Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan kemudahan kepada hamba-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Kami sangat bersyukur atas terselesaikannya makalah ini setelah melalui
dan mengalahkan berbagai hambatan selama proses penulisan makalah ini. Dalam makalah ini,
kami melakukan suatu penelitian tentang Sejarah Singkat Istana Bogor dan Peristiwa Yang
Terjadi di Kebun Raya Bogor.

Proses penulisan makalah ini dapat terwujud karena berkat adanya bimbingan serta bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak.

Demikian makalah ini, kami berharap informasi yang terdapat pada makalah ini dapat
bermanfaat. Namun, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat mendorong
penulis untuk lebih menyempurnakan makalah ini .

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

1.1.Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 2

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

2.1 Sejarah Istana Bogor ..................................................................................................... 3

2.2 Bangunan dan Ruangan di Istana Bogor ...................................................................... 5

2.2.1 Kepustakaan dan benda seni ...................................................................................... 7

2.2.2 Kaca Seribu Istana Bogor........................................................................................... 8

2.3 Kebun Raya Bogor ....................................................................................................... 9

2.3.1 Peristiwa yang terjadi di Kebun Raya Bogor ............................................................ 13

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 15

3.2 Saran ............................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman baik budaya, bahasa, agama,
sumber daya alam, dan lain sebagainya. Keanekaragaman Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dituangkan dalam satu semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya
walaupun berbeda-beda tetap satu tujuan. Indonesia adalah Negara yang di pimpin oleh seorang
Presiden, dimana untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin Negara seorang
presiden mempunyai tempat khusus untuk menunjang berbagai tugasnya dalam memimpin
negara, salah satunya ialah Istana Bogor. Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana
Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan
aspek historis, kebudayaan dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusanya
yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal ada tiga pasang (6 ekor) dan sekarang
berjumlah  850 ekor, tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.

Istana Kepresidenan Bogor terletak di di Jalan Ir. H. Juanda No.1 Kelurahan Paledang,
Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Jawa Barat, di sekitar 60 kilometer dari
Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas. Istana ini berada di atas tanah berkultur datar, seluas
sekitar 28,86 hektar, di ketinggian 290 meter dari permukaan laut, tergolong ke dalam kota
beriklim sedang, dengan hawa sejuk sangat sesuai untuk peristirahatan. Alam disekitar istana ini
indah dan terasa nyaman, halamannya ditata seakan-akan tampak laksana permadani hijau yang
terhampar mengelilingi bangunan istana. Selepas mata memandang, terbentang hamparan
rumput yang segar menghijau, yang dirindangi oleh lebatnya aneka daun pepohonan terdiri dari
346 jenis pohon, 591 ekor rusa tutul (Axis-axis) manis bergerombol kesana-kemari; kolam-
kolamnya berhias bunga teratai dan air semburat. . Juga terdapat patung - patung yang cantik,
seperti Si Denok karya Trubus, yang modelnya adalah Ara, istri seorang karyawan Istana Bogor
serta The Hand of God, reproduksi dari Swedia.

Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari Sabtu, Minggu dan hari
libur lainnya berjalan- jalan diseputaran Istana Bogor sambil memberi makan rusa- rusa indah
yang hidup di halaman Istana Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani- petani tradisional
warga Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel- wortel tersebut setiap hari libur.
Walaupun berbagai kegiatan kenegaraan sudah tidak dilakukan lagi, khalayak umum
diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan sebelumnya meminta izin ke Sekretaris
Negara

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk membahas dan mendalami tentang salah
satu Istana Kepresidenan yakni Istana Bogor dan berbagai komponen yang ada didalamnya.
1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah sejarah Istana Bogor?

2. Bangunan dan ruangan apa saja yang terdapat di Istana Bogor?

3. Peristiwa apa saja yang terjadi di Kebun Raya Bogor?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah Istana Bogor.

2. Untuk mengetahui bangunan dan ruangan apa saja yang terdapat di Istana Bogor.

3. Untuk mengetahui peristiwa apa saja yang terjadi di Kebun Raya Bogor.

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat memberikan manfaat yang lebih baik dalam pengetahuan tentang istana bogor baik bagi
peserta didik, sekolah dan masyarakat Indonesia.

2. Sebagai karya ilmiah semoga dapat memberikan sumbangsih penulis kepada perkembangan
dunia pendidikan khususnya ilmu sosial.

3. Hasil dari penelitian ini semoga dapat dijadikan sumbangan pemikiran, masukan serta
referensi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan
oleh pemerintah serta instansi-instansi yang terkait dengan bidang pendidikan khususnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Istana Bogor

Wilayah Bogor, pertama kali ditemukan oleh Gubernur Jendral G.W. Baron Van Imhoff saat
mengadakan inspeksi ke daerah Cianjur, Jawa Barat pada 10 Agustus 1744. Van Imhoff
menganggap daerah temuannya itu sangat cocok untuk dijadikan tempat peristirahatan. Maklum
ketika itu, Batavia (Jakarta pada masa pendudukan Belanda) sebagai pusat pemerintahan mulai
dirasakan panas kendati penduduknya belum sepadat saat ini.

Berawal dari keinginan orang - orang Belanda yang bekerja di Batavia ( kini Jakarta ) untuk
mencari tempat peristirahatan. Karena mereka beranggapan bahwa kota Batavia terlalu panas dan
ramai, sehingga mereka perlu mencari tempat - tempat yang berhawa sejuk di luar kota
Batavia.Riwayat Istana Kepresidenan Bogor bermula dari Gubernur Jenderal Belanda bernama
G.W. Baron van Inhoff, yang mencari tempat peristirahatan dan berhasil menemukan sebuah
pesanggrahan (10 Agustus 1744) yang diberi nama Buitenzorg (artinya bebas masalah/kesulitan).
Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran". Dia
sendiri membuat sketsa dan membangunnya (1745-1750) mencontoh arsitektur Blehheim Palace,
kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris.

Akhirnya pada 1745, Van Imhoff memerintahkan untuk membangun sebuah gedung yang
sekarang ini dikenal sebagai Istana Bogor. Ketika dibangun, hanya berupa pesanggrahan yang
modelnya meniru gedung Blenhiem Palace, tempat kediaman Duke of Malborough (nenek
moyang Diana, Putri Wales) yang terletak di dekat oxford, Inggris. Pesanggrahan itu diberi nama
Buitenzorg yang berarti bebas masalah atau kesulitan. Nama tersebut mencakup perkampungan
di sekitarnya. Sejak berdiri sampai sekarang, bangunan Buitenzorg mengalami beberapa kali
dipugar akibat perang, bencana dan penyesuaian terhadap perkembangan jaman. Pada 1750-1754
pesanggrahan ini mengalami kerusakan berat akibat serangan pasukan yang dipimpin oleh Kiai
Tapa dan Ratu Bagus Buang.

Lalu oleh Gubernur Jenderal Jacob Mossel diperbaiki kembali dengan tetap mempertahankan
bentuknya semula, sebab anggota Dewan Hindia menasehatkan agar bentuknya tidak boleh
diubah mengingat bangunan Buitenzorg adalah replika dari Istana Blenhiem.

Pada masa Gubernur Jenderal Willem Daendels yang berjuluk Tuan Besar Guntur (1808-1811)
memimpin, ia menambah gedung di sebelah kiri dan kanan gedung induk, sedangkan gedung
induk dijadikan dua tingkat. Untuk mengisi kekosongan halaman bangunan yang luas, dipelihara
enam pasang rusa yang didatangkan dari perbatasan India dan Nepal. Rusa-rusa itu terus
bertambah banyak, jumlahnya kini ratusan ekor.

3
Ketika Inggris berkuasa, Wakil Gubernur Jenderal Thomas Stamford Rafless memugar bangunan
ini, terutama bangunan besar di tengah yang oleh Daendels digunakan sebagai gudang
penyimpanan bahan bangunan. Rafless juga menata ulang kebun halaman di sekitarnya menjadi
taman model Inggris.

Saat Belanda berkuasa kembali, Istana Buitenzorg mengalami renovasi besar-besaran. Misalnya
pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron van der Capellen (1817-1826) membangun
menara di tengah-tengah gedung induk. Halaman yang mengelilingi bangunan istana dijadikan
sebagai kebun percobaan untuk penyelidikan tanaman tropis dari dalam dan luar negeri.

Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38
Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris. Pada tahun 1744
Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah
kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang
terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai
daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat tiga, pada awalnya
merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang membuat sketsa dan membangunnya
dari tahun 1745-1750, mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough,
dekat kota Oxford di Inggris. Berangsur angsur, seiring dengan waktu perubahan-perubahan
kepada bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris
(Herman Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles), bentuk bangunan Istana Bogor telah
mengalami berbagai perubahan. sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan berubah
menjadi bangunan istana paladian dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektar dan luas
bangunan 14.892 m².

Namun, musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi berat mengguncang
sehingga istana tersebut rusak berat. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Yacob
Duijmayer van Twist (1851-1856) bangunan lama sisa gempa itu dirubuhkan dan dibangun
dengan mengambil arsitektur Eropa Abad IX. Kemudian pada tahun 1870, Istana Buitenzorg
ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jenderal Belanda. Penghuni terakhir Istana
Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa
harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan Jepang. Akan
tetapi, riwayat telah mencatat sebanyak 44 gubernur jenderal Belanda pernah menjadi penghuni
istana ini. Setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor (1950) mulai dipakai oleh
pemerintah Indonesia. Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor
mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia, dan resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden
Indonesia.

4
Pada tahun 1968 Istana Bogor resmi dibuka untuk kunjungan umum atas restu dari Presiden
Soeharto. Arus pengunjung dari luar dan dalam negeri setahunnya mencapai sekitar 10 ribu
orang.

Pada 15 November 1994, Istana Bogor menjadi tempat pertemuan tahunan menteri ekonomi
APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation), dan di sana diterbitkanlah Deklarasi Bogor.
Deklarasi ini merupakan komitmen 18 negara anggota APEC untuk mengadakan perdangangan
bebas dan investasi sebelum tahun 2020.

Pada 16 Agustus 2002, pada masa pemerintahan Presiden Megawati, diadakan acara "Semarak
Kemerdekaan" untuk memperingati HUT RI yang ke-57, dan dimeriahkan dengan tampilnya
Twilite Orchestra dengan konduktor Addie MS

Pada 9 Juli 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melangsungkan pernikahan anaknya,
Agus Yudhoyono dengan Anisa Pohan di Istana Bogor.

Pada 20 November 2006 Presiden Amerika Serikat George W. Bush melangsungkan kunjungan
kenegaraan ke Istana Bogor dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kunjungan singkat ini berlangsung selama enam jam.

2.2. Bangunan dan Ruangan di Istana Bogor

Sebelumnya Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang dikenal sebagai Kebun
Raya Bogor namun sesuai dengan kebutuhan akan pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan
tanaman tropis, Kebun Raya Bogor dilepas dari naungan istana pada tahun 1817.

Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan kompleks
istana mencapai luas 1,5 hektar. Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:

1. Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara kenegaraan resmi,


pertemuan, dan upacara;

2. Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan untuk menjamu tamu negara
asing;

3. Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan bagi kepala negara
yang datang berkunjung;

4. Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini
sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun
terpisah;

5. Kantor pribadi Kepala Negara;

5
6. Perpustakaan;

7. Ruang makan;

8. Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film;

9. Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi;

10. Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu negara.

Menurut data kepustakaan, di Istana Kepresidenan Bogor terdapat 37 bangunan. Beberapa


bangunan utama nya memiliki fungsi penting. Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:

1. Gedung Induk, terdiri dari delapan ruang , yaitu Ruang Garuda yang berfungsi sebagai Ruang
Resepsi, disini juga pertemuan - pertemuan besar dapat dilaksanakan. Ruang Teratai yang
berfungsi sebagai ruang penerimaan tamu. Ruang Film pernah berfungsi sebagai ruang
pemutaran film pada masa Presiden Soekarno. Ruang Makan yang berfungsi sebagai ruang
makan utama. Ruang Kerja Presiden yang pernah berfungsi sebagai tempat bekerja Presiden
Soekarno. Ruang Perpustakaan yang pernah berfungsi sebagai ruang perpustakaan Presiden
Soekarno. Ruang Famili dan Kamar Tidur yang berfungsi sebagai tempat / ruang tunggu
Presiden jika akan mengikuti aneka acara di Ruang Garuda. Ruang Tunggu Menteri yang
berfungsi sebagai ruang tunggu para menteri jika mereka akan mengikuti acara - acara di Ruang
Garuda.

Fungsi utama Istana Kepresidenan, pada masa penjajahan Belanda istana berfungsi sebagai
tempat peristirahatan. Namun setelah jaman kemerdekaan berubah menjadi kantor kepresidenan
dan kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.

Sejalan dengan fungsinya pernah terjadi di Istana Kepresidenan Bogor, antara lain :

a. Konferensi Lima Negara (28-29 Desember 1954)

b. Penandatanganan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 lebih dikenal dengan

Supersemar.

c. Pembahasan masalah konflik Kamboja yaitu Jakarta Informal Meeting (JIM)

d. Pertemuan Para Pemimpin APEC (15 November 1994).

6
Bagian-bagian Istana Kepresidenan Bogor, Gedung Induk terdiri dari Ruang Garuda sebagai
Ruang Resepsi; Ruang Teratai berfungsi sebagai Ruang Penerima Tamu; Ruang pemutaran film;
Ruang Kerja Presiden; Ruang Perpustakaan; Ruang Famili dan Kamar Tidur; Ruang Tunggu
Menteri yang akan mengikuti acara. Gedung Utama Saya Kiri terdiri dari Ruang Panca Negara
pernah berfungsi sebagai persiapan Konfrensi Asia Afika di Bandung; Kemudian Ruang Tidur
dan Ruang Tengah sebagai tempat menginap Presiden, Tamu Negara, dan Tamu Agung. Gedung
Utama Sayap Kanan berfungsi sebagai tempat menginap para Presiden sebagai tamu Negara
berikut tamu Negara dan tamu lainnya. Paviliun Sayap Kiri berfungsi sebagai kantor Rumah
Istana Bogor, sedangkan Paviliun Sayap Kanan sebagai tempat menginap para pejabat dan staf
tamu Negara. Bahkan pada tahun 1964 dibangun khusus untuk istirahat Bapak Presiden dan
keluarganya, yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini.

1. Gedung Utama Sayap Kiri, terdiri dari dua ruang, yaitu Ruang Panca Negara, yang pernah
berfungsi sebagai ruang Konferensi Panca Negara/persiapan Konferensi Asia Afrika di Bandung,
Ruang Tidur dan Ruang Tengah, yang difungsikan sebagai tempat menginap Presiden, tamu
negara dan tamu agung.

2. Gedung Utama Sayap Kanan, berfungsi sebagai tempat menginap para Presiden sebagai tamu
negara berikut tamu - tamu negara, dan tamu – tamu lainnya. Paviliun Sayap Kiri berfungsi
sebagai kantor Rumah Tangga Istana Bogor, sedangkan Paviliun Sayap Kanan berfungsi sebagai
tempat menginap para pejabat dan staf tamu negara.

3. Paviliun I-VI. Paviliun I-V kini digunakan sebagai tempat menginap para pejabat dan
merupakan ruang tunggu para menteri apabila ada acara, Paviliun VI digunakan sebagai rumah
jabatan kepala istal Di antara bangunan-bangunan lainnya, yang patut dicatat di sini adalah
Gedung Dyah Bayurini, yang dilengkapi dengan kolam renang digunakan sebagai tempat
istirahat Presiden serta keluarganya jika sedang berada di Bogor. Selain itu, terdapat Gedung
Serba Guna yang berfungsi sebagai ruang serba guna: kesenian, pertemuan, tempat artis, dsb.
Selebihnya bangunan-bangunan itu merupakan bangunan-bangunan pelengkap kediaman
Presiden dan fungsinya pun sejalan dengan jabaran tugas dan fungsi mereka.

2.2.1. Kepustakaan dan Benda Seni

Istana Kepresidenan Bogor mempunyai koleksi buku sebanyak 3.205 buah yang daftarnya
tersedia di kepustakaan istana. Istana ini menyimpan banyak benda seni, baik yang berupa
lukisan, patung, serta keramik dan benda seni lainnya. Hingga kini lukisan yang terdapat di

7
istana ini adalah 448 buah, dimana judul/nama lukisan itu, pelukisnya, tahun dilukisnya, tersedia
dalam bentuk daftar sehingga memudahkan siapa saja yang ingin memperoleh informasi tentang
lukisan tersebut. Begitu pula halnya dengan patung dengan aneka bahan bakunya. Di istana ini
terdapat patung sebanyak 216 buah.

Di samping lukisan dan patung, Istana Bogor juga mengoleksi keramik sebanyak 196 buah.
Semua itu tersimpan di museum istana, di samping yang dipakai sebagai pemajang di setiap
ruang/bangunan istana.

Banyak barang asli turun temurun yang berada di Istana Bogor rusak, hancur, atau hilang pada
masa Perang Dunia II. Karena itu, seluruh karya seni dan perabotan klasik yang berada di Istana
Bogor bermula dari awal tahun 1950.

Koleksi-koleksi karya seni dan dekorasi internasional banyak berasal dari hadiah negara-negara
asing, yang memberikan aksen mewah di Istana Bogor. Salah satunya adalah tempat penyangga
lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia yang melapisi lantai ruang utama di
Istana Bogor.

Koleksi istana meliputi:

a. 450 lukisan, di antaranya adalah; karya pelukis Indonesia Basuki Abdullah, pelukis Rusia
Makowski, dan Ernest Dezentjé

b. 360 patung

c. Susunan lantai keramik mewah yang tersebar di istana. Salah satu dari koleksi keramik yang
paling mengesankan, berasal dari Rusia, sumbangan dari Perdana Menteri Khrushchev di tahun
1960.

d. Hadiah hadiah kenegaraan, di antaranya adalah tengkorak harimau berlapis perak, hadiah dari
Perdana Menteri Thanom Kittikachorn dari Thailand pada tahun 1958.

2.2.2. Kaca Seribu Istana Bogor

Melangkahkan kaki ke dalam Istana Kepresidenan Bogor, kita akan disuguhkan dengan berbagai
macam ornamen istana yang unik dan khas. Mulai dari pilar-pilar bergaya Olympia yang berdiri
tegak menyanggah bangunan istana, sampai aneka benda koleksi lainnya yang sudah ada sejak
masa kependudukan Belanda dan masa pemerintahan Presiden pertama RI Soekarno. Di antara
ruangan yang ada di istana, terdapat dua ruang utama yaitu Ruang Garuda dan Ruang Teratai.
Masing-masing ruangan ini berfungsi sebagai tempat digelarnya acara kenegaraan dan untuk

8
menerima tamu negara. Diantara kedua ruang tersebut, terdapat lorong yang menjadi
penghubung keduanya.

Ketika kita berjalan menyusuri lorong ini, terlihat dua buah kaca besar yang terdapat di sisi kiri
dan kanan dinding. Posisis kedua kaca tersebut saling berhadapan. Kedua cermin atau kaca
tersebut dikenal dengan sebutan Kaca Seribu. Apabila seseorang berdiri tepat di antara kedua
cermin itu, maka pantulan yang terlihat seolah-olah ada ribuan orang yang sedang berdiri
menghadap cermin. Ihwal inilah yang menyebabkan kaca tersebut dinamai dengan Kaca Seribu.

Menurut Kasubag Rumah Tangga (Rumga) dan Protokol Istana Bogor, Endang Sumitra,
sebenarnya di istana ini terdapat 5 buah kaca yang sama. Namun, kaca berukuran sekitar 1,5
meter x 2,5 meter ini hanya dua yang disebut sebagai Kaca Seribu, karena ketiga kaca lainnya
diletakkan di tempat terpisah. Uniknya lagi, penempatan posisi kaca yang saling berhadapan dan
berjarak cukup dekat ini hanya terdapat di Istana Bogor.

“Tapi sebenarnya juga bisa dibuat di rumah sendiri kalau kita mau,” ujar Endang sambil
bercanda. “Itu refleksi bayangan. Selama dua buah kaca diletakkan pada posisi saling
berhadapan, dia akan merefleksikan seribu bayangan,” Endang menjelaskan.

Selain itu, jika kita berdiri tepat diantara kedua cermin yang dibingkai dengan kayu ukiran
bersepuh warna emas ini, maka tempat kita berdiri tersebut merupakan titik koordinat atau titik
nol Istana Bogor. Bahkan menurut rumor, jika kita menarik garis lurus dari titik ini, maka akan
mengarah pada Tugu Monumen Nasional (Monas) yang letaknya tidak jauh dari Istana
Kepresidenan Jakarta. Namun, Endang tidak membenarkan ataupun menyangkal rumor tersebut.

“Belum ada yang bisa memastikan dan membuktikan hal itu. Namun yang pasti akan mengarah
ke Batavia,” ujar Endang. Menurut Endang yang sudah 51 tahun bertugas di Istana Bogor ini,
satu kesamaan antara Istana Bogor dan Istana Jakarta adalah sama-sama berdampingan dengan
kali Ciliwung. “Jadi kalau saya melewati Ciliwung yang ada di Bogor, terus melewati
Manggarai, maka akan sampai di Ciliwung yang ada di samping Istana Negara,” tambahnya.

Kaca Seribu yang juga merupakan peninggalan Belanda ini sudah tergantung di Istana Bogor
sejak tahun 1850. Adapun keunikan lainnya adalah diantara semua benda yang berhasil diambil
paksa oleh pihak Jepang kala itu, Kaca Seribu lah satu-satunya benda koleksi Istana Bogor yang
luput dari penjarahan berikut dengan tiga kaca lainnya. Sehingga, kelima kaca tersebut masih
setia menghiasi dinding-dinding istana.

2.3. Kebun Raya Bogor

Pada tahun 1811, ketika perang Napoleon di eropa, Indonesia pada waktu itu bernama Hindia
Belanda atau Nederlandsch Indie, direbut oleh Inggris dari kekuasaan Belanda. Ketika Napoleon
jatuh (1815/1816) para pemimpin negara di Eropa membuat perjanjian, antara lain tentang
pembagian wilayah kekuasaan.

9
Pada tahun 1816 Inggris menggembalikan kekuasaan Indonesia ke tangan Belanda. Peperangan
yang terjadi di Eropa menyebabkan Belanda mengalami kelesuan, Kerajaan Belanda
mengembangkan ilmu pengetahuan, karena mereka tahun tegak dan kejayaannya Belanda
ditandai antara lain dengan ilmu pengetahuan. Untuk ini dikirimlah C.Th.Elout, A.A Boykens
dan G.A.G.P. Baron Van Der Capellen, ke Indonesia dan Dr. Casper Goerge Carl Reinwardt
selaku penasehat.

Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke
Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang
pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai
tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua
tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa
Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang
pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tanggal 15 April 1817 Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani
yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der Capellen,Komisaris Jendral Hindia Belanda
dan beliau akhirnya menyetujui gagasan Reinwardt. Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal
Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor
dengan nama s’Lands Plantentuinte Buitenzorg.

Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai
pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt
sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di
Richmond, Inggris). Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan
bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia).

Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk
kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini
digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan
segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa
itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume
yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog
kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan
pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi
oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes
van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman
tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun
1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub. Pada tanggal 30

10
Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana
Bogor.

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr.
Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den
Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr.
Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904),
dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang
menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.

Setelah kemerdekaan, tahun 1949 ‘Slands Plantentiun te Buitenzorg’ berganti nama menjadi
Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LLPA)
dipimpin dan dikelola oleh bangsa Indonesia, Direktur LPPA yang pertama adalah Prof. Ir.
Kusnoto Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya 6 anak lembaga, yaitu Bibliotheca
Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium,
Musium Zoologicum Bogoriensisi dan Laboratorium Penyelidikan Laut.Untuk pertama kalinya
tahun 1956 pimpinan Kebun Raya dipegang oleh bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kasan
menggantikan J. Douglas.

Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca
Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium
Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai
Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25
spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha
pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna
bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu,
jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan
kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:

1. Herbarium

2. Museum

3. Laboratorium Botani

4. Kebun Percobaan

5. Laboratorium Kimia

6. Laboratorium Farmasi

7. Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan
11
8. Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha

9. Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).

Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan,
seperti

1. s’Lands Plantentuin

2. Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)

3. Botanical Garden of Buitenzorg

4. Botanical Garden of Indonesia

5. Kebun Gede

6. Kebun Jodoh

7. Kebun tete

Direktur

1. 1817-1822 : Caspar Georg Karl Reinwardt (1773-1854).

2. 1823-1826 : Carl Ludwig Blume (1789-1862).

3. 1830-1869 : Johannes Elias Teijsmann (1808-1882).

4. 1869-1880 : Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer (1844-1880).

5. 1880-1905 : Melchior Treub (1851-1910).

6. 1905-1918 : Jacob Christiaan Koningsberger

7. 1918-1932 : W.M. Docters van Leeuwen (1880-1960).

8. 1932-1943 : Hermann Ernst Wolff von Wülfing (1891-1945).

9. 1943-1945 : Nakai Takenoshin (1882-1952).

10. 1948-1951 : Dirk Fok van Slooten (1891-1953).

11. 1951-1959 : Kusnoto Setyodiwirjo

12. 1959-1969 : Soedjana Kassan

12
13. 1969-1981 : Didin Sastrapradja

14. 1981-1983 : Made Sri Prana

15. 1983-1987 : Usep Sutisna

16. 1987-1990 : Sampurno Kadarsan

17. 1990-1997 : Suhirman

18. 1997-2002 : Dedi Darnaedi

19. 2002-2008 : Irawati

20. 2008-sekarang : Mustaid Siregar

Koleksi pohon dan tumbuhan

1. Salah satu daya tarik utama Kebun Raya Bogor adalah bunga bangkai (Amorphophalus
titanum) karena saat-saat mendekati mekar akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat.
Bunga ini dapat mencapai tinggi 2m dan merupakan bunga majemuk terbesar di dunia tumbuhan.

2. Pohon kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang masih hidup sampai sekarang.

2.3.1. Peristiwa Yang Terjadi di Kebun Raya Bogor

1. Pada tanggal 19 Desember 1992, ditanamlah bunga bangkai jenis bunga bangkai
Amorphophalus titanum Becc. (Araceae atau suku talas-talasan). Bunga ini berasal dari Muara
Aimat – Jambi, dengan berat umbi 30 kg.

2. Pada tanggal 5 Februari 1994, muncul tunas bunga, kemudian pada tanggal 9 Maret 1994
tingginya telah mencapai 1 meter. Lima hari kemudian tinggi tanaman ini bertambah menjadi 1,5
meter. Karena tanaman ini termasuk langka, maka tanaman ini termasuk salah satu tanaman yang
dilindungi dan dikembangbiakkan.

3. Pada 16 Mei 2006, memperingati 189 tahun Kebun Raya Bogor (KRB), Kedutaan Besar
Jerman bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), meresmikan Tugu
Peringatan Reinwardt di dalam kompleks kebun. Monumen sederhana di seberang kolam depan
Istana Bogor tersebut diresmikan oleh Kepala LIPI Umar Anggara Jenie dan Duta Besar Jerman
untuk Indonesia, Joachim Broudré-Gröger.

4. Peringatan ulang tahun ini juga dimeriahkan dengan acara “ASEAN-China Workshop
Botanical Garden on Management and Plant Conservation”. Selain Cina, kegiatan ini diikuti oleh

13
negara anggota ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Laos,
Kamboja, Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Lokakarya itu bertujuan untuk meningkatkan kerja
sama di bidang perkebunan dan konservasi tumbuhan di kawasan ASEAN-Tiongkok.

5. Puncak acara peringatan ulang tahun ditandai dengan penanaman bibit pohon oleh sepuluh
Menteri Lingkungan Hidup ASEAN yang hadir dalam rangka acara “ASEAN Environmental
Year” di Indonesia. Acara tersebut merupakan yang ketiga kalinya setelah yang pertama di
Brunei Darussalam pada 2000 dan yang kedua di Kamboja pada 2003.

