Anda di halaman 1dari 9

Farmaka

Volume 15 Nomor 2 99

MUCILAGO OKRA : Metode Ekstraksi Dan Potensi Sebagai Eksipien Multifungsi

Elvie Rindengan
Fakultas Farmasi Universitas Padjdjaran Bandung
elvie.rindengan@gmail.com

Abstrak

Pembuatan bentuk sediaan farmasi memerlukan eksipien. Eksipien yang digunakan dalam
suatu formula obat berasal dari bahan alam atau sintesis. Buah Okra (Abelmoschus
esculentus) mempunyai kandungan mucilago yang dapat diperoleh melalui proses ekstrasi.
Ekstraksi dilakukan melalui metode ekstraksi cair dengan beberapa variasi dan pengembangan
lain dengan bantuan microwave yang dapat mempersingkat waktu ekstraksi.. Mucilago yang
berasal dari tanaman dalam berbagai penelitian memiliki fungsi sebagai eksipien farmasi.
Mucilago Okra dapat dimanfaatkan sebagai pengemulsi, pensuspensi, pengikat tablet, matrix
tablet dalam pembuatan tablet lepas lambat.
Kata kunci : Okra, ekstraksi mucilago, eksipien

Pendahuluan pengisi, pengikat, penghancur, pelincir,

Perkembangan bentuk sediaan pengemulsi. Fungsi pendukung antara lain ;

farmasi yang begitu pesat tidak terlepas pewarna, flavor, pengawet, dll (Anwar,

juga dari kebutuhan eksipien yang 2012). Penelitian yang dilakukan saat ini

mendukung pembuatan sediaan farmasi ditujukan untuk memperoleh sumber-

tersebut. Eksipien adalah zat yang sumber eksipien baru yang dapat digunakan

digunakan sebagai bahan dalam formulasi bentuk sediaan farmasi.

tambahan/pendukung dalam suatu formula Polimer alami yang digunakan

sediaan, bersifat inert dan tidak mempunyai dalam formulasi obat sebagian besar

efek farmakologi (Anwar, 2012). polisakarida non-pati yang memiliki

Eksipien yang digunakan dalam swelling capacity tinggi yang

pembuatan bentuk sediaan farmasi menyeb.abkan peningkatan viskositas besar

memiliki fungsi utama dan pendukung yang pada larutan bahkan pada konsentrasi kecil.

dapat memperbaiki sifat zat aktif ataupun Polisakarida dari bahan alam umumnya

dalam membantu proses pembuatan suatu digunakan dalam formulasi sediaan farmasi

bentuk sediaan. Eksipien utama sebagai


Farmaka
Volume 15 Nomor 2 100

sebagai bahan pensuspensi, pengemulsi, gombo, bhindi, kopi arab dan termasuk

pengikat (Anwar, 2012). dalam keluarga Malvaceae (Tavakoli, et al.,

Buah Okra dihasilkan oleh tanaman 2009), (Ministry of Environment and

Abelmoschus esculentus. Buah ini sering Forests India, 2016). Okra adalah tanaman

digunakan sebagai sayuran. Buah Okra herba dengan tinggi 3-6 kaki dengan bunga

memiliki kandungan lendir yang bisa mirip kembang sepatu, buahnya seperti

diperoleh melalui metode ekstraksi. Dari kapsul kerucut yang memanjang, biasanya

data penelitian yang dilakukan ada hijau kekuningan sampai hijau, tapi kadang

beberapa variasi yang lakukan baik dari ungu atau putih. Buah dapat dimakan,

waktu perendaman, suhu, teknik dipanen saat masih empuk dan belum

pengeringan. Pengembangan lain adalah matang. Tanaman ini tumbuh dengan cepat

dengan menggunakan bantuan microwave menjadi panjang (10-30 cm) dan sempit (1-

yang dapat mempersingkat waktu ekstrasi. 4 cm) polong dengan ujung yang mengarah

Mucilago dari tanaman seperti paruh atau tumpul (Ministry of

Abelmoschus esculenthus banyak Environment and Forests India, 2016).

dimanfaatkan dalam formulasi sediaan Buah Okra sering dimanfaatkan sebagai

farmasi sebagai eksipien (Emeje et al., sayuran dan beberapa pustaka menuliskan

2009). bahwa Okra berasal dari India.

