Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bengkulu merupakan tempat tujuan wisata yang aku kunjungin di
awal 2016. Karena lagi dinas yaudah sekalian mengelilingi tempat wisata
Bengkulu mumpung lagi di Bengkulu. Kebanyakan wisata di Kota
Bengkulu berupa bangunan Cagar budaya dan pantai.
Cagar budaya di Bengkulu salah satunya Benteng Marlborough
atau Fort Marlborough yang merupakan benteng peninggalan Inggris
berdiri tahun 1713-1719. Benteng Marlborough merupakan saksi bisu
bahwa Bengkulu pernah dikuasai oleh Inggris. Lokasi Benteng
Marlborough terdapat di Pecinaan Kota Bengkulu dekat dengan Pantai
Tapak Padri Bengkulu.
Pendirian Benteng Marlborough tidak lepas dari keberadaan dari
Benteng York yang sudah digunakan sebelumnya. Benteng York didirikan
diatas bukit di pinggiran muara Sungai Serut yang dikeliling rawa-rawa.
Namun karena wabah penyakit menular seperti disentri maka bangsa
Inggris melakukan pendekatan dengan raja-raja Bengkulu untuk
mendapatkan lokasi baru yang lebih strategis dan besar diantara pinggir
pantai Tapak Padri.
Berbagai catatan sejarah pernah terjadi di Benteng Marlborough
ini, diantaranya tentang berbagai kejadian dalam kehidupan bangsa
Inggris di Bengkulu saat itu, beberapa pesta perkawinan diantara mereka,
berbagai kisah perniagaan rempah-rempah, peperangan-peperangan yang
terjadi, hingga kisah gugurnya Hamilton, gugurnya Thomas Parr dan
penundukan / penguasaan benteng ini selama lebih kurang enam bulan
oleh perlawanan Tobo Bengkulu dengan Rajo Lelo-nya.

BAB II TINJAUAN SEJARAH

A. Sejarah

Benteng Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan


yang terletak di pesisir pantai Tapak Paderi - Kota Bengkulu. Benteng
Marlborough ini dibangun oleh kolonial Inggris pada tahun 1914 1719
dibawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Colin semasa pendudukan
mereka di Wilayah Bengkulu. Benteng Marlborough adalah benteng
terbesar yang pernah dibangun oleh Bangsa Inggris semasa
kolonialismenya di Asia Tenggara.

Konstruksi bangunan benteng Benteng Marlborough ini memang


sangat kental dengan corak arsitektur Inggris Abad ke-20 yang megah
dan mapan. Bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang
menyerupai penampang tubuh kura-kura sangat mengesankan kekuatan
dan kemegahan. Detail-detail bangunan yang European Taste
menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa
itu. Dari berbagai peninggalan Benteng Marlborough yang masih terdapat
di dalam bangunan benteng dapat pula diketahui bahwa pada masanya
bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat berbagai kegiatan termasuk
perkantoran, bahkan penjara.

Berbagai catatan sejarah pernah terjadi di Benteng Marlborough


ini, diantaranya tentang berbagai kejadian dalam kehidupan bangsa
Inggris di Bengkulu saat itu, beberapa pesta perkawinan diantara mereka,
berbagai kisah perniagaan rempah-rempah, peperangan-peperangan yang
terjadi, hingga kisah gugurnya Hamilton, gugurnya Thomas Parr dan
penundukan / penguasaan benteng ini selama lebih kurang enam bulan
oleh perlawanan Tobo Bengkulu dengan Rajo Lelo-nya.

Dalam usia yang sudah mencapai tiga abad, nilai Benteng


Marlborough ini tentu lebih dari sekedar bangunan bersejarah yang
berada di Bumi Bengkulu ini. Tetapi Benteng Marlborough juga
merupakan prasasti yang mengisahkan tentang jalinan interaksi dua
bangsa yang berbeda, yaitu bangsa Inggris dan bangsa Melayu
Bengkulu. Benteng Marlborough bagaikan permata sejarah yang
menyatukan kenangan manis dari dua bangsa yang berbeda dalam sebuah
untaian kalung kehormatan peradaban-nya masing-masing. Benteng
Marlborough adalah situs yang tiada boleh dilewatkan ketika wisatawan
mengunjungi Bengkulu.

B. Riwayat Pelestarian

Dalam upaya melestarikan dan melindungi bangunan benteng dari


kemungkinan terjadinya kerusakan, pada tahun anggaran 1977/1978 sd.
1983/1984 dilakukan pemugaran oleh Proyek Pembinaan dan
Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Bengkulu. Pemugaran
meliputi bagian kepala kura-kura, kaki kura-kura barat dan utara,
jembatan (tiang dinding pengaman), pembuatan pintu dan jendela serta
pertamanan. Pada tahun 1984 dilakukan peresmian purnapugar Benteng
Marlborough oleh Direktur Jenderal Kebudayaan.
Upaya pemeliharaan selanjutnya dilakukan oleh Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala Jambi Wilayah Kerja Propinsi Jambi, Sumatera
Selatan, Bengkulu, dan Bangka Belitung bekerja sama dengan Proyek
Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Bengkulu. Meliputi penunjukan juru pelihara pada tahun 1994, penataan
kembali pertamanan benteng pada tahun 1992, konservasi meriam
benteng pada tahun 1997 dan pengangkatan Satuan Pengamanan
(SATPAM) tahun 1998.

Selain itu untuk menunjang terlaksananya pelestarian bangunan


dan lingkungannya dengan lebih maksimal juga dilakukan pemintakatan
situs dan evaluasi kondisi keterawatan pasca pemugaran oleh Bagian
Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Bengkulu
pada tahun 1997/1998. Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh Proyek
Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi dari tahun
anggaran 2002 sd. 2004.

C. Keistimewaan

Keistimewaan Benteng Marlborough terletak pada struktur


bangunannya yang terdiri dari bagian-bagian yang sangat lengkap.
Benteng yang berbentuk segi empat ini memiliki bastion (gedung jaga) di
keempat sudutnya. Untuk memasuki bangunan induk di dalam benteng
ini, pengunjung harus melewati pintu masuk utama berbentuk lengkung
sempurna yang terletak di sisi barat daya. Namun, sebelum sampai di
bangunan induk, pengunjung harus melewati jembatan terlebih dahulu
yang menghubungkan antara pintu masuk dengan bangunan induk karena
benteng ini dikelilingi oleh parit yang bentuknya mengikuti bentuk
bangunan benteng. Di sebuah lorong sebelum memasuki jembatan,
pengunjung dapat menjumpai 4 buah nisan, 2 di antaranya merupakan
peninggalan di masa Benteng York (benteng yang dibangun Inggris
sebelum Benteng Marlborough). Pada nisan-nisan tersebut tertera nama
George Shaw (1704), Richard Watts Esq (1705), James Cune (1737), dan
Henry Stirling (1774).

Bastion-bastion yang terdapat di keempat sudut Benteng


Marlborough berbentuk segi lima. Bastion-bastion tersebut dikelillingi
oleh tembok yang dilengkapi dengan celah intai yang berbentuk segitiga.
Pada bastion bagian selatan, pengunjung dapat menjumpai sisa rel
meriam yang berbentuk lingkaran. Sedangkan pada bastion di bagian
selatan dan timur menempel 8 buah cincin besi yang masing-masing
berjarak satu meter.
Pada setiap bastion di Benteng Marlborough rata-rata memiliki dua
kamar. Kamar-kamar tersebut memiliki langit-langit yang berbentuk
lengkung dan dilengkapi dengan lubang berdiameter 80 cm yang
menembus sampai bagian atas bastion. Kamar-kamar di dalam bastion ini
dulu digunakan sebagai penjara bagi tahanan-tahanan pemerintah Inggris.

Selain bastion-bastion tersebut, di dalam Benteng Marlborough


juga terdapat beberapa bangunan lainnya, terletak di antara bastion utara
dan timur, di antara bastion selatan dan barat, dan di antara bastion
selatan dan timur. Bangunan yang terdapat di antara bastion utara dan
timur berbetuk persegi panjang, terbagi menjadi dua bangunan, yaitu di
sebelah kiri dan di sebelah kanan, yang dipisahkan oleh sebuah lorong
yang menghubungkan dengan pintu belakang benteng. Bangunan di
sebelah kiri terdiri dari 3 ruangan, sedangkan bangunan di sebelah kanan
terdiri dari 4 ruangan. Ruangan-ruangan ini dilengkapi dengan jendela-
jendela yang berbentuk persegi panjang.

Bangunan yang terletak di antara bastion selatan dan barat juga


berbentuk persegi panjang, memiliki dua ruangan, tetapi lorong yang
memisahkannya menghubungkan bangunan dengan pintu gerbang utama.
Bangunan sebelah kiri terdiri dari 3 ruangan, sedangkan bangunan
sebelah kanan memiliki 7 ruangan. Ruangan-ruangan pada bangunan ini
dilengkapi dengan jendela yang berbentuk lengkung.

Berbeda dengan bentuk bangunan-bangunan lainnya, bangunan


yang terletak di antara bastion timur dan selatan berbentuk persegi
panjang dan hanya memiliki 1 ruangan, namun ukurannya paling panjang
bila dibandingkan dengan ruangan-ruangan di bangunan lainnya.
Ruangan ini dilengkapi dengan pintu dan jendela yang bentuknya
melengkung. Ruangan ini tidak dilengkapi dengan atap, hanya berupa
lantai yang diberi tegel berglasir coklat. Namun, ruangan ini adalah satu-
satunya ruangan yang memiliki sumur. Dinding sumur berdiameter satu
meter ini terbuat terbuat dari batu bata dengan pola ikat dinding Inggris.

Pada zaman dahulu, benteng ini juga memiliki terowongan bawah


tanah yang berfungsi sebagai penghubung keluar. Di antaranya adalah
terowongan bawah tanah yang menuju ke Pantai Panjang, Tapak Padri,
dan Gedung Daerah (Istana Gubernur). Tetapi karena tidak terpelihara,
terowongan-terowongan tersebut akhirnya menjadi tertutup dengan
sendirinya. Oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu, terowongan-terowongan
bawah tanah ini rencananya akan difungsikan seperti semula, sehingga
keisitimewaan Benteng Marlborough menjadi kian lengkap.
D. Nilai Patriotisme dan Urgensi Nilai Patriotisme Saat Ini

Fort Marlborough dihuni oleh pegawai sipil dan tentara Inggris. Dalam catatan
British Library, Oriental and India Office Collections tahun 1792 terdapat 90 pegawai
sipil dan militer tinggal dan bekerja dalam Benteng Marlborough. Para petinggi atau
perwira senior tinggal dalam lingkungan benteng bersama keluarga. Benteng ini
menyerupai hunian dalam kota kecil dengan tembok tebal. Seperti layaknya
kehidupan bermasyarakat, catatan-catatan menyangkut perkawinan, pembaptisan, dan
kematian penduduk benteng ini pun masih dapat tersimpan.

Desain dasar Benteng Marlborough berbentuk segi empat. Desain ini


menyerupai kura-kura, ditandai dengan empat bagian bangunan menyudut seperti
kaki, serta satu kelompok bangunan menyerupai bagian kepala kura-kura. Bagian atas
bangunan ini tersambung melingkar menjadi pelataran penempatan meriam, sekaligus
mempermudah mobilitas perpindahan meriam. Ciri lain benteng pertahanan ini adalah
dua lapis dinding pertahanan, sehingga ketika dinding terdepan bisa ditembus lawan,
pasukan bisa segera mundur dan melakukan pertahanan dari dinding kedua.

Desain tata ruang Benteng Marlborough mencerminkan keragaman aktivitas


masyarakat. Kompleks bangunan ini 44.100,5 meter persegi, tetapi total bangunan
dalam benteng hanya sekitar 20 persen. Bagian benteng selebihnya bersungsi sebagai
ruang terbuka. Bangunan fisik Benteng Marlborough sangat kokoh, antara lain
terbukti ketika gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter pada 4 Juni 2000 dan 7,9
skala Richter pada 13 September 2007 yang meluluhlantakkan ribuan bangunan
gedung dan permukiman Bengkulu namun, benteng ini tak mengalami kerusakan
berarti, padahal konstruksi benteng ini tidak menggunakan beton bertulang.

Pembangunan benteng tahap pertama selesai 1718 dengan gerbang utama


benteng di sisi barat. Bagian bangunan menyerupai kepala kura-kura kemudian
ditambahkan pada 1783. Dengan penambahan ini sistem pertahanan gerbang benteng
menjadi berlapis. Kekokohan benteng tergambar dari ketebalan dinding bagian luar
setinggi 8,65 meter dan ketebalan tiga meter. Sementara tebal dinding dalam sekitar
1,8 meter. Bahan bangunan antara lain batu karang, batu kali, dan bata dengan perekat
campuran kapur, pasir, dan semen merah.

Untuk memasuki benteng dari gerbang utama, kita harus melewati dua
jembatan yang menyeberangi parit-parit kering. Parit itu berkedalaman sekitar 1,8
meter dengan lebar 3,6 meter. Jembatan-jembatan kayu di atas parit kering itu aslinya
tidak pernah permanen agar dapat diangkat dalam menghambat gerak musuh. Selepas
gerbang pertama, kita akan menyusuri lorong pendek dengan langit-langit
melengkung. Empat buah batu nisan besar tertempel pada salah satu sisi bangunan
lengkung ini. Batu-batu nisan ini merupakan tugu peringatan kematian sejumlah
petinggi benteng, antara lain Deputi Gubernur Inggris Richard Wattsmeninggal
pada 1705. Meskipun tugu peringatan berbahasa Inggris itu tertulisdalam huruf
bergaya kuno, tetapi sebagian besar masih terbaca dengan jelas.

Keluar dari bangunan lengkung selepas pintu masuk ini, kita akan menyusuri
alur jalan pada ruang terbuka menuju jembatan kedua. Di sisi selatan jalan itu berjajar
tiga buah makam, satu di antaranya makam Residen Thomas Parrterbunuh
Desember 1807. Adanya pemakaman itu menunjukkan fungsi benteng menampung
seluruh aktivitas penghuni sejak lahir hingga meninggal. Melalui jembatan kedua
berketinggian 3,25 meter dari dasar parit di bawahnya, sampailah pada pintu gerbang
yang dikenal sebagai the great gate (gerbang utama). Daun pintu kayu pada gerbang
kedua ini masih utuh meskipun sudah berumur hampir 300 tahun. Daun pintu ini
memakai jenis kayu kapur konon berasal dari Kalimantan.

Tiga ruangan kita jumpai di sebelah kiri begitu melewati the great gate dulu
difungsikan sebagai kediaman para perwira. Ruangan-ruangan ini pada 1873
difngsikan sebagai gudang senjata. Ruang pertama menyerupai lorong sepanjang 13,5
meter dengan lebar sekitar lima meter. Di dalamnya terdapat tiga anak ruangan
berukuran sekitar 1,5 meter x 4,5 meter. Ruang ini seakan menyerupai lemari beton
tebal. Di ujung lorong terdapat pintu turun menuju ke ruang bawah bangunan benteng.
Gelap dan lembab pada ruang-ruang bawah memberi kesan penyusuran bagian
benteng ini berbau petualangan. Ruang bawah ini disebutkan berfungsi sebagai
tempat penyimpanan harta.

Pada sisi lain gerbang masuk, kita akan menemui ruangan dengan funsi ruang
jaga utama maupun ruang penjaga benteng yang tidak sedang bertugas. Di bagian
dalam, terdapat dua ruang tahanan militer. Pada salah satu bagian dinding ruang
tahanan itu terlihat lukisan arang dan catatan dalam bahasa Belanda kuno. Tulisan
diperkirakan buatan tahanan dalam benteng.

Di sepanjang sayap selatan Benteng Marlborough terdapat deretan ruangan


barak tidur. Masing-masing ruang memiliki satu pintu menghadap ke halaman dalam
benteng. Meskipun terbuat dari jeruji besi, pintu-pintu ini berdesain lengkung dan
terkesan cantik. Desain lengkung juga terlihat pada bagian langit-langit ruangan.
Kompleks perkantoran terdapat di sayap utara benteng. Sebelum tahun 1780-an, sisi
utara benteng ini difungsikan menjadi ruang keluarga pejabat sipil senior serta tempat
tinggal perwira lajang. Sementara gudang dan kediaman gubernur terdapat di bagian
barat.

Pada zamannya, benteng ini dikelola oleh dewan pimpinan terdiri dari deputi
gubernur sebagai kepala wilayah pendudukan, komandan benteng sebagai pemimpin
militer, dibantu oleh dua pejabat. Pejabat tinggi lainnya adalah semacam kepala
perdagangan (senior merchant). Pada 1792, tercatat 18 atase perdagangan berkantor di
Fort Marlborough. Beberapa kepala perdagangan ini juga menjabat sebagai kepala
wilayah atau residen sejumlah kawasan sepanjang pesisir barat Sumatera, antara lain
Manna, Lais, Natal, Tapanuli, dan Krui. Pada 1792 tercatat sembilan orang juru tulis
bekerja dan tinggal dalam benteng. Teknisi, petugas kesehatan, pemain organ, hingga
tukang kayu pun menghuni benteng ini.

Di tengah benteng, terhampar halaman dalam berumput hijau dengan beberapa


pepohonan teduh. Halaman dalam cukup luas ini berfungsi bagi beragam kegiatan
militer pada masa itu, misalnya upacara dan latihan keterampilan. Di lapangan ini
pula dibacakan keputusan pengadilan dan kesaksian eksekusi militer. Sementara
bagian halaman teduh oleh pepohonan dengan pemandangan laut lepas, menjadi
tempat bersantai. Jalan setapak menghubungkan gerbang utama bagian selatan dengan
gerbang utara terdapat di tengah halaman. Pintu gerbang sisi utara ini pun
disambungkan dengan jembatan kayu ke luar lingkungan benteng.
Dari atas dinding benteng atau bastion, teramati hamparan laut lepas. Untuk
menaikkan meriam pada posisi tembak di bastion, dibangunlah beberapa bidang
miring dari susunan bata di sudut-sudut benteng ini. Di bastion, kita juga dapat
mengamati saluran etalase ruangan-ruangan seperti cerobong. Mulut cerobong itu
diberi payung kerucut terbuat dari seng sehingga udara dapat bersirkulasi, namun
terlindung dari curahan air. Menjelajahi benteng ini tidak akan lengkap tanpa
menyusuri lorong-lorong di bawahnya. Lorong-lorong bawah tanah sempit dan gelap
ini konon merupakan tempat penyimpanan senjata. Juga terdapat lorong bawah tanah
yang menyambungkan benteng dengan jalan keluar tanpa melewati pintu-pintu
gerbang.

BAB III LAMPIRAN


A. FOTO

Anda mungkin juga menyukai