Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Khusus Riset ..................................................................................... 2
1.4 Manfaat Riset ................................................................................................ 2
1.5 Urgensi Riset ................................................................................................. 2
1.6 Temuan yang Ditargetkan ............................................................................. 3
1.7 Kontribusi Riset terhadap Ilmu Pengetahuan ................................................ 3
1.8 Luaran Riset .................................................................................................. 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1 Tanaman Jahe Merah dan Kandungan Fitokimia Rimpang Jahe Merah ...... 3
2.2 Bio Antiseptic Berbasis Nanopartikel Rimpang Jahe Merah ........................ 4
2.3 Aplikasi Bio Antiseptic Rimpang Jahe Merah sebagai Bahan Sterilan Eksplan
Kakao secara In vitro .......................................................................................... 4
BAB 3. METODE RISET ..................................................................................... 4
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset .......................................................... 4
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan................................................................... 5
3.3 Variabel Riset ................................................................................................ 5
3.4 Tahapan Riset yang Akan Dilaksanakan....................................................... 5
3.5 Prosedur Riset ............................................................................................... 6
3.6 Luaran dan Indikator Capaian yang Terukur di Setiap Tahapan Riset ......... 7
3.7 Analisis Data ................................................................................................. 8
3.8 Cara Penafsiran ............................................................................................. 8
3.9 Penyimpulan Hasil Riset ............................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................... 8
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................. 8
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN ......................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping ................. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas.......... 20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ............................................... 22

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kultur jaringan atau biasa dikenal dengan istilah in vitro merupakan salah
satu teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan secara terkendali dan terkontrol.
Pada pelaksanaannya, perbanyakan tanaman secara in vitro sangat dipengaruhi oleh
kondisi yang aseptik dan steril. Karena, bahan tanam yang digunakan dalam
perbanyakan tanaman secara in vitro berasal dari bagian tanaman yang tidak utuh
dan telah mengalami perlukaan. Sehingga sangat rentan terkontaminasi oleh
mikroorganisme yang bersifat patogen. Apabila eksplan yang merupakan bahan
tanam dalam perbanyakan tanaman secara in vitro mudah untuk terkontaminasi,
maka besar kemungkinan pertumbuhan eksplan akan terhambat atau bahkan bisa
saja mengalami kematian (letal). Oleh karena itu, kondisi aseptik dan steril
merupakan kunci utama keberhasilan dalam pelaksanaan perbanyakan tanaman
secara in vitro.
Kondisi aseptik dan steril pada perbanyakan tanaman secara in vitro dapat
diperoleh melalui teknik sterilisasi dan bahan sterilan yang tepat. Bahan sterilan
biasanya memiliki kandungan senyawa atau zat-zat yang bersifat antibakteri dan
dapat mematikan mikroorganisme patogen. Kandungan senyawa tersebut biasanya
dapat ditemukan pada bahan-bahan kimia, seperti alkohol, bakterisida, fungisida,
dan surfaktan polysorbate (Rahmadi dkk., 2020). Selain bahan-bahan kimia, bahan
alami yang tersedia di alam sebenarnya juga potensial dijadikan sebagai bahan
sterilan. Karena beberapa bahan alami memiliki kandungan yang bersifat
antibakteri dan dapat mematikan mikroorganisme patogen. Salah satu bahan alami
yang potensial untuk dijadikan bahan sterilan adalah rimpang jahe merah. Pendapat
ini, dapat diperkuat berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Azkiyah
(2020) yang membuktikan bahwa, rimpang jahe merah yang diekstrak dapat
menghambat pertumbuhan patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Kemampuan tersebut, disebabkan oleh adanya kandungan flavonoid, minyak atsiri,
dan fenol yang terkandung di dalam rimpang jahe merah. Pada penelitian lain juga
mengungkapkan bahwa, senyawa aktif flavonoid dan fenol pada ekstrak rimpang
jahe merah bersifat antibakteri dan dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri
Shigella dysenteriae (Chrimasyanti dkk., 2021).
Pemanfaatan rimpang jahe merah sebagai bahan sterilan sangat potensial
dan berpeluang besar. Karena, rata-rata semua provinsi di Indonesia dapat
menghasilkan rimpang jahe. Sebagai contoh, pada Provinsi Jawa Timur hampir
semua daerahnya memproduksi rimpang jahe segar. Salah satu daerah tersebut
adalah Kabupaten Jember, yang mana pada tahun 2018 saja telah memproduksi
rimpang jahe segar sebanyak 433.142 kg. Pengelolaan rimpang jahe merah sebagai
bahan sterilan dapat dilakukan melalui ekstraksi yang kemudian diubah menjadi
nanopartikel. Pengubahan ini dilakukan agar senyawa aktif antibakteri dari rimpang
jahe merah dapat larut secara maksimal serta stabilitas dan daya adsorbsi dari
2