Tanaman Okra Ekstraksi Mucilago Okra

Okra dari tanaman Abelmoschus Ekstraksi Mucilago dari beberapa pustaka

esculenthus dan dalam beberapa literatur dilakukan dengan metode maserasi

menuliskan Hibiscus esculenthus, dikenal konvensional dan dengan bantuan

dengan nama kacang bendi, qiu kui, okra, microwave. Ekstraksi dengan metode

okura, okro, quiabos, ochro, quiabo, okoro, microwave terjadi sebagai akibat dari

gumbo, quimgombo, bamieh, bamya, perubahan struktur sel yang diakibatkan

quingumbo, bamia, ladies fingers, bendi,


Farmaka
Volume 15 Nomor 2 101

oleh gelombang elektromagnetik (Veggi, - Buah Okra yang digunakan dalam

Martinez, & Meireles, 2013). ekstraksi dapat berupa buah segar atau

Secara umum mucilago okra buah yang telah dikeringkan


diekstraksi dari buah Okra (Abelmoschus
- Penyari yang digunakan saat ekstraksi
esculenthus) melalui dua tahap (Jayan and
mucilago adalah air suling. Beberapa
Manoj, 2013; Nair and Fahsa K.S., 2013 ;
Ameena et al., 2010 ; Malviya, 2011). peneliti menambahkan Natrium
Langkah 1. Ekstraksi Mucilago.
metabisulfite (Noorlaila et al., 2015,
Buah Okra dicuci kemudian dihaluskan.
Ameena et al., 2010) dalam cairan
Bila menggunakan buah segar diiris tipis
penyari yang berfungsi sebagai
jika menggunakan buah yang telah
antioksidan yang mencegah
dikeringkan maka buah dihaluskan dengan
pencoklatan pada hasil ektraksi
blender. Buah yang telah dihaluskan
- Proses pengendapannya dilakukan
direndam dengan air suling dengan
dengan menambahkan etanol atau
perbandingan tertentu kemudian didiamkan
aseton.
untuk proses penarikan mucilago dari buah
- Pengeringan mucilago umumnya
okra ke dalam air. Rendaman kemudian
menggunakan oven. Tapi dapat juga
disaring.
dengan menggunakan freeze dryer.
Langkah 2. Isolasi lendir. Filtrat yang
(Temenouga et al., 2016)
diperoleh kemudian ditambahkan aseton

atau alkohol untuk mengendapkan


Ekstraksi dengan bantuan Microwave
mucilago. Endapan mucilago dipisahkan
Buah Okra yang telah dihaluskan direndam
dan dikeringkan. Mucilago kering
dengan air suling selama 24 jam setelah itu
kemudian dihaluskan dan diayak.
rendaman dimasukkan ke dalam microwave
Banyak penelitian telah dilakukan dan
800 w selama 3 menit. Proses selanjutnya
beberapa modifikasi dalam ekstrasi
sama dengan metode ekstrasi yang
mucilage Okra, antara lain :
dijelaskan diatas. Dengan bantuan

gelombang elektromagnetik mempercepat


Farmaka
Volume 15 Nomor 2 102

waktu ekstraksi mucilago Okra. Pada Warna kecoklatan, tidak berbau,

optimalisasi proses ekstrasi diperoleh data hambar, kasar dan tidak beraturan,

dengan intensitas 160 W dan durasi bersifat higroskopis, sehingga perlu

pemanasan 40 menit diperoleh kenaikan disimpan dalam wadah kedap udara.

