Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DEMAM TYPOID

Oleh Kelompok 3 :

Ni Putu Indah Sari (19J10080)


Kadek Meika Wintari (19J10145)
Ni Luh Cica Kusuma Dewi (19J10127)
Komang Rizki Rahayu Putri P. (19J10216)
Ida Ayu Putu Ratih Widiadnyani (19J10098)
Veralin Polly (19J10108)
Ni Kadek Siti Hendra Dewi (19J10163)
Ni Luh Putu Wiratih Pramestika (19J10168)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN (ITEKES) BALI
DENPASAR
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Demam Typoid


Sub topik : Gambaran tentang Demam typoid
Hari /Tanggal : ……………………..
Sasaran : Penunggu Pasien
Tempat : Ruang Cendrawasih
Waktu : 10.00 – 10.30 wita (1 x 30 menit)

A. Latar Belakang Masalah


Angka kejadian demam typoid (typhoid fever) diketahui lebih tinggi pada negara
yang sedang berkembang di daerah tropis, sehingga tak heran jika demam typoid atau tifus
abdominalis banyak ditemukan di negara kita. Di Indonesia sendiri, demam tifoid masih
merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius.Demam tifoid
erat kaitannya dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di
seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Demam
tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa.
Anak merupakan yang paling rentan terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami
anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam tifoid
banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun.
Perbedaan antara demam tifoid pada anak dan dewasa adalah mortalitas (kematian)
demam tifoid pada anak lebih rendah bila dibandingkan dengan dewasa. Risiko terjadinya
komplikasi fatal terutama dijumpai pada anak besar dengan gejala klinis berat, yang
menyerupai kasus dewasa. Demam tifoid pada anak terbanyak terjadi pada umur 5 tahun
atau lebih dan mempunyai gejala klinis ringan.
Oleh karena itu, penulis mengambil promosi kesehatan tentang typhoid di ruang
Cendrawasih RSUD Wangaya.

B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang demam typoid diharapkan
sasaran dapat mengetahui mengenai Gambaran tentang demam typoid.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit pasien dapat :
a. Menjelaskan pengertian demam thypiod
b. Menyebutkan tanda dan gejala demam thypiod
c. Menyebutkan penyebab demam thypiod
d. Menjelaskan cara pencegahan demam thypiod
e. Menjelaskan cara pengobatan demam thypiod
f. Menjelaskan nutrisi yang diperlukan pada penderita demam typoid

C. Metode
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab
D. Media
Leaflet, Lembar Balik
E. Materi Penyuluhan (Materi Terlampir)
1. Demam Typoid
a. Pengertian Demam Thypiod
b. Tanda dan Gejala Demam Thypiod
c. Penyebab Demam Thypiod
d. Cara Pencegahan Demam Thypiod
e. Cara Pengobatan Demam Thypiod
f. Nutrisi yang diperlukan pada penderita Demam Typoid

F. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan
Penyuluh Sasaran
1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
kepada sasaran
5
Pembukaan 2. Menyampaikan topik 2. Mendengarkan
Menit
dan tujuan penyuluhan penyuluh
kepada sasaran menyampaikan
topik dan tujuan
3. Kontrak waktu untuk 3. Menyetujui
kesepakatan kesepakatan
pelaksanaan Penkes waktu
dengan sasaran pelaksanaan
penyuluhan
1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan
penyuluhan kepada penyuluh
sasaran menyampaikan
materi
2. Memberikan 2. Menanyakan hal –
15
Kegiatan Inti kesempatan kepada hal yang tidak
Menit
sasaran untuk dimengerti dari
menanyakan hal – hal materi
yang belum dimengerti penyuluhan
dari materi yang
dijelaskan penyuluh

Mendemontrasikan 1. Mendemonstrasikan 1. Memperhatikan


5 cara mencuci cara mencuci tangan penjelasan dan ikut
menit tangan (salah satu pencegahan mempraktekan
demam typhoid)
1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab
kepada sasaran tentang pertanyaan yang
materi yang sudah diajukan
disampaikan penyuluh penyuluh
2. Menyimpulkan materi
5 penyuluhan yang sudah 2. Mendengarkan
Evaluasi / Penutup
Menit disampaikan kepada penyampaian
sasaran kesimpulan
3. Menutup acara dengan
mengucapkan salam 3. Mendengarkan
serta terimakasih penyuluh,
kepada sasaran menutup acara
dan menjawab
salam

G. Setting Tempat

1 2 3

5 4 5

5 5
6
Keterangan Gambar :
1. Moderator
2. Penyaji
3. Notulen
4. Peserta
5. Fasilitator
6. Observer

