i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
senyawa aktif antibakteri dapat bekerja lebih baik (Ningsih dkk., 2017). Selanjutnya
nanopartikel rimpang jahe merah dijadikan sebagai bio antiseptic untuk bahan
sterilan.
Salah satu fungsi dari kegiatan sterilisasi eksplan pada perbanyakan
tanaman secara in vitro, selain untuk menekan tingkat kontaminasi juga untuk
menghilangkan getah dari bahan tanam. Getah yang dikeluarkan oleh eksplan
seringkali menjadi penyebab terjadinya browning dan pemicu munculnya patogen.
Eksplan yang banyak mengeluarkan getah rata-rata berasal dari tanaman
perkebunan, seperti kakao (Theobroma cacao L.). Sehingga tidak heran, jika
penggunaan eksplan kakao dalam perbanyakan tanaman secara in vitro masih
kurang diminati. Padahal dapat diketahui bahwa, pengembangan bahan tanam
kakao sangat penting untuk dilakukan. Sebab, bahan tanam kakao di Indonesia
masih tergolong jelek. Sedangkan, komoditas kakao sendiri ideal dalam
menyumbang devisa negara. Oleh karena itu, untuk mendapatkan eksplan kakao
yang baik sebagai usaha dalam pengembangan bibit kakao yang unggul dapat
dilakukan melalui sterilisasi eksplan menggunakan bahan sterilan alami berupa bio
antiseptic berbasis nanopartikel rimpang jahe merah yang mengandung senyawa
aktif antibakteri.
terkandung di dalam rimpang jahe merah melalui basis nanopartikel dapat menjadi
bahan sterilan berbentuk bio antiseptic dalam perbanyakan tanaman kakao secara
in vitro. Karena dapat diketahui bahwa, selama ini penggunaan bahan sterilan dalam
perbanyakan tanaman secara in vitro masih terbatas pada bahan kimia dan belum
pada penggunaan pada bahan alami.
2.1 Tanaman Jahe Merah dan Kandungan Fitokimia Rimpang Jahe Merah
Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) merupakan salah satu tanaman dari
keluarga Zingiberaceae yang memiliki modifikasi batang tumbuh menjalar di
bawah permukaan tanah dan biasa dikenal sebagai rimpang. Secara umum
pemanfaatan rimpang jahe merah dalam dunia pertanian dan perkebunan masih
sangat terbatas. Padahal apabila ditinjau lebih dalam rimpang jahe merah memiliki
potensi untuk dimanfaatkan menjadi olahan tertentu dalam menunjang ilmu
pengetahuan dibidang pertanian dan perkebunan, seperti dimanfaatkan sebagai
bahan sterilan dalam perbanyakan tanaman secara in vitro. Karena ekstrak rimpang
jahe merah memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder sebagai antibakteri,
yang dapat menghambat pertumbuhan patogen, seperti Staphylococcus aureus,
Escherichia coli (Handrianto, 2016), Bacillus cereus, Salmonella typhi, (Silalahi,
2021) dan Shigella dysenteriae (Chrimasyanti dkk., 2021). Komponen senyawa
antibakteri tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Skrining Fitokimia Ekstrak Rimpang Jahe Merah menggunakan Pelarut
Etanol 96% dan HCl 12 N
No Uji Ekstrak Rimpang Jahe Merah
1 Alkaloid +
2 Flavonoid +
4
3 Tanin +
4 Saponin +
Sumber: Data Sekunder (Herawati dan Saptarini, 2020)
2.3 Aplikasi Bio Antiseptic Rimpang Jahe Merah sebagai Bahan Sterilan
Eksplan Kakao secara In vitro
Bio antiseptic rimpang jahe merah dapat diaplikasikan sebagai bahan
sterilan eksplan tanaman yang diperbanyak secara in vitro. Karena rimpang jahe
merah yang merupakan bahan baku utama dari bio antiseptic terbukti mengandung
senyawa hasil metabolit sekunder yang bersifat antibakteri (Kaban dkk., 2016).
Sehingga bio antiseptik rimpang jahe merah besar kemungkinan mampu
menghambat dan mencegah terjadinya kontaminasi pada penanaman eksplan secara
in vitro. Kemampuan tersebut sangat sesuai apabila dijadikan sebagai bahan sterilan
dalam sterilisasi eksplan dari tanaman bergetah, seperti kakao. Karena dapat
diketahui, bahwa kakao mampu menghasilkan getah yang cukup banyak ketika
diberikan perlukaan. Getah sendiri pada perbanyakan tanaman secara in vitro dapat
menjadi pemicu terjadinya kontaminasi dan terjadinya browning.
seperti selalu menjaga jarak, menggunakan masker, selalu mencuci tangan, dan
menggunakan hand sanitizer.
3.5.5 Aplikasi Bio Antiseptic Rimpang Jahe Merah sebagai Bahan Sterilan Eksplan
Kakao
Bio antiseptic rimpang jahe merah diperuntukkan sebagai bahan sterilan
eksplan kakao secara in vitro. Cara aplikasinya adalah dengan merendam eksplan
kakao pada bio antiseptik rimpang jahe merah pad konsentrasi 2 g/l (Shofiyani dkk.,
2019). Perendaman dilakukan dengan durasi yang berbeda-beda sebagai perlakuan,
yaitu 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 75 menit. Setelah itu, eksplan kakao
ditanam pada botol kultur jaringan yang telah diisi media dasar MS dan ZPT 2,4 D
0,5 mg/l (Rasud dkk., 2019).
3.5.6 Pengamatan Efektivitas Bio Antiseptic Rimpang Jahe Merah sebagai Bahan
Sterilan Eksplan Kakao
Untuk menentukan seberapa efektif bio antiseptic rimpang jahe merah
sebagai bahan sterilan pada eksplan kakao dalam menekan tingkat kontaminasi
dapat diketahui berdasarkan 4 parameter pengamatan yang merupakan variabel
terikat. Selanjutnya data pengamatan yang didapat dibandingkan dengan hasil
penelitian lain yang mengungkap sterilisasi eksplan kakao menggunakan bahan
sterilan produk komersial.
3.6 Luaran dan Indikator Capaian yang Terukur di Setiap Tahapan Riset
Luaran dan indikator capaian di setiap tahapan riset pada kali ini adalah
menghasilkan ekstrak etanol rimpang jahe merah di tahap pertama. Pada tahap
kedua, memperoleh senyawa flavonoid dan saponin yang terkandung di dalam
ekstrak etanol rimpang jahe merah. Sedangkan pada tahap ketiga, memperoleh
8
Belmawa 1.750.000
Transportasi lokal maksimal 30% Perguruan Tinggi 0
3
dari jumlah dana yang diusulkan Instansi Lain (jika ada) 0
9
Belmawa 7.000.000
Perguruan Tinggi 0
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain (jika ada) 0
Jumlah 7.000.000
Sumber: Milik Pribadi
DAFTAR PUSTAKA
Azkiyah, S.Z. 2020. Pengaruh Uji Antibakteri Ekstrak Rimpang Jahe terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara In Vitro.
Jurnal Farmasi Tinctura. 1 (2):71–80.
Chrismasyanti, N.I.K.S.D.W.I., Suastini, K.D., Cawis, N.I.L.U.H.S.A., Dewi,
N.I.W.S. 2021. Pengaruh Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale) terhadap
10
LAMPIRAN
riset, manajemen
keuangan dan
pengeluaran, dan
membatu dalam
pembuatan
laporan kemajuan,
akhir, dan artikel
ilmiah.