hasil mucilago sebesar 11,55% 2. Kelarutan

dibandingkan dengan metode maserasi Larut dalam air panas, dalam air hangat

(Shah & Seth, 2011). Gelombang membentuk gel, tidak larut dalam

elektromagnetik (microwave) pelarut organic (benzena, eter,

menghancurkan sel dan jaringan tanaman kloroform, n-butanol, etanol, aseton,

lebih cepat sehingga memudahkan lendir gliserin, parafin)

untuk keluar dari sel dengan cepat (Lim, 3. pH

Broto, Kardono, & Kam, 2015) ph larutan 1% 7,5

Kandungan Kimia 4. Swelling Index

Analisis proksimat yang dilakukan Dalam air (8,5), HCL 0,1 N (2,3), dapar

menunjukkan kandungan karbohidrat, fosfat (3,1)

protein, lemak, abu dan air. Kandungan 5. Ukuran partikel berkisar 52.50μm.

terbesarnya adalah karbohidrat, hasil FTIR 6. Kadar abu total, abu asam yang tidak

menunjukkan komponen utamanya larut dan abu larut air masing-masing

galaktosa, rhamnosa, dan asam ditemukan 7,53%, 0,93% dan 4%.

galakturonik. Protein penyusun mucilago

terdiri dari asam amino hidrofilik dan asam Fungsi Sebagai Eksipien

amino hidrofobik. (Lim et al., 2015) a. Pengikat

Parameter suatu bahan pengikat yang

Karakteristik Fisika Kimia baik antara lain ditunjukkan dengan


(Farooq, Malviya, and Sharma, 2013 ;
kekerasan tablet. Perbandingan hasil
Malviya, 2011 ; Emeje et al., 2011)
uji kekerasan tablet dengan pengikat
1. Uji Organoleptik
dari Okra dan bahan pengikat yang lain
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 103

menunjukkan kekerasan tablet tertinggi tetesan kecil menjadi tetesan besar,

dari tablet yang menggunakan Okra menjadi fase tunggal dan memisah.

sebagai pengikat dibandingkan dengan Mucilage Okra dalam konsentrasi

pengikat lain (acasia, gum dan PVP) rendah dapat dapat mempertahankan

dengan konsentrasi yang sama stabilitas emulsi. Mucilago ini juga

(Malviya, 2011). Peningkatan dapat mempertahankan stabilitas

konsentrasi mucilago okra emulsi cukup baik dalam berbagai

mempengaruhi kekerasan tablet yang kondisi lingkungan yang berbeda (pH,

dihasilkan. Penelitian ini juga konsentrasi garam, dan suhu).

memberikan gambaran profil Mucilago Okra berada pada keadaaan

pelepasan Okra untuk sediaan paling stabil pada pH 7. Konsentrasi

pelepasan lambat. (Onunkwo, 2010) suspensi 1 % emulsi yang terbentuk

Mucilago okra digunakan sebagai stabil dan tidak ada pengaruh yang

pengikat dalam granulasi basah dan signifikan pada kestabilan emulsi.

metode kompresi langsung. Mucilago Karakteristik pengemulsi juga

Okra sebagai pengikat dalam formulasi sebanding dengan pengemulsi

tablet dengan tingkat kekerasan, komersial lainnya (Lim et al., 2015).

kerapihan, dan disolusi yang baik. Sifat Okra dapat mempertinggi kestabilan

mengikat polimer buah Abelmoschus emulsi dari santan kelapa. (Noorlaila et

esculentus (okra) jauh lebih baik. al., 2015)

Mucilago dari bahan alam menjanjikan c. Penyalut

bahan polimer biodegradable. (Biswal, Mucilago Okra dan modifikasinya

Karna, & Patel, 2014) berhasil digunakan sebagai bahan

b. Pengemulsi penyalut yang dikombinasikan dengan

Pengemulsi digunakan untuk HPMC K15 M untuk pengiriman

menstabilkan emulsi dan mencegah model obat natrium diklofenak ke

koalesensi atau penyatuan kembali kolon untuk chronotherapy arthritis.


