Anda di halaman 1dari 23

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


SALEP ANTI JERAWAT DARI EKSTRAK BUAH ANDALIMAN
(ZANTHOXYLUM ACANTHOPODIUM DC)

BIDANG PENELITIAN
PKM-PENELITIAN EKSAKTA

Diusulkan oleh:
Erwin Jatnika Rivana; 1607277; 2016

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2019

i
ii

PENGESAHAN PROPOSAL PKM – PENELITIAN EKSAKTA

1. Judul Kegiatan : Salep Anti Jerawat dari Ekstrak Buah


Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium
DC)
2. Bidang Kegiatan : PKM-PE
3. Nama Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Erwin Jatnika Rivana
b. NIM : 1607277
c. Program Studi : Kimia
d. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
e. Alamat Rumah dan : Jalan Geger Arum Baru no 13 RT 04/16
Nomor HP Kel. Isola Kec. Sukasari Kota Bandung
40154
HP. 089510047991
f. Email : Erwinbangkong10@gmail.com
4. Anggota Pelaksana :
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan :
Nomor HP

6 Biaya Kegiatan Total


a. Kemristekdikti :
b. Sumber Lain : -
7 Jangka Waktu Pelaksanaan :
Bandung, 18 Juni 2019
Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Ketua Pelaksana,

(Dr. Dadi Rusdiana, M.Si.) (Erwin Jatnika Rivana)


NIP. 196810151994031002 NIM. 1607277

Wakil Rektor Dosen Pendamping,


Bidang Akademik dan Kemahasiswaan,

(Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd.) ()


NIP. 196202081986011002 NIDN.

ii
iii

DAFTAR ISI

iii
iv

DAFTAR GAMBAR

iv
v

DAFTAR TABEL

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa masa yang produktif. Wajah selalu terpapar
oleh sinar matahari, debu, polusi udara ketika berada diluar ruangan. Oleh karena
itu dapat menimbulkan bakteri pada kulit terutama kulit wajah. Penyakit kulit yang
sering dialami ialah jerawat.
Jerawat merupakan penyakit kulit yang sering terjadi pada masa remaja
bahkan yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada
daerah wajah, leher, lengan atas, dada, dan punggung. Meskipun tidak mengancam
jiwa, jerawat dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dengan memberikan
efek psikologis yang buruk berupa cara seseorang menilai, memandang dan
menanggapi kondisi dan situasi dirinya (Amalia dkk., 2014).
Pengobatan yang lazim digunakan untuk mengobati jerawat adalah dengan
menggunakan antibiotik seperti tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin dan
klindamisin. Selain itu pengobatan jerawat juga dapat menggunakan benzoil
peroksida, asam azelat dan retinoid. Namun obat-obat tersebut memiliki efek
samping dalam penggunaannya sebagai antijerawat antara lain iritasi dan
penggunaan antibiotik sebagai pilihan pertama dalam penyembuhan jerawat harus
ditinjau kembali untuk membatasi perkembangan resistensi antibiotik (Dermawan
dkk., 2015). Kondisi tersebut mendorong untuk dilakukannya pengembangan
penelitian antibakteri alami dari tumbuhan yang ada di Indonesia diantaranya
adalah tanaman andaliman.
Tanaman andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan salah satu
tumbuhan rempah yang banyak terdapat di daerah Kabupaten Toba Samosir dan
Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada daerah berketinggian 1,500 m dpl, ditemukan
tumbuh liar di daerah Tapanuli dan digunakan sebagai rempah pada masakan adat
Batak Angkola dan Batak Mandailing (Wongso, 2012).
Menurut Mitsui (1997), ada tiga penyebab terjadinya jerawat salah satunya
adalah efek dari bakteri. Bakteri penyebab jerawat diantaranya P. acnes, S.
epidermidis dan S. aureus.
Ekstrak buah andaliman memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri
Staphylococcus aureus sebesar 20,06 mm zona bening/ daya hambat dengan pelarut
etil asetat konsentrasi 100% (Al muzafri. 2019). Beberapa penelitian lain mengenai
aktifitas antibakteri dari tanaman dalam bentuk ekstrak menunjukkan bahwa
banyak tanaman yang mempunyai aktifitas antibakteri seperti penelitian dengan
buah naga merah didapatkan hasil zona hambat sebesar 10,5 mm dengan
konsentrasi 80 mg/mL. (Amalia dkk., 2014). Dalam penelitian lain dengan
menggunakan daun sirsak menunjukan diameter antibakteri sebesar 20,3 mm pada
konsentrasi 10%. (mulyanti dkk. 2015).
2

