Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PANCASILA

“BENTENG MARLBOROUGH”

DOSEN PENGAMPU : DR. Osa Juarsa, M. Pd

DISUSUN OLEH :

Serli Samia putri P05150221036

Tingkat I A

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan inayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami sejarah apa saja yang ada di dalam
indonesia ini.
Penyusunan makalah ini dibuat guna untuk menyelesaikan tugas matakuliah
“PANCASILA” . kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dalam hal
penulisan maupun pokok bahasan yang kami jelaskan. Berkaitan dengan hal itu kami sangat
mengharapkan saran agar kedepannya kami bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.

Bengkulu, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
C. Tujuan penulisan .......................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASSAN ..................................................................................................................... 5
A. .Sejarah Benteng Marlborough ................................................................................... 5
B. Kompleks Bangunan..................................................................................................... 5
C. Riwayat Pelestarian ...................................................................................................... 6
BAB III...................................................................................................................................... 7
PENUTUP ................................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 7
B. Saran .............................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benteng Marlborough (Inggris: Fort Marlborough) adalah benteng
peninggalan Inggris di Kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India
Company (EIC) tahun 1714-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai
benteng pertahanan Inggris.[1] Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap
ke arah Kota Bengkulu dan memunggungi Samudra Hindia. Benteng ini pernah
dibakar oleh rakyat Bengkulu; sehingga penghuninya terpaksa mengungsi ke Madras.
Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian. Tahun 1793,
serangan kembali dilancarkan. Pada insiden ini seorang opsir Inggris, Robert
Hamilton, tewas. Dan kemudian pada tahun 1807, residen Thomas Parr juga tewas.
Keduanya diperingati dengan pendirian monumen-monumen di Kota Bengkulu oleh
pemerintah Inggris.

Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia


Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan
Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri.
Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda.
Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD.
Pada tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan
dijadikan bangunan cagar budaya.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah benteng Marlborough

C. Tujuan penulisan
1. Dapat mengetahui bagaimana sajarah benteng Marlborough
2. Dapat memahami dan mengetahui bagaimana prroses perjalan dan perkembangan
benteng Marlborough
BAB II

PEMBAHASSAN

A. .Sejarah Benteng Marlborough


Sejarah berdirinya Benteng Marlborough tidak terlepas dari masuk dan
berkembangnya EIC, kongsi dagang milik Inggris, di Bengkulu. Setelah kalah dari
VOC di Banten, Bengkulu memang menjadi pusat aktivitas EIC di Asia Tenggara.
Untuk menandai kepentingannya di Bengkulu, Inggris membangun benteng
terbesarnya di kawasan ini.

Benteng Marlborough mulai dibangun pada 1714. Nama Marlborough sendiri


diambil dari nama Jenderal Inggris terkenal, John Churchill Duke of Marlborough, yang
hidup di awal abad ke-17. Dalam proses pembangunannya yang memakan waktu
hingga lima tahun, EIC meminta bantuan dari rakyat Bengkulu. Pada pertengahan abad
ke-18, Benteng Marlborough mengalami perluasan dengan menambahkan gudang
senjata dan pemukiman.

Letak Benteng Marlborough sangat strategis, yakni di tepi Pantai Tapak Padri
dan membelakangi Samudra Hindia. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat
pertahanan militer Inggris dari ancaman VOC, karena Bengkulu adalah ladang lada
terbesar di Sumatera. Seiring berkembangnya waktu, bangunan ini juga difungsikan
sebagai pusat perdagangan, pusat penyimpanan rempah-rempah EIC, pemantau lalu
lintas lada, dan untuk mengawasi pelayaran serta perdagangan di sekitar Selat Sunda.
Selain itu, Benteng Marlborough juga digunakan sebagai tempat tinggal bagi pejabat
Inggris. Tercatat pada 1792 terdapat sekitar 90 pegawai sipil dan militer yang tinggal
di benteng ini.

Ketika jatuh ke tangan Belanda, benteng ini hanya digunakan sebagai markas
polisi Belanda. Sedangkan pada masa penjajahan Jepang, Benteng Marlborough
kembali beralih fungsi sebagai basis pertahanan. Setelah Indonesia merdeka, benteng
ini dijadikan sebagai markas Polri dan basis pertahanan dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Saat ini, Benteng Marlborough masih berdiri kuat dan menjadi
salah satu destinasi wisata sejarah yang terkenal di Bengkulu

B. Kompleks Bangunan
Benteng Marlborough terletak di sebuah tanah yang agak tinggi, sehingga dapat
dengan mudah mengawasi wilayah di sekitarnya. Kompleks bangunannya berbentuk
kura-kura, dengan ukuran mencapai 240 x 170 meter. Sebagai basis pertahanan Inggris,
benteng ini dibangun dengan sangat kuat, di mana dindingnya terdiri atas dua lapis.
Tebal dinding luarnya sekitar tiga meter dengan tinggi mencapai 8,65 meter. Sementara
tebal dinding bagian dalamnya mencapai 1,8 meter. Di sekeliling Benteng Marlborough
terdapat parit untuk pembuangan air sekaligus pertahanan agar musuh tidak dapat
memanjat dinding benteng. Di dalam benteng terdapat beberapa ruangan yang
berfungsi sebagai ruang tahanan, gudang senjata, kantor, serta halaman luas di bagian
tengahnya. Sebagai benteng pertahanan, bangunan ini memiliki bastion atau gedung
jaga dan 72 meriam

. Benteng Marlborough sebenarnya juga dilengkapi dengan terowongan bawah


tanah yang mengarah ke Pantai Panjang, Tapak Padri, dan Gedung Daerah (Istana
Gubernur). Sayangnya, terowongan-terowongan tersebut kini telah tertutup karena
tidak dipelihara.

Bengkulu adalah sebuah benteng terbesar di Asia yang notabene adalah


peninggalan Pemerintah Inggris pada saat penjajahan beberapa tahun silam. Benteng
ini pada mulanya berfungsi sebagai pertahanan. Namun seiring berkembangnya waktu,
bangunan ini beralih fungsi menjadi pusat perdagangan,
Benteng Marlborough memiliki daya tersendiri karena selain langka, desain dari
bangunan benteng ini juga masih asli tanpa adanya renovasi yang signifikan, tipikal
desain pada abad ke 17 –an. Kedekatan lokasi gedung tua ini dengan pantai, menjadikan
sebuah perpaduan antara alam dan budaya yang berjalan dinamis.

Selain menjadi tempat wisata, Benteng Marlborough juga dapat dijadikan


sebagai referensi untuk melakukan penelitian tentang sejarah. Setiap wisatawan yang
berkunjung ke tempat bersejarah ini dapat menyempatkan waktunya untuk berkunjung
ke pantai Paderi dan pantai Zakat yang terletak tidak jauh dari Benteng Marlborough.

Di sekitar Benteng Marlborough terdapat sebuah jembatan yang sangat unik.


Dimana jembatan ini berbentuk layaknya sebuah ekor yang bisa di lepas pasang. Bentuk
bangunan dinding bagian luar juga masih natural, Nampak seperti parit.

C. Riwayat Pelestarian
Dalam upaya melestarikan dan melindungi bangunan benteng dari
kemungkinan terjadinya kerusakan, pada tahun anggaran 1977/1978 sd. 1983/1984
dilakukan pemugaran oleh Proyek Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah
dan Purbakala Bengkulu. Pemugaran meliputi bagian kepala kura-kura, kaki kura-kura
barat dan utara, jembatan (tiang dinding pengaman), pembuatan pintu dan jendela serta
pertamanan. Pada tahun 1984 dilakukan peresmian purnapugar Benteng Marlborough
oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio.
Upaya pemeliharaan selanjutnya dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala Jambi Wilayah Kerja Propinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan
Bangka Belitung bekerja sama dengan Proyek Pembinaan dan Pemeliharaan
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Bengkulu. Meliputi penunjukan juru pelihara pada
tahun 1994, penataan kembali pertamanan benteng pada tahun 1992, konservasi
meriam benteng pada tahun 1997 dan pengangkatan Satuan Pengamanan (SATPAM)
tahun 1998.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dilihat dari the level of positioning, Benteng Marlborough berada pada tingkat
posisi pasar Individual Product or Service Positioning. Sebagai tempat pelayanan
umum yang bergerak di bidang layanan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, mempunyai
spesifikasi mengelola BCB tidak bergerak. Pengelolaan ini meliputi, perawatan,
penelitian, dan pelestarian, selanjutnya diinformasikan kepada masyarakat. Pelestarian
adalah melakukan perawatan benda-benda warisan budaya dan alam sedangkan
pengembangan adalah melakukan penelitian dan hasilnya dapat dijadikan sebagai
bahan kajian, pendidikan, dan rekreasi.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan di situs Benteng Marborough perlu waktu


dan penanganan khusus secara bertahap dan berkesinambungan serta menentukan
prioritas berdasarkan skala kepentingan pelayanan. Tampilan objek perlu pembenahan
dan penambahan fasilitas penunjang harus berdasarkan kajian arkeologis yang pada
dasarnya tidak boleh merusak ataupun mengurangi keaslian dari objek. Hal inilah yang
banyak menjadi kendala dalam penanganan sebuah objek Cagar Budaya yang dijadikan
sebagai objek wisata. Terkadang terdapat benturan kepentingan wisata dengan faktor
teknis prinsip dasar pelestarian yang mencakup: pengamanan/perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan sesuai Undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang
Cagar Budaya. Penambahan fasilitas penunjang yang dilakukan oleh Pemda saat ini
sering mengabaikan masalah teknis sehingga akan merusak keaslian dan nilai ilmiah
objek.
B. Saran
Sebagai penulis makalah dengan segalah kerendahan hati, mengajukan saran
yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi kami atau yang bersangkutan, kiranya
dalam pembuatan makalah ini ada kekeriluan atau kesalahan kami mohon maaf
Daftar Pustaka

TeoriBudaya, PustakaPelajar Jogjakarta.

Kartodirdjo, Sartono. 1999.

Pengantar Sejarah Indonesia Baru : 1500-

1900. Dari Imporium Sampai Imperium.

Gramedia.Jakarta.

Koentjaraningrat. 1985.

KebudayaanMentalitas

Pembangunan.Gramedia. Jakarta

Kotler, Neil. And Philip Kotler.1998.

Museum Strategiy and

Marketing.Josseey – Bass Publisheis.

San Francisco

Anda mungkin juga menyukai