senyawa aktif antibakteri dapat bekerja lebih baik (Ningsih dkk., 2017). Selanjutnya
nanopartikel rimpang jahe merah dijadikan sebagai bio antiseptic untuk bahan
sterilan.
Salah satu fungsi dari kegiatan sterilisasi eksplan pada perbanyakan
tanaman secara in vitro, selain untuk menekan tingkat kontaminasi juga untuk
menghilangkan getah dari bahan tanam. Getah yang dikeluarkan oleh eksplan
seringkali menjadi penyebab terjadinya browning dan pemicu munculnya patogen.
Eksplan yang banyak mengeluarkan getah rata-rata berasal dari tanaman
perkebunan, seperti kakao (Theobroma cacao L.). Sehingga tidak heran, jika
penggunaan eksplan kakao dalam perbanyakan tanaman secara in vitro masih
kurang diminati. Padahal dapat diketahui bahwa, pengembangan bahan tanam
kakao sangat penting untuk dilakukan. Sebab, bahan tanam kakao di Indonesia
masih tergolong jelek. Sedangkan, komoditas kakao sendiri ideal dalam
menyumbang devisa negara. Oleh karena itu, untuk mendapatkan eksplan kakao
yang baik sebagai usaha dalam pengembangan bibit kakao yang unggul dapat
dilakukan melalui sterilisasi eksplan menggunakan bahan sterilan alami berupa bio
antiseptic berbasis nanopartikel rimpang jahe merah yang mengandung senyawa
aktif antibakteri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada riset kali
ini adalah 1) Mengapa rimpang jahe merah dipilih sebagai bahan sterilan dalam
pembuatan bio antiseptic berbasis nanopartikel? 2) Bagaimana membuat
nanopartikel rimpang jahe merah sebagai bahan sterilan eksplan kakao yang
diperbanyak secara in vitro? dan 3) Bagaimana efektivitas bio antiseptic
nanopartikel rimpang jahe merah dalam menekan tingkat kontaminasi pada eksplan
kakao yang diperbanyak secara in vitro?

1.3 Tujuan Khusus Riset


Riset ini bertujuan untuk membuat bio antiseptic berbasis nanopartikel
rimpang jahe merah. Riset ini juga bertujuan untuk menguji efektivitas bio
antiseptic rimpang jahe merah dalam menekan kontaminasi pada eksplan kakao
yang diperbanyak secara in vitro.

1.4 Manfaat Riset


Manfaat riset pada kali ini adalah memberikan informasi ilmiah bahwa
rimpang jahe merah memiliki senyawa aktif yang bersifat antibakteri dan dapat
diolah menjadi bahan sterilan dalam perbanyakan tanaman kakao secara in vitro.

1.5 Urgensi Riset


Urgensi riset pada kali ini adalah perlunya pengungkapan secara spesifik
bahwa pemanfaatan senyawa aktif antibakteri flavonoid dan saponin yang
3

terkandung di dalam rimpang jahe merah melalui basis nanopartikel dapat menjadi
bahan sterilan berbentuk bio antiseptic dalam perbanyakan tanaman kakao secara
in vitro. Karena dapat diketahui bahwa, selama ini penggunaan bahan sterilan dalam
perbanyakan tanaman secara in vitro masih terbatas pada bahan kimia dan belum
pada penggunaan pada bahan alami.

1.6 Temuan yang Ditargetkan


Menemukan bahan sterilan yang berasal dari bahan alami, yaitu rimpang
jahe merah dalam bentuk bio antiseptic berbasis nanopartikel yang dapat membantu
menekan tingkat kontaminasi pada eksplan kakao yang diperbanyak secara in vitro.

1.7 Kontribusi Riset terhadap Ilmu Pengetahuan


Menjadi referensi baru dalam menggunakan bahan sterilan pada
perbanyakan kakao secara in vitro melalui pemanfaatan rimpang jahe merah
sebagai bio antiseptic berbasis nanopartikel. Sehingga dapat berkontribusi dalam
bidang pertanian dan menjadi acuan riset yang berkelanjutan.

1.8 Luaran Riset


Luaran riset pada kali ini meliputi, laporan kemajuan, laporan akhir, bio
antiseptic berbasis nanopartikel rimpang jahe merah.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jahe Merah dan Kandungan Fitokimia Rimpang Jahe Merah
Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) merupakan salah satu tanaman dari
keluarga Zingiberaceae yang memiliki modifikasi batang tumbuh menjalar di
bawah permukaan tanah dan biasa dikenal sebagai rimpang. Secara umum
pemanfaatan rimpang jahe merah dalam dunia pertanian dan perkebunan masih
sangat terbatas. Padahal apabila ditinjau lebih dalam rimpang jahe merah memiliki
potensi untuk dimanfaatkan menjadi olahan tertentu dalam menunjang ilmu
pengetahuan dibidang pertanian dan perkebunan, seperti dimanfaatkan sebagai
bahan sterilan dalam perbanyakan tanaman secara in vitro. Karena ekstrak rimpang
jahe merah memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder sebagai antibakteri,
yang dapat menghambat pertumbuhan patogen, seperti Staphylococcus aureus,
Escherichia coli (Handrianto, 2016), Bacillus cereus, Salmonella typhi, (Silalahi,
2021) dan Shigella dysenteriae (Chrimasyanti dkk., 2021). Komponen senyawa
antibakteri tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Skrining Fitokimia Ekstrak Rimpang Jahe Merah menggunakan Pelarut
Etanol 96% dan HCl 12 N
No Uji Ekstrak Rimpang Jahe Merah
1 Alkaloid +
2 Flavonoid +
4

3 Tanin +
4 Saponin +
Sumber: Data Sekunder (Herawati dan Saptarini, 2020)

2.2 Bio Antiseptic Berbasis Nanopartikel Rimpang Jahe Merah


Antiseptic merupakan bahan kimia yang memiliki kemampuan untuk
menghambat bahkan menghancurkan mikroorganisme patogen dalam jaringan
hidup (Larasati dan Haribowo, 2020). Sedangkan bio antiseptic adalah bahan kimia
alami yang dihasilkan dari ekstraksi bagian tumbuhan tertentu dan memiliki sifat
antiseptic. Rimpang jahe merah merupakan salah satu bagian tumbuhan yang
memiliki senyawa bersifat antibakteri (antiseptic), seperti flavonoid, fenol, minyak
atsiri (Azkiyah, 2020), alkaloid, tanin, dan saponin (Herawati dan Saptarini, 2020).
Sehingga apabila rimpang jahe merah diekstrak untuk dijadikan sebagai bio
antiseptic dan dikhususkan sebagai bahan sterilan eksplan kakao pada perbanyakan
secara in vitro sangat sesuai. Kemudian agar bio antiseptic rimpang jahe merah
mengeluarkan sifat antibakteri yang kuat, maka ekstrak rimpang jahe merah dapat
dimodifikasi menjadi nanopartikel. Karena pengubahan nanopartikel akan
mempermudah laju pelepasan senyawa aktif, juga meningkatkan kelarutan (Ningsih
dkk., 2017).

2.3 Aplikasi Bio Antiseptic Rimpang Jahe Merah sebagai Bahan Sterilan
Eksplan Kakao secara In vitro
Bio antiseptic rimpang jahe merah dapat diaplikasikan sebagai bahan
sterilan eksplan tanaman yang diperbanyak secara in vitro. Karena rimpang jahe
merah yang merupakan bahan baku utama dari bio antiseptic terbukti mengandung
senyawa hasil metabolit sekunder yang bersifat antibakteri (Kaban dkk., 2016).
Sehingga bio antiseptik rimpang jahe merah besar kemungkinan mampu
menghambat dan mencegah terjadinya kontaminasi pada penanaman eksplan secara
in vitro. Kemampuan tersebut sangat sesuai apabila dijadikan sebagai bahan sterilan
dalam sterilisasi eksplan dari tanaman bergetah, seperti kakao. Karena dapat
diketahui, bahwa kakao mampu menghasilkan getah yang cukup banyak ketika
diberikan perlukaan. Getah sendiri pada perbanyakan tanaman secara in vitro dapat
menjadi pemicu terjadinya kontaminasi dan terjadinya browning.

BAB 3. METODE RISET

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset


Riset ini direncanakan akan dilakukan selama 1 bulan di Laboratorium
Biosains dan 3 bulan di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Produksi Pertanian,
Politeknik Negeri Jember. Riset juga direncanakan akan dilakukan secara luring
(offline) dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19 yang ketat,
5

seperti selalu menjaga jarak, menggunakan masker, selalu mencuci tangan, dan
menggunakan hand sanitizer.

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


Bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan riset pada kali ini, diantaranya
rimpang jahe merah 3 kg, etanol 70%, filter paper, bubuk Mg, HCl pekat, NaOH,
akuades, bubuk chitosan, asam asetat glasial 1%, propilen glikol, DMSO 10%,
NaTPP 0,4%, media dasar MS, ZPT 2,4 D, dan bibit kakao unggul. Sedangkan
untuk alat yang digunakan dalam pelaksanaan riset pada kali ini, diantaranya
peralatan kaca, peralatan maserasi, Rotary Evaporator (RE), timbangan analitik,
hot plate and magnetic stirrer, oven elektrik, dissecting set, Laminar Air Flow
(LAF), blender, desikator, lampu bunsen, buret, botol kultur jaringan, dan autoklaf.

3.3 Variabel Riset


Variabel riset pada kali ini dapat dibedakan menjadi variabel bebas, variabel
terikat, dan variabel kontrol. Penjelasan secara terperinci dapat disebutkan seperti
di bawah ini.

3.3.1 Variabel Bebas


Variabel bebas riset ini adalah lama waktu perendaman eksplan kakao
menggunakan bio antiseptic rimpang jahe merah pada konsentrasi 2 g/l (Shofiyani
dkk., 2019).

3.3.2 Variabel Terikat


Variabel terikat riset ini meliputi persentase kontaminasi, waktu pertama
kontaminasi, persentase eksplan kakao yang mengalami browning, dan sumber
kontaminasi pada eksplan kakao.

3.3.3 Variabel Kontrol


Variabel kontrol riset ini adalah media dasar MS dan ZPT 2,4 D pada
konsentrasi 0,5 mg/l (Rasud dkk., 2019).

3.4 Tahapan Riset yang Akan Dilaksanakan


Riset kali ini akan diawali dengan membuat ekstrak etanol rimpang jahe
merah. Kemudian ekstrak yang telah didapatkan dilakukan uji flavonoid dan
saponin. Selanjutnya, dilakukan pembuatan larutan chitosan. Setelah itu,
dilanjutkan dengan pembuatan bio antiseptic berbasis nanopartikel ekstrak etanol
rimpang jahe merah. Kemudian bio antiseptic rimpang jahe merah diaplikasikan
sebagai bahan sterilan eksplan kakao. Dan diakhiri dengan pengamatan efektivitas
bio antiseptic rimpang jahe merah berbasis nanopartikel sebagai bahan sterilan
eksplan kakao.
6

3.5 Prosedur Riset


Prosedur riset pada kali ini secara sederhana dapat dilihat pada bagan alir
yang tertuang dalam Gambar 3.1 dan penjelasan terperinci yang dijelaskan pada
sub-sub bab di bawahnya.
Ekstrak Kental Etanol Jahe
Rimpang Jahe Merah
Merah Uji
Flavonoid

Aplikasi Bio Antiseptic Jahe Pembuatan Bio Antiseptic Uji Saponin


Merah sebagai Bahan Sterilan Berbasis Nanopartikel Ekstrak
Eksplan Kakao Etanol Jahe Merah

Pengamatan Efektifitas Bio Larutan Chitosan


Antiseptic Jahe Merah sebagai
Bahan Sterilan Eksplan Kakao

Gambar 3.1 Bagan Alir Prosedur Riset


Sumber: Milik Pribadi

3.5.1 Ekstraksi Rimpang Jahe Merah


Pembuatan ekstrak rimpang jahe merah mengacu pada hasil riset Srikandi
dkk (2020), sampel rimpang jahe merah sebanyak 3 kg dipotong tipis-tipis
kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 55°C selama 2 hari.
Selanjutnya dihaluskan menggunakan blender, sehingga didapatkan simplisia
rimpang jahe merah. Selanjutnya, sample dikeringkan lagi menggunakan oven pada
suhu 105°C selama 3 jam. Kemudian didinginkan menggunakan desikator.
Selanjutnya, sampel ditimbang sebanyak 300 g dan diekstrak dengan cara maserasi.
Sampel direndam dalam 1.200 ml etanol 70% selama 24 jam. Setelah itu, ekstrak
disaring untuk memisahkan residu dan supernatant. Hasil filtrat dipekatkan dengan
menggunakan Rotary Evaporator (RE) dengan kecepatan 150 rpm pada suhu 70°C
sehingga dihasilkan crude extract. Hasil akhir berupa ekstrak kental etanol rimpang
jahe merah. Kemudian diletakkan ke dalam tabung dan disimpan di tempat sejuk.

3.5.2 Uji Flavonoid dan Saponin


Uji flavonoid dilakukan dengan cara mengambil sampel ekstrak sebanyak 1
mg yang ditambahkan 3 ml etanol 70%. Kemudian dikocok dan dipanaskan.
Selanjutnya dikocok kembali dan dilakukan penyaringan. Hasil penyaringan
ditambahkan Mg 0,1 g dan 2 tetes HCl pekat. Lapisan etanol terbentuk warna merah
menunjukkan adanya flavonoid. Sedangkan uji saponin dilakukan dengan cara
mengambil 1 mg sampel ekstrak. Kemudian ditambahkan 10 ml akuades dan
dipanaskan. Selanjutnya dilakukan penyaringan. Hasil penyaringan dikocok dan
didiamkan selama 15 menit. Terbentuknya busa menunjukkan terdapat saponin
(Srikandi dkk., 2020).
7

3.5.3 Pembuatan Larutan Chitosan


Pembuatan chitosan 1% dilakukan dengan melarutkan 1 g serbuk chitosan
di dalam 100 ml asam asetat glasial 1% menggunakan magnetic stirrer.

3.5.4 Pembuatan Bio Antiseptic Berbasis Nanopartikel Ekstrak Etanol Rimpang


Jahe Merah
Sebanyak 500 mg ekstrak etanol rimpang jahe merah ditambahkan pelarut
campur (20 ml propilen glikol, 20 ml etanol 70%, dan 20 ml DMSO 10%) dan 100
ml air. Kemudian ditambahkan larutan chitosan 1% (b/v) sebanyak 40 ml sehingga
konsentrasi chitosan menjadi 0,2%. Campuran diaduk menggunakan magnetic
stirrer selama 10 menit. Selanjutnya, campuran tersebut ditetesi 20 ml NaTPP 0,4%
dengan kecepatan 1 tetes per 3 detik menggunakan buret dan magnetic stirrer 300
rpm hingga terbentuk nanopartikel yang ditandai dengan kekeruhan yang homogen.
Pengadukan dilanjutkan selama 15 menit untuk mendapatkan suspensi nanopartikel
ekstrak rimpang jahe merah yang stabil. Pada suspensi nanopartikel ekstrak etanol
rimpang jahe merah dilakukan kestabilan selama 5 hari meliputi warna, kekeruhan,
dan endapan (Farida dkk., 2018).

3.5.5 Aplikasi Bio Antiseptic Rimpang Jahe Merah sebagai Bahan Sterilan Eksplan
Kakao
Bio antiseptic rimpang jahe merah diperuntukkan sebagai bahan sterilan
eksplan kakao secara in vitro. Cara aplikasinya adalah dengan merendam eksplan
kakao pada bio antiseptik rimpang jahe merah pad konsentrasi 2 g/l (Shofiyani dkk.,
2019). Perendaman dilakukan dengan durasi yang berbeda-beda sebagai perlakuan,
yaitu 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 75 menit. Setelah itu, eksplan kakao
ditanam pada botol kultur jaringan yang telah diisi media dasar MS dan ZPT 2,4 D
0,5 mg/l (Rasud dkk., 2019).

3.5.6 Pengamatan Efektivitas Bio Antiseptic Rimpang Jahe Merah sebagai Bahan
Sterilan Eksplan Kakao
Untuk menentukan seberapa efektif bio antiseptic rimpang jahe merah
sebagai bahan sterilan pada eksplan kakao dalam menekan tingkat kontaminasi
dapat diketahui berdasarkan 4 parameter pengamatan yang merupakan variabel
terikat. Selanjutnya data pengamatan yang didapat dibandingkan dengan hasil
penelitian lain yang mengungkap sterilisasi eksplan kakao menggunakan bahan
sterilan produk komersial.

