ANAFILAKTIK
A. Pengkajian
1. Primary Survey
a. Airway
1) Pengkajian
Adanya rasa tercekik di daerah leher, suara serak sebab edema pada laring.
Hidung terasa gatal, bersin hingga tersumbat. serta adanya batuk, dan bunyi
mengi. Ditemukan edema pada lidah.
2) Diagnosa
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d obstruksi pada jalan napas
3) Intervensi
Kaji frekuensi kedalaman upaya bernapas.
Rasional : Untuk mengetahui kemampuan ekspirasi inspirasi pasien.
Buka jalan napas dengan headtill dan chinlift.
Rasional : Membantu pembukaan jalan napas
Lakukan suction.
Rasional : Untuk mengeluarkan faktor penyebab obstruksi.
Broncholitic, pemasangan entotracheal tube.
Rasional : Untuk mengeluarkan secret
b. Breathing
1) Pengkajian
Pada pasien syok anafilaktik ditemukan adanya batuk dan sesak napas akibat
spasme pada bronkus, bunyi stridor pada auskultasi paru.
2) Diagnosa
Ketidakefektifan pola napas b/d spasme otot bronkus.
3) Intervensi
Kaji frekuensi napas
Rasional : Untuk mengetahui kelainan pada saluran pernapasan.
Berikan posisi semifowler
Berikan tambahan oksigen atau ventilasi manual sesuai kebutuhan
Rasional : Untuk menurunkan hipoksia cerebral
Pemberian bronkodilator
Rasional : Mengatasi bronkospasme.
c. Circulation
1) Pengkajian
Terjadi hipotensi sampai syok, aritmia. Kelainan EKG : gelombang T datar,
terbalik, atau tanda-tanda infark miokard. Gelisah, pusing
2) Diagnosa
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b/d penurunan curah jantung dan
vasodilatasi arteri
3) Intervensi :
Pengkajian :
Data subyektif :
-
Data objektif:
-
Pembengkakan periorbital
Pruritus
2.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
Gangguan perfusi jaringan, berhubungan dengan penurunan curah jantung dan vasodilatasi
arteri.
3.
4.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan produksi histamine dan
bradikinin oleh sel mast.
5.
Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kapasitas
vaskuler.
3.
Perencanaan
No
.
Dx
Tujuan
Kriteria Hasil
Tindakan Keperawatan
Rasional
Mempertahanka
n pola nafas
efektif pasien
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama x 24
jam pasien mampu
mempertahankan
pola pernapasan
efektif dengan
jalan nafas yang
paten.
Mandiri :
Mandiri:
Pastikan tidak
terdapat benda atau zat
tertentu atau gigi palsu
pada mulut pasien
Menurunkan
resiko aspirasi atau
masuknya suatu
benda asing ke faring.
Letakkan pasien
pada posisi miring,
permukaan datar dan
miringkan kepala pasien
Lakukan
penghisapan sesuai
indikasi
Meningkatkan
aliran sekret,
mencegah lidah jatuh
dan menyumbat jalan
nafas.
Menurunkan
resiko aspirasi atau
asfiksia
Kolaborasi :
Kolaborasi :
Berikan tambahan
oksigen atau ventilasi
Untuk
menurunkan hipoksia
cerebral.
Memperbaiki
perfusi jaringan
pasien
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama x 24
jam :
- Kulit pasien
hangat.
- Tanda vital
dalam batas
normal.
- Pasien sadar
atau berorientasi.
Mandiri :
Mandiri :
Selidiki
perubahan tiba tiba
atau gangguan mental
kontinu contoh cemas,
bingung letargi, pingsan.
Perfusi
serebral secara
langsung
berhubungan dengan
curah jantung.
Lihat kulit
apakah pucat, sianosis,
belang, kulit dingin atau
lembab, catat kekuatan
nadi perifer.
Pantau
pernapasan, catat kerja
pernapasan.
Peningkatan
toleransi
aktivitas
Penurunan
curah jantung
dibuktikan oleh
penurunan perfusi
kulit dan penurunan
nadi.
Penurunan
curah jantung dapat
mencetuskan stres
pernapasan.
- hipotensi dapat
terjadi karena efek
obat, perpindahan
cairan,pengruh fungsi
jantung.
Pasien
mencapai
peningktan
toleransi aktivitas
yang dapat di
ukur.
catat respon
cardiopulmonal terhadap
aktivitas .
kaji penyebab
kelemahan
evaluasi
peningkatan intoleran
aktivitas.
- Penurunan /
ketidak mampuan
miokardium untuk
meningkatkan
volume sekuncup
selama aktivitas.
- Kelemahan dapat
disebabkan oleh efek
samping beberapa
obat,nyeri dan stres.
- Dapat
menunjukan
peningkatan
decompensasi jantung
dari pada kelebihan
aktivitas.
- Pemenuhan
kebutuhan perawatan
diri pasien tanpa
mempengaruhi strees
miokard/kebutuhan
oksigen.
berikan bantuan
dalam aktivitas
perawatan mandiri
sesuai indikasi.selingi
periode aktivitas dengan
periode istirahat.
Mecegah
kerusakan kulit
dan
meningkatkan
MANDIRI :
- Untuk mengetahui
ada tidaknya
kesembuhan.
:
Menunjukan
kemajuan pada
luka atau
penyembuhan
kulit,sirkulasi dan
sensasi.
Perthankan higiene
kulit mslnya membasuh
dan kemudian
mengeringkan dng hati2
dan melakukan masase
dengan menggunakn
lotion/cream
Pertahankan
kebersihan lingkungan
pasien seprti seprei
bersih kering dan tidak
berkerut
Sarankan pasien
untuk melakukan
ambulasi beberapa jam
sekali jika
memungkinkan.
Gunting kuku
secara teratur.
perubahan kulit.
- Memprtahankan
kebersihan karena
kulit tiap kering dapat
menjadi barier
infeksi. Masase
meningkatkan
sirkulasi kulit dan
kenyamanan.
- Friksi kulit di
sebabkan oleh kain
yang berkerut dan
basah yang
menebabkan iritasi
dan potensial
terhadap infeksi.
- Menurunkan
tekana pada kulit dari
istirahat lama di
temapat tidur.
- Kuku yang
panjg /kasar
meningkatkan
kerusakan dermal.
KOLABORASI:
Gunakn/berikan
obat obatn atau sistemik
sesuai indikasi.
KOLABORASI:
- Digunakn pada
perawatan lesi kulit.
Jika digunakn slep
multi dosis,perawatn
harus dilakuakn
untuk menghindari
kontaminasi silang.
Memenuhi
kebutuhan cairan
tubuh
MANDIRI :
Diharapkan
kebutuhan tubuh
pasien terhadap
cairan terpenuhi
- Meningkatkan
kebutuhan
metabolisme dan
diforesis yang
berlebihan
dihubungkan dengan
demam dalam
meningkatkan
kehilangan cairan
yang berlebihan.
Catat peningkatan
suhu dan durasi demam .
berikan kompres hangat
sesuai
indikasi,pertahankan
pakaian tetap
kering,pertahankan
kenyamanan suhu
lingkungan.
Pantau pemasukan
oral dan memasukan
cairan sediktnya
2500ml/hari
- Indikator dari
volume cairan
sirkulasi.
- Peningkatan berat
jenis urine/penuruna
haluaran urine
menunjukan perubaha
perfusi ginjal /volume
sirkulasi.
- Memprtahankan
keseimbangan
cairan,mengurangi
rasa haus,dan
melembabkan
membran mukosa.
KOLABORASI:
KOLABORASI :
- Untuk membantu
mengurangi demam
dan respon
metabolisme,
menurunkan cairan
tak kasat mata.
4. Evaluasi
No. Dx
Evaluasi
1.