1.2 Perumusan Masalah


a. Bagaimana membuat sediaan salep anti jerawat dari ekstrak buah
andaliman yang memenuhi syarat pengujian salep?
b. Bagaimana efektifitas rancangan formula pembuatan sediaan salep?

1.3 Tujuan Khusus


a. Mengetahui pembuatan sediaan salep anti jerawat dari ekstrak buah
andaliman yang memenuhi syarat pengujian salep.
b. Mengetahui efektifitas rancangan formula pembuatan sediaan salep.

1.4 Urgensi Penelitian


Mengetahui pembuatan sediaan salep anti jerawat dari ekstrak buah
andaliman yang memenuhi syarat pengujian salep, mengetahui efektifitas
rancangan formula pembuatan sediaan salep. Selain itu, menjadi acuan untuk
penelitian selanjutnya dalam pemanfaatan buah andaliman sebagai sediaan
salep.

1.5 Manfaat
a. Memberikan kontribusi ilmiah pada kajian perkembangan kimia hayati.
b. Memberikan nilai tambah terhadap buah andaliman.
c. Memperoleh suatu sediaan salep yang unggul dari sumber yang murah
dan ramah lingkungan.

1.6 Luaran
a. Suatu produk berupa salep anti jerawat yang terbuat dari ekstrak buah
andaliman
b. Artikel ilmiah
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu jenis rempah yang pemanfaatannya hingga sekarang masih


sangat terbatas adalah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium, suku Rutaceae)
yang merupakan bumbu masak khas Asia (Hasairin 1994). Bumbu ini di Indonesia
hanya dikenal dalam masakan Batak sehingga disebut sebagai “merica Batak” dan
dipakai pada masakan “arsik” dan “saksang” yang memerlukan kulit luar buah
andaliman sebagai bumbu utama yang tak tergantikan. Tumbuhan ini memiliki
aroma jeruk yang lembut namun “menggigit” meskipun tidak sepedas cabai atau
lada sehingga menimbulkan sensasi kelu atau mati rasa di lidah. Rasa kelu di lidah
ini disebabkan adanya kandungan hidroksi-alfa-sanshool pada rempah tersebut
(Mangkuwidjojo dkk. 1995).
Andaliman merupakan tanaman semak atau pohon kecil bercabang rendah,
tegak, tinggi mencapai 5 meter, dan menahun. Batang, cabang, dan ranting berduri.
Daun tersebar, bertangkai, majemuk menyirip beranak daun gasal, panjang 5-20 cm
dan lebar 3-15 cm, terdapat kelenjar minyak. Rakis bersayap, permukaan bagian
atas, bagian bawah rakis, dan anak daun berduri; 3-11 anak daun, berbentuk jorong
hingga oblong, ujung meruncing, tepi bergerigi halus, paling ujung terbesar, anak
daun panjang 1-7 cm, lebar 0.5-2.0 cm. Permukaan atas daun hijau berkilat dan
permukaan bawah hijau muda atau pucat, daun muda permukaan atas hijau dan
bawah hijau kemerahan. Bunga di ketiak, majemuk terbatas, anak payung
menggarpu majemuk, kecil-kecil; dasar bunga rata atau bentuk kerucut; kelopak 5-
7 bebas, panjang 1-2 cm, warna kuning pucat; berkelamin dua, benang sari 5-6
duduk pada dasar bunga, kepala sari kemerahan, putik 3-4, bakal buah apokarp,
bakal buah menumpang. Buah kotak sejati atau kapsul, bulat, diameter 2-3 mm,
muda hijau, tua merah; tiap buah satu biji, kulit keras, warna hitam berkilat (Siregar,
2003).
Di Indonesia, andaliman merupakan tumbuhan yang hanya terdapat di
pegunungan yang terletak di Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Dairi, dan
Tapanuli Utara, semuanya di Provinsi Sumatra Utara, pada daerah berketinggian
1.500 mdpl dengan temperatur 15–18 oC. Tumbuhan ini merupakan salah satu jenis
rempah yang belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Padahal melihat
keunikan sensorik yang dimiliki dan juga aktivitas fisiologi, bukan mustahil
tumbuhan ini dapat menjadi salah satu rempah yang berpotensi merebut peluang
pasar ekspor. Kandungan senyawa dalam andaliman seperti senyawa trigeminal
aktif yang berfungsi sebagai antioksidan dan antimikrob yang menjadikan
tumbuhan ini sebagai bahan obat-obatan, selain sebagai bumbu masakan (Wijaya
dkk. 2001).
Masyarakat sudah sejak lama telah memakai tanaman andaliman, misalnya
masyarakat melayu memakai daun andaliman sebagai bumbu masakan dan
penghilang bau amis pada ikan atau daging, selain itu masyarakat dairi
menggunakan daun andaliman sebagai tuba untuk mempermudah menangkap ikan
sehingga ikan menjadi pingsan. Buah andaliman dipakai untuk obat sakit gigi,
batangnya sebagai sikat gigi, dan akarnya dipakai untuk bahan baku kertas (Shukla
& Misra, 1979).
Hasil pengujian aktivitas antimikroba pada penelitian Siswadi (2002)
menunjukkan bahwa ekstrak buah andaliman bersifat bakterisidal terhadap bakteri
4

