Anda di halaman 1dari 26

1

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KEJI


BELING (Strobilanthes crispus Bl) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN
Escherichia coli SECARA IN-VITRO

BIDANG KEGIATAN
PKM-P
Disusun oleh :

Ketua Kelompok : Sukaina Adibi / NPM A1F015005 / Angkatan 2015


Anggota Kelompok : 1. Septri Nurjaya Ningsih / NPM A1F015036 / Angkatan 2015
2. Hendry Nordan / NPM A1F015017 / Angkatan 2015
3. Moga Kurnia / NPM A1F015001 / Angkatan 2015
4. Evando / NPM A1F016006 / Angkatan 2016

UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
TAHUN 2016

i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................2
1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................................2
1.5 Luaran Yang Diharapkan............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................5
3.1 Tempat dan Waktu......................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan ...........................................................................................5
3.3 Prosedur Penelitian .....................................................................................5
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN........................................................9
4.1 Anggaran Biaya ..........................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan..........................................................................................9
BAB V DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................10
BAB VI LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing................................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan..............................................................17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas......................22
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti............................................................23

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini sumber antioksidan dan antibakteri yang banyak digunakan pada
umumnya berasal dari hasil sintesis. Namun untuk saat ini penggunaan dan
pemanfaatannya mulai dibatasi karena dianggap berbahaya bagi kesehatan.
Penggunaan antioksidan dari bahan sintetis ini dapat memberikan efek samping
terutama menyebabkan kanker. Masalah serupa juga muncul pada penggunaan
antibiotik sintetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa bakteri seperti
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli bersifat resisten terhadap antibiotik
sintesis seperti : antibiotik eritromisin, penisilin G dan tetrasiklin. Staphylococcus
aureus merupakan salah satu bakteri gram positif berbentuk kokus yang merupakan
bakteri patogen bagi manusia. Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70%
kasus infeksi nosokomial. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi
pada kulit dan jaringan lunak secara invasif seperti pneumonia, osteomielitis,
meningitis dan endokarditis. Sedangkan escherichia coli ialah bakteri Gram negatif
yang berbentuk batang dan merupakan salah satu bakteri aerob atau fakultatif
anaerob. Escherichia coli juga merupakan bakteri yang bersifat patogen bagi manusia.
Salah satu cara alternatif untuk mengendalikan bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli adalah dengan menggunakan antibakteri alami yang berasal dari
tanaman yang memiliki kandungan kimia antimikroba yang diharapkan dapat
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Salah satu
tanaman yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber antioksidan alami dan
antibakteri alami adalah keji beling.
Keji beling (Strobilanthes crispus Bl) merupakan salah satu tanaman herbal yang
telah digunakan untuk pengobatan beberapa jenis penyakit antara lain batu ginjal,
batu empedu, diabetes, kolesterol, tumor dll. Keji Beling tergolong tumbuhan
semak, biasanya hidup menggerombol, tinggi 1-2 meter pada tumbuhan dewasa.
Kulit batang berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau pada waktu muda
danberubah jadi coklat setelah tua. Tergolong jenis daun tunggal, bentuk daunnya
bulat telur sampai lonjong, permukaan daunnya memiliki bulu halus, dan tepi
daunnya beringgit. Keji beling mengandung zat-zat kimia antara lain: kalium,
natrium, kalsium, asam silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polifenol
(Gunawan, 2011). Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukanlah penelitian ini
yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan antibakteri ekstrak daun
keji beling terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in
vitro serta untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun keji beling yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapakah nilai aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun keji beling dalam
nilai IC50 yang diukur dengan metode DPPH ?
2. Apakah ektrak etanol daun keji beling memiliki aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli ?
3. Berapakah konsentrasi ekstrak etanol daun keji beling yang efektif dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli?
1.3 Tujuan
1. Menentukan nilai aktvitas antioksidan (IC50) dari ekstrak etanol daun keji
beling dengan metode DPPH
2. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun keji beling terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
3. Mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun keji beling yang efektif dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Memberikan informasi mengenai aktivitas antioksidan daun keji beling
2. Memberikan pengetahuan mengenai aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
keji beling terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
3. Memberikan pengetahuan mengenai konsentrasi ekstrak etanol daun keji
beling yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli
1.5 Luaran
1. Antibiotik ekstrak etanol daun keji beling
2. Artikel ilmiah atau jurnal ilmiah
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keji Beling
Keji Beling tergolong tumbuhan semak, biasanya hidup menggerombol,
tinggi 1-2 meter pada tumbuhan dewasa. Kulit batang berwarna ungu dengan
bintik-bintik hijau pada waktu muda dan berubah jadi coklat setelah tua.
Tergolong jenis daun tunggal, bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong, permukaan
daunnya memiliki bulu halus, dan tepi daunnya beringgit.Keji beling mengandung
zat-zat kimia antara lain: kalium, natrium, kalsium, asam silikat, alkaloida,
saponin, flavonoida, dan polifenol (Soewito,1989).
2.2 Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa- senyawa pemberi elektron, sedangkan dalam
pengertian biologis antioksidan merupakan molekul atau senyawa yang dapat
meredam aktivitas radikal bebas dengan mencegah oksidasi radikal bebas (Syahrizal,
2008). Berdasarkan sumbernya antioksidan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
: antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami dapat ditemukan pada
sayuran, buah buahan, dan tumbuhan berkayu. Antioksidan alami yang berasal dari
tumbuhan merupakan senyawa fenolik golongan flavonoid, kumarin, asam sinamat,
kumarin, tokoferol, dan asam organik polifungsional. Senyawa fenolik terdapat di
seluruh bagian tumbuhan seperti : biji, daun, buah, akar, dan bunga. Berdasarkan
penelitian senyawa flavonoid memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi
radikal bebas dan juga sebagai anti radikal bebas (Zuhra dkk, 2008). Senyawa
antioksidan yang dapat ditemukan secara alami antara lain : polifenol, karotenoid,
tokoferol, asam ellagic, proantosianidin, dan astaxanthin.Sedangkan antioksidan
sintetik yang umum digunakan untuk makanan yaitu : BHA dan BHT dan profil galat.
Namun penggunaan antioksidan sintetik pada saat ini mulai dikurangi karena terbukti
bersifat karsinogenik dan beracun.