3.6 Luaran dan Indikator Capaian yang Terukur di Setiap Tahapan Riset
Luaran dan indikator capaian di setiap tahapan riset pada kali ini adalah
menghasilkan ekstrak etanol rimpang jahe merah di tahap pertama. Pada tahap
kedua, memperoleh senyawa flavonoid dan saponin yang terkandung di dalam
ekstrak etanol rimpang jahe merah. Sedangkan pada tahap ketiga, memperoleh
8

larutan chitosan yang digunakan dalam pembuatan nanopartikel ekstrak etanol


rimpang jahe merah. Pada tahap keempat, memperoleh suspensi bio antiseptic
nanopartikel ekstrak etanol rimpang jahe merah. Kemudian pada tahap kelima,
menghasilkan bio antiseptic rimpang jahe merah yang dapat diaplikasikan sebagai
bahan sterilan eksplan kakao. Tahap terakhir, dihasilkan rekomendasi lama
perendaman eksplan kakao ke dalam bio antiseptic rimpang jahe merah yang paling
efektif dalam menekan kontaminasi eksplan kakao.

3.7 Analisis Data


Rancangan percobaan pada riset kali ini menggunakan RALF. Data yang
nantinya didapatkan dari hasil riset akan diolah menggunakan Analysis of Variance
(ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%.

3.8 Cara Penafsiran


Cara penafsiran pada riset kali ini adalah berdasarkan hasil analisis data
menggunakan Analysis of Variance (ANOVA).

3.9 Penyimpulan Hasil Riset


Penyimpulan hasil riset dilakukan berdasarkan hasil analisis data. Apabila
dari hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh, maka akan dilakukan uji
lanjut menggunakan Uji Tukey atau Uji Beda Nyata Jujur (BNJ).

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Berikut adalah rekapitulasi rencana anggaran biaya dari pelaksanaan riset.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Besaran
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Dana (Rp)

Bahan habis pakai (contoh: ATK, Belmawa 3.150.000


1 kertas, bahan, dll) maksimal 60% Perguruan Tinggi 0
dari jumlah dana yang diusulkan Instansi Lain (jika ada) 0
Belmawa 1.050.000
Sewa dan jasa (sewa/jasa alat; jasa
Perguruan Tinggi 0
pembuatan produk pihak ketiga,
2 Instansi Lain (jika ada) 0
dll), maksimal 15% dari jumlah
dana yang diusulkan

Belmawa 1.750.000
Transportasi lokal maksimal 30% Perguruan Tinggi 0
3
dari jumlah dana yang diusulkan Instansi Lain (jika ada) 0
9

Lain-lain (contoh: biaya Belmawa 1.050.000


komunikasi, biaya bayar akses Perguruan Tinggi 0
4
publikasi, dll) maksimal 15% dari Instansi Lain (jika ada) 0
jumlah dana yang diusulkan
Jumlah 7.000.000

Belmawa 7.000.000
Perguruan Tinggi 0
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain (jika ada) 0
Jumlah 7.000.000
Sumber: Milik Pribadi

4.2 Jadwal Kegiatan


Berikut di bawah ini adalah jadwal kegiatan dari rencana pelaksanaan riset.
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan
Jenis
No 1 2 3 4 Penanggungjawab
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Fikhie Azhymardi
Alat dan Zullianta
Bahan
2 Pelaksanaan Rijal Daivu Duri
Riset
3 Pengamatan Wanodya Ayu
Objek Riset Puspa Nuswantari
4 Analisis dan Hilda Mutiara
Pengolahan Salsabila
Data
5 Pembuatan Rahmanda Mumtaz
Laporan dan
Artikel
Ilmiah
Sumber: Milik Pribadi

DAFTAR PUSTAKA

Azkiyah, S.Z. 2020. Pengaruh Uji Antibakteri Ekstrak Rimpang Jahe terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara In Vitro.
Jurnal Farmasi Tinctura. 1 (2):71–80.
Chrismasyanti, N.I.K.S.D.W.I., Suastini, K.D., Cawis, N.I.L.U.H.S.A., Dewi,
N.I.W.S. 2021. Pengaruh Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale) terhadap
10

Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae. Hang Tuah Medical Journal. 18


(2):136–145.
Farida, Y., Rahmat, D., Amanda, A.W. 2018. Uji Aktivitas Antiinflamasi
Nanopartikel Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.) dengan Metode Penghambatan Denaturasi Protein, Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila, Jakarta Selatan. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 16
(2):225–230.
Handrianto, P. 2016. Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Zingiber officinale var.
Rubrum terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Journal of
Research and Technology. 2 (1):1–4.
Herawati, I.E., Saptarini, N.M. 2020. Studi Fitokimia pada Jahe Merah (Zingiber
officinale Roscoe var. Sunti Val). Majalah Farmasetika. 4 (1):22–27.
Kaban, A.N., Tarigan, D., Saleh, C., 2016. Uji Fitokimia, Toksisitas, dan Aktivitas
Antioksidan Fraksi n-heksan dan Etil Asetat terhadap Ekstrak Jahe Merah
(Zingiber officinale var. amarum). Jurnal Kimia Mulawarman. 14 (1):24-28.
Larasati, A.L., Haribowo, C. 2020. Penggunaan Desinfektan dan Antiseptik pada
Pencegahan Penularan Covid-19 di Masyarakat. Majalah Farmasetika. 5
(3):137–145.
Ningsih, N., Yasni, S., Yuliani, S. 2017. Sintesis Nanopartikel Ekstrak Kulit
Manggis Merah dan Kajian Sifat Fungsional Produk Enkapsulasinya. Jurnal
Teknologi dan Industri Pangan. 28 (1):27–35.
Rahmadi, A., Wicaksana, N., Nurhadi, B., Suminar, E., Pakki, S.R.T., Mubarok, S.
2020. Optimasi Teknik Sterilisasi dan Induksi Tunas Tanaman Durian (Durio
zibethinus Murr) Kamajaya Lokal Cimahi secara In Vitro. Kultivasi. 19
(1):1.083–1.088.
Rasud, Y., Habil, M., Tony, T. 2019. Penggunaan 2, 4-D untuk Induksi Kalus Klon
Kakao Unggul Sulawesi 1. J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian. 2 (2):29-
35.
Shofiyani, A., Purnawanto, A.M., Zahara, R., Aziz, A. 2019. Pengaruh Berbagai
Sterilan Dan Waktu Perendaman Terhadap Keberhasilan Sterilisasi Eksplan
Daun Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Teknik Kultur In Vitro.
Proceeding on Seminar Nasional LPPM UMP. 4 Desember 2021, Purwokerto,
Idonesia. pp.668–678.
Silalahi, P.E. 2021. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Jahe Merah (Zingiber
officinale var. Rubrum) terhadap Bakteri Bacillus cereus dan Salmonella thypi.
Skripsi. FMIPA Universitas Negeri Medan.
Srikandi, S., Humaeroh, M., Sutamihardja, R.T.M. 2020. Kandungan Gingerol dan
Shogaol dari Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) dengan Metode
Maserasi Bertingkat. Al-Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan. 7 (2):75–
81.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping


Biodata Ketua Pelaksana
12

Biodata Anggota Pelaksana 1


13

Biodata Anggota Pelaksana 2


14

Biodata Anggota Pelaksana 3


15

Biodata Anggota Pelaksana 4


16

Biodata Dosen Pendamping


17
18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga
Total
No Jenis Pengeluaran Volume Satuan
(Rp)
(Rp)
1 Belanja Bahan (maksimal 60%)
Jahe merah 1 kg x 8 30.000 240.000
Akuades steril 1 liter x 4 25.000 100.000
Bibit kakao unggul 1 bibit x 7 20.000 140.000
Media MS 1 liter x 2 130.000 260.000
ZPT 2,4-D 1 gram x 5 170.000 850.000
Gula 1 kg x 2 15.000 30.000
Plastic wrap 1 roll 25.000 25.000
Sealer plastic 1 roll 33.000 33.000
Aluminium foil 1 roll 25.000 25.000
Karet gelang 1 pack 5.000 5.000
Spiritus 1 liter 24.000 24.000
Korek api 1 buah 5.000 5.000
Kapas 1 pack 15.000 15.000
Tissue 1 pack x 2 15.000 30.000
Mata pisau scalpel 1 pack 320.000 320.000
Alkohol 70% 5 liter 70.000 70.000
Alcohol 96% 5 liter 100.000 100.000
Filter paper 1 pack 30.000 30.000
HCl pekat 10 gram 25.000 25.000
Bubuk chitosan 25 gram x 2 65.000 130.000
Bubuk Mg 1 gram x 10 18.000 180.000
NaOH 100 ml 35.000 35.000
Asam asetat glasial 1% 1 liter 39.000 39.000
Propilen glikol 20% 100 ml 15.000 15.000
DMSO 10% 1 ml x 20 4.000 80.000
NaTPP 0,4% 100 gram 4.500 4.500
Bubuk agar-agar 1 pcs x 10 6.000 60.000
Botol kultur 1 buah x 40 5.000 200.000
19

Kertas label 1 pack 15.000 15.000


Botol bio antiseptic ukuran sedang 1 botol x 8 8.000 8.000
SUB TOTAL - - 3.150.000
2 Belanja Sewa (maksimal 15%)
Sewa laboratorium kultur jaringan 3 bulan 525.000 525.000
Sewa laboratorium biosains 1 bulan 525.000 525.000
SUB TOTAL - - 1.050.000
3 Perjalanan Lokal (maksimal 30%)
Kegiatan persiapan alat dan bahan 4 x 5 orang 10.000 180.000
Kegiatan pelaksanaan riset 8 x 5 orang 10.000 400.000
Kegiatan pelaksanaan objek 12 x 5 orang 10.000 600.000
Kegiatan analisis dan pengolahan
3 x 5 orang 10.000 150.000
data
Kegiatan pembuatan laporan dan
8 x 5 orang 10.000 400.000
artikel ilmiah
SUB TOTAL - - 1.750.000
4 Lain-Lain (maksimal 15%)
Masker medis 1 box x 4 20.000 80.000
Hand sanitizer 1 buah x 5 20.000 100.000
Cetak stiker label 1 kali x 2 15.000 30.000
Uji coba flavonoid 1 kali 420.000 420.000
Uji coba saponin 1 kali 420.000 420.000
SUB TOTAL - - 1.050.000
GRAND TOTAL - - 7.000.000
GRAND TOTAL (Tujuh Juta Rupiah)
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/
minggu)
1 Rahmanda Budidaya Perkebunan 18 Memimpin Tim,
Mumtaz/ Tanaman penanggungjawab
A43191209 Perkebunan dalam pembuatan
laporan kemajuan,
akhir, dan artikel
ilmiah, dan
koordinator dalam
hal menghubungi
pihak-pihak yang
dibutuhkan dalam
pelaksanaan riset,
juga membantu
dalam analisis dan
pengolahan data
hasil pelaksanaan
riset.

2 Rijal Daivu Budidaya Perkebunan 18 Penanggungjawab


Duri/ Tanaman dalam
A43191869 Perkebunan pelaksanaan riset,
koordinator dalam
kegiatan diskusi,
dan membantu
dalam pembuatan
laporan kemajuan,
akhir, dan artikel
ilmiah, serta
membantu dalam
pembelian alat
dan bahan yang
dibutuhkan dalam
pelaksanaan riset.

3 Hilda Budidaya Perkebunan 18 Penanggungjawab


Mutiara Tanaman dalam analisis dan
Salsabila/ Perkebunan pengolahan data
A43192206 hasil pelaksanaan
21

riset, manajemen
keuangan dan
pengeluaran, dan
membatu dalam
pembuatan
laporan kemajuan,
akhir, dan artikel
ilmiah.

4 Wanodya Budidaya Perkebunan 18 Penanggungjawab


Ayu Puspa Tanaman dalam
Nuswantari/ Perkebunan pengamatan objek
A43211684 riset, membantu
dalam pembuatan
laporan kemajuan,
akhir, dan artikel
ilmiah, serta
membantu dalam
analisis dan
pengolahan data
hasil pelaksanaan
riset.

5 Fikhie Budidaya Perkebunan 18 Penanggungjawab


Azhymardi Tanaman dalam persiapan
Zullianta/ Perkebunan alat dan bahan
A43211765 yang dibutuhkan
dalam
pelaksanaan riset,
membantu dalam
pembuatan
laporan kemajuan,
akhir, dan artikel
ilmiah, serta
membantu dalam
analisis dan
pengolahan data
hasil pelaksanaan
riset.
22

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai