Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERMETROPIA

OLEH

Nama : Chindy Kusumadira Tampilanh

Nim : 711490120005

PROGRAM STUDI PROFESI NERS LANJUTAN

POLTEKKES KEMENKES MANADO

2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERMETROPIA

A. Pengertian
Rabun dekat atau dikenal dengan hipermetropi merupakan keadaan gangguan
kekuatan pembiasan mata, yang mana pada keadaan ini sinar sejajar jauh tidak cukup
dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Hipermetrop terjadi apabila
berkas sinar sejajar difokuskan di belakang retina.
B. Etiologi
Penyebab timbulnya hipermetropi ini diakibatkan oleh empat hal yaitu:
1. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek.
Hipermetropia jenis ini disebut juga Hipermetropi Axial. Hipermetropi
Axial ini dapat disebabkan oleh Mikropthalmia, Retinitis Sentralis, ataupun
Ablasio Retina (lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya
tidak tepat dibiaskan).
2. Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah
Hipermetopia jenis ini disebut juga Hipermetropi Refraksi. Dimana dapat
terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreus
humor. Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropia refraksi ini adalah
perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan refraksinya
menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan vitreus humor( mis.
Pada penderita Diabetes Mellitus, hipermetropia dapat terjadi bila kadar gula
darah di bawah normal, yang juga dapat mempengaruhi komposisi aueus dan
vitreus humor tersebut)
3. Kelengkungan Kornea dan Lensa tidak Adekuat
Hipermetropia jenis ini disebut juga hipermetropi kurvatura. Dimana
kelengkungan dari kornea ataupun lensa berkurang sehingga bayangan difokuskan
di belakang retina.
4. Perubahan posisi lensa.
Dalam hal ini didapati pergeseran posisi lensa menjadi lebih
posterior.tidak ada lagi (afakia).
C. Patofisiologi
Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek, daya pembiasan bola mata yang
terlalu lemah, kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat perubahan posisi lensa dapat
menyebapkan sinar yang masuk dalam mata jatuh di belakang retina sehingga
penglihatan dekat jadi terganggu.
D. Manifestasi klinis
Sakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbul gejala hipermetropi dan
makin memburuk sepanjang penggunaan mata dekat. Penglihatan tidak nyaman
(asthenopia) ketika pasien harus focus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama,
misalnya menonton pertandingan bola. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika terpaku
pada suatu level tertentu dari keteganga
E. Pengobatan
Hipermetropia bisa diatasi dengan pemberian lensa koreksi (kacamata atau lensa
kontak) berkekuatan positif di depan sistem optis bola mata, atau bisa juga dengan
tindakan operatif (Keratektomi & LASIK).
Pada hipermetropia fakultatif, pemberian lensa koreksi akan memberikan
kenyamanan penglihatan, meskipun tanpa lensa koreksi ia masih memiliki ketajaman
penglihatan yang normal. Pada hipermetropia absolut, pemberian lensa koreksi (atau
dengan tindakan operatif) adalah hal yang sudah sangat diperlukan.
F. Pathway
HIPERMETROPI

Melihat objek jauh kabur, dan objek dekat lebih kabur lagi

Pasien cemas, bertanya Kurang adekuatnya


akan kondisi informasi akan prognosis
penglihatannya Mata
Mata
bekerja
bekerja
keras
keras penyakitnya
untuk
untuk
berakomodasi
berakomodasi

Ansietas Kurang
Sakit kepala di frontal mata Silau, pandangan ganda,
pengetahuan
lelah, mata panas, mata merasa juling, ketajaman
sakit, mata tertekan penglihatan menurun

daya akomodasi
Nyeri akut Resiko
mata meurun
cedera

Perubahan persepsi
sensori visual

G. Komplikasi
Dapat mengakibatkan kebutaan
Daftar Pustaka

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan

Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria

Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai