Anda di halaman 1dari 15

“TONSILEKTOMI”

BY : REGINA E GIRSANG
(1752013)
Definisi

sebagai prosedur bedah dengan atau tanpa


adenoidektomi yang sepenuhnya mengambil tonsil
dan kapsulnya dengan menyayat ruang peritonsil
antara kapsul tonsil dan dinding otot. Infeksi
tenggorokan dan gangguan pernapasan saat tidur
merupakan dua hal yang menjadi indikasi
tonsilektomi. Kedua hal ini dapat mengganggu
kesehatan dan kualitas hidup penderitanya .
Etiologi

operasi pengangkatan tonsil/amandel, bagian dari


kelompok jaringan limfoid (seperti kelenjar di leher)
yang berperan untuk melawan infeksi kuman yang
terhirup atau tertelan.
Patofisiologi

Karena proses radang berulang yang timbul maka


selain epitel mukosa juga jaringan limfoid terkikis,
sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid
diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami
pengerutan sehingga kripti melebar. Secara klinik
kripti ini tampak diisi oleh detritus. Proses berjalan
terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya
menimbulkan perlekatan dengan jaringan di sekitar
fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan
pembesaran kelenjar limfa dengan submandibula
(Soepardi, 2007).
Tanda dan Gejala

Suhu > 38.3°C, atau


Limfadenopati leher dengan nyeri (> 2 cm), atau
Eksudat tonsil
Kultur positif dari Steptococcus β-hemolyticus grup
A
Anatomi Tonsilektomi
Komplikasi

.potongan kecil amandel mungkin masih


tersisa lingual tonsilitis
.perubahan kemampuan pengecapan
merasa kejanggalan di tenggorokan
.Mual, muntah
.Kesulitan makan
.Pendarahan
Indikasi

Indikasi tonsilektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat


perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsilektomi
pada saat ini.Dulu diindikasikan untuk terapi tonsilitis kronik dan
berulang.Saat ini indikasi utama adalah obstruksi saluran nafas dan
hipertrofi tonsil. Berdasarkan The American Academy of
Otolaryngology- Head and Neck Surgery (AAO-HNS) tahun 2011
indikasi tonsilektomi terbagi menjadi:
1. Indikasi absolut
• Pembesaran tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan nafas
atas,disfagia berat,gangguan tidur, atau terdapat komplikasi
kardiopulmonal.
• Abses peritonsilar yang tidak respon terhadap pengobatan medik dan
drainase, kecuali jika dilakukan fase akut.
• Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam.
2. Indikasi relatif
• Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak ada respon terhadap
pengobatan medik.

3. Kontra-indikasi
• Tonsil yang akan dilakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi.
• Terjadi 3 kali atau lebih infeksi tonsil pertahun, meskipun tidak diberikan
pengobatan medik yang adekuat.
• Tonsilitis kronik atau berulang pada pembawa streptokokus yang tidak
membaik dengan pemberian antibiotik kuman resisten terhadap β-
laktamase.
• Riwayat penyakit perdarahan
 • Risiko anestesi yang buruk atau riwayat penyakit yang tidak terkontrol
• Anemia
Teknik operasi

 Teknik operasi yang optimal dengan morbiditas


yang rendah sampai sekarang masih menjadi
kontroversi, masing-masing teknik memiliki
kelebihan dan kekurangan.Penyembuhan luka pada
tonsilektomi terjadi per sekundam.Jenis
pemilihan iaitu jenis teknik operasi difokuskan pada
morbiditas seperti nyeri, perdarahan pre operatif
dan pasca operatif serta durasi operasi.Beberapa
teknik tonsilektomi dan peralatan baru ditemukan
disamping teknik
Teknik yang paling banyak dingunakan
diindonesia

1. Guillotine Tonsilektomi guillotine dipakai untuk mengangkat


tonsil secara cepat dan praktis. Tonsil dijepit kemudian pisau
guillotine digunakan untuk melepas tonsil beserta kapsul tonsil
dari fosa tonsil. Sering terdapat sisa dari tonsil karena tidak
seluruhnya terangkat atau timbul perdarahan yang hebat.
2. Teknik Diseksi Kebanyakan tonsilektomi saat ini dilakukan
dengan metode diseksi.Metode pengangkatan tonsil dengan
menggunakan skapel dan dilakukan dalam anestesi.Tonsil
digenggam dengan menggunakan klem tonsil dan ditarik
kearah medial, sehingga menyebabkan tonsil menjadi tegang.
Dengan menggunakan sickle knife dilakukan pemotongan
mukosa dari pilar tersebut.
3. Intracapsular partial tonsillectomy Intracapsular
tonsilektomi merupakan tonsilektomi parsial yang
dilakukan dengan menggunakan mikrodebrider
endoskopi. Mikrodebrider endoskopi bukan
merupakan peralatan ideal untuk tindakan
tonsilektomi, namun tidak ada alat lain yang dapat
menyamai ketepatan dan ketelitian alat ini dalam
membersihkan jaringan tonsil tanpa melukai
kapsulnya.
Pemeriksaan Dx

Rapid Antigen Display Test (RADT) dikembangkan


untuk identifikasi streptokokus Grup A dengan
melakukan apusan tenggorokan. Meskipun tes ini
lebih mahal daripada kultur agar darah, tesnya
memberikan hasil yang lebih cepat. RADT memiliki
akurasi 93% dan spesifisitas > 95% dibandingkan
dengan kultur darah.
Pengobatan

Telah diberikan antibiotik dengan dosis yang cukup


pada kasus terbukti atau dicurigai akibat
skeleoktomi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai