Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Fort Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan yang terletak di


pesisir pantai Tapak Paderi - Kota Bengkulu. Benteng ini dibangun oleh kolonial Inggris
pada tahun 1714 1719 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Joseph Collet semasa
pendudukan mereka di Wilayah Bengkulu. Benteng Marlborough adalah benteng
terbesar yang pernah dibangun oleh Bangsa Inggris semasa kolonialismenya di Asia
Tenggara. Konstruksi bangunan benteng Fort Marlborough ini memang sangat kental
dengan corak arsitektur Inggris Abad ke 20 yang "megah" dan "mapan". Bentuk
keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh kura-kura
sangat mengesankan kekuatan dan kemegahan. Detail-detail bangunan yang European
Taste menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa itu. Dari
berbagai peninggalan yang masih terdapat di dalam bangunan benteng dapat pula
diketahui bahwa pada masanya bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat berbagai
kegiatan termasuk perkantoran, bahkan penjara. Dan akhirnya benteng ini terbengkalai
karena tidak ada tenaga ahli untuk memperbaiki benteng sampai Joseph Collet ditunjuk
sebagai Deputi Gubernur pada tahun 1712. la minta izin untuk membongkar York Fort
dan membangun perbentengan baru di atas karang. Izin perbentengan baru diberikan di
lokasi yang berjarak 2 mil dari York Fort Joseph Collet memberikan nama benteng ini
"MARLBOROUGH" untuk menghormati Jhon Churchill, Duke of Marlborough pertama
yang menjadi pahlawan perang Inggris di Eropa. Benteng ini berlangsung selama 4
tahun. Tahap pertama selesai pada tahun 1718.
Pada zaman kolonial Inggris, kawasan ini merupakan kawasan strategis sebagai
pusat pertumbuhan dari Kota Bengkulu. Potensi kawasan Fort Marlborough selain
memiliki kekayaan yang dapat dikembangkan menjadi aset wisata, letak dan posisinya
sangat strategis dekat dengan kawasan kampung cina dan pantai. akses yang mudah, dan
adanya pasar tradisional sehingga sangat mendukung pengembangan kawasan dari
sektor perekonomian maupun pariwisata. Kondisi saat ini Fort Marlborough juga
digunakan sebagai tempat museum yang ada di Bengkulu yang memperkenalkan awal
mula terbentuknya kota Bengkulu.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat
merumuskan suatu permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang melatar belakangi inggris datang ke bengkulu
2. Apa yang melatar belakangi inggris membangun Benteng Marlborough di Bengkulu
3. Apa tujuan dan fungsi dibagunnya benteng York dan Marlborough

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui sejarah benteng Marlborough di Bengkulu.
2. Mengetahui latar belakang inggris datang ke bengkulu
3. Mengetahui latar belakang inggris membangun Benteng Marlborough
4. Menambah wawasan para pelajar yang ada di Bengkulu untuk mengenai sejarah
Benteng Marlborough

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bangsa Inggris Datang Ke Bengkulu

Kedatangan orang-orang Inggris ke Indonesia untuk menguasai rempah-rempah


yang ada di Indonesia, karena orang orang Eropa membutuhkan rempah-rempah, salah
satu kegunaannya adalah untuk menghangatkan tubuh karena suhu udara di benua Eropa
sangat dingin. Sehingga menjadikan orang-orang inggris untuk datang menguasai
Indonesia. Pada tahun 1600 pemerintah Inggris mengirim orang-orang Inggris ke
Indonesia yang dipimpim oleh Sir James Lancaster, atas perintah Ratu Elizabeth 1. Saat
menetap di Banten pemerintah inggris membangun kantor dagang bandar lada sehingga
terjadilah persaigan dalam melakukan monopoli perdagangan di banten antara Verenigde
Oost Indische Compagnie (VOC) milik Belanda dan East India Company (EIC) milik
Inggris.

Pada tahun 1682 terjadi konflik di dalam lingkungan kerajaan banten antara
Sultan Agung Tirtayasa dengan Sultan Haji, Sultan Ageng Tiryasa kalah dalam
pertempuran tersebut karena anak Sultan Haji meminta bantuan kepada pihak Belanda.
Maka orang-orang yang dekat dengan Sultan Ageng Tiryasa terpaksa harus keluar dari
Banten termasuk Inggris. Kemudian orang-orang Inggris mencari tempat jajahan baru
untuk diduduki. Orang- orang Inggris diarahkan ke Sumatra barat, tetapi dalam pelayaran
menuju tempat daerah Pariaman kapal kapal inggris mengalami kekeliruan navigasi
hingga melewati daerah Pariaman, yang akhirnya tiba di Muara Sungai Bengkulu.

Dengan cara terhormat, Kaplets 1 Andrew menyampaikan maksud kedatangannya


kepada Pangeran Muda atau Depati Bangsa Raja, serta menghadiahkan 8 pucuk meriam
yang terdiri dari 4 meriam facil dalis & ineriam besar. Mereka disambut baik oleh
masyarakat Bengkulu. Terjadilah perjanjian kerjasama perdagangan antara perusahaan
dagang Inggris EIC (East India Company) yang diwakili oleh Ralph Ord dengan raja-raja
Bengkulu seperti kerajaan selebar dan raja kerajaan sungai lemau.

Dengan beberapa persyaratan yang ditentukan para raja pribumi, akhirnya mereka
diizinkan menetap di Bengkulu. Mereka bermukim di sekitar tepian selatan Sungai
Muara Bengkulu dan membuat pemerintahan yang kuat guna melindungi Inggris dari
serangan luar dalam kaitan ekspor lada. Sejak tahun 1685 perusahaan dagang EIC milik
Inggris mengembangkan usaha penanaman lada dan menjadikan Bengkulu sebagai pusat
bisnis di Sumatra.

2.2 Sejarah Benteng Marlborough


Untuk memperkuat posisinya, keamanan Inggris meminta izin raja setempat
untuk mendirikan sebuah benteng. Kerajaan Selebar memberikan izin Inggris
mendirikan benteng York sebagai kantor dagang di Sungai Serut. Benteng York
dibangun tahun 1701. Benteng York merupakan benteng pertama di Sumatra. Tujuan

3
berdirinya benteng York sebagai wilayah permukiman, kantor kongsi dagang, barak
militer dan benteng pertahanan.
Dibangunnya Fort York yang menjadi penanda dimulainya kolonialisasi Inggris
di Bengkulu. Kolonialisasi adalah suatu pemaksakan satu bentuk pemerintahan atas
sebuah wilayah atau negeri lain. Biasanya dilakukan melalui penaklukan secara
langsung maupun tidak langsung. Mulanya mereka membeli barang dagangan dari
penduduk lokal Selanjutnya demi kelancaran pasokan barang, mereka mulai campur
tangan dalam urusan pemerintahan penguasa setempat dan menjadikan wilayah
tersebut sebagai tanah jajahan mereka Negara yang menjajah menggariskan panduan
tertentu atas wilayah jajahannya. meliputi aspek kehidupan sosial, pemerintahan,
undang-undang dan sebagainya.
Namun karena letak yang kurang strategis proses pembangunan benteng York
mengelami banyak kendala seperti lingkungan yang tidak sehat, cuaca buruk, wabah
penyakit malaria, disentri dan dan kolera. Akibatnya bangunan fisik benteng
mengalami kerusakan dan pembangunan dihentikan sehingga pada tahun 1715
bangunan benteng York runtuh.
Pada tahun 1712, gubernur Joshep Collet (1712-1716) ia meminta izin untuk
membongkar benteng York dan membangun benteng baru di atas karang. Pada tahun
1714 Izin untuk membangun benteng baru diberikan Dewan Direktur EIC di lokasi
yang berjarak 2 mill dari benteng York. Dimulailah pembangunan benteng baru, yang
diberi nama Marlborough. Joseph Collet menamakan benteng ini dengan nama benteng
Marlborough untuk menghormati John Churchill, komandan Inggris yang pernah
memenangkan pertempuran di Blenheim tahun 1704, Rammilies tahun 1706,
Oudenarde tahun 1708, dan Malplaquet tahun 1709. Atas jasa-jasanya, Churchill diberi
gelar Duke of Marlborough.
Dalam proses pembangunannya yang memakan waktu lima tahun, EIC meminta
bantuan dari rakyat Bengkulu. Letak Benteng Marlborough sangat strategis, yakni di
tepi Pantai Tapak Padri dan membelakangi Samudra Hindia. Hal ini dimaksudkan
untuk memperkuat pertahanan militer Inggris dari ancaman VOC, karena Bengkulu
adalah ladang lada terbesar di Sumatera.
Seiring berkembangnya waktu, bangunan ini juga difungsikan sebagai pusat
perdagangan, pusat penyimpanan rempah-rempah EIC, pemantau lalu lintas lada, dan
untuk mengawasi pelayaran serta perdagangan di sekitar Selat Sunda. Selain itu,
Benteng Marlborough juga digunakan sebagai tempat tinggal bagi pejabat Inggris.
Tercatat pada 1792 terdapat sekitar 90 pegawai sipil dan militer yang tinggal di
4
benteng ini. Oleh karena itu, di kompleks bangunan Benteng Marlborough terdapat
makam Deputi Gubernur Richard Watts dan Residen Thomas Parr.
Namun, tidak lama setelah pembangunan tahap pertama benteng ini selesai, pada
tanggal 17 Maret 1719 gerakan sosial rakyat Bengkulu berhasil mendepak Inggris
keluar dari Bumi Raflesia. Untuk mengenang semangat patriotisme peristiwa ini
pemerintah daerah Kota Bengkulu menjadikan 17 Maret 1719 sebagai hari jadi kota
Bengkulu. Sementara Bengkulu menikmati kemerdekaannya, Belanda (VOC) kembali
menanamkan pengaruhnya, untuk mengurangi pengaruh Belanda, Inggris dizinkan
kembali ke Bengkulu 1720. Inggris memperkuat fort Marlborough dengan 72 meriam.
1759 di sekeliling benteng dibangun parit kering yang diisi balok-balok kayu untuk
menangkal proyektil meriam. Parit dan pintu utama yang selalu tertutup rapat seolah
menjadi pemisah dari lingkungan sekitarnya.
Selama di Bengkulu, Inggris tidak pernah merasa nyaman karena perlawanan
rakyat yang tak pernah sepi. Klimaknya adalah terbunuhnya residen Thomas Parr di
rumah peristirahatannya dalam tragedi Mount Felix 27 Desember 1807. Perlawanan
rakyat Bengkulu terhadap Inggeris pada dasarnya disebabkan oleh harga diri yang
terluka terutama masalah yang berhubungan dengan adat istiadat sebagai privasi yang
dicampuri pihak lain.
Setelah Traktat London 1824 Bengkulu harus diserahkan ke Belanda. Ketika
jatuh ke tangan Belanda, Tidak banyak perubahan yang dilakukan Belanda baik di
dalam maupun di luar benteng. Benteng ini hanya digunakan sebagai markas polisi
Belanda. Pemberontakan besar jaman kolonial Belanda seperti Burniat atau Meradayan
dari Sungai Itam April 1873 maupun terbunuhnya Asisten Residen Van Amstel di
Sungai Bintunan oleh Pasirah Marjati adalah reaksi dari rakyat Bengkulu lebih banyak
disebabkan oleh kurangnya penghormatan pemerintah kolonial terhadap privasi
pribumi dalam hal ini pemaksaan undang-undang Simburcaya. Sepanjang sejarah
kolonial, Fort Marlborough difungsikan sebagai ibu kota, semua aktifitas kolonial
berpusat dan digerakkan dari benteng ini.
Sedangkan pada masa penjajahan Jepang, Benteng Marlborough kembali beralih
fungsi sebagai basis pertahanan. Setelah Indonesia merdeka, benteng ini dijadikan
sebagai markas Polri dan basis pertahanan dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Saat ini, Benteng Marlborough masih berdiri kuat dan menjadi salah satu
destinasi wisata sejarah yang terkenal di Bengkulu.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejarah dari benteng Marlborough menarik untuk dipelajari karena Benteng
Marlborough memiliki nilai history yang tinggi. Terutama masyarakat dan pelajar yang
ada di daerah Bengkulu. Selain itu Benteng Marlorough memiliki banyak peranan
besar terutama untuk masyarakat Bengkulu.
1) Peranan Benteng Marlborough terhadap kehidupan ekonomi yaitu dengan
memberikan manfaat bagi masyarakat Kecamatan Teluk Segara terutama bagi para
pedagang yang ada di sekitar benteng karena banyak orang-orang dari Bengkulu
maupun dari luar selain ke tempat obyek wisata Benteng.
2) Peranan Benteng Marlborough dalam bidang pendidikan ialah sebagai tempat para
pelajar dan mahasiswa untuk melakukan kunjungan guna mempelajari sejarah benteng,
mencari informasi untuk tugas-tugas dari sekolah, dan mampu memperkenalkan
kesenian dan peninggalan sejarah yang ada di Provinsi Bengkulu

3.2 Saran

Sejarah dari benteng Marlborough dan sejarah lain yang ada di Bengkulu harus
diketahui oleh masyarakat dan pelajar yang ada di Bengkulu. Jangan sampai nilai sejarah
itu hilang begitu saja terutama sejarah di daerah kita sendiri

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/27/120000679/benteng-marlborough-
sejarah-fungsi-dan-kompleks-bangunan
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/fort-york-cikal-bakal-benteng-
marlborough/
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/3111/1/352014009_BAB%20I_DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf
https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=164876

7
LAMPIRAN

PENAMPAKAN BENTENG MARLBOROUGH DARI ATAS UDARA

PENAMPAKAN BENTENG MARLBOROUGH DARI DEPAN

Anda mungkin juga menyukai