara ini hanya digunakan pada anak-anak dalam anestesi umum
2. Cara Diseksi
Cara ini digunakan pada pembedahan tonsil orang dewasa, baik
dalam anestesi umum maupun lokal
3. Cryogenic tonsilectomy
Cara ini menggunakan proses pendinginan jaringan tubuh
sehingga terjadi nekrosis)
4. Teknik elektrokauter
Teknik ini memakai metode membakar seluruh jaringan tonsil
disertai kauterisasi untuk mengontrol perdarahan
5. Radiofrekuensi
Pada teknik ini radiofrekuensi elektrode disisipkan langsung
kejaringan
TYPE OF SURGERY

6. Skapel harmonik
Skapel harmonik menggunakan teknologi ultrasonik untuk memotong
dan mengkoagulasi jaringan dengan kerusakan jaringan minimal
7. Teknik Coblation
Coblation atau cold ablation merupakan suatu modalitas yang unuk
karena dapat memanfaatkan plasma atau molekul sodium yang
terionisasi untuk mengikis jaringan
8. Intracapsular partial tonsillectomy
Intracapsular tonsilektomi merupakan tensilektomi parsial yang
dilakukan dengan menggunakan microdebrider endoskopi
9. Laser (CO2-KTP)
Laser tonsil ablation (LTA) menggunakan CO2 atau KTP (Potassium
Titanyl Phosphat) untuk menguapkan dan mengangkat jaringan tonsil
COMPLICATION

Komplikasi anestesi :
Komplikasi anestesi ini terkait dengan keadaan status
kesehatan pasien. Komplikasi yang dapat ditemukan berupa :
Laringosspasme
Gelisah pasca operasi
Mual muntah
Kematian saat induksi pada pasien dengan hipovolemi
Induksi intravena dengan pentotal bisa menyebabkan
hipotensi dan henti jantung
Hipersensitif terhadap obat anestesi.
COMPLICATION

Komplikasi Bedah:
Perdarahan
Nyeri
Komplikasi pasca bedah:
komplikasi yang terjadi kemudian (intermediate
complication) dapat berupa perdarahan sekunder, hematom
dan edem uvula, infeksi, komplikasi paru dan otalgia.
Komplikasi lain:
Dehidrasi,demam, kesulitan bernapas,gangguan terhadap suara
(1:10.000), aspirasi, otalgia, pembengkakan uvula, insufisiensi
velopharingeal, stenosis faring, lesi dibibir, lidah, gigi dan
pneumonia.
REFERANCE
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta: EGC
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika
Perry, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan . Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Jakarta : EGC
Kornblut A,Kornblut AD. Tonsillectomy and adenoidectomy. In: Paparella,Gluckman
S,Mayerhoff, eds. Otolaryngology head and neck surgery. Philadelphia, WB Saunders 3rd
edition,1991:2149-56
Tukel DE,Little JP. Pediatric head and neck emergency. In : Eiscle DW and McQuone SJ.
Emergency of the head and neck. Mosby. USA. 2000:324-326

Anda mungkin juga menyukai