“BENTENG MARLBOROUGH”
DISUSUN OLEH :
Tingkat I A
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan inayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami sejarah apa saja yang ada di dalam
indonesia ini.
Penyusunan makalah ini dibuat guna untuk menyelesaikan tugas matakuliah
“PANCASILA” . kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dalam hal
penulisan maupun pokok bahasan yang kami jelaskan. Berkaitan dengan hal itu kami sangat
mengharapkan saran agar kedepannya kami bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benteng Marlborough (Inggris: Fort Marlborough) adalah benteng
peninggalan Inggris di Kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India
Company (EIC) tahun 1714-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai
benteng pertahanan Inggris.[1] Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap
ke arah Kota Bengkulu dan memunggungi Samudra Hindia. Benteng ini pernah
dibakar oleh rakyat Bengkulu; sehingga penghuninya terpaksa mengungsi ke Madras.
Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian. Tahun 1793,
serangan kembali dilancarkan. Pada insiden ini seorang opsir Inggris, Robert
Hamilton, tewas. Dan kemudian pada tahun 1807, residen Thomas Parr juga tewas.
Keduanya diperingati dengan pendirian monumen-monumen di Kota Bengkulu oleh
pemerintah Inggris.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah benteng Marlborough
C. Tujuan penulisan
1. Dapat mengetahui bagaimana sajarah benteng Marlborough
2. Dapat memahami dan mengetahui bagaimana prroses perjalan dan perkembangan
benteng Marlborough
BAB II
PEMBAHASSAN
Letak Benteng Marlborough sangat strategis, yakni di tepi Pantai Tapak Padri
dan membelakangi Samudra Hindia. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat
pertahanan militer Inggris dari ancaman VOC, karena Bengkulu adalah ladang lada
terbesar di Sumatera. Seiring berkembangnya waktu, bangunan ini juga difungsikan
sebagai pusat perdagangan, pusat penyimpanan rempah-rempah EIC, pemantau lalu
lintas lada, dan untuk mengawasi pelayaran serta perdagangan di sekitar Selat Sunda.
Selain itu, Benteng Marlborough juga digunakan sebagai tempat tinggal bagi pejabat
Inggris. Tercatat pada 1792 terdapat sekitar 90 pegawai sipil dan militer yang tinggal
di benteng ini.
Ketika jatuh ke tangan Belanda, benteng ini hanya digunakan sebagai markas
polisi Belanda. Sedangkan pada masa penjajahan Jepang, Benteng Marlborough
kembali beralih fungsi sebagai basis pertahanan. Setelah Indonesia merdeka, benteng
ini dijadikan sebagai markas Polri dan basis pertahanan dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Saat ini, Benteng Marlborough masih berdiri kuat dan menjadi
salah satu destinasi wisata sejarah yang terkenal di Bengkulu
B. Kompleks Bangunan
Benteng Marlborough terletak di sebuah tanah yang agak tinggi, sehingga dapat
dengan mudah mengawasi wilayah di sekitarnya. Kompleks bangunannya berbentuk
kura-kura, dengan ukuran mencapai 240 x 170 meter. Sebagai basis pertahanan Inggris,
benteng ini dibangun dengan sangat kuat, di mana dindingnya terdiri atas dua lapis.
Tebal dinding luarnya sekitar tiga meter dengan tinggi mencapai 8,65 meter. Sementara
tebal dinding bagian dalamnya mencapai 1,8 meter. Di sekeliling Benteng Marlborough
terdapat parit untuk pembuangan air sekaligus pertahanan agar musuh tidak dapat
memanjat dinding benteng. Di dalam benteng terdapat beberapa ruangan yang
berfungsi sebagai ruang tahanan, gudang senjata, kantor, serta halaman luas di bagian
tengahnya. Sebagai benteng pertahanan, bangunan ini memiliki bastion atau gedung
jaga dan 72 meriam
C. Riwayat Pelestarian
Dalam upaya melestarikan dan melindungi bangunan benteng dari
kemungkinan terjadinya kerusakan, pada tahun anggaran 1977/1978 sd. 1983/1984
dilakukan pemugaran oleh Proyek Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah
dan Purbakala Bengkulu. Pemugaran meliputi bagian kepala kura-kura, kaki kura-kura
barat dan utara, jembatan (tiang dinding pengaman), pembuatan pintu dan jendela serta
pertamanan. Pada tahun 1984 dilakukan peresmian purnapugar Benteng Marlborough
oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio.
Upaya pemeliharaan selanjutnya dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala Jambi Wilayah Kerja Propinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan
Bangka Belitung bekerja sama dengan Proyek Pembinaan dan Pemeliharaan
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Bengkulu. Meliputi penunjukan juru pelihara pada
tahun 1994, penataan kembali pertamanan benteng pada tahun 1992, konservasi
meriam benteng pada tahun 1997 dan pengangkatan Satuan Pengamanan (SATPAM)
tahun 1998.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dilihat dari the level of positioning, Benteng Marlborough berada pada tingkat
posisi pasar Individual Product or Service Positioning. Sebagai tempat pelayanan
umum yang bergerak di bidang layanan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, mempunyai
spesifikasi mengelola BCB tidak bergerak. Pengelolaan ini meliputi, perawatan,
penelitian, dan pelestarian, selanjutnya diinformasikan kepada masyarakat. Pelestarian
adalah melakukan perawatan benda-benda warisan budaya dan alam sedangkan
pengembangan adalah melakukan penelitian dan hasilnya dapat dijadikan sebagai
bahan kajian, pendidikan, dan rekreasi.
Gramedia.Jakarta.
Koentjaraningrat. 1985.
KebudayaanMentalitas
Pembangunan.Gramedia. Jakarta
San Francisco