Farmaka
Volume 15 Nomor 2 104

Pelepasan obat diperpanjang selama 24 (Kumar, Patil, Patil, & Paschapur,

jam di usus besar. Formulasi mengikuti 2009). Mucilago dari tanaman

kinetika orde pertama dengan A.moschatus dan A.esculentus

pengembangan tergantung pH. konsentrasi suspensi 0,5-2,0%

Mekanisme pelepasan obat memberikan hasil volume sedimentasi

berdasarkan relaksasi polimer dan suspensi yang sama (Nair & Fahsa

erosi. (Rajendra, Bushetti, & Giri, K.S., 2013).

2012) e. Polimer untuk Sediaan Lepas Lambat

d. Pensuspensi Pelepasan obat dari suatu bentuk

Kecepatan sedimentasi merupakan sediaan dapat dikontrol dengan

parameter penting dalam sediaan penggunaan polimer. Indeks

suspense, dan berpengaruh pada pengembangan Mucilago Okra 8,5

stabilitas suspensi. Tingkat sedimentasi dalam air (Emeje et al., 2011). Proses

suspending agent memberikan mengembang merupakan mekanisme

gambaran tentang kesesuaian zat penting dalam difusi bentuk sediaan

pensuspensi dalam formulasi medis. lepas lambat. Okra merupakan polimer

Zat pensuspensi dianggap lebih baik alam baru yang diteliti efeknya dalam

jika laju sedimentasinya lambat. sediaan pelepasan terkendali.

Suspensi dengan mucilago okra - Kombinasi Mucilago Okra dengan

sebagai pensuspensi mudah terdispersi Natrium Alginat yang dibuat

dan menunjukkan sifat alir yang baik. beads dengan model obat dapat

Sedimentasi terbentuk perlahan dan memperpanjang pelepasan obat

mudah terdispersi kembali (Jayan & sampai 6-8 jam. (Farooq, Malviya,

Manoj, 2013). Mucilago Okra and Sharma, 2015, Sinha et al.,

memberikan hasil yang lebih baik 2015). Sediaan tablet Mucilago

dibanding tragakan, dan hasil yang Okra dapat dibuat formula tablet

sebanding dengan natrium CMC yang mampu melepaskan obat


Farmaka
Volume 15 Nomor 2 105

hingga 24 jam, pelepasan obat (Kalu, Odeniyi, & Jaiyeoba,

menggunakan Okra lebih lama 2007).

dibandingkan dengan HPMC dan Kesimpulan

natrium alginat (Zaharuddin, Buah Okra berasal dari tanaman

Noordin, and Kadivar, 2014). Abelmoschus esculenthus. Mucilago Okra

Perbandingan antara mucilage diperoleh melalui proses ekstraksi cair.

okra dan hibiscus, okra Pengembangan lain yang dilakukan yaitu

menunjukkan profil pelepasan ekstraksi dengan bantuan gelombang

lambat. (Ameena et al., 2010) elektromagnetik (microwave). Proses

- Matriks Okra dibandingkan ekstraksi yang ditulis oleh beberapa penulis

dengan NaCMC dalam pembuatan memiliki variasi dalam hal waktu

tablet dengan granulasi basah dan perendaman, suhu, teknik pengeringan.

cetak langsung dengan kandungan Hasil yang diperoleh tidak berbeda secara

obat 0%, 10%, 20% dan 40%, signifikan dan menunjukkan kandungan

tablet yang dibuat dengan kimia yang sama. Metode ekstraksi dengan

granulasi basah lebih kuat tapi bantuan gelombang elektromagnetik dapat

lebih lambat hancur daripada mempercepat waktu ekstrasi.

tablet yang dibuat dengan metode Mucilago Okra mempunyai

cetak langsung. Kekuatan tablet kemampuan untuk membentuk dan

menurun dengan penurunan mempertahankan kestabilan emulsi yang

konsentrasi mucilago okra lebih unggul dibandingkan dengan eksipien

(Gbenga and Zulikha, 2013). yang umum dipakai, kemampuan sebagai

Penelitian yang dilakukan oleh pengikat dalam sediaan tablet, sebagai

Kalu, dkk., yang menggunakan matriks pada pelepasan lambat sehingga

model obat paracetamol dengan dapat dikembangkan sebagai eksipien

matriks Okra dapat memberikan dalam formula lepas lambat.

profil pelepasan obat selama 6 jam


Farmaka
Volume 15 Nomor 2 106

Penelitian – penelitian mengenai Farooq, U., Malviya, R., & Sharma, P. K.


(2013). Extraction and
Mucilago Okra yang dilakukan berkaitan Characterization of Okra Mucilage as
Pharmaceutical Excipient. Academic
dengan fungsinya sebagai eksipien yang Journal of Plant Sciences, 6(4), 168–
172.
telah diuraikan diatas dapat https://doi.org/10.5829/idosi.ajps.201
3.6.4.82292
dipertimbangkan untuk pengembangannya Farooq, U., Malviya, R., & Sharma, P. K.
(2015). Pharmaceutica Design and
sebagai eksipien komersial. Development of Multi Particulate
System for Targeted Drug Delivery
Daftar Pustaka Using Natural Polymer.
Pharmaceutica Analytica Acta, 6(5).
Ameena, K., Dilip, C., Saraswathi, R., https://doi.org/10.4172/21532435.100
Krishnan, P. N., Sankar, C., & Simi, S. 0366
P. (2010). Isolation of the mucilages Gbenga, B. L., & Zulikha, A. (2013). New
from Hibiscus rosasinensis linn. and Matrix Tablet from Okra Gum :
Okra (Abelmoschus esculentus linn.) Effects of Method of Preparation and
and studies of the binding effects of the Gum Concentration on Tablet
mucilages. Asian Pacific Journal of Properties, 2013(September), 484–
Tropical Medicine, 3(7), 539–543. 489.
https://doi.org/10.1016/S1995- Jayan, S. C., & Manoj, N. K. (2013).
7645(10)60130-7 Isolation and Evaluation of Mucilage
Anwar, E. (2012). Eksipien dalam Sediaan of Abelmoschus esculentus as a
Farmasi. Dian Rakyat. Suspending Agent. International
Biswal, B., Karna, N., & Patel, R. (2014). Journal of Pharmaceutical and
Okra mucilage act as a potential binder Chemical Sciences, 2(3), 1311–1315.
for the preparation of tablet Kalu, V. D., Odeniyi, M. A., & Jaiyeoba, K.
formulation. Der Pharmacia Lettre, T. (2007). Matrix properties of a new
6(3), 31–39. plant gum in controlled drug delivery.
Emeje, M., Isimi, C., Byrn, S., Fortunak, J., Arch Pharm Res, 30(7), 884–889.
Kunle, O., & Ofoefule, S. (2011). https://doi.org/10.1007/BF02978841
Extraction and physicochemical Kumar, R., Patil, M. B., Patil, S. R., &
characterization of a new Paschapur, M. S. (2009). Evaluation of
polysaccharide obtained from the fresh Abelmoschus esculentus mucilage as
fruits of abelmoschus esculentus. suspending agent in paracetamol
Iranian Journal of Pharmaceutical suspension. International Journal of
Research : IJPR, 10(2), 237–46. PharmTech Research, 1(3), 658–665.
Retrieved from Lim, V., Broto, L., Kardono, S., & Kam, N.
http://www.pubmedcentral.nih.gov/art (2015). Studi Karakteristik Dan
iclerender.fcgi?artid=3828916&tool= Stabilitas Pengemulsi Dari Bubuk
pmcentrez&rendertype=abstract Lendir Okra (. Jurnal Aplikasi
Emeje, M., Nwabunike, P., Isimi, C., Teknologi Pangan, 4(3), 100–107.
Fortunak, J., Mitchell, J., Byrn, S., … Malviya, R. (2011). Extraction
Abuja, P. M. B. G. (2009). Isolation, characterization and evaluation of
characterization and formulation selected mucilage as pharmaceutical
properties of a new plant gum obtained excipient. Polimery W Medycynie,
from Cissus refescence. International 41(3), 39–44. Retrieved from
Journal of Green Pharmacy, http://www.polimery.am.wroc.pl/pdf/
3(March), 16. 153.pdf
https://doi.org/10.4103/0973- Ministry of Environment and Forests India.
8258.49369 (2016). Biology of Okra. Series of
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 107

Crop Specific Biology. Retrieved from 5.04.067


dbtbiosafety.nic.in/guidelines/okra.pd Tavakoli, Dehkordi, G., R, T., & H, H.
f (2009). Characterization and
Nair, B., & Fahsa K.S. (2013). Isolation and evaluation of okra gum as a tablet
characterization of mucilage from binder. Jundishapur Journal of
some selected species of Abelmoschus Natural Pharmaceutical Products,
medik. (malvaceae) and their 3(1), 33–38.
application in pharmaceutical Temenouga, V., Charitidis, T., Avgidou,
suspension preparation. International M., Karayannakidis, P. D.,
Journal of Pharmacy and Dimopoulou, M., Kalogianni, E. P., …
Pharmaceutical Sciences, 5(1), 398– Ritzoulis, C. (2016). Novel emulsifiers
402. as products from internal Maillard
Noorlaila, A., Aziah, S., R, A., & A.R, N. reactions in okra hydrocolloid
(2015). Emulsifying properties of mucilage. Food Hydrocolloids, 52,
extracted Okra ( Abelmoschus 972–981.
esculentus L .) mucilage of different https://doi.org/10.1016/j.foodhyd.201
maturity index and its application in 5.08.026
coconut milk emulsion. International Veggi, P. C., Martinez, J., & Meireles, M.
Food Research Journal, 22(2), 782– A. A. (2013). Microwave-assisted
787. Extraction for Bioactive Compounds.
Onunkwo, G. C. (2010). Evaluation of okro https://doi.org/10.1007/978-1-4614-
gum as a binder in the formulation of 4830-3
thiamine hydrochloride granules and Zaharuddin, N. D., Noordin, M. I., &
tablets. Research In Pharmaceutical Kadivar, A. (2014). The use of
Biotechnology, 2(3), 33–39. Retrieved hibiscus esculentus (Okra) gum in
from sustaining the release of propranolol
http://www.academicjournals.org/jour hydrochloride in a solid oral dosage
nal/RPB/article-full-text- form. BioMed Research International,
pdf/918BD14458 2014(Figure 1).
Rajendra, A., Bushetti, S. S., & Giri, A. https://doi.org/10.1155/2014/735891
(2012). Design and evaluation of
compression coated formulations for
an antiinflammatory drug based on
modified okra mucilage. Journal of
Applied Pharmaceutical Science, 2(7),
238–245.
https://doi.org/10.7324/JAPS.2012.27
40
Shah, B. N., & Seth, A. K. (2011).
MICROWAVE ASSISTED
ISOLATION OF MUCILAGE FROM
THE ABELMOSCHUS
ESCULENTUS. Hygeia, Journal For
Drugs and Medicines, 3(1), 54–57.
Sinha, P., Ubaidulla, U., Hasnain, M. S.,
Nayak, A. K., & Rama, B. (2015).
Alginate-okra gum blend beads of
diclofenac sodium from aqueous
template using ZnSO<inf>4</inf> as a
cross-linker. International Journal of
Biological Macromolecules, 79, 555–
563.
https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.201

Anda mungkin juga menyukai