2.3 Antimikroba
Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang
merugikan manusia. Berdasarkan jenis mikroorganisme yang dimatikan atau
dihambat pertumbuhannya, antimikroba terbagi menjadi antibakteri, antijamur,
antivirus, dan anti-protozoa. Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu
pertumbuhan bahkan dapat mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme
bakteri yang merugikan. Mekanisme kerja antibakteri dapat terjadi melalui bebrapa
cara yaitu, merusak dan menghambat sintesis dinding sel, mengubah permeabilitas
sel, dan menghambat sintesis protein dan asam nukleat (Pelczar, M.J. 1988).
4

2.4 Staphylococcus aureus


Staphylococcus aureus adalah bakteri kokus sel gram positif yang tidak
membentuk spora, tidak motil, berbentuk bulat, biasanya tersusun rangkaian tak
beraturan seperti anggur. Bakteri ini berukuran 0,8 - 1 . Beberapa dari bakteri ini
terdapat pada kulit dan selaput mukosa manusia. Bakteri Staphylococcus aureus
menyebabkan berbagai infeksi piogenik (abses), dan bahkan septicemia fatal.
Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah bisul,
jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia,
mastitis, phlebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis.
Staphylococcus aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial,
keracunan makanan dan sindroma syok toksin (Ryan dkk, 1994). Bakteri
Staphylococcus aureus sering kali resisten terhadap antimikroba sehingga
menimbulkan masalah pengobatan yang sulit.
2.5 Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang pendek yang
memiliki panjang sekitar 2 m, diameter 0,7 m, lebar 0,4-0,7 m, dan bersifat
anaerob fakultatif. Escherichia coli merupakan bakteri golongan mesofilik yaitu
bakteri yang suhu pertumbuhan optimumnya 15-45oC dan dapat hidup pada pH 5,5-8.
E.Coli akan tumbuh secara optimal pada suhu 27oC. Bakteri ini merupakan penghuni
normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Bakteri ini
berpotensi menjadi patogen karena pada keadaan tertentu dapat menyebabkan diare
(Suriawiria, 1996). Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang tahan terhadap
antibiotik golongan penisilin dan golongan lainnya seperti streptomisin.
2.6 Metode DPPH
Metode uji DPPH merupakan metode yang menggunakan radikal DPPH (1,1-
diphenil-2-picrilhidrazil). Radikal bebas DPPH dapat bereaksi dengan senyawa yang
dapat mendonorkan atom hidrogen seperti : antioksidan. Metode DPPH dapat
digunakan pada sampel yang berupa padatan maupun cairan. Metode DPPH
merupakan metode yang sederhana, cepat, sensitife dan reprodusible untuk pengujian
aktivitas antioksidan. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 517
nm karena adanya elektron yang tidak berpasangan. Ketika elektronnya berpasangan
akibat menangkap radikal bebas, maka absorbansinya akan menurun. Keberadaan
senyawa antioksidan dapat merubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi
berwarna kuning. Perubahan absorbansi akibat dari reaksi ini telah digunakan secara
luas untuk menguji kemampuan beberapa molekul sebagai penangkap radikal bebas .
Tujuan metode DPPH ini adalah untuk mengetahui parameter konsentrasi yang
ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (IC50) (Dehpour dkk,2009).
5

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu


Penelitian dilakukan di laboratorium kimia jurusan Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu, selama 5 bulan.
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya : daun keji beling,
etanol 96% p.a, aquades steril, kertas saring, kapas, aluminium foil, DPPH (1,1-
diphenil-2-picrilhidrazil) p.a, metanol p.a, asam askorbat (vitamin C), nutrient agar,
H2SO4 BaCl2.2H2O, NaCl , tablet ampisilin 500 mg, bakteri uji Staphylococcus
aureus, dan Escherichia coli.
3.2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya : labu Erlenmeyer,
batang pengaduk, rotary evavorator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes,
pipet mikro, gelas ukur, gelas beker, labu ukur, neraca analitik, kaca arloji, cawan
petri, kawat ose, oven, pembakar Bunsen, penangas air, stirrer, autoklaf, pinset,
inkubator, pencadang, laminair air flow, thermometer dan mistar berskala.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Keji Beling
Ekstrak dibuat dengan memaserasi 200 gram serbuk daun keji beling kering yang
sudah dibersihkan dengan 400 ml etanol 96% p.a dalam Erlenmeyer 500 ml yang
ditutup aluminium foil dan dibiarkan selama 3x24 jam dengan beberapa kali
pengadukan. Setelah itu larutan disaring dengan menggunakan kertas saring untuk
memisahkan ampas dan filtratnya. Filtratnya kemudian dipekatkan menggunakan
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak pekat daun keji beling.
3.3.2 Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH
1. Pengukuran Absorbansi Larutan Kontrol
Sebanyak 2 ml Larutan DPPH 0,1 mM dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
ditambahkan larutan metanol p.a sebanyak 2 ml, kemudian dikocok hingga homogen,
disimpan di dalam ruang gelap selama 30 menit (molyneux, 2004). Selanjutnya
diukur absorbansi pada panjang gelombang 517 nm.
2. Uji Antioksidan Daun Keji Beling
Ekstrak etanol daun keji beling dibuat dengan konsentrasi 60,70,80,90 dan 100
ppm. Larutan Pembanding (kontrol positif) adalah vitamin C (asam askorbat) dibuat
6

dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm. Kemudian, larutan Sampel dan larutan
pembanding masing-masing dipipet sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 2 ml larutan DPPH 0,1 mM yang baru dibuat. Campuran dikocok
hingga homogen dan disimpan dalam ruang gelap selama 30 menit. Absorbansi
larutan diukur dengan menggunkan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 517 nm dengan blanko metanol p.a. Aktivitas penangkal radikal bebas
dihitung sebagai presentase berkurangnya warna DPPH dengan menggunakan
persamaan :

% = %

Keterangan :
Absorbansi kontrol : Serapan radikal DPPH 0,1 mM pada panjang gelombang
maksimal (517 nm).
Absorbansi sampel : Serapan sampel dalam radikal DPPH 0,1 mM pada panjang
gelombang maksimal (517 nm).
Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dengan
konsentrasi ekstrak (ppm) sebagai absis (sumbu x) dan nilai % aktivitas inhibisi
sebagai kordinatnya (sumbu y). NilaiI IC 50 dihitung dengan persamaan y =ax+b
(Wulandari dkk, 2013).
3.3.4 Uji Aktivitas Antibakteri
1. Pembuatan Media
a. Media agar miring
Nutrient Agar (NA) sebanyak 0,46 gram dilarutkan dalam 20 ml aquades
menggunakan erlenmeyer. Setelah itu dihomogenkan dengan stirer diatas penangas
air sampai mendidih. Dituangkan masing-masing sebanyak 5 ml ke dalam 3 tabung
reaksi steril dan ditutup dengan aluminium foil. Media tersebut disterilkan dalam
autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit, kemudian tabung reaksi disumbat
dengan kapas dan dibiarkan pada suhu ruangan selama 30 menit sampai media
memadat pada kemiringan 30o. Media Agar miring digunakan untuk inokulasi
bakteri (Lay, 1994).
b. Media dasar dan media pembenihan
Media dasar dibuat dengan cara melarutkan Nutrient Agar (NA) sebanyak 2,3
gram di dalam 100 ml aquades (23g/1000 ml) menggunakan erlenmeyer. Sedangkan
media pembenihan dibuat dengan cara ditimbang 5,75 gram NA, lalu dilarutkan
dalam 250 ml aquades (23g/1000 ml) menggunakan erlenmeyer. Setelah itu,masing-
masing media dihomogenkan dengan stirer diatas penangas air sampai mendidih.
Media-media yang sudah homogen ini disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 oC
7

selama 15 menit, kemudian didinginkan sampai suhu 45-50 oC. Media dasar dan
media pembenihan digunakan dalam pembuatan media pengujian sebagai lapisan
dasar dan lapisan kedua.
3. Inokulasi Bakteri Pada Media Agar Miring
Bakteri uji diambil dengan jarum ose steril, lalu ditanamkan pada media agar
miring dengan cara menggores. Selanjutnya diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37
o
C selama 24 jam. Perlakuan yang sama dilakukan pada setiap jenis bakteri uji.
4. Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan (Larutan Mc. Farland)
Sebanyak 99,5 ml larutan H2SO4 0,36 N dicampurkan dengan larutan BaCl2.2H2O
1,175% sebanyak 0,5 ml dalam erlenmeyer. Kemudian dikocok sampai terbentuk
larutan yang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai standar kekeruhan suspensi bakteri
uji (Victor,1980).
5. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Bakteri uji yang telah diinokulasi diambil dengan kawat ose steril lalu
disuspensikan kedalam tabung yang berisi 2 ml larutan NaCl 0,9% hingga di peroleh
kekeruhan yang sama dengan standar kekeruhan larutan Mc. Farland. Perlakuan yang
sama dilakukan pada setiap jenis bakteri uji.
6. Pembuatan Media Pengujian
Lapisan dasar dibuat dengan menuangkan masing-masing 10 ml NA dari media
dasar ke dalam 9 cawan petri, lalu dibiarkan sampai memadat. Setelah memadat,
pada permukaan lapisan dasar diletakkan 7 pencadang baja yang diatur sedemikian
rupa jaraknya agar daerah pengamatan tidak saling bertumpuh. Kemudian, suspensi
bakteri dicampurkan ke dalam media pembenihan NA. Setelah itu, dituangkan 25
ml campuran suspensi dan media pembenihan tersebut ke dalam tiap cawan petri
yang diletakkan pencadang sebagai lapisan kedua. Selanjutnya, pencadang diangkat
secara aseptik dari cawan petri, sehingga akhirnya terbentuklah sumur-sumur
yang akan digunakan dalam uji antibakteri.
7. Uji Aktivitas Antibakteri Secara In-Vitro
Larutan uji ekstrak etanol daun keji beling dengan berbagai konsentrasi (20%,
40%, 60%, 80%, 100%), control positif (ampisilin) dan control negatif (akuades),
masing-masing diteteskan pada sumur yang berbeda sebanyak 50 L. Kemudian
cawan petri diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1x24 jam.
8. Pengamatan Dan Pengukuran
Pengamatan dilakukan setelah 1x24 jam masa inkubasi. Daerah bening merupakan
petunjuk kepekaan bakteri terhadap antibiotik atau bahan antibakteri lainnya yang
digunakan sebagai bahan uji yang dinyatakan dengan lebar diameter zona hambat
(Vandepitte et al,2005). Diameter zona hambat diukur dalam satuan milimeter (mm)
8

menggunakan mistar berskala dengan cara diameter keseluruhan dikurangi diameter


sumuran. Kemudian diameter zona hambat tersebut dikategorikan kekuatan daya
antibakterinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium.
Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 7 perlakuan dan setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan.
9. Analisis Data
Data hasil pengujian aktivitas ekstrak etanol daun keji beling terhadap diameter
zona hambat Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
dianalisa secara statistik menggunakan metode One way anova (analisa varians satu
arah) dengan program Statistical Product Services Solution (SPSS 17) dengan taraf
kepercayaan 95% atau = 0,05, dilanjutkan dengan uji Duncan.
9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1 Peralatan Penunjang Rp. 4.800.400
2 Bahan Habis Pakai Rp. 4,996.290
3 Perjalanan Rp. 1.800.000
4 Pembuatan Laporan Kegiatan dan Rp. 437.800
administrasi
Jumlah Rp. 12.034.500

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
No Kegiatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
1. Studi Kepustakaan
2. Penyiapan Alat dan
Bahan
3. Pelaksanaa Uji
Percobaan 1
4. Pelaksanaa Uji
Percobaan 2
5. Analisis Hasil dan
Data
6. Pembuatan laporan
akhir
10

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Ilonna. 2011. Efek Kejibeling (Sericocalyx Crispus L) Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pria Dewasa. Bandung : skripsi Fakultas kedokteran
Universitas Kristen Maranatha

Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicryl-hydrazyl


(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci. Technol.
26 (2), 211-21

Pelczar, M. J. dan Chan, E. S. 1988. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta: universitas


Indonesia

Soewito D.1989. Manfaat dan Khasiat Flora. Jakarta : Stella Maris

Syahrizal, D. 2008. Pengaruh Proteksi Vitamin C terhadap EnzimTransaminase dan


Gambaran Histopatologis hati Mencit yang Dipapar Plumbum. Tesis. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Wulandari, M.; Idiawati, N. dan Gusrizal. 2013. Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-


heksana, Etil asetat dan Metanol Kulit Buah Jeruk Sambal (Citrus Microcarpa
Bunge), J.Kimia Khatulistiwa, 2(2): 90-94

Zuhra, C.F., Tarigan, J.B., dan Sihotang, H. 2008. Aktivitas Antioksidan Senyawa
Flavonoid dari Daun Katuk (Sauropus androgunus(L) Merr.). Jurnal biologi
Sumatra 3 (1) 7-10
11

Lampiran 1. Biodata ketua, anggota, dan dosen pembimbing


12
13
14
15
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralan Penunjang (15-25%)
Harga Satuan Jumlah
Material Justrifikasi Kegiatan Kuantitas
(Rp) /Keterangan
Rotary Untuk pengentalan 250.000
1 250.000/ Sewa
Evavorator ekstrak
Labu 50.000
Erlenmeyer Untuk proses maserasi 1 50.000
500 ml
Cawan Petri 9 21600 194.400
Magnetic Untuk mengaduk/ 200.000
Stirrer menghomogenkan 1 200.000/ Sewa
Nutrien Agar
Tempat pemanasan
Penangas Air saat melarutkan 1 200.000 200.000/Sewa
nutrient agar
Batang Untuk mengaduk saat 20.000
1 20.000
Pengaduk maserasi
Wadah Untuk 7.000
membuat media agar
Tabung Reaksi 20 140.000
miring dan pembuatan
suspensi bakteri
Rak Tabung untuk meletakkan 30.000
1 30.000
Reaksi tabung reaksi
Untuk mengambil 5000
Pipet Tetes 1 5.000
larutan uji
Untuk mengambil 20.000
Pipet Mikro 1 20.000/sewa
larutan uji
Gelas Ukur 10 Untuk mengukur 30.000
1 30.000
ml larutan
Kaca arloji Untuk meletakkan 20.000
bahan yang akan 1 20.000
ditimbang di neraca
18

analitik
Neraca Untuk menimbang 150.000
150.000/ Sewa
Analitik bahan
Gelas Beker Untuk meletakkan 150.000
1000 ml larutan hasil ekstraksi 1 150.000
maserasi
Untuk membuat 15.000
Labu ukur 10
larutan dan 1 15.000
ml
mengencerkan larutan
Untuk membuat 25.000
Labu ukur 25
larutan dan 1 25.000
ml
mengencerkan larutan
Untuk membuat 45.000
Labu ukur 50
larutan dan 1 45.000
ml
mengencerkan larutan
Memotong daun keji 30.000
Pisau 1 30.000
beling
Alas saat memotong 15.000
Talenan 1 15.000
daun keji beling
Untuk sterilisasi alat 200000
Oven 1 200.000/Sewa
gelas
Pembakar Untuk sterilisasi 35000
1 35.000
Bunsen kawat ose dan pinset
Untuk sterilisasi 200000
Autoklaf 1 200.000/Sewa
media
Untuk mengambil 16000
Kawat ose 2 36.000
bakteri uji
Untuk mengambil 10.000
Pinset 4 10.000
padatan
Sebagai tempat 45.000
Pencadang sample untuk 45 2.025.000
pengaturan
kemampuan
19

penghambatan suatu
zat terhadap
mikroorganisme
dengan metode difusi
Agar
Untuk menginkubasi 200.000
atau memeram
Inkubator 1 200.000/ Sewa
mikroba pada suhu
yang terkontrol.
Laminair air Untuk pengerjaan 200.000
1 200.000/ Sewa
flow secara aseptis
Untuk mengukur suhu 50.000
Thermometer 1 50.000
larutan
Mistar 30.000
1 30.000
berskala
Total Rp. 4.800.400
harga

2.Bahan Habis Pakai


Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah /Keterangan
(Rp)
Daun Keji Beling 5 Kg 80.000/Kg 400.000
Etanol 96% p,a 5L 25.000/L 125.000
Aquades Steril 700 ml 10.000/25ml 280.000
Kertas Saring 3 7.000/roll 21.000
Kapas 1 Pack 20.000/pack 20.000
Aluminium Foil 1 roll 17.000/roll 17.000
Dpph (1,1- Diphenil-
200 mg 550.000/100 mg 1.100.000
2-Picrilhidrazil) P.A
Metanol p.a 5L 300.000/2,5 L 600.000
Asam Askorbat
(Vitamin C) 300 g 1.000/g 200.000

Nutrient Agar 500 g 890.000/500g 890.000


20

H2so4
1L 15.000/L 15.000

Bacl2.
500g 525.000/500g 520.000

2h2o
1L 17.500 17.500

Bakteri Uji
Staphylococcus 250.000 250.000
Aureus
Escherichia Coli. 500.000 500.000
NaCl 1L 20.790/L 20.790
Tablet Ampisilin
20.000/ 250 ml 20.000

Total Rp. 4,996.290


harga

3. Perjalanan
Harga
Justifikasi Total Harga
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)
Pengiriman
Ongkos kirim
Alat
Alat dan Bahan
penunjang - 1.800.000 1.800.000
dari Bandung-
dan habis
Bengkulu
pakai
Total 1.800.000

4. Lain-lain

Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah


Pemakaian Satuan
Kertas Foto dan Untuk 4 album 100.000 400.000
21

album Membuat
album
kegiatan
Laporan kegiatan Untuk 1 laporan 37.800 37.800
membuat
laporan
kegiatan
Total 437.800
22

Lampiran 3. Susunan Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(Jam /
Minggu)
1 Sukaina Pendidikan Keguruan 8 jam / Penyusan
Adibi Kimia dan Ilmu minggu Latar Belakang
(A1F015005) Pendidikan Analisis dan
Evaluasi
2 Septri Pendidikan Keguruan 7 jam Penyusunan
Nurjaya Kimia dan Ilmu /minggu Jadwal Kegiatan
Ningsih Pendidikan Penyusunan
(A1F015036) Ringkasan / absrtak
3 Hendry Pendidikan Keguruan 6 jam / Administrasi
Nordan Kimia dan Ilmu minggu Kesimpulan
(A1F015017) Pendidikan
4 Moga Kurnia Pendidikan Keguruan 6 jam / Penyusunan
(A1F015001) Kimia dan Ilmu minggu Metode Penelitian
Pendidikan Peninjauan
Tinjauan Pustaka
5 Evando Pendidikan Keguruan 4 jam / Pembuatan
(A1F016006) Kimia dan Ilmu minggu Lampiran
Pendidikan
23

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

Anda mungkin juga menyukai