Anda di halaman 1dari 10

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN EYE

CREAM DARI EKSTRAK ETANOL BUAH BIT (Beta vulgaris L.)


DENGAN METODE DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)

FORMULATION AND TESTING OF ANTIOXIDANT ACTIVITY


OF EYECREAM PREPARATION FROM ETHANOL EXTRACT OF
BIT(Beta vulgaris L.) USINGDPPH METHOD (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl)

YESSI FEBRIANI1, SUDEWI 2, JERNI KATHARINA PAKPAHAN 3


123
Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien
Jl. Gatot Subroto / Jl. Rasmi No. 28, Kec. Medan Sunggal, Medan
Sumatera Utara – Indonesia
Email: yessi_apt@yahoo.com

Abstrak
Buah bit(Beta vulgaris L.) merupakan tanaman buah yang mengandung senyawa fenolik
termasuk flavonoid dan memiliki antioksidan sangat kuat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bahwa daging buah bit dalam bentuk ekstrak etanol dapat diformulasikan ke dalam
bentuk sediaan Eye Cream pada konsentrasi tertentu memiliki aktivitas antioksidan yang mampu
memberikan efek melembabkan dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Dilakukan identifikasi
tumbuhan, pemeriksaan mutu fisik sediaan ekstrak ekstrak etanol buah bit meliputi pemeriksaan
homogenitas, daya sebar, uji pH, uji stabilitas sediaan, uji iritasi, uji kesukaan, uji efektivitas
sediaan dngan menggunakan alat Skin Analyzer Checker , dan uji aktivitas antioksidan. Hasil
pengujian efektifitas seluruh sediaan selama 4 minggu perawatan menunjukkan bahwa sediaan eye
cream ekstrak etanol buah bit(Beta vulgaris L.) pada konsentrasi F3 merupakan sediaan terbaik
memberikan efek kelembaban 48,36 % serta tidak menyebabkan iritasi.

Kata Kunci: buah bit, ekstrak etanol, Beta vulgaris L., eye cream,antioksidan,
skrining fitokimia

Abstract
Beetroot (Beta vulgaris L.) is a fruit plant that contains phenolic compounds including
flavonoids and has very strong antioxidants. This study aims to find out that beetroot in the form of
ethanol extract can be formulated into the dosage form of Eye Cream at certain concentrations has
antioxidant activity that is able to provide a moisturizing effect and does not cause irritation to the
skin. Plant identification is carried out, physical quality examination of beetroot ethanol extract
preparations includes examination of homogeneity, dispersion power, pH test, preparation stability
test, irritation test, favorability test, dosage effectiveness test using the Skin Analyzer Checker tool,
and antioxidant activity test. The results of testing the effectiveness of all preparations for 4 weeks
of treatment showed that the eye cream preparation of beetroot ethanol extract (Beta vulgaris L.) at
the concentration of F3 was the best preparation providing a moisture effect of 48.36% and did not
cause irritation.

Keywords: beetroot,ethanolextract,lipeye cream,antioxidant, phytochemical screening

1
PENDAHULUAN Bit (Beta vulgaris L.) adalah
Penuaan dini merupakan tanaman yang banyak di Eropa, Asia
fenomena yang terjadi pada tubuh serta di Amerika. Daun dari tanaman bit
manusia dan menjadi bahan konsumsi biasanya dimanfaatkan sebagai sayur
publik untuk diperbincangkan. Penuaan sedangkan umbi bit juga dapat
dini biasanya ditandai dengan kondisi dimanfaatkan untuk produksi gula karena
kulit yang kering, bersisik, kasar dan tingginya kandungan gula sukrosa pada
disertai munculnya keriput dan noda umbi bit. Umbi bit tersebut tidak
hitam atau flek. Penuaan dini pada kulit digunakan sebagai pemanis saja
terjadi secara alami, hal ini disebabkan melainkan juga dapat digunakan sebagai
oleh sumber radikal bebas yang berasal pewarna alami (Andarwulan, 2012).
dari lingkungan seperti polusi udara, sinar Salah satu tanaman yang
matahari, gesekan mekanik, suhu panas digunakan sebagai perawatan kulit
atau dingin dan reaksi oksidasi yang disekitar mata adalah buah bit (Beta
berlebihan. Penyinaran matahari yang vulgaris L.). Buah bit (Beta vulgaris L.)
berlebihan menyebabkan jaringan merupakan salah satu bahan pangan yang
epidermis kulit tidak cukup mampu sangat bermanfaat dan aktivitas
melawan efek negatif seperti kelainan antioksidan yang tinggi (Mastuti et al.,
kulit mulai dari dermatitis ringan sampai 2010). Kandungan senyawa yang terdapat
kanker kulit, sehingga diperlukan di buah bit adalah flavonoid, alkaloid,
perlindungan baik secara fisik dengan glikosida, saponin dan tanin. Flavonoid
menutupi tubuh misalnya menggunakan mempunyai manfaat yang khas yaitu
payung, topi, atau jaket dan secara kimia bertindak sebagai antioksidan dan
dengan menggunakan kosmetika memberi proteksi terhadap penyakit
(Mokodompit, N.A, et.al., 2013). kardiovaskular, kanker dan degenerasi
Tubuh manusia memiliki sistem dari komponen sel (John,2014).
antioksidan untuk mengenal reaktivitas Kandungan vitamin dan mineral yang ada
radikal bebas, yang secara berkelanjutan dalam bit merah juga seperti vitamin B,
dibentuk sendiri oleh tubuh. Tetapi dalam vitamin C, dan kalsium, fosfor, nutrisi,
keadaan tertentu tubuh tidak dapat besi merupakan nilai lebih dari
mengatasinya sendiri sehingga tubuh penggunaan bit merah.
memerlukan zat-zat antioksidan dari luar Eye cream merupakan krim mata
tubuh untuk mencegah terjadinya reaksi dirancang untuk mengurangi kekeringan
reaktif radikal bebas tersebut. dan menghaluskan tampilan kerutan di
Antioksidan merupakan senyawa yang area mata, meningkatkan penampilan
mampu menangkal atau meredam elastisitas, dan mengurangi tampilan
dampak negatif oksidan dalam tubuh, lingkaran hitam di bawah mata. Menurut
yang bekerja dengan cara mendonorkan Sheth dan Dave (2014), sebanyak 47,57%
satu elektronnya kepada senyawa yang hiperpigmentasi terjadi di kulit bagian
bersifat oksidan sehingga aktivitas bawah mata pada kelompok usia 16
senyawa oksidan tersebut dapat dihambat sampai 25 tahun. Salah satu produk
(Titta et al., 2013). digunakan pada semua jenis kulit tetapi
bekerja paling baik pada kulit dewasa.

2
Produk ini telah diuji secara independen Analisis kandungan zat aktif
oleh dokter spesialis mata untuk dalam daging buah bit dengan mudah
memastikan bahwa itu aman untuk dilakukan dengan melakukan ekstraksi.
digunakan di sekitar mata dan tidak Ekstraksi dapat dilakukan dengan
mungkin menyebabkan iritasi atau reaksi berbagai metode antara lain, maserasi,
alergi (Lees, 2012). ultrasoundassisted solvent extraction,
Krim dengan variasi trietanolamin perkolasi, soxhlet dan refluks. Maserasi
dan asam stearat dapat menghasilkan adalah metode ekstraksi yang praktis,
sediaan yang stabil dan tidak mengiritasi membutuhkan pelarut yang sedikit, dan
(Brinda dan Tanuja, 2015). Krim yang tidak memerlukan pemanasan sehingga
baik harus stabil, tidak mengiritasi kulit, dapat menghindari rusaknya senyawa
dan tidak mengakibatkan reaksi alergi. termolabil, tetapi waktu yang dibutuhkan
Menurut Brinda dan Tanuja, (2015) relative lama. Metode maserasi dapat
banyak efek samping yang dilaporkan dilakukan dengan berbagai jenis pelarut.
dari produk perawatan mata antara lain Pemilihan pelarut dalam maserasi
kemerahan, terbakar, gatal, mengelupas mempertahankan selektivitas, toksisitas,
dan pembengkakan. kepolaran, kemudahan untuk diuapkan
Berdasarkan sejumlah penelitian dan harga pelarut (Abdillah, et al. 2017).
pada tanaman obat dilaporkan bahwa Salah satu metode yang paling
banyak tanaman obat yang mengandung umum digunakan untuk menguji aktivitas
antioksidan dalam jumlah besar. antioksidan adalah dengan menggunakan
Efek antioksidan terutama radikal bebas (2,2-diphenyl-1-
disebabkan adanya senyawa fenol seperti picrylhydrazil) DPPH. Pengukuran
flavonoid dan asam fenolat. Biasanya antioksidan dengan metode DPPH adalah
senyawa-senyawa yang memiliki metode pengukuran antioksidan yang
aktivitas antioksidan adalah senyawa sederhana, cepat dan tidak membutuhkan
fenol yamg mempunyai gugus hidroksi banyak reagen seperti halnya metode lain
(Neldawati, 2013). (Hartati, et al. 2020).
Buah bit merah mengandung Telah ada penelitian buah bit
antioksidan yang sangat tinggi. (Beta vulgaris L.) dengan judul formulasi
Antioksidan merupakan zat penghambat dan evaluasi fisik sediaan lip balm
reaksi oksidasi oleh radikal bebas yang ekstrak etanol umbi bit (Beta vulgaris L.)
dapat menyebabkan kerusakan asam sebagai pewarna alami (Erlin, 2020),
lemak tak jenuh, kerusakan pada optimasi campuran Cmc Na-Gelatin
membran dinding sel, pembuluh darah, untuk pembuatan granul effervescent
basa DNA dan jaringan lipid yang buah bit (Beta vulgaris L.) dengan
kemudian menimbulkan penyakit metode simplex lattice design (Youstiana,
degeneratif (Devasagayam et al., 2004). 2015).
Radikal bebas merupakan atom atau Berdasarkan hal tersebut diatas
molekul yang tidak stabil dan sangat saya tertarik untuk melakukan penelitian
reaktif karena memiliki elektron yang “Formulasi dan Uji Antioksidan Eye
tidak berpasangan pada orbital terluarnya Cream Ekstrak Etanol Buah Bit (Beta
(Cahyadi, 2008). vulgaris L.).

3
Bahan yang digunakan pada
METODE PENELITIAN penelitian ini adalah buah bit (Beta
Penelitian ini dilakukan dengan vulgaris L.),(2,2-diphenyl-1-
metode deskriptif dan eksperimental, picylhidrazil) DPPH, etanol 96%,
menggunakan sampel daging buah bit nipagin, metanol p.a dan air suling.
merah (Beta vulgaris L.). Penelitian ini Bahan formula untuk pembuatan eye
meliputi tahapan pengumpulan dan cream dari ekstrak buah bit yaitu asam
penyiapan sampel, stearat, trietanolamin, setil alkohol, metil
determinasi/identifikasi tumbuhan di paraben, propil paraben, dan aquadest.
Herbarium Medanense (MEDA), Pembuatan Preaksi
Universitas Sumatera Utara, pembuatan Pembuatan preaksi dilakukan
ekstrak buah bit, skrining fitokimia, dengan cara menganalisis kualitatif
formulasi sediaan eye cream meliputi, senyawa kimia ekstrak sebelum
pemilihan formula standar, pemilihan melaksanakan uji mekanisme kerja
formula modifikasi dasar eye cream dan antioksidan. Pembuatan larutan pereaksi
pembuatan blanko eye cream, pembuatan mengacu pada prosedur standar yang
sediaan eye cream ekstrak etanol buah bit telah tertulis dimasing-masing literatur.
(Beta vulgaris L.) dalam variasi Waktu Penelitian
konsentrasi 1,5%, 2%, 2,5%. Penelitian ini dilakukan pada
Selanjutnya, dilakukan uji bulani Desember 2021 sampai dengan
pemeriksaan mutu fisik sediaan eye April 2022. Tempat Pelaksanaan
cream yaitu uji homogenitas, uji stabilitas Penelitian
sediaan, pengukuran pH sediaan, uji daya Penelitian ini dilakukan di
sebar, uji viskositas, uji iritasi, dan uji Laboratorium Penelitian dan
kemampuan sediaan melembabkan kulit Laboratorium Penelitian, Universitas Tjut
menggunakan alat Skin Analizer Checker Nyak Dhien.
(Aramo®), uji kesukaan, uji aktivitas Pengumpulan Bahan
antioksidan terhadap blanko, sediaan eye Tumbuhan yang digunakan adalah
cream dan ektrak etanol buah bit (Beta buah bit (Beta vulgaris L.) yang masih
vulgaris L.) antara lain meliputi, segar yang diperoleh dari pajak Setia
pembuatan larutan induk baku DPPH, Budi, Kota Medan. Pengambilan bahan
penentuan panjang gelombang serapan tumbuhan dilakukan secara purposif
maksimum DPPH, pengukuran operating sempling, yaitu tanpa membandingkan
time, pengukuran absorbansi DPPH dan tumbuhan yang serupa dari daerah lain.
ekstrak, dan penentuan nilai IC50. Pembuatan Simplisia
Alat-alat Sebanyak 10 kg daging buah bit
Alat-alat yang digunakan adalah (Beta vulgaris L.) yang sudah
alat-alat gelas Laboratorium, skin dikumpulkan, dilakukan pencucian
moisture detector, timbangan digital, dengan air suling dan ditiriskan,
rotary evaporator, lemari pengering, pH ditimbang berat basahnya diperoleh 9 kg,
meter (ATC®), viskometer brookfield, kemudian buah bit (Beta vulgaris L)
spektrofotometer UV-Vis. dibelah menjadi empat bagian pisahkan
Bahan-bahan kulitnya, diiris tipis, lalu dikeringkan

4
dilemari pengering pada suhu 40°C bahan uji buah bit (Beta vulgaris L.), hasil
selama 7 hari sampai daging buah bit pembuatan ekstrak etanol buah bit (Beta
(Beta vulgaris L.) kering kemudian vulgaris L.), hasil pembuatan eye cream
diserbukkan atau dihaluskan buah bit (Beta vulgaris L), hasil analisa
menggunakan blender lalu diayak dengan kualitatif, hasil evaluasi mutu fisik sediaan
mesh 44 (FI.ed III), lalu diperoleh eye cream yang meliputi hasil uji
simplisia serbuk dan seragam sebanyak homogenitas, hasil pengukuran pH
700 g, kemudian disimpan dalam wadah sediaan, hasil uji daya sebar, hasil
plastik dan diikat, diberi etiket disimpan pengukuran lama pengeringan, dan hasil
ditempat kering. uji stabilitas sediaan, hasil uji iritasi
Pembuatan Ekstrak terhadap kulit sukarelawan dan hasil uji
Serbuk simplisia buah bit perbandingan kemampuan sediaan eye
sejumlah 500 g dimaserasi dengan pelarut cream dalam melembabkan kulit terhadap
etanol 96%, kemudian dimasukan sukarelawan dengan menggunakan alat
kedalam bejana lalu ditambah 3750 ml skin analyzer (Aramo®) serta hasil uji
etanol, ditutup dan dibiarkan selama 3 kesukaan.
hari terlindung dari cahaya, dengan Hasil Perolehan Simplisia
pengadukan 4-5 x 24 jam. Setelah 3 hari Dari 9 kg buah bit (Beta vulgaris
kemudian disaring menggunakan kertas L.), yang dikeringkan dengan cara
saring dan didapatkan maserat pertama. pengeringan pada suhu 40ºC diperoleh
Ampas yang didapatkan ditambahkan serbuk simplisia buah bit (Beta vulgaris
1250 mL etanol dibiarkan didalam bejana L.) sebanyak 700 gram.
yang tertutup dan terlindung dari cahaya Hasil Perolehan Ekstrak
selama 2 hari dengan pengadukan 4-5x24 Sebanyak 500 g serbuk
jam, kemudian endapan dipisahkan dan simplisia buah bit (Beta vulgaris L.)
didapat hasil maserat kedua. Setelah itu dimaserasi 1:10 dengan menggunakan
hasil maserat pertama dan kedua pelarut etanol 96%, diperoleh hasil
dicampurkan kemudian diuapkan diatas maserat sejumlah 4,0 liter, kemudian
rotary evaporator, didapatkan hasil maserat diuapkan dengan menggunakan
ekstrak kental dari buah bit kemudian rotary evaporator. Diperoleh ekstrak
uapkan lagi menggunakan cawan porselin etanol kental buah bit sejumlah 102 gram.
guna mengentalkan kembali ekstrak Ekstrak kental daging buah bit berwarna
etanol buah buah bit (Beta vulgaris L.) merah kecoklatan.
(Utami,2015). % Rendemen :
Bobot Ekstrak Kental
x 100%
HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot Simplisia
113
Telah diperoleh hasil dari : x 100%
500
penelitian yang telah dilakukan pada
: 20,4 %

5
Hasil Skrining Fitokimia
Tabel 1. Hasil Skrining Golongan Senyawa Kimia dari ekstrak etanol Buah Bit (Beta
vulgaris L.)
Uji Fitokimia Peraksi Hasil Kesimpulan
Uji
Alkaloid Mayer + Putih kekuningan
Bouchardart + Endapan merah
Dragendorf + Endapan coklat
Flavonoid Mg(s) + HCl (p) + Kuning Jingga
Tanin FeCl3 10% + Hitam Kehijauan
Saponin Aquadest panas + HCL + Berbentuk busa
Glikosida 2N + Terbentuk cincin ungu
Steroid/ Molish - Warna coklat
Triterpenoid Lieberman-Bouchardart

Keterangan:
EEBB : Ekstrak Etanol Buah Bit
(-) : Tidak mengandung senyawa
(+) : Mengandung senyawa

Berdasarkan hasil skrining fitokimia senyawa steroid/triterpenoid,


daging buah bit (Beta vulgaris L.) antrakuinon, dan sianogenik tidak ada
mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, terkandung senyawa pada daging buah bit
glikosida dan saponin. Sedangkan untuk (Beta vulgaris L.).

Hasil Formulasi Sediaan


Hasil pemeriksaan mutu fisik mengandung ekstrak etanol buah bit
sediaan meliputi hasil pengujian menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat
homogenitas sediaan, hasil uji stabilitas memiliki susunan yang homogen. Hal ini
ditandai dengan tidak adanya butir-butir
fisik sediaan, hasil uji daya sebar, hasil
kasar pada saat sediaan dioleskan pada
uji pH, hasil uji viskositas, hasil uji iritasi object glass (Ditjen pom, 1979).
sediaan, hasil uji efektivitas sediaan
terhadap kulit dengan menggunakan alat Hasil pengujian stabilitas sediaan
skin analyzer (Aramo®), hasil uji Hasil pengamatan uji kestabilan
kesukaan (hedonic test) terhadap variasi fisik sediaan eye cream selama 6 siklus
sediaan yang telah dibuat. (12 hari) ini meliputi perubahan bentuk,
warna dan bau sediaan. Hasil uji stabilitas
sediaan eye cream sebelum dan sesudah
Hasil pengujian homogenitas
dilakukan cycling test dapat dilihat pada
hasil pemeriksaan homogenitas
Tabel 2.
pada sediaan eye cream yang

6
Tabel 2. Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Eye Cream Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Cycling Test.
Sebelum dilakukan Sesudah dilakukan
No. Sediaan cycling test cycling test
Bentuk Warna Bau Bentuk Warna Bau
1. F0 - - - - - -
2. F1 - - - - - -
3. F2 - - - - - -
4. F3 - - - - - -
5. F4 - - - - - -

Keterangan:
ECEEBB : Eye Cream Estrak Etanol Buah Bit
F0 : Blanko
F1 : ECEEBB 1,5%
F2 : ECEEBB 2%
F3 : ECEEBB 2,5%
F4 : Eye Cream Pembanding (ECP)
(-) : Tidak terjadi perubahan
(+) : Terjadi perubahan

Berdasarkan data pada Tabel 2. range pH krim yang seharusnya. Tidak


diatas menunjukkan bahwa, hasil uji bersifat terlalu asam ataupun terlalu basa,
stabilitas pada sediaan eye cream nilai rata-rata pH berkisar antara 4 - 7
sebelum dan sesudah dilakukan cycling (Tranggono & Latifa, 2007; Mappa dkk.,
test didapat bahwa pada sediaan dengan 2013).
konsentrasi 1,5%, 2%, 2,5% dan blanko
tidak terjadi perubahan bentuk, warna dan Hasil uji iritasi kulit
bau setelah penyimpanan selama 12 hari Uji iritasi dilakukan terhadap
(6 siklus) di suhu yang berbeda. sediaan eye cream ekstrak etanol buah bit
dengan maksud untuk mengetahui bahwa
Hasil Uji pH eye cream yang dibuat dapat
Pengukuran pH sediaan eye cream menimbulkan iritasi atau tidak pada kulit
dilakukan untuk mengetahui pH sediaan kepada 12 sukarelawan yang bersedia
krim sesuai dengan kulit atau tidak, untuk dilakukan uji iritasi pada bagian
karena akan terjadi kontak langsung kulit belakang telinga. Data hasil uji
dengan kuklit sehingga mempengaruhi iritasi terhadap kulit sukarelawan dapat
kondisi kulit. Hasil uji pH krim ekstrak dilihat pada Tabel 3.
kulit buah bit menunjukan sesuai dengan

Tabel 3. Data Hasil Uji Iritasi terhadap Kulit Sukarelawan


Pengamatan Sukarelawan
F0 F1 F2 F3 F4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

7
Kemerahan - - - - - - - - - - - - - - -
Gatal - - - - - - - - - - - - - - -
Kulit kasar - - - - - - - - - - - - - - -

Keterangan
ECEEBB : Eye Cream Estrak Etanol Buah Bit
F0 : Blanko
F1 : ECEEBB 1,5%
F2 : ECEEBB 2%
F3 : ECEEBB 2,5%
F4 : Eye Cream Pembanding (ECP)
- : Tidak terjadi reaksi
+ : Kulit Kemerahan

Berdasarkan perlakuan yang


dilakukan selama 2 hari, dimana reaksi Hasil Uji Kesukaan (Hedonic Test)
iritasi positif ditandai dengan adanya Sediaan.
kemerahan, gatal-gatal atau bengkak pada Data yang diperoleh dari lembar
kulit yang diberikan perlakuan. Maka penilaian ditabulasi dan ditentukan nilai
didapatkan hasil bahwa tidak terdapat kesukaannya untuk setiap sediaan dengan
reaksi positif terjadinya iritasi dari ke 10 mencari hasil rata-rata pada setiap panelis
penelis yang bersedia untuk dilakukan uji pada tingkat kepercayaan 95%. Data nilai
iritasi sediaan eye cream pada sediaan kesukaan sediaan dapat dilihat pada
(F0), (F1), (F2), dan (F3). Tabel 4.

Tabel 4.Hasil uji kesukaan responden terhadap krim ekstrak kulit buah bit
No Sediaan Interval Nilai Kesukaan
Warna Bau Bentuk
1. F0 - - -
2. F1 3,89-4,41 4,12-4,38 4,06-4,37
3. F2 3,99-4,61 4,42-4,65 4,52-4,78
4. F3 4,46-4,84 4,6-4,8 4,52-4,98

Keterangan :
ECEEBB : Eye Cream Estrak Etanol Buah Bit
F0 : Blanko
F1 : ECEEBB 1,5%
F2 : ECEEBB 2%
F3 : ECEEBB 2,5%
F4 : Eye Cream Pembanding (ECP)
- : Tidak terjadi reaksi
+ : Kulit Kemerahan
Nilai Kesukaan:
1: Sangat tidak suka
2: Tidak suka
3: Netral
4: Suka

8
5: Sangat suka

Hasil Uji Aktivitas Antioksidan memerlukan sedikit sampel untuk


Ekstrak Etanol Buah Bit evaluasi aktivitas antioksidan dari
Pengujian aktivitas antioksidan senyawa bahan alam.
ekstrak etanol buah bit (Beta vulgaris L.)
dan sediaan eye cream dengan ekstrak Hasil Analisis Nilai IC50
etanol daging buah bit (Beta vulgaris L.) Persamaan regresi diperoleh dari
dilakukan secara spektrofotometri UV- data konsentrasi sampel dan % aktivitas
Vis menggunakan metode DPPH (2,2- antioksidan yang menandakan kurva
diphenyl-1-picyllhidrazil). Metode ini hubungan antara konsentrasi ekstrak
merupakan metode yang paling etanol buah bit dengan % aktivitas
sederhana, mudah, cepat, dan hanya antioksidan dapat dilihat pada Grafik 1

Grafik 1. Grafik Ekstrak Etanol Buah Bit Dengan % Aktivitas Antioksidan

EKSTRAK ETANOL BUAH BIT


100
y = 2,1948x - 9,23
80
% Peredaman

60
40
20
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45
Konsentrasi

diperoleh nilai IC50 pada pemulihan 48,36% termasuk dalam


perhitungan akhir yaitu 18 µg/mL. kategori «sangat lembab». Hasil uji
Berdasarkan nilai IC50 dapat aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa
disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah sediaan Eye Cream konsentrasi 2,5%
bit tergolong antioksidan “sangat kuat”. merupakan antioksidan «sangat kuat»
Maka semakin rendah nilai IC50,maka dengan IC₅₀ 18 µg/mL dan Eye Cream
aktivitas antioksidan semakin baik. Pembanding dengan IC₅₀ 11 µg/mL.

KESIMPULAN UCAPAN TERIMAKASIH


Hasil skrining fitokimia Penulis mengucapkan rasa
menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah terimakasih sebesar-besarnya kepada
bit (Beta vulgaris L) mengandung seluruh aspek yang telah membantu
senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dalam melakukan penelitian ini,dan
saponin dan glikosida dan buah bit dalam penulis mengucapkan rasa terimakasih
bentuk ekstrak etanol dapat kepada seluruh jajaran Universitas Tjut
diformulasikan ke dalam sediaan eye Nyak Dhien dalam membimbing penulis
cream yang homogen dan memiliki bau dalam menjalankan penelitian ini.
khas ekstrak etanol buah bit (Beta
vulgaris L). Dan memiliki efektivitas REFERENSI
sediaan dalam melembabkan kulit Andarwulan, N., dan Faradilla, R. H. F.
dibawah mata dengan konsentrasi 2,5% 2012. Pewarna Alami untuk
merupakan sediaan terbaik dengan daya

9
Pangan. Bogor: SEAFAST Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. 2013.
Center. Analisis Nilai Absorbansi dalam
Penentuan Kadar Flavonoid untuk
Brinda, S., dan Tanuja, N., 2015. Berbagai Jenis Daun Tanaman
Formulation, Characterization and Obat. Jurnal Fisika Universitas
Evaluation of Herbal Under-Eye- Negeri Padang. 2: 76.
Cream. World Journal of
Pharmaceutical Sciences, Pune, Titta H.S., Ahmad N., Resi A., (2013).
India 2321-3086. Formulasi Sediaan Masker Gel
Dari Ekstrak Metanol Daun Teh
Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Hijau (Camellia sinensis L.) Dan
Aspek Bahan Tambahan Pangan Madu Hitam (Apidorsata) Sebagai
Edisi Ke-2. Jakarta : PT. Bumi Antioksidan. Kartika Jurnal
Aksara Ilmiah Farmasi : 1(17-23).
Devasagayam, T.P.A., Tilak, J.C., Tranggono, dan Latifah.(2007).
Boloor, K.K., Sane, K.S., Pengantar Kosmetologi. Editor:
Ghaskadbi, S.S. & Lele, R.D., Joshita Djajadisastra. Jakarta: PT.
2004, Free radicals and Gramedia Pustaka Utama.
antioxidants in human
health:current status and future Utami, R.D. (2015). Pengaruh Metode
prospects, Review Article, J. Ekstraksi terhadap aktivitas
Assoc. Physicians India, 52, 794- Antioksidan Daun Sukun
804. (Arthocorpus altilis (Parkinson)
Fosberg), Prosiding Penelitian
Hartati, Fadli Husain, Nangsih Sulastri SpeSIA Unisba 2015 (halaman:
Slamet, Fihrina Mohamad, 80-286).
Zulfiayu Sapiun. (2020). Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia, Yostiana Dwi Rusita, 2015, Optimasi
Oktober 2020, hlm. 220-226. Vol. Campuran Cmc – Gelatin Untuk
18, No. 2 Pembuatan Granul. Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume
John, B., Sulaiman., George, S., Reddy. 4, No2, hlm 82-196.
2014. Total Phenolics And
Flavonoids In Selected Medical
Plant From Kerala. Departemen
of Botany, CMS College,
Kottayam. 6: 406-408.
Lees, M., 2012. Skin Care Beyond The
Basics. Fourth Edition. A Part of
Cengage Learning. England,
hal.211-212.
Mokodompit, N.A, Edy, J.H, dan
Wiyono, W. 2013. Penentuan
Nilai Sun Protective Factor (SPF)
Secara In Vitro Krim Tabir Surya
Ekstrak Etanol Kulit Alpukat.
Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSTRAT
Vol. 2. No.03. ISSN 2302-2493.

10

Anda mungkin juga menyukai