Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

GEL EKSTRAK KULIT BUAH NANAS SEBAGAI BAHAN AKTIF


DESINFEKTAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM - PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Elga Putri Utami NIM 17.71.018047 (2017)
Risky Yanuari Wahyuni NIM 17.71.018692 (2017)
Raudatul Fitri NIM 18.71.020172 (2018)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


PALANGKA RAYA
2018
PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PKM-PENELITIAN

i
RINGKASAN

Penyakit infeksi merupakan penyebab paling utama tingginya angka


kesakitan dan kematian di Indonesia. Penyakit infeksi banyak disebabkan oleh
bakteri, salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi pada kulit yang terluka
adalah bakteri Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus merupakan bakteri
gram positif yang menyebabkan infeksi oportunistik dimana infeksi yang
disebabkannya bisa serius dan fatal.
Ada beberapa tumbuhan yang memliki metabolit sekunder yang berpotensi
sebagai antibakteri. Salah satu tumbuhan tersebut adalah nanas. Pada penelitian
ini bagian yang digunakan adalah bagian kulit buahnya. Kulit buah nanas
mengandung banyak senyawa aktif, salah satunya adalah flavonoid yang memiliki
sifat antibakteri. Kulit buah nanas yang biasanya dibuang begitu saja sebagai
limbah ternyata memiliki senyawa aktif yang mampu menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus yang merupakan salah satu bakteri penyebab
berbagai infeksi pada manusia. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol
alam yang bersifat desinfektan (antibakteri) dan sangat efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif karena flavonoid bersifat polar sehingga lebih
mudah menembus lapisan peptidoglikan yang juga bersifat polar pada bakteri
Gram positif. Tujuan dari penelitian ini ialah agar dihasilkan sediaan gel dari
ekstrak kulit buah nanas dan agar diketahui aktifitas daya hambatnya terhadap
bakteri Staphylococcus aureus.
Penelitian ini dilakukan secara in vitro menggunakan bakteri
Staphylococcus aureus yang dibagi dalam tiga sumuran, yaitu sumuran gel ekstrak
kulit buah nanas, sumuran hand sanitizer Dettol® dan sumuran basis gel. Masing-
masing diambil 50 μL menggunakan mikropipet dan diteteskan pada setiap
sumuran kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam untuk mengetahui
sumuran mana yang paling efektif menghambat bakteri Staphylococcus aureus.

Kata kunci : kulit buah nanas, Staphylococcus aureus, flavonoid, desinfektan

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PKM-PENELITIAN….......................i


RINGKASAN..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II TARGET LUARAN..................................................................................3
BAB III METODE..................................................................................................4
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................4
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................4
3.3 Prosedur Penelitian.............................................................................4
BAB IV HASIL YANG DICAPAI.........................................................................7
4.1 Hasil simplisia....................................................................................7
4.2 Hasil ekstraksi.....................................................................................7
BAB V POTENSI HASIL....................................................................................8
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Lampiran 2. Bukti-bukti pendukung kegiatan

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Formulasi Konsentrasi Gel..........................................................................5

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kulit Nanas............................................................................................ 7


Gambar 2 Hasil Serbuk Simplisia........................................................................... 7
Gambar 3 Ekstraksi Maserasi............................................................................... 7
Gambar 4 Hasil Ekstrak Simplisia...........................................................................7