6. Pada 1 Juni 2006 sekitar pukul 20.00-20.30 WIB, sebanyak 124 pohon di Kebun Raya Bogor
yang banyak di antaranya berusia di atas 100 tahun tumbang akibat angin kencang dan badai.
Berkaitan dengan itu, kebun raya ditutup untuk umum minimal selama satu pekan guna
pembenahan pohon-pohon tumbang tersebut. Kerusakan yang terjadi di Kebun Raya Bogor
(KRB) sangat memprihatinkan. Kerusakan bukan hanya beberapa bidang pagar besi roboh
tertimpa pohon, atau belasan pohon tumbang yang terlihat dari jalan raya yang mengitari KRB,
tetapi juga kondisi di dalam KRB.

7. Areal kebun dekat pintu coklat Istana Bogor, yang tidak terlihat dari jalan raya, porak-
poranda. Pohon-pohon yang diameternya 50 sentimeter dan tingginya 30-50 meter roboh, rebah
malang melintang di tanah dan jalan-jalan di dalam KRB. Di antaranya ada pohon yang diameter
pangkalnya sampai satu meter lebih tumbang, tercerabut dengan akar-akarnya.

8. Pada 4 Juli 2005 Mediana Nurcahyani yang berumur 8 tahun tewas[6] dan 11 kerabat lainnya
luka-luka tertimpa batang randu (kapuk) ketika sedang berpiknik dan makan siang dibawah
pohon di dalam Kebun Raya tersebut.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan
mengadakan kunjungan secara langsung ke Istana Bogor. adalah :

Istana Kepresidenan Bogor terletak di di Jalan Ir. H. Juanda No.1 Kelurahan Paledang,
Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Jawa Barat, di sekitar 60 kilometer dari
Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas. Istana ini berada di atas tanah berkultur datar, seluas
sekitar 28,86 hektar, di ketinggian 290 meter dari permukaan laut, tergolong ke dalam kota
beriklim sedang, dengan hawa sejuk sangat sesuai untuk peristirahatan. Alam disekitar istana ini
indah dan terasa nyaman, halamannya ditata seakan-akan tampak laksana permadani hijau yang
terhampar mengelilingi bangunan istana. Selepas mata memandang, terbentang hamparan
rumput yang segar menghijau, yang dirindangi oleh lebatnya aneka daun pepohonan terdiri dari
346 jenis pohon, 591 ekor rusa tutul (Axis-axis) manis bergerombol kesana-kemari; kolam-
kolamnya berhias bunga teratai dan air semburat. . Juga terdapat patung - patung yang cantik,
seperti Si Denok karya Trubus, yang modelnya adalah Ara, istri seorang karyawan Istana Bogor
serta The Hand of God, reproduksi dari Swedia.

Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan kompleks
istana mencapai luas 1,5 hektar. Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:

1. Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara kenegaraan resmi,


pertemuan, dan upacara;

2. Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan untuk menjamu tamu negara
asing;

3. Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan bagi kepala negara
yang datang berkunjung;

4. Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini
sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun
terpisah;

5. Kantor pribadi Kepala Negara;

15
6. Perpustakaan;

7. Ruang makan;

8. Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film;

9. Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi;

10. Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu negara.

Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang dikenal sebagai Kebun Raya Bogor
namun sesuai dengan kebutuhan akan pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan tanaman
tropis, Kebun Raya Bogor dilepas dari naungan istana pada tahun 1817.

3.2. Saran

Adapun saran yang di sampaikan oleh penulis seputar penelitian tersebut. Agar dapat dijadikan
pertimbangan oleh pembaca dan pembaca diharapkan oleh penulis dapat memberikan masukan
terhadap hasil dari penelitian ini. Penulis membuat karya ini dengan maksud agar pembaca
mendapatkan pengetahuan tentang hasil dari penelitian ini. Karya tulis ini dibuat supaya
pembaca agar dapat membuat karya yang lebih baik dari karya tulis ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Istana_Bogor

id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_Bogor

liburan.info/content/view/643/43/lang,indonesian/

teamtouring.net/sejarah-kebun-raya-bogor.html

www.presidenri.go.id/istana/index.php/.../istana/bogor.html

wijayalabs.wordpress.com/.../sejarah-singkat-istana-bogor/

17

Anda mungkin juga menyukai