H. Pengorganisasian
1. Moderator : Veralin Polly
2. Penyaji : Ni Kd Siti Hendra Dewi
3. Notulen : I.A. Pt Ratih Widiadnyani
4. Peserta
5. Fasilitator : Kadek Meika Wintari, Ni Putu Indah Sari, Kmg Rizki Rahayu Putri
dan Ni Luh Putu Wiratih P.
6. Observer : Ni Luh Cica Kusuma

I. Uraian Tugas
a. Moderator
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c. Menjelaskan tujuan dan topik.
d. Menjelaskan kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Memimpin jalannya diskusi.
h. Menutup acara.
2. Penyaji
Mempersiapkan materi untuk penyuluhan.
3. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
4. Fasilitator
a. Memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.

J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) 80% permateri hadir 30 menit sebelum acara dimulai
b) Semua penyaji siap dengan materi yang akan disampaikan
c) Semua peserta hadir 15 menit sebelum acara dimulai
d) Tempat penyuluhan dan perlengkapan dapat dipergunakan semaksimal mungkin
2. Evaluasi proses
a) Seluruh peserta aktif dalam mengikuti acara dari awal sampai akhir
b) 80% peserta mampu menyampaikan pendapatnya
c) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
d) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar.
e) Peserta mengerti materi penyuluhan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a) 75% peserta mampu menjelaskan kembali mengenai materi yang disampaikan
b) 75% peserta mampu mengungkapkan perasaannya serta mengungkapkan adanya
rencana tindak lanjut
c) Peserta mengetahui tentang demam typoid
MATERI
DEMAM TYPOID

A. DEMAM TYPOID
1. Pengertian Demam Typoid
Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan, 2007). Thypoid adalah penyakit infeksi
akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella para thypi A,B,C sinonim
dari penyakit ini adalah Thypoid dan Parathypoid abdominalis (Patriani,2008).
Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi oleh bakteri Salmonella typhii
dan bersifat endemik yang termasuk dalam penyakit menular (Cahyono,2010).
Demam thypoid adalah infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella Thypii
(Elsevier,2013).

2. Tanda dan Gejala


Menurut Ngastiyah (2005), demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan
daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi
terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.
Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak
badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian menyusul
gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu:
a. Demam
Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten
dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik
setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam
hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali.
b. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah
(ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya
kemerahan. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan
limpa membesar disertai nyeri dan peradangan.

c. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang
terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat
mendapatkan pengobatan). Gejala lain yang juga dapat ditemukan pada
punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik
kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada
minggu pertama demam, kadang-kadang ditemukan pula trakikardi dan
epistaksis.
d. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap
berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu
badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut teori relaps
terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak dapat
dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.

3. Penyebab Demam Typoid


Penyebab demam typoid adalah bakteri salmonella thypi. Bakteri salmonella
thypi biasanya di temukan di tinja dan air kemih penderita. Terjadinya penularan
salmonella typhi sebagian besar melalui makanan / minuman yang tercemar oleh
kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama-
sama dengan tinja.

4. Pencegahan Demam Typoid


Adapun pencegahan demam typoid diantaranya
a. Food / makanan Biasakan mengkonsumsi makanan yang terjamin
bersihnya.
b. Fluid / cairan Sediakan air minum yang memenuhi syarat,yaitu memasak air
hingga mendidih ( 100 0C )
c. Finger / kebersihan tangan dan kuku Biasakan selalu mencuci tangan
mencuci tangan setelah buang air besar mau pun sebelum dan sesudah
makan.
d. Feses / tinja Tidak boleh buang air besar di sembarang tempat,harus di toilet.
e. Fly / lalat Bila di rumah banyak lalat,basmi hingga tuntas ( lalat bisa menjadi
perantara perpindahan kuman ke makanan

Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran demam Thypoid:


a. Cuci tangan.
Cuci tangan dengan teratur meruapakan cara terbaik untuk mengendalikan
demam Thypoid atau penyakit infeksi lainnya. Cuci tangan anda dengan air
(diutamakan air mengalir) dan sabun terutama sebelum makan atau
mempersiapkan makanan atau setelah menggunakan toilet. Bawalah
pembersih tangan berbasis alkohol jika tidak tersedia air.
b. Hindari minum air yang tidak dimasak.
Air minum yang terkontaminasi merupakan masalah pada daerah endemik
Thypoid. Untuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng. Seka seluruh
bagian luar botol atau kaleng sebelum anda membukanya. Minum tanpa
menambahkan es di dalamnya. Gunakan air minum kemasan untuk menyikat
gigi dan usahakan tidak menelan air di pancuran kamar mandi.
c. Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah
Buah dan sayuran mentah mengandung vitamin C yang lebih banyak daripada
yang telah dimasak, namun untuk menyantapnya, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut. Untuk menghindari makanan mentah yang tercemar, cucilah
buah dan sayuran tersebut dengan air yang mengalir. Perhatikan apakah buah
dan sayuran tersebut masih segar atau tidak. Buah dan sayuran mentah yang
tidak segar sebaiknya tidak disajikan. Apabila tidak mungkin mendapatkan air
untuk mencuci, pilihlah buah yang dapat dikupas.
d. Pilih makanan yang masih panas
Hindari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu ruang.
Yang terbaik adalah makanan yang masih panas. Walaupun tidak ada jaminan
makanan yang disajikan di restoran itu aman, hindari membeli makanan dari
penjual di jalanan yang lebih mungkin terkontaminasi.

Jika anda adalah pasien demam Thypoid atau baru saja sembuh dari demam
Thypoid, berikut beberapa tips agar anda tidak menginfeksi orang lain:
a. Sering cuci tangan anda
Ini adalah cara penting yang dapat anda lakukan untuk menghindari
penyebaran infeksi ke orang lain. Gunakan air (diutamakan air mengalir)
dan sabun, kemudian gosoklah tangan selama minimal 30 detik, terutama
sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
b. Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.
Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran air setidaknya sekali
sehari.
c. Hindari memegang makanan
Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dokter berkata
bahwa anda tidak menularkan lagi. Jika anda bekerja di industri makanan
atau fasilitas kesehatan, anda tidak boleh kembali bekerja sampai hasil tes
memperlihatkan anda tidak lagi menyebarkan bakteri Salmonella.
d. Gunakan barang pribadi yang terpisah
Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda sendiri dan cuci
dengan menggunakan air dan sabun.

5. Pengobatan Demam Typoid


Pengobatan demam tifoid terdiri atas tiga bagian yaitu : Perawatan, Diet dan
Obat-obatan.
a. Perawatan
Pasien dengan demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi,
observasi dan pengobatan.Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7
hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.Mobilisasi pasien harus
dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.
Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah
pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia
hipostatik dan dekubitus. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan
karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi air kemih.

b. Diet
Dimasa lampau, pasien dengan demam tifoid diberi bubur saring, kemudian
bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan
pasien.Karena ada pendapat bahwa usus perlu diistirahatkan.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini dapat
diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.
c. Obat
Obat-obat antimikroba yang sering dipergunakan ialah :
1) Kloramfenikol
2) Tiamfenikol
3) Kotrimoksazol
4) Ampisillin dan Amoksisilin
5) Sefalosporin generasi ketiga
6) Fluorokinolon.
Obat-obat simptomatik :
1) Antipiretika (tidak perlu diberikan secara rutin).
2) Kortikosteroid (tapering off Selama 5 hari).
3) Vitamin B komp. Dan C sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran dan
kekuatan badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh darah kapiler.

6. Nutrisi yang diperlukan pada penderita demam typoid


Diet/nutrisi yang diperlukan penderita demam typoid harus mengandung kalori
dan protein yang cukup. Sebaiknya rendah serat (selulosa) untuk mencegah
perdarahan dan perforasi. Diet untuk penderita tifoid, biasanya diklasifikasikan atas :
diet cair, bubur lunak, tim dan nasi biasa. Bila keadaan penderita baik, diet dapat
dimulai dengan diet padat atau tim (diet padat dini). Tapi bila penderita dengan klinis
berat sebaiknya dimulai dengan bubur atau diet cair yang selanjutnya dirubah
bertahap sampai pada seusia dengan tingkat kesembuhan penderita (Kemenkes,
2006).
Penderita dengan kesadaran menurun diberi diet secara enteral melaui pipa
lambung. Diet parenteral dipertimbangkan bila ada tanda-tanda komplikasi
perdarahan dan atau perforasi (Kemenkes, 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.(2006).Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 Tentang Pedoman Pengendalian Demam
Tifoid.Jakarta : MENKES RI.

Ngastiyah.(2005).Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta : EGC.

Nurarif,A.H. & Hardhi, K.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


dan Nanda Nic – Noc Edisi Revisi Jilid 1.Jogjakarta: MediAction.

Rampengan, TH.(2007).Penyakit Infeksi Tropis pada Anak Edisi 2.Jakarta : EGC.


DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Demam Typoid

Tempat : Ruang Cendrawasih

Waktu : 10.00-10.30 WITA

No Nama Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai