55 Pages 223.0KB
Aug 10, 2022 3:32 PM GMT+8 Aug 10, 2022 3:33 PM GMT+8
Summary
HASIL PENELITIAN
36
Hasil Penelitian Ini Diajukan Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Mengikuti Ujian Komrehensif
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai garis pertahanan pertama terhadap paparan jangka panjang sinar matahari atau
radiasi UV yang dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada kulit, seperti
kemerahan dan gelap, terbakar terbakar, atau risiko terkena kanker kulit. (2017)
Megantara
Kulit adalah satu-satunya organ yang terletak di bagian terluar tubuh manusia. Ini
adalah organ yang secara permanen terhubung dengan lingkungan; fungsinya untuk
melindungi dari bahaya fisik dan psikologis, terutama yang disebabkan oleh mekanis
Radikal bebas yang tersusun dari sinar ultraviolet merupakan penyebab utama
kanker kulit. Pada kondisi lebih lanjut, paparan radiasi UV dapat menyebabkan
berbagai masalah pada kulit, termasuk pigmentasi, kemerahan, dan bahkan, seiring
25
waktu, kemungkinan berkembangnya kanker. Radikal bebas yang ditemukan akan
mengakibatkan kerusakan DNA yang berbahaya bagi proliferasi sel dan pada akhirnya
aktivitas biologis yang kuat sehingga menjadikannya sebagai pengobatan kanker yang
manjur. Berbagai penelitian laboratorium, penelitian epidermologi, dan uji klinis pada
1
manusia semuanya mengarah pada kesimpulan bahwa antioksidan memiliki efek yang
terukur terhadap pencegahan kanker selama kemoterapi. Untuk alasan ini, kita
membutuhkan anti-oksidan untuk melindungi tubuh kita dari radiasi berbahaya dan
Melinjo baik dari biji, daun, dan kulit, sehingga senyawa antioksidan memiliki manfaat
32
menghambat radikal bebas dan dapat berfungsi sebagai antiaging. Senyawa
antioksidan yang dimiliki biji melinjo dapat mencegah terjadinya kerusakan kulit
seperti dini. Biji melinjo (Gnetum gnemon L.) mengandung anti oksidan yang kuat,
antara lain tokoferol, polifenol, dan vitamin C.. Pada Pengujian sebelumnya ekstrak
biji melinjo (Gnetum gnemon L.) dibagi kosentrasinya menjadi 5%, 10, dan 15%
aktivitas anti-oksidan. Kadar IC50 yang ditetapkan etanol 96% biji melinjo adalah
173.368 ppm dalam kosentrix 5. (Septiani et al., 2012). Hal ini disebabkan oleh ekstrak
biji melinjo yang mengandung vitamin C. Kandungan vitamin C pada biji melinjo
dapat berfungsi sebagai antibakteri. Kandungan vitamin C dalam biji melinjo kurang
melinjo belum tersedia saat ini (Jaktap, 2014). Dari sudut pandang praktis dan sehat
untuk diaplikasikan pada permukaan kulit dan rambut, diciptakan lotion (Fahrauk,
2010).
Pada penelitian ini, pengujian ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon L.)
44
dilakukan selama 3 minggu dimana evaluasi pengujian terdiri dari uji organoleptik, uji
homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji iritasi, uji cycling test, serta uji antioksidan.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana evaluasi mutu sediaan lotion ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum
gnemon)?
2. Pada kosentrasi berapa formula lotion ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon)
7
memiliki aktivitas antioksidan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ektrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon) dapat
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi mutu sediaan lotion ekstrak etanol biji
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi institusi
c. Bagi masyarakat
d. Bagi peneliti
sediaan lotion dengan ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon) Kebaruan
Penelitian.
4
E. Kebaruan Penelitian
5
BAB II
PENDAHULUAN
Gnetum gnemon L. Setiap bagian tanaman ini bisa bermanfaat, terutama biji
melinjo yang bisa diubah menjadi emping Melinjo. Emping melinjo biasanya
digoreng menjdi keripik dan dapat digunakan sebagai pengawet dan bahan yang
Flavonoid, tanin, saponin, dan triterpene hanyalah sebagian kecil dari zat
yang terdapat pada senyawa kulit buah melinjo yang bermanfaat untuk menjaga
likopen dan karotenoid terdapat pada tumbuhan melinjo, baik pada kulit maupun
bijinya (Dewi, 2018). Selain bermanfaat bagi kesehatan, kaya akan zat warna dan
kulit melinjo kaya akan zat warna keduanya dapat digunakan untuk menghasilkan
6
9
Biji melinjo juga mengandung konsentrasi protein yang tinggi, sehingga
cocok digunakan sebagai sumber protein fungsional yang dapat diterima dan
Kerajaan : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Bangsa : Gnetales
Suku : Gnetaceae
Marga : Gnetum
(Honton, 2004)
berasal dari daerah sekitar pulau Danaman, Sumatera, dan Jawa. Lebih dari 20.000
butir (biji) melinjo diproduksi di pulau Sumatera per tahun. Hal ini merupakan
3. Morfologi Tanaman
batang, daun, dan bunga. Melinjo yang berasal dari biji dengan sistem tunggang
perakaran, seperti dicotyledone inhalasi. Batang itu baik kayu dan bercabang. Pistol
poke ini berkisar antara 5 hingga 22 meter. Bentuk Melinjo biji adalah terbuka,
lapisan luar keras, sudah dilindungi dengan bunga tandan yang beraging, berwarna
7
hijau muda jika sudah matang dan matang akan berwarna merah tua. Cukup khas
terdiri dari beberapa rimbun daun, tepi merata, dan duduk daun yang berhadapan
menembus dengan kedalaman tiga sampai lima meter, atau bahkan lebih. Item ini
penuaan, dan banyak lagi. Daun muda, perbungaan, tangkil, dan buah tua melinjo
dapat disiapkan dalam bentuk sayur, khususnya sayur asem. Buahnya tidak lain
51
dari biji yang terbungkus kulit biji dan kulit luar yang tipis dan dapat dimakan.
2015).
Berikut macam-macamzat gizi yang terdapat pada Biji dan melinjo kulit:
8
Tabel 2. kandungan zat gizi pada biji melinjo
a. Pengertian Antioksidan
28
Suatu senyawa dikatakan memiliki sifat antioksidan apabila mampu
menghantarkan satu atau lebih elektron pada suatu senyawa pro-oksidan, yang
yang lebih stabil (Aji, 2009). Berbagai zat yang telah diidentifikasi sebagai zat
antioksidan lebih populer. Vitamin anti oksidan sebagian besar terdiri dari
35
alpha-tocopherol (vitamin E), beta-karoten, dan asam askorbat (vitamin C),
sangat reaktif karena kekurangan satu atau lebih elektron pada orbital yang
9
mengelilinginya. Radikal bebas akan berinteraksi dengan struktur molekul
7
terdekat untuk menghabiskan suplai elektronnya untuk mencapai kestabilan
atom atau tingkat molekul. Efek ini akan berlangsung lama di dalam tubuh, dan
dapat berinteraksi dengan oksigen yang bereaksi secara aktif, seperti radikal
10
fenol disediakan, sehingga menghasilkan senyawa yang stabil. Tokoferol
askorbat (vitamin C), askorbil palminat (asam eritorbat), asam askorbat, dan
dilauriltiopionat asam.
(Cahyadi, 2008).
secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH akan menetralkan
katater radikal dari DPPH, jadi jika semua elektron pada radikal bebas
DPPH menjadi pasangan maka warna larutan menjadi (Jamiah, dkk. 2018).
10
Pembuatan antioksidan dengan metode DPPH merupakan metode yang
11
sederhana, cepat, efisien, dan mudah yang hanya memerlukan sedikit
50% sel basal radial (Marjoni, dkk, 2017). Tingkat aktivitas antioksidan
warna biru yang intens ketika antioksidan hadir dalam sampel asam. Hasil
2
tersebut dapat diartikan sebagai peningkatan absorbansi pada panjang
gelombang 593 nm, yang dapat diartikan sebagai jumlah Fe3+ (dalam
dengan entraining gen FRAP dengan sampel. Karena TPTZ, FeCL3, dan
buffer asetat terdapat dalam reagen FRAP, FRAP berfungsi sebagai sumber
2
kompleks Fe3+-TPTZ yang tidak dihangatkan (berbeda dengan kompleks
12
Fe2+ yang dihangatkan biru). Senyawa Fe3+-TPTZ wakili senyawa
lebih tinggi. Reagen CUPRAC lebih stabil dan mampu menerima input dari
13
Keuntungan dari metode CUPRAC yaitu untuk pengukuran kapasitas
2010)
14
7. Spektrofotometer UV-Vis
Absorban adalah jenis polarisasi cahaya tertentu yang terjadi ketika suatu
bahan tertentu, seperti bahan dasar atau komponen kimia, bersentuhan dengan
tidak dapat menyebabkan reaksi iklim, dan zat yang digunakan untuk
14
B. Tinjauan Umum Variabel Bebas
14
1. Kulit
Kulit adalah bagian tubuh yang paling jauh dari tubulus dan merupakan
organ yang memiliki fungsi dan tugas yang sangat penting dalam menjaga
keutuhannya pada suhu tubuh yang khas antara 32 dan 36 derajat Celcius. Bahan
29
manusia memiliki kisaran ketebalan ketebalan, dari 0,5 mm sampai 5 mm, dengan
sebagai lapisan di bawah kulit dan disebut hipodermis, adalah tiga lapisan yang
1. Fungsi Kulit
lainnya dari polutan luar. Misalnya sinar matahari, perubahan suhu, dan lain-
Kulit akan berfungsi untuk menjaga pipa tetap di tempatnya. Saat suhu udara
2016).
15
2. Jenis-jenis Kulit
sedikit di atas normal selama terasa kering", sebagai akibat dari banyaknya
2
lapisan kulit yang lepas dan rebut. Rambut normal adalah tipe ideal yang sehat,
tidak mengkilap atau kusam, segar dan elastis dengan elastisitas rambut dan
kulit yang baik. Definisi kulit memiliki kebutuhan adalah "kulit dengan kadar
(Wasitaatmadja, 1997)
3. Susunan Kulit
sel tua yang baru terbentuk searah cakrawala bergerak semakin jauh dari
suplai nutrisi (Aspinal, 2009). Hampir 90% epidermis terdiri dari keratin
4
dan sel berinti yang telah bertransformasi. Sel-sel yang ada terdiri dari sel
langerhans (sel penyaji antigen dendritik) dan melanosit, dan hanya dapat
ditemukan pada daerah seperti area berwarna pada tubuh, bantalan bantalan
16
kaki, atau bantalan hidung. Stratum granulosum adalah protein struktural
yang disebut keratin yang mengalami infiltrasi cepat selama lapisan ini.
seperti alas kaki. Stratum lucidum adalah lapisan terakhir nukleus yang
(Aspinal, 2015)
4
b) Lapisan Dermis. Ada sedikit area lidah yang terletak di antara epidermis
dan jaringan adiposa. Menurut anatomi, ini adalah bagian wajah yang
paling kompleks karena terdiri dari ikat, pembuluh darah, dan saraf, serta
rambut. Serat, bahan dasar, dan sel membentuk jarring tenun ikat.
Dermis terdiri dari jaring yang panjang seperti tenun ikat dan padat,
memanjang dan superfisial dari dermis. Papila dermal menonjol pada kulit
4
yang tebal. Istilah "lapisan dalam jaringan ikat padat" (juga dikenal sebagai
dan berinteraksi dengan dermis untuk membuat kulit lebih kuat, elastis, dan
4
lentur serta luwes. Dermis juga memiliki sejumlah fungsi lain. Selain itu,
terdapat dua komponen utama dermis, yaitu 8 sistem peredaran yang unik
17
dan berbagai kemampuan khusus kulit seperti keringatan kelenjar
(Dharmojono, 2002).
(Albanese, 2017).
Darah, pembuluh, limfatik, dan saraf hadir di bagian ini. Ada jenis reseptor
masingnya sama, hubungan antara dermis dan subkutis tidak terlalu jelas.
matahari dan tulang tanpa memiliki tekanan pada kulit yang dapat
dekat pusat) dan stratum fibrosum subkutis yang lebih dalam, yang
2. Ekstraksi
dimaksudkan untuk larut untuk mencapai zat aktif yang diinginkan dari produk
berbahan dasar obat mentah. Ekstrak adalah istilah yang digunakan untuk
18
pelarut dengan menggunakan teknik ekstraksi yang sesuai dan sesuai. Cara
memperoleh ekstrak kental dari setiap bahan dalam obat oral ini dikenal sebagai
Proses ekstraksi sendiri dikelompokan menjadi 2 metode cara panas dan cara
dingin yaitu:
a. Cara Dingin
khususnya:
1) Maserasi
akhirnya akan meletupkan dinding sel dan mengendap menjadi sel yang
mengandung zat aktif. Manfaat dari eksplorasi ini adalah praktik dan dan
2) Perkolasi
20
Biasanya dilakukan pada suhu kamar. Proses ekstraksi di ikuti dari
19
b. Cara panas
titik didih selama jangka waktu tertentu dan jumlah pelarut yang terbatas
2) Soklestasi
baru dan dilakukan pada umumnya dengan alat yang khusus sehingga
relatif tetap
3) Digesti
8
adalah proses eksperimental yang melibatkan melanjutkan pada suhu
yang lebih tinggi dari suhu kamar, biasanya antara 40 dan 50 derajat
Celcius.
4) Infudasi
59
Infudasi adalah proses penguapan udara pada suhu 90 C selama 15
menit.
5) Dekoktasi
20
2. Kosmetik
2
Kosmetik adalah bahan yang diperbolehkan untuk digunakan pada bagian
terluar tubuh manusia, seperti kulit ari, rambut, kuku, bibir, dan organ genitalia,
serta pada otot dan selaput lendir untuk memelihara kesehatan tubuh (Tranggono,
2007).
keratosis pilaris, sinar matahari terik, berbagai penyakit kulit, serta penyakit
dalam yang mengganggu. aliran udara dan menyebabkan kulit menjadi lebih
5
terkeratinisasi. Dengan adanya tabir lemak di samping kulit yang terbuat dari
kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta lapisan luar kulit
untuk menembus lebih dalam ke dalam kulit dan mengantarkan bahan aktif ke
struktur lapidary yang terkubur lebih dalam. Mencegah lapisan terluar kulit dari
memandang kita ada berubah menjadi cantik dan segar, jika kulit tetap
Jumlah yang cukup memenuhi kebutuhan. Bahan dasar harus bisa mendukung
21
kelembapan dan kelembapan kulit. Tidak menyebabkan iritasi (Hidayatu,
2013).
3. Lotion
Jenis produk perawatan kulit yang paling umum adalah lotion. Lotion adalah
satu-satunya jenis kosmetik untuk kulit kering (pelembut) yang mengandung lebih
banyak udara. Fungsi lotion antara lain mengurangi kelemban kulit, meningkatkan
sebagai obat luar. Berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus
dimungkinkan dengan menggunakan dasar suspensi pena yang sesuai atau emulsi
susu yang sesuai di udara (0/w atau m/a) dengan surfaktan yang sesuai. Komponen
yang digunakan untuk membuat lotion antara lain adalah flekstur, pengemulsi,
orang. Formulasi yang praktis menjadikan produk tunggal ini sebagai pilihan
utama bagi sebagian besar orang yang ingin merawat kulitnya. Menurut penelitian
tertentu, sekitar 75% dari batas pembuatan lotion menggunakan produk pelembab
efek sejuk, dan juga mudah Lotion digunakan secara luas di masyarakat dan
memiliki berbagai manfaat, salah satunya dapat mengobati kondisi kulit seperti
jerawat. Manfaat lain dari lotion termasuk mudah diaplikasikan dan dapat
22
diencerkan dengan udara atau air, sehingga lebih ekonomis daripada sabun dan
lebih tahan terhadap kondisi iklim. Emulsi (M/A) merupakan jenis lotion yang
paling sering digunakan untuk topikal dermatologi karena memiliki daya serap
yang sangat baik dan dapat diubah menjadi produk kosmetik yang elegan
Secara umum, ada lebih banyak alergi dari biasanya, dan BSO agak sulit
diterapkan.
1. Aquadest
Aquadest dengan nama lain aqua destilata, sinonomnya yaitu air suling
memiliki rumus molekuul H2O dengan berat molekulnya itu 18,02 adapun
pemerian dari aquadest yaitu cairan jernih, kurang rasa, berwarna, dan
(Anonim, 1979)
26
2. Asam stearat (C18H36O2)
Asam stearat adalah campuran asam organic padat yang dihasilkan dari
heksadekanoat C2H32O2. Produk asam stearat adalah zat padat keras yang
12
dapat digunakan untuk membuat susunan halbur, putih, atau kuning pucat,
atau miri lemak lil Kelarutan asam stearat yaitu praktis tidak larut dalam
air, larut dalam 20 bagian etanol (95%), dalam 22 bagian kloroform, dan
60
dalam 3 bagian eter, dengan suhu lebur tidak kurang dari 40 C. Asam
23
Kosentrasi yang di gunakan sebagai bahan pengental dan pengemulsi taitu
3. Gliserin (C3H8O3)
Nama lain gliserol antara lain sirop, jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, dan manis mengalami mabuk. Dapat dicampur dengan udara, serta
24
dengan etanolol (95%) P, tetapi praktis tidak larut dalam kloroform, dalam
4. Setil Alkohol
Setil alkohol berupa serbuk putih granul, berbau, dan memiliki rasa
53
lilin. Kelarutan dari setil alkohol yaitu tidak larut dalam air, tetapi larut
5. Metil paraben
tidak berwarna, khas, atau tidak berbau sama sekali, terasa seperti terbakar.
sukar larut di udara. Etanol dapat dengan mudah diproduksi dari karbon
6. Propil Pareben
24
ammonium kuartener adalah yang biasa digunakan (Depkes RI, 1995)
7. TEA
dari 99,0% dan tidak kelebihan 107,4%. TEA terbuat dari cairan kental,
yang mudah dituangkan ke udara dan tidak beracun hingga masa pubertas.
1) Pemeriksaan Organoleptis.
2017)
2) Pemeriksaan Homogenitas.
lotion sudah mulai bercampur dengan basa atau belum, sehingga bahan
aktif dalam lotion yang tercampur dengan basa dapat menghasilkan efek
(Megantara, 2017)
25
4) Pemeriksaan Daya Sebar
33
Tujuan Uji daya sebar adalah untuk mengetahui aktivitas zat yang
dapat didistribusikan secara maksimal atau minimal pada kulit agar dapat
(Amatullah, 2017).
7. Uji Iritasi
3
Uji Iritasi dilakukan agar lotion yang dihasilkan tidak menyebabkan
iritasi kulit. Teknik yang digunakan dalam uji iritasi ini adalah uji temple
(Iskandar, 2019)
C. Kajian Empiris
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yusnita (2022), saat ini sedang
dilakukan uji formulasi dan stabilitas hand and body lotion berbahan extro-ethanol
61
(Euchema cottonii). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula
lotion tangan dan tubuh yang terbuat dari tumbuhan Eucheuma cottonii yang
mengandung 5%, 10%, 15%, dan formula tanpa ekstrak. Formula yang dibuat dibagi
6
menjadi empat kategori berbeda. Evaluasi lotion yang dilakukan meliputi pengukuran
pH, homogenitas, dan daya sebar. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
metode yang membandingkan kandungan lendir fisik setiap formula dengan standar
yang direkomendasikan secara teoritis untuk dalam lotion. Dari analisis yang telah
serta formula tanpa ekstrak yaitu 5,8, 5,3, 5,1, dan 6,6. (mutusyarat 4,5 6,6). Selain itu,
6
terdapat formula pH dengan konsentrasi berlebih 5%, 10%, dan 5% serta formula tanpa
26
yang diperoleh, dimungkinkan untuk menghasilkan resep dengan ekstrak konsentrasi
akan lotion.
27
BAB III
para produsen produk Kecantikan. Sekitar 250 juta orang merupakan penduduk
menyebabkan berbagai hal, termasuk perubahan warna kulit yang nantinya dapat
menyebabkan reaksi alergi, iritasi kulit, bahkan kanker kulit pada manusia
penelitian tentang formula kosmetik serta penelitian pada beberapa tanaman sebagai
bahan aktif kosmetik. Peningkatan penelitian resep kosmetik juga bertujuan untuk
menemukan kosmetik yang tahan lama, praktis, dan mudah diaplikasikan (Dewi,
2018).
mengandung antioksidan tinggi baik daun, biji, , dan kulit adalah tanaman Melinjo
sehingga senyawa antioksidan memiliki manfaat dalam menghambat radikal bebas dan
dapat berfungsi sebagai antiaging. Selain kaya akan senyawa yang bermanfaat bagi
kesehatan dalam melindungi kulit baik dari iritasi maupun sinar UV(Siswoyo, 2007)
28
B. Bagan Kerangka Konsep Penelitian
: Variabel terikat
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat : Variabel bebas pada penelitian ekstrak etanol biji melinjo(Gnetum
gnemon)
2. Variabel Bebas : Variabel terikat pada penelitian ini adalah Evaluasi Mutusediaan
lotion
Biji melinjo merupakan bagian dari dalam buah yang tidak lain dari biji
9
yang terbungkus kulit biji. Ekstrak biji melinjo kaya akan mengandung berbagai
Kriteria Objektif :
29
Sesuai syarat : Ekstrak biji melinjo yang diperoleh dari proses
kental
Tidak sesuai syarat : Ekstrak biji melino yang diperoleh berbentuk cair
uji iritas, daya sebar, dan uji cyling test. Dan uji antioksidan.
Kriteria Objektif :
Sesuai syarat : Bentuk halus dan merata, berwarna putih dan beraroma
lembut.
Tidak sesuai : Cair, aroma menyengat, dan warna yang tidak merata,
syarat
syarat
30
c. Uji Homogenitas (Amattulah, 2017)
homogen
diaplikasikan
Tidak sesuai : Tidak memenuhi parameter daya sebar yaitu 4,8 dan
31
2. Uji Antioksidan (Sayuti, 2015)
55
Uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode 2,2 Difenil-1-
Kriteria Objektif :
10
No Nilai IC50 Antioksidan
1. < 50 ppm Sangat kuat
2. 50-100 ppm Kuat
3. 101-150 ppm Sedang
4. 151-200 ppm Lemah
5. 201-1000 ppm Sangat Lemah
E. Hipotesis Penelitian
1. Evaluasi mutu sediaan lotion ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon)
memenuhi syarat
H0 = Tidak memenuhi syarat evaluasi mutu sediaan lotion ekstrak etanol biji melinjo
(Gnetum gnemon)
Ha = Memenuhi syarat evaluasi mutu sediaan lotion ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum
gnemon)
2. Pada kosentrasi berapa formula sediaan lotion ekstrak etanol Biji Melinjo (Gnetum
H0 = Tidak terdapat aktivitas antioksidan dikosentrasi antara 5%, 10%, dan 15% pada
Ha = Terdapat aktivitas antioksidan di kosentrasi antara 5%, 10%, dan 15% pada
32
50
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
research) dengan membuat ekstrak etanol dari Biji Melinjo (Gnetum gnemon) sebagai
sediaan lotion dengan kombinasi konsentrasi 5%, 10% dan 15% (Suprianto, 2021).
54
Dalam penelitian observasi dan pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan
untuk melihat3 varian formula dengan perbedaan konsentrasi pada zat aktif Biji
1. Populasi
19
Tanaman melinjo (Gnetum gnemon) yang berada di gunung jati, kecamatan kota
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah biji melinjo yang telah di ekstrak.
46
D. Alat dan Bahan
blender, batang pengaduk, gelas ukur, gelas beker, pipet tetes, pipet, objek glass,
corong pemisah, kertas saring, vakum ratovapor, wadah lotion, blender,labu takar,
33
2. Bahan yang digunakan
14
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji melinjo, Asam
stearat, Nipagin, Nipasol, Setil alkohol, Gliserin, Aquades, dan etanol 96%, DPPH,
vitamin C, asam asetat (CH₃COOH), asam sulfat (H2SO4), FeCl3, HCl 2N, HCl
E. Prosedur Kerja
1. Preparasi Sampel
a. Pengambilan Sampel
b. Pengolahan Sampel
pada air mengalir, kemudian dibelah buah dan diambil biji melinjo, dan
etanol 96% selama 3×24 jam. Hasil disaring dengan kertas wharman-50
34
2. Formulasi sediaan lotion
Tabel 4. Master formula, formula standar pada sediaan yang hampir sama,
formula sediaan lotion ekstrak etanol daun kenikir (Cosmos caudatus)
(Suprianto, 2021)
Konsentrasi (%)
Bahan
F1 F2 F3
Ekstrak kenikir 5% 10% 15%
TEA 4 4 4
Asam stearate 2
13
2 2
Setil alcohol 2 2 2
Gliserin 15 15 15
Nipagin 0,12 0,12 0,12
Nipasol 0,12 0,12 0,12
Aquadest 100 ml 100 ml 100 ml
ke dalam panci berisi air es sampai bagian luar lumpang benar-benar beku.
membuat lotion dasar. Untuk membuat Setil Alkohol Asam Stearat Nipasol
Gliserin, masukkan cairan ke dalam kuali dan panaskan hingga suhu sekitar
70°C hingga mulai meleleh (massa I). Fase air Nipagin, TEA, dan Aquadest
35
2
minimal 70 °C sebelum dinyalakan (massa II). Massa I kemudian dimasukkan
didiamkan sampai diolesi massa lotion cair. Tambahkan ekstrak etanol biji
melinjo sesuai dengan konsentrasi, lalu aduk sampai merata hingga homogen
(Yusnita, 2022)
a. Pemeriksaan Organoleptis
b. Pemeriksaan Homogenitas
kaca atau bahan transparan lainnya, diikuti dengan berderak; jika tidak terdapat
2017)
c. Pemeriksaan pH
sediaan kosmetik lotion dikatakan baik untuk kulit jika memiliki rentang angka
antara 4,5-7,0 karena memiliki nilai yang sama dengan pH kulit, hal ini telah
d. Pemeriksaan Iritasi
Uji adalah cara untuk mengetahui ada atau tidak ada efek samping,
49
dioleskan pada bagian belakang telingga, kemudian dibiarkan selama 24 jam
36
dan melihat perubahan apa yang akan terjadi. Kriteria sediaan lotion yang baik
dengan 200 gram, kemudian dilebarkan dan diberi finishing yang halus.
Diameter menunjukan hasil 5-7 cm adalah indikator yang baik dari daya sebar
40 °C selama 24 jam. Proses ini hanya membutuhkan satu langkah dan diulang
kira-kira empat kali selama periode delapan jam. Setiap unsur dievaluasi,
37
2) Pembuatan Larutan Induk Sediaan Lotion
volume secukupnya hingga tanda tertera sehingga diperoleh larutan induk 1000
larutan induk 100 ppm kedalam masing-masing tabung reaksi. Lalu dipiperkan
38
% Inhibisi= Serapan blanko-serapan sampel x 100 %
serapan blanko
5
Persentase inhibisi dan konsentrasi ekstrak diplot masing-masing pada
sumbu x dan y, dan garis yang sesuai digunakan untuk mengurangi hambatan
1. Jenis data
Data primer adalah informasi yang diambil langsung dari hasil studi penelitian.
Data penelitian ini diperoleh dari hasil uji evaluasi mutu dan pengujian
Antioksidan sediaan lotion dari ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon)
secara deskriptif analisis dan untuk setiap pengujian yang dilakukan dalam empat
minggu untuk melihat stabilitas sedian setiap minggu dengan dipresentasekan dan
G. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini harus memenuhi prinsip etika dalam melakukan suatu
penelitian yaitu pertama peneliti membuat surat persetujuan penelitian yang ditanda
disetujui selanjutnya peneliti menentukan alat dan bahan dan terakhir penelitian
Mandala waluya.
39
7
BAB V
A. Hasil Penelitian
1
2. Hasil Uji Organoleptik Lotion
Hasil uji organoleptik terhadap sediaan Lotion Ekstrak Biji Melinjo (Gnenum
1
Gnenom L) berdasarkan lama penyimpanan dengan mengamati warna, bau, dan
40
Formula I Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak
5% biji melinjo biji melinjo biji melinjo
Formula II Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak
10% biji melinjo biji melinjo biji melinjo
Formula III Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak
15% biji melinjo biji melinjo biji melinjo
Bentuk Blangko Kental Kental Kental
1
3. Hasil Uji Homogenitas Lotion
Hasil uji homogenitas terhadap sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenom
15
Gnenum L) berdasarkan lama penyimpanan dapat dilihat pada tabel berikut :
Keterangan :
(+) : Homogen
(-) : Tidak Homogen
41
4. Hasil Uji pH Lotion
1
Hasil uji pH terhadap sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenum gnenom L)
12
5. Hasil Uji Daya Sebar Lotion
Hasil uji daya sebar terhadap sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenum
1
gnenom L) berdasarkan lama penyimpanan dapat dilihat pada tabel berikut :
6. Uji Iritasi
Hasil uji iritasi terhadap sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenom Gnenum
15
L) berdasarkan lama penyimpanan dapat dilihat pada tabel berikut :
42
Tabel 11. Hasil Uji iritasi Berdasarkan Lama Penyimpanan
43
b. Hasil Evaluasi Homogenitas
Hasil uji homogenitas terhadap sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenom
1
Gnenum L) berdasarkan Cycling Test dapat dilihat pada tabel berikut :
Blangko + +
1
Formula I 5% + +
Formula II 10% + +
Formula III 15 % + +
Keterangan :
c. (+) : Homogen
d. (-) : Tidak Homogen
c. Hasil Evaluasi pH
Hasil uji pH terhadap sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenum gnenom)
1
berdasarkan Cycling Test dapat dilihat pada tabel berikut :
Formula Pengamatan Ph
Sebelum Cycling test Sesudah Cycling test
Blangko 7 7
Formula I 5% 6 6
Formula II 10% 6 6
Hasil uji daya sebar terhadap sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenum
1
gnenom L) berdasarkan cyling test dapat dilihat pada tabel berikut :
44
Tabel 10. Hasil Uji Daya Sebar Berdasarkan Cyling Test
Blangko 7 7 7 cm
Hasil uji iritasi terhadap sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenom
1
Gnenum L) berdasarkan cycling test dapat dilihat pada tabel berikut :
31
Blangko + +
Formula I 5% + +
Formula II 10% + +
Formula III 15 % + +
Keterangan :
(+) : Tidak menimbulkan iritasi
(-) : Menimbulkan iritasi
3. Hasil Uji Antioksidan
56
Hasil uji antioksidan sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenum Gnenom L)
45
Tabel 9. Hasil Uji Antioksidan Lotion Ekstrak Biji Melinjo (Gnenum Gnenom)
Sampel
50 0,052 63,636
75 0,048 66,433
75 0,106 25,874
75 0,058 59,440
75 0,089 37,762
Keterangan :
A : Formula kosentrasi 5%
B : Formula kosentrasi 10%
C : Formula kosentrasi 15%
46
hubungan antara
% inhibisi Vs Konsentrasi perbandingan
80
70
% Inhibisi Vitamin C
60
50
40
y = 0.2629x + 47.552
30 11
R² = 0.946
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (ppm)
hubungan antara
% inhibisi Vs Konsentrasi sampel
40
35
% inhibisi kulit pisang
30
25
20
15
y = 0.3301x + 4.1958
10 R² = 0.9101
5
0
0 20 40 60 80 100 120
konsentrasi (ppm)
47
hubungan antara
% inhibisi Vs Konsentrasi perbandingan
80
70
% Inhibisi Vitamin C
60
50
40
y = 0.2629x + 47.552
30 11
R² = 0.946
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (ppm)
hubungan antara
% inhibisi Vs Konsentrasi perbandingan
80
70
% Inhibisi Vitamin C
60
50
40
y = 0.2629x + 47.552
30 11
R² = 0.946
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (ppm)
B. Pembahasan
Pada penelitian ini tanaman yang digunaka adalah biji melinjo (Gnenum Gnenom)
yang lebih di kenal dengan buah tangkil. Bagian tanaman yang digunakan pada
melinjo yaitu biji melinjo yang secara empiris berdasarkan penelitian sebelumnya
sebagai antioksidan alami memiliki manfaat menghambat radikal bebas dan dapat
48
berfungsi sebagai antiaging. Biji melinjo (Gnenum Gnenom) mengandung antioksidan
Sebelum dilakukan formulasi lotion ekstrak biji melinjo (Gnenum gnenom L),
terlebih dahulu dilakukan proses ekstrasi terhadap biji melinjo (Gnenum gnenom l)
untuk memperoleh ekstrak biji melinjo (Gnenum gnenom L) yang akan digunakan
Proses ekstrasi dilakukan dengan cara atau proses yang sederhana yaitu dengan
cara maserasi, dikarenakan metode ini paling banyak digunakan, peralatan mudah
ditemukan serta lebih sederhana. Adapun hasil ekstrak yang diperoleh dari ekstrak
Telah dilakukan pengujian antioksidan uji ekstrak biji melinjo (Gnenum gnenom L)
dengan kosentrasi 5, 10, 25, 50, 75, 100 dengan hasil IC50 sebesar 173,368 ppm pada
ekstrak biji melinjo (Gnenum gnenom L) dengan 3 variasi kosentrasi zat aktif yaitu
formula 5%, 10%, 15% yang dilakukan secara bertahap selama 3 minggu pengujian,
selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi mutu sediaan lotion yaitu
41
meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya sebar, uji iritasi, uji pH, dan uji
cycling test.
Tujuan dilakukan uji organoleptik pada lotion untuk mengamati kestabilan fisik
dari sediaan yang meliputi warna, bau, maupun bentuk sediaan lotion yang dilakukan
secara bertahap masing-masing sediaan selama pada suhu kamar. Hasil pengujian
organoleptik baik sebelum ataupum sesudah cycling test, sediaan lotion menunjukan
58
adanya kestabilan dari warna, bau, dan bentuk pada sediaan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pengamatan yang dilakukan selama tiga hari tanpa adanya perubahan yang nyata
49
Untuk mengetahui apakah bahan aktif lotion sudah merata dengan bahan dasar atau
belum, digunakan homogenitas sediaan lotion. Alhasil, bahan aktif yang terkandung
dalam lotion tersebar merata. Hasil pemeriksaan uji homogenitas baik sebelum
maupun sesudah cycling test pada penyimpanan suhu ruang selama tiga minggu
PH kulit harus dipantau secara ketat karena dengan meningkatnya kandungan basa
atau asam bahan kulit, menjadi lebih sulit untuk menetralisirnya dan kulit menjadi
lebih tebal, lebih sensitif, dan lebih mudah terinfeksi. Dalam uji pH universal gauging.
Untuk berpindah ke kisaran pH yang berhubungan dengan fisiologi kulit antara 4,2,6,5,
dan 6, pH lotion yang digunakan dalam uji bersepeda dikalibrasi sebelum dan sesudah
pengujian agar berada dalam kisaran rata- rata 6. Berdasarkan hasil uji pengamatan
formula I, II, III, menunjukan sediaan lotion yang stabil serta memenuhi persyaratan
pH kulit.
Tujuan Uji daya sebar adalah untuk memahami kemampuan lotion menyebabkan
iritasi saat dioleskan ke kulit. Lotion daya sebar dapat dioleskan ke kulit dengan
mudah tanpa perlu kuat-kuat atau jari-jari tangan. Hasil daya sebar pada sediaan lotion
pada formula I, II, III dan blangko berturut-turut 6,3 cm, 6,5 cm, 6,6cm dan blangko 7.
Sedangkan pada cycling test pada uji daya sebar lotion pada formulaso I, II, III dan
18
blangko, berturut-turut 6,5 cm, 6,3 cm, 6,1cm, dan blangko daya sebar yaitu 7 cm. Hal
ini menunjukan bahwa ketiga sediaan lotion yang telah dibuat memenuhi syarat
dimana daya sebar 5-7 cm menunjukan konsistensi semi solid yang nyaman dalam
Pada uji iritasi sediaan lotion untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya efek
samping sediaann lotion yang dioleskan pada bagian telinga selama 24 jam. Hasil
50
pemeriksaan uji iritasi baik sebelum maupun sesudah cycling test pada penyimpanan
suhu ruang selama tiga minggu dengan masing-masing kosentrasi sediaan menunjukan
hasil yang baik untuk digunakan pada kulit karena sesuai dengan kriteria sediaan lotion
yang baik yaitu tidak menimbulkan iritasi seperti ruam, gatal-gatal, atau kemerahan
pada kulit.
losion biji melinjo (Gnenum gnenom). Aktivitas antioksidan dalam lotion ditingkatkan
spektrofotometri UV-Vis. Operasi dasar metode DPPH adalah proses reduksi penuaan
redefinisi tersebut disertai dengan perubahan warna bendera peringatan, yakni dari
merah (senyawa radikal bebas) menjadi kuning (memudar) (senyawa radikal bebas
yang teedksi oleh antioksidan). Pemdaran warna akan mencegah hilangnya sinar
reaksi terjadi antara DPPH radikal dan sampel yang diinginkan. Tingkat aktivitas anti-
oksidan dari sumber tertentu dapat ditentukan oleh penghambatan presentase dan nilai
IC50. Persentase inhibisi adalah perbedaan antara DPPH dan serapan undukur. Namun
nilai IC50 menunjukkan bahwa sebagian besar ekstrak kosentrasi efektif yang akan
digunakan mampu mengandung radikal bebas sekitar 50%. IC50 dalam hal ini dapat
51
antara penghambatan persepsi maksimal (y) dan ambang 50% (x) untuk y. (Suhery
dkk, 2016)
Ketika absorbansi yang memadai hadir, tingkat reaktivitas radikal DPPH dapat
pada persamaan yang sesuai. Nilai IC50 adalah ukuran konsentrasi tertentu yang secara
yang lebih rendah menunjukkan peningkatan aktivitas anti-oksidan (Zuhra dkk. 2008).
Hasil antioksidan sediaan lotion pada tabel 9, menunjukan bahwa nilai IC50 pada
6
Vitamin C sebesar 9,3115 µg/mL memiliki antioksidan yang sangat kuat (50-100
µg/mL), pada Formula I dengan kosentrasi 5% IC50 sebesar 138,758 µg/mL memiliki
antioksidan yang sangat lemah (<50µg/mL), Formula II dengan kosentrasi 10% IC50
sebesar 52,502 µg/mL memiliki antioksidan yang kuat (≤50 µg/mL), Formula III
dengan kosentrasi 10% IC50 sebesar 92,505 /mL memiliki antioksidan yang lemah (≤50
µg/mL), dari ketiga formula di atas sebagaimana dinyatakan suatu at mempunyai sifat
antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 berkisar antara 201-1000 ppm. Aktivitas
2
antioksidan sediaan lotion tergolong sangat lemah, maka zat kurang efektif namun
masih memiliki potensi sebagai antioksidan pada kosentras 10% dengan nilai IC50
52,502 µg/mL. Hasil pengukuran absorbansi % inhibisi dan nilai IC50 dapat dilihat
pada table 14. Hal ini di pengaruhi kurangnya kosentrasi zat aktif ekstrak biji melinjo
27
(Gnenum gnenom L) sebagimana menunjukan bahwa semakin tinggi kosentrasi
merupakan semakin tinggi presentase inhibisinya, hal ini disebgabkan pada sampel
52
Aktivitas antioksidan ekstrak biji melinjo (Gnenum gnenom L) dalam sediaan
Lotion dikategorikan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat yaitu pada formula II
dengan konsentrasi 10% dengan nilai IC50 52,502 µg/mL. Tetapi tidak lebih tinggi
sebelumnya menyatakan bahwa biji melinjo memiliki senyawa antara lain senyawa
Pada penelitian ini semua formula lotion memiliki kestabilan yang baik sehingga
ekstrak biji melinjo (Gnenum gnenom L) yang berkhasiat sebagai antioksidan dapat
dibuat menjadi suatu sediaan kosmetik baik berupa lotion, krim, maupun gel yang
bermanfaat untuk mencegah terjadinya damapk radikal bebas berupa penuaan diri dan
53
48
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari ketiga sediaan loton dengan kosentrasi %,10%,15% ekstrak biji melinjo
(Gnenum gnenom) dikatakan stabil dilihat dari kriteria standar mutu sediaan
39
evaluasi mutu berupa uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya sebar, uji pH,
B. Saran
agar mendapatkan sediaan lotion ekstrak biji melinjo (Gnenum gnenom) yang
lebih efektif
2. Untuk kedepannya jika ingin melakukan penelitian sediaan lotion ekstrak biji
54
Similarity Report ID: oid:25211:20574555
TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.
jurnal.analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id
1 2%
Internet
123dok.com
2 2%
Internet
ejournal.uin-malang.ac.id
3 1%
Internet
repository.unhas.ac.id
4 1%
Internet
docobook.com
5 <1%
Internet
ejurnal.ung.ac.id
6 <1%
Internet
docplayer.info
7 <1%
Internet
scribd.com
8 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:20574555
repository.uinjkt.ac.id
10 <1%
Internet
eprints.walisongo.ac.id
11 <1%
Internet
repository.setiabudi.ac.id
12 <1%
Internet
jurnal.stikesindah.ac.id
13 <1%
Internet
text-id.123dok.com
14 <1%
Internet
poltekkesbdg.info
16 <1%
Internet
researchgate.net
17 <1%
Internet
ejournal.unsrat.ac.id
18 <1%
Internet
farmasi-kendari.blogspot.com
19 <1%
Internet
repository.usu.ac.id
20 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:20574555
Waode Rustiah, Nur Umriani. "Uji Aktivitas Antioksidan Pada Ekstrak B...
21 <1%
Crossref
ecampus.poltekkes-medan.ac.id
22 <1%
Internet
etheses.uin-malang.ac.id
23 <1%
Internet
pt.scribd.com
24 <1%
Internet
download.garuda.ristekdikti.go.id
25 <1%
Internet
repo.poltekkes-medan.ac.id
26 <1%
Internet
adoc.pub
27 <1%
Internet
journal.uad.ac.id
28 <1%
Internet
lib.ui.ac.id
29 <1%
Internet
garuda.kemdikbud.go.id
30 <1%
Internet
repository.umnaw.ac.id
31 <1%
Internet
neliti.com
32 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:20574555
repository.poltekeskupang.ac.id
33 <1%
Internet
eprints.umm.ac.id
35 <1%
Internet
fkipumkendari.ac.id
36 <1%
Internet
digilib.unila.ac.id
37 <1%
Internet
id.scribd.com
38 <1%
Internet
cahyatimur.blogspot.com
40 <1%
Internet
pustaka.sttif.ac.id
41 <1%
Internet
repository.ucb.ac.id
42 <1%
Internet
repository.unfari.ac.id
43 <1%
Internet
sciencegate.app
44 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:20574555
ahmadelrahman.blogspot.com
45 <1%
Internet
core.ac.uk
46 <1%
Internet
ejournals.stfm.ac.id
47 <1%
Internet
etheses.iainponorogo.ac.id
48 <1%
Internet
repository.helvetia.ac.id
49 <1%
Internet
slideshare.net
50 <1%
Internet
biologypunk.blogspot.com
51 <1%
Internet
chubbymoddy.wordpress.com
52 <1%
Internet
cpo.ase.ro
53 <1%
Internet
ejournal.medistra.ac.id
54 <1%
Internet
ejournal3.undip.ac.id
55 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:20574555
Dspace.Uii.Ac.Id
57 <1%
Internet
ejournal.umpwr.ac.id
58 <1%
Internet
id.123dok.com
59 <1%
Internet
kahakhusnia.blogspot.com
60 <1%
Internet
scilit.net
61 <1%
Internet
Sources overview