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nanas merupakan salah satu jenis buah yang diminati oleh masyarakat,
baik lokal maupun dunia. Nanas memiliki bagian-bagian yang bersifat
buangan antara lain adalah kulit yang memiliki tekstur yang tidak rata dan
berduri kecil pada permukaan luarnya. Kulit nanas hanya dibuang begitu saja
sebagai limbah, padahal kulit nanas mengandung vitamin C, karotenoid dan
flavonoid (Erukainure et al., 2011).
Flavonoid mempunyai banyak manfaat, yaitu sebagai antibakteri,
antiinflamasi, antitumor, antialergi, dan mencegah osteoporosis (Nurjanah,
2011). Bakteri Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang
menyebabkan penyakit pada manusia. Staphylococcus aureus menyebabkan
berbagai infeksi pada manusia seperti pneumonia, meningitis, infeksi saluran
kemih dan keracunan makanan dengan cara melepaskan enterotoxin ke dalam
makanan (Thaker et al., 2009).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai uji daya antibakteri
dari ektrak buah nanas antara lain Suerni et al. (2013) melakukan uji daya
hambat ekstrak buah nanas, salak dan manga kweni terhadap bakteri
Staphylococcus aureus yang menunjukan hasil dimana ekstrak buah nanas
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
konsentrasi 50% dan 100%. Chanda et al. (2010) juga melakukan penelitian
tentang aktivitas antibakteri ekstrak kulit nanas dengan pelarut kloroform,
aseton dan metanol, yang hasilnya menunjukkan ekstrak kloroform kulit
nanas memiliki aktivitas terhadap Staphylococcus aureus, Corynebacterium
rubrum, Klebsiella pneumonia dan S.typhimurium, tetapi tidak menunjukan
adanya aktivitas terhadap bakteri S.subflava, Enterobacter aerogenes dan
Proteus mirabilis. Ekstrak aseton kulit nanas menunjukan aktivitas terhadap
Staphylococcus aureus, S. subflava, Enterobacter aerogenes, Klebsiella
pneumonia, Proteus mirabilis dan S.typhimurium. Ekstrak metanol
menunjukan aktivitas terhadap Staphylococcus aureus dan Klebsiella
pneumonia, tetapi tidak menunjukkan aktivitas terhadap S.subflava,
Enterobacter aerogenes, Proteus mirabilis, dan S. typhimurium. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian tersebut dengan
membuatnya dalam bentuk sedian gel. Harapannya dari hasil penelitian ini
dapat memberikan nilai tambah pada simplisia kulit buah nanas untuk
digunakan sebagai obat yang berbasis ilmiah berdasarkan hasil penelitian,
sehingga khasiat dari kulit buah nanas sebagai desinfektan dapat digunakan
masyarakat dalam sediaan modern.
2

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana membuat formulasi gel dari ekstrak kulit Buah Nanas sebagai
sediaan obat yang lebih modern?
2. Bagaimanakah sifat fisik dari formulasi gel ekstrak kulit Buah Nanas?
3. Bagaimanakah aktifitas daya hambat formulasi gel ekstrak kulit Buah
Nanas terhadap bakteri Staphylococcus aureus?

1.3 Tujuan
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menghasilkan sediaan gel dari ekstrak kulit Buah Nanas.
2. Untuk mengetahui sifat fisik formulasi gel ekstrak kulit Buah Nanas.
3. Untuk mengetahui aktifitas daya hambat formulasi gel ekstrak kulit Buah
Nanas terhadap bakteri Staphylococcus aureus
3

BAB II
TARGET LUARAN

Dari penelitian ini diharapkan dapat dihasilkan target luaran sebagai berikut:
1. Dapat menghasilkan hasil publikasi, laporan akhir dan artikel ilmiah.
2. Dapat memberikan sumbangsih ilmu bagi bidang kesehatan.
4

BAB III
METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi, Laboratorium
Biologi, dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya. Penelitian akan dilaksanakan selama 5 bulan.

3.2 Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah mortar, stemper,
timbangan analitik, gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, labu ukur, pipet ukur, ball pipet, cawan porselen, cawan petri,
batang pengaduk, BSC, pembakar Bunsen, kaca arloji, pH meter, blender,
ayakan nomor 60 mesh, inkubator, mikro pipet.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit Buah Nanas,
CMC Na, tragakan, gliserin, metil paraben, propilen glikol, aquadest, asam
borat, etil asetat, etanol, eter, karbopol, media agar TSA, handsanitizer
Dettol®, bakteri Staphylococcus aureus.

3.3 Prosedur Penelitian


1. Pemilihan dan Pengambilan Sampel
Buah Nanas yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kota
Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Bagian dari buah nanas yang diteliti
adalah kulitnya.
2. Pembuatan simplisia
Kulit nanas dipisahkan dari buahnya kemudian dirajang dan
dibersihkan dengan air mengalir. Setelah itu diangin-anginkan di bawah
sinar matahari selama 1 hari dan dimasukkan dalam oven 50°C sampai
kering. Setelah kering kulit nanas diblender dan diayak dengan ayakan no
60 mesh.
3. Ekstraksi
Pembuatan ekstrak kulit Buah Nanas dilakukan dengan metode
maserasi, yaitu kulit Buah Nanas yang telah diayak, ditimbang sebanyak
492 g lalu diekstraksi dengan menggunakan 3690 ml etanol 96% dengan
cara maserasi selama 5 hari (setiap hari digojok). Ekstrak kemudian
disaring dengan menggunakan kertas saring (filtrat 1) dan sisanya
diekstrak kembali selama 2 hari menggunakan etanol 96% sebanyak 1230
mL lalu disaring (filtrat 2). Selanjutnya filtrat 1 dan 2 dikumpulkan,
diuapkan dengan evaporator pada suhu 70°C sampai volumenya menjadi
5

¼ dari volume awal, dan dilanjutkan dengan pengeringan di waterbath


sampai menjadi ekstrak kental. Di dapatkan ekstrak kental sebanyak 122 g
4. Formulasi gel
Pembuatan sediaan gel dilakukan dengan cara melarutkan gelling
agent (HPMC dan karbopol) dengan air panas 70°C aduk terus menerus
hingga terbentuk massa yang homogen (tahap 1). Larutkan methyl paraben
sebagai pengawet dengan propilenglikol hingga homogen. Perlahan
tambahkan ekstrak, dan aduk hingga homogen ( tahap 2). Hasil dari (tahap
1) dan (tahap 2) dicampur dan diaduk hingga homogen dan kemudian
masukkan perlahan TEA hingga membentuk massa yang kental.
Tabel 1 Formulasi Konsentrasi Gel
Konsentrasi Gel
Bahan 5% 10% 15%
Ekstrak 1,5 gram 3 gram 4,5 gram
CMC 0,5 gram 0,5 gram 0,5 gram
Gliserin 3 mL 3 mL 3 mL
Propilengikol 1,5 mL 1,5 mL 1,5 mL
Aquades ad 30 mL 30 mL 30 mL
5. Uji sifat fisik gel
a. Pengujian organoleptik dan homogenitas
Uji organoleptik dilakukan dengan pengamatan secara langsung
warna dan bau gel. Pengujian homogenitas dilakukan dengan
mengoleskan gel pada sekeping kaca.
b. Pengujian pH
Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH universal
yang dicelupkan ke dalam sampel gel yang telah diencerkan. Perubahan
warna yang terjadi dicocokkan dengan standar pH universal.
c. Pengujian daya sebar
Sebanyak 0,5 gram gel diletakan dalam kaca bulat, kaca lainnya
diletakan di atasnya dan dibiarkan selama 1 menit. Setelah itu,
ditambahkan 150 gram beban didiamkan 1 menit dan diukur diameter
konstan (Astuti et al., 2010).
d. Pengujian daya lekat
Sampel 0,25 gram diletakkan diantara 2 gelas objek pada alat uji
daya lekat, kemudian ditekan beban 1 kg selama 5 menit, beban
diangkat dan diberi beban 80 gram pada alat dan dicatat waktu peleasan
gel (Miranti, 2009).
e. Pengujian konsistensi
Pengujian konsistensi dilakukan dengan menggunakan centrifugal
test diaman sampel gel disentrifugasi pada kecepatan 3800 rpm selama
5 jam kemudian diamati perubahan fisiknya (Djajadisastra et al, 2009).
6. Pembuatan Suspensi Bakteri
6

Pembiakan bakteri diambil sebanyak 1-2 ose dan disuspensikan ke


dalam 5 mL NaCl 0,9% sampai diperoleh kekeruhan yang sesuai dengan
standar 0,5 McFarland atau sebanding dengan jumlah bakteri
108(CFU)/mL. Suspensi bakteri diteteskan sebanyak 50 µL kemudian
diratakan pada media TSA dan didiamkan selama 30 menit (Wardhani,
2012).
7. Pembuatan Kontrol Positif
Kontrol positif yang digunakan yaitu handsanitizer Dettol®.
8. Pembuatan Kontrol Negatif
Kontrol negatif yang digunakan yaitu basis gel.
9. Pengujian Aktifitas Desinfektan
Uji aktifitas desinfektan terhadap gel ekstrak kulit Buah Nanas mengunakan
bakteri Staphylococcus aureus dengan cara difusi agar. 3 sumuran untuk gel
ekstrak kulit buah nanas, untuk handsanitizer Dettol®, dan untuk basis gel.
Masing-masing gel diambil 50 μL menggunakan mikropipet dan diteteskan pada
setiap sumuran kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
7

BAB IV
HASIL YANG DICAPAI

4.1 Hasil simplisia

Gambar 1 Kulit Nanas Gambar 2 Hasil Serbuk Simplisia

4.2 Hasil ekstraksi

Gambar 3 Ekstraksi Maserasi Gambar 4 Hasil Ekstrak Simplisia


8

BAB V
POTENSI HASIL

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dalam bidang
kesehatan guna menekan angka penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus. Selain itu, penelitian ini juga memanfaatkan limbah
organik untuk mengurangi sampah organik di masyarakat. Dapat berpotensi
menjadi peluang usaha karena bahan baku yang mudah didapatkan. Hasil
penelitian ini nantinya akan dipatenkan dalam bentuk jurnal artikel ilmiah yang
dapat bermanfaat sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
9

BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya adalah pengujian ekstrak kental terhadap bakteri


Staphylococcus aureus untuk mengetahui daya hambat ekstrak terhadap bakteri
Staphylococcus aureus. Selanjutnya adalah formulasi gel ekstrak kulit buah nanas
dengan 3 konsentrasi berbeda yaitu, 5%, 10% dan 15%. Kemudian dilakukan
pengujian sifat fisik gel ekstrak kulit buah nanas konsentrasi 5%, 10% dan 15%,
lalu dilanjutkan pengujian aktivitas desinfektan gel ekstak kulit buah nanas
konsentrasi 5%, 10% dan 15% terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Penyimpanan gel lalu pembuatan laporan akhir.
10

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Empat. Jakarta:


Universitas Indonesia.
Astuti, D. d. (2010). Buku Petunjuk Praktikum Laboratorium Air. Surakarta:
UMS.
Bartholomew, D. P. (2002). The Pineapple: Botany, Production and Uses.
Wallingford, UK: CAB International.
Butcher, W. A. (2010). Contact Inactivation of Orthopoxviruses by. Household
Disinnfectants. Philadelphia: Departement of Biomedical.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000). Parameter Standar Umum
Pembuatan Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta.
Djajadisastra, J. M. (2009). Formulasi Gel Topikal dari Ekstrak Nerii folium
dalam Sediaan Antijerawat. Jurnal Farmasi Indonesia, 4(4): 210-216.
Erukainure O.L, J. A. (2011). Protective Effect of Pineapple(Ananas Comosus)
Peel Extract on Alcohol-Induced Oxidative Stress in Brain Issues Of Male
Albino Rats. Asian Pac. J. Trop. Disease, 5-9.
Lachman L, L. H. (1994). Teori Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press.
Larson, E. (2013). Monitoring Hand Hygiene. American Journal of
Infection Control, 41(2): 43-45.
Miranti, L. (2009). Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia
galanga) dengan Basis Salep Larut Air terhadap Sifat Fisik Salep dan
Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus secara In Vitro, Skripsi.
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pakekong, E. D. (2016). Uji Daya Hambat Ekstrak Bawang Bombay (Allium cepa
L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
Manado: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 5 No. 1, 32-38.
Solikhah. (2014). Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Batang dan Daun
Kemangi (Ocimum Basilicum L.).SKRIPSI. Semarang: UNNES.
Syahrurachman, d. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa
Aksara Publishers.
Wardhani, AK. (2012). Uji Antimikroba Ekstrak Bunga Cengkeh (Syzygium
aromaticum) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
Warsa, U. C. (1994). Buku Ajar Mikrobiologi edokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Yeragamreddy, P. P. (2013). In Vitro Antitubercular and Antibacterial Activities of
Isolated Constituents and Column Fractions from Leaves of Cassia
occidentalis, Camellia sinensis and Ananas comosus. African Journal of
Pharmacology and Therapeutics, Vol. 2, No. 4, 116-123.
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Justifikasi Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Harga
Blender Menghaluskan
bahan baku 1 Rp 800.000 Rp 800.000
Aluminium foil Menutup
bahan dan
membungkus 1 Rp 40.000 Rp 40.000
Pot obat Tempat
penyimpanan
gel 5 Rp 5.000 Rp 25.000
Penutup kepala Alat
perlindungan
diri 1 Rp 90.000 Rp 90.000
Masker Alat
perlindungan
diri 2 Rp 40.000 Rp 80.000
Sarung tangan Alat
latex perlindungan
diri 2 Rp 70.000 Rp 140.000
Kasa hidrofil Menyaring
besar ekstrak 1 Rp 95.000 Rp 95.000
Toples kaca Proses
ekstraksi 5 Rp 50.000 Rp 250.000
pH meter Mengukur pH
universal 1 Rp 85.000 Rp 85.000
Tissue Membersihkan
dan
mengeringka
alat 2 Rp 30.000 Rp 60.000
Biaya transport Pengadaan
dan pengadaan bahan baku 3 Rp 250.000 Rp 750.000
Plastik besar Tempat
mengumpulkan
bahan baku 3 Rp 25.000 Rp 75.000
Kertas coklat Penunjang
penelitian 2 Rp 3.000 Rp 6.000
Jerigen 1 liter Tempat
menampung
ekstrak 2 Rp 3.500 Rp 7.000
Total (Rp) Rp 2.4978.000
Bukti pembayaran:

(1) (2) (3) (4)

(5) (6) (7)


Lampiran 2. Bukti-bukti Pendukung Kegiatan

Pembuatan simplisia Penimbangan simplisia Perajangan simplisia

Pengeringan simplisia Penimbingan simplisia Pemberian etanol


kering

Proses pengadukan Proses penyaringan Penimbangan


cawan

Pengovenan cawan Cawan dalam Desikator Penguapan ekstrak

Anda mungkin juga menyukai