Bacillus stearothermophilus, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholera, dan


Salmonella thypimurium. Selain itu andaliman juga mampu menghambat Bacillus
cereus, Staphylococcus aureus, dan S. thyposa (Andayanie, 2000).
Buah andaliman mengandung senyawa flavonoid yang mempunyai aktifitas
antioksidan dan antimikroba. (wijaya, 1999) sedangkan daun andaliman tidak
mengandung senyawa flavonoid (batubara dkk. 2017). Kandungan flavonoid pada
ekstrak andaliman ternyata sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococus aureus, flavonoid yang bersifat polar sehingga lebih mudah
menembus lapisan peptide glikan mikroba yang juga bersifat polar daripada lapisan
lipid yang nonpolar, dinding sel Staphylococus aureus mengandung polisakarida
(asam terikoat) merupakan polimer yang larut dalam air yang berfungsi sebagai
transfor ion positif untuk keluar masuk, dengan terganggunya dinding sel akan
menyebabkan lisis pada sel, mekanisme lain flavonoid sebagai antimikroba adalah
menghambat fungsi membran sel dengan cara mengganggu permebealitas
membran sel dan menghambat ikatan enzim seperti ATPase dan phospholipase
(Rijayanti, 2014). Oleh karena itu kami memakai buah andaliman sebagai bahan
pembuatan salep.
Metode yang digunakan pada pembuatan salep ekstrak buah andaliman
adalah maserasi karena dapat menghasilkan daya hambat lebih besar yaitu 20,06
mm (al-muzafri. 2019) dibandingkan dengan metode refluks 4,50 mm dan minyak
essensial murni 12 mm. (ardiansyah. 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya zona hambat berupa kemampuan difusi bahan antimikroba ke dalam
media dan interaksinya dengan mikroba yang diuji, jumlah mikroba yang diujikan,
kecepatan tumbuh mikroba uji dan tingkat sensitifitas mikroba terhadap bahan
antimikroba. Antimikroba suatu bahan uji disebut menghambat kuat jika memiliki
zona hambat lebih besar dari 11 mm, menghambat sedang dengan zona hambat 6-
11 mm, sedangkan bila zona hambat lebih kecil dari 6 mm adalah menghambat
lemah/rendah (Nurliana dkk, 2009).
Pelarut yang digunakan pada metode maserasi adalah etil asetat karena
memiliki daya hambat paling besar dibandingkan dengan methanol, air dan heksana
(al muzafri. 2019).
5

Gambar 2.1 Diagram daya hambat pengaruh ekstrak andaliman dari


berbagai pelarut terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
(al muzafri, 2019).
Penghambatan aktivitas mikroba oleh komponen bioaktif tanaman dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Gangguan pada senyawa penyusun dinding sel: dengan cara menghambat
enzim yang terlibat pada produksi energi dan pembentukan komponen
struktural sehingga pembentukan dinding sel bakteri terganggu(Parhusip,
2006);
2. Peningkatan permeabilitas membran sel yang menyebabkan kehilangan
komponen penyusun sel: dengan cara mengganggu lapisan fosfolipid dari
membran sel yang menyebabkan peningkatan permeabilitas dan kehilangan
unsur pokok penyusun sel (Kim et al., 1995);
3. Menginaktifasi enzim metabolik: dengan cara menghambat sintesis protein
bakteri dan menghambat kerja enzim intraseluler. Selain itu Kim et al. (1995)
menemukan bahwa dengan terpengaruhnya system enzim, maka akan
mempengaruhi produksi energi penyusun sel dan sintesis komponen secara
struktural. Senyawa fenol dapat bereaksi dengan enzim dehydrogenase
sehingga mengakibatkan hilangnya aktivitas enzim tersebut (Fardiaz, 1992);
4. Destruksi atau kerusakan fungsi material genetik: dengan cara minyak atsiri
bereaksi dengan komponen sel ribosom 50S yang akan membentuk kompleks
pada tahap inisiasi (tahap awal sintesis protein), sehingga menstimulasi
pembacaan yang salah. Selanjutnya terjadi penyimpangan dalam ribosom,
yang mengakibatkan terjadinya sintesis protein, dilanjutkan dengan pasangan
yang tidak tepat dan akhirnya mengganggu pembentukan protein (Parhusip,
2006).
Salep harus melewati beberapa tahap uji agar memenuhi syarat sediaan
salep. Pengujian salep meliputi Uji organoleptis (Anonim, 2012a), Uji homogenitas
(Ditjen POM, 1979), Pengukuran pH (Ditjen POM, 1979), Uji daya sebar
(Maulidaniar dkk, 2011), Uji kemampuan proteksi (Anonim, 2012b), Uji daya serap
air (Lachman, 1994), Uji daya lekat (Anonim, 2012a) dan Uji ukuran partikel yang
dilakukan dengan mengambil sejumlah salep kemudian diletakkan pada bagian atas
kaca obyek kemudian diratakan dengan bantuan kaca obyek yang lainnya dan
dimati di bawah mikroskop menggunakan salep pembanding Slimming Gel
Mustika Ratu.
6

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah oven, penyaring vakum, neraca analitik,
pengering beku, freezer, pemanas berjaket, kondensor, labu didih, rotavapor,
cawan porselin, eskilator, kaca preparat, stopwatch dan alat-alat gelas untuk
keperluan analisis,
Bahan yang digunakan adalah buah andaliman, pelarut etil asetat, aquades,
kertas saring, aluminium voil, indicator universal, PEG 4000, PEG 400, nipagin,
oleum citri, slimming gel mustika ratu.
3.2 Langkah Kerja
a. Persiapan Sampel
Persiapan sampel dimulai dengan mencuci buah segar andaliman dengan air
kran sebanyak dua kali, kemudian dikeringkan selama satu malam. Untuk
mencegah terjadinya perubahan kimia, pengeringan dilanjutkan dalam oven pada
suhu 40-60 oC. Setelah buah andaliman benar benar kering yang ditandai dengan
warna hitam lalu dihaluskan sampai ukuran 80 mesh. Serbuk buah andaliman siap
digunakan untuk analisis selanjutnya.
b. Penentuan Kadar Air
Cawan porselin dikeringkan pada suhu 105 oC selama 30 menit. Kemudian
cawan didinginkan dalam eksikator. Sebanyak 3 gram serbuk buah andaliman
dimasukkan ke dalam cawan porselin dan dipanaskan dalam oven pada suhu 105
o
C selama 3 jam, kemudian, cawan diangkat dan didinginkan dalam eksikator
selama 30 menit. Cawan dengan serbuk sampel ditimbang hingga bobot konstan.
c. Ekstraksi Buah Andaliman
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi.
Sampel dimasukkan kedalam bejana maserasi dan ditambahkan pelarut etil asetat
sampai semua sampel terendam oleh pelarut lalu ditutup dengan aluminium foil.
Maserasi dilakukan selama 5 hari, setiap 24 jam pelarut diganti dan dilakukan
pengadukan 3 kali sehari. Hasil maserasi disaring untuk memisahkan filtrat dan
residunya. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan disaring. Kemudian ekstrak etil
asetat tersebut dipekatkan menggunakan alat rotary evaporator pada suhu 50°C
hingga pelarut menguap dan ekstrak menjadi lebih kental tetapi masih dapat
dituang. (Gultom Sofyan, 2011).
d. Pembuatan Salep
Rancangan formula:
Ekstrak buah andaliman 7,6%
PEG 4000 36,89%
PEG 400 55,33%
Nipagin 0,18%
Oleum citri qs
Salep dibuat dengan cara larutkan nipagin dengan PEG-400 kemudian lebur
PEG-4000 dan campuran PEG-400 dengan nipagin di atas tangas air, aduk sampai
dingin. Tambahkan ekstrak buah andaliman ke dalam campuran basis tersebut, lalu
diaduk sampai homogen. Setelah homogen, ditambahkan oleum citri sedikit demi
7

sedikit dalam campuran tersebut. Kemudian dilakukan pengujian salep. (Ulaen


Selfie P.J. dkk, 2014)
e. Pengujian Salep
Pengujian salep meliputi Uji organoleptis (Anonim, 2012a), Uji homogenitas
(Ditjen POM, 1979), Pengukuran pH (Ditjen POM, 1979), Uji daya sebar
(Maulidaniar dkk, 2011), Uji kemampuan proteksi (Anonim, 2012b), Uji daya serap
air (Lachman, 1994), Uji daya lekat (Anonim, 2012a) dan Uji ukuran partikel yang
dilakukan dengan mengambil sejumlah salep kemudian diletakkan pada bagian atas
kaca obyek kemudian diratakan dengan bantuan kaca obyek yang lainnya dan
dimati di bawah mikroskop menggunakan salep pembanding Slimming Gel
Mustika Ratu.

3.3 Alur Tahapan Penelitian

1 2
Mulai

Pembuatan Salep:
Preparasi Buah
Andaliman:  Dilarutkan
 Dihomogenkan
 Ekstraksi Buah
Pemilahan  Dimasukan
 Pencucian Andaliman:
ekstrak
 Pengeringan  Maserasi
 Penghalusan  Penyaringan
Pengujian Salep:
 Dipekatkan
 Uji organoleptis
Penentuan Kadar  Uji homogenitas
Air  Pengukuran pH
 Uji daya sebar
 Uji kemampuan
proteksi
valid valid
 Uji daya serap air
 Uji daya lekat
 Uji ukuran partikel
serbuk ekstrak

1 2 valid

Salep

Selesai
Gambar 2.2 Alur tahapan penelitian
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. ANGGARAN BIAYA


Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan yang diperlukan Rp 20.000
2 Bahan habis pakai Rp 1.355.000
3 Perjalanan Rp 1.100.000
4 Lain-lain Rp 1.800.000
Jumlah Rp 4.275.000
Terbilang Empat juta dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah

4.2 JADWAL KEGIATAN


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
NO Jenis kegiatan Bulan
1 2 3 4
1. Persiapan alat dan bahan
2. Peminjaman alat penunjang
3. Penelitian dan pengamatan
4. Pembuatan laporan akhir
9

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, S., Wahdaningsih, S. dan Untari, E. K., 2014, Uji Aktivitas Antibakteri
Fraksi n-Heksan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus Britton & Rose)
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, Trad. Med. J., Vol. 19 (2) ISSN:
1410-5918, p. 89-94.

Misui, T., 1997. New cosmetic and science. 191-198, Elsevier: Amsterdam
Helwina Shasti1, Tegar Ardiansyah Putra Siregar (2017). UJI AKTIVITAS
ANTIBIOTIK EKSTRAK BUAH ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium
DC)TERHADAP PERTUMBUHANBAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO. Vol
1, no 1. Fakultas kedokteran : universitas muhammadiyah sumatera utara
Siregar, B.L. 2003. Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC.) di Sumatera Utara:
Deskripsi dan Perkecambahan. Hayati
10(1): 38-40.
10

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping


Lampiran 1.1 Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Erwin Jatnika Rivana

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Kimia

4 NIM 1607277

5 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 13 Agustus 1997

6 E-mail Erwinbangkong10@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 089510047991

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan
1

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 Asisten Praktikum Departemen Pendidikan 2018
Kimia
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Bandung, 18 Juni 2019


Ketua

(Erwin Jatnika Rivana)


11

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan
1

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Bandung, 18 Juni 2019


Anggota

()
12

D. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
E. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan
1

F. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Bandung, 18 Juni 2019


Anggota

()
13

Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri Dosen Pendamping


1. Nama Lengkap:
2. Jenis Kelamin:
3. Program Studi: Kimia
4. NIDN:
5. Tempat dan Tanggal Lahir:
6. E-mail:
7. Nomor Telepon/HP:

B. Riwayat Pendidikan
S1/Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-
Lulus

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS

C.2. Penelitian
Penyandang
No. Judul Penelitian Tahun
Dana

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


Penyandang
No. Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun
Dana

1
14

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Bandung, 18 Juni 2019


Dosen Pendamping

()
15

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan
Material Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Kaca preparat 1 pak Rp 20.000/pak Rp 20.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 20.000

2. Bahan habis pakai


Material Volume Harga Satuan Jumlah
Buah andaliman 1 kg Rp 150.000/kg + Rp Rp 200.000
50.000
Aquades 8L Rp 9.000/L Rp 72.000
Aluminium voil 1 pak Rp 20.000/pak Rp 20.000
Kertas saring 1 pak Rp 20.000/pak Rp 20.000
PEG 4000 1 kg Rp 80.000/kg + Rp Rp 120.000
40.000
PEG 400 1L Rp 53.000/500 mL + Rp Rp 133.000
25.000
Nipagin 1 kg Rp 190.000/kg + Rp Rp 230.000
40.000
Oleum citri 500 mL Rp 500.000/L + Rp Rp 275.000
25.000
Indikator Universal 10 lembar Rp 2.000/Lembar Rp 20.000
Slimming gel mustika 100 mL Rp 85.000/100 mL Rp 85.000
ratu
Kertas A4 80 gram 2 rim Rp 40.000 Rp 80.000
Tinta printer 2 kotak Rp 50.000 Rp 100.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.355.000

3. Perjalanan
Material Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Keperluan pembelian Rp 400.000
bahan
Keperluan uji coba Rp 600.000
(kampus ke lokasi uji
coba pp)
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.100.000

4. Lain-lain
Material Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
16

Biaya sewa lab Rp 1.300.000


Dokumentasi kegiatan Rp 100.000
Biaya komunikasi 4 bulan Rp 100.000 Rp 400.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.800.000
Jumlah Rp 4.275.000
Terbilang Empat juta dua ratus tujuh puluh lima
ribu rupiah
17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim, Kegiatan Dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(Jam /
Minggu)
1 Erwin Kimia Kimia 14 jam / 1. Ketua dalam
Jatnika Hayati minggu penelitian.
Rivana / 2. Mengontrol dan
1607277 ikut serta dalam
semua kegiatan
yang berhubungan
dengan penelitian di
laboratorium.
2 1. Wakil ketua dalam
penelitian
2. Membantu kegiatan
penelitaan di
laboratorium
3 1. Sekertaris dalam
penelitian
2. Mengurus izin
penggunaan
laboratorium dan
membantu kegiatan
penelitian di
laboratorium
18

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung 40154 (022) 2013163-1013164
Fax. (022) 2013651 Homepage: www.upi.edu – email info@upi.edu

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Erwin Jatnika Rivana
NIM : 1607277
Program Studi : Kimia
Fakultas : FPMIPA

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM – Penelitian Eksakta saya dengan
judul Salep Anti Jerawat dari Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum
Acanthopodium DC) yang diusulkan untuk tahun anggaran 2020 adalah asli
karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Bandung, 18 Juni 2019


Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Yang menyatakan,
Kemahasiswaan,

(Dr. Dadi Rusdiana, M. Si.) (Windy Dwi Annisa)


NIP 196810151994031002 NIM 1505625

Anda mungkin juga menyukai