Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

  
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  tentang “Sejarah
Benteng Oranye”.

    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

    Gorontalo , Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ........ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ .......1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Permasalahan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
Sejarah Situs Benteng Oranye...................................................................................................3
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
Kesimpulan................................................................................................................................................ .......10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Benteng Oranye dibangun pada tahun 1607 oleh seorang Laksamana VOC
bernama Cornelis Matelieff de Jonge untuk menggantikan keberadaan Benteng
Malayo milik kesultanan Ternate yang dihancurkan oleh Spanyol. Menurut sejarah,
Benteng ini dibangun sebagai bentuk terimakasih Sultan Ternate atas kerjasama
Belanda dalam mengusir bangsa Spanyol dari Ternate. Benteng ini merupakan
benteng penting yang dimiliki Belanda di awal kekuasaan mereka di Nusantara,
bahkan sebelum dipindahkan ke Batavia, Dewan Hindia Belanda pernah
diselenggarakan di Benteng Oranye.

Bangunan tembok Oranye sangat kokoh seperti bangunan lain buatan Belanda
pada umumnya. Tembok benteng ini berbahan batu bata, batu kali, batu karang dan
pecahan kaca. Tidak heran bila tembok benteng ini tetap bertahan sekalipun sudah
berumur ratusan tahun. Di beberapa sudut tembok, kami masih dapat menyaksikan
beberapa meriam asli yang dipakai oleh Belanda untuk menghalau musuh,
khususnya Spanyol dan Portugis. Lantai bawah dari tembok benteng yang dulu
berfungsi sebagai penjara dan kantor satuan pengamanan VOC pun masih dapat
dilihat namun kondisinya sudah tidak layak digunakan. Salah satu bangunan yang
tampak masih layak pakai adalah bekas kantor Gubernur Hindia Belanda di bagian
dalam tembok benteng dan kini beralih fungsi sebagai kantor Dinas Pariwisata
sekaligus Museum Rempah Ternate.

Sebenarnya kondisi Benteng terbesar di Ternate ini sedikit memprihatinkan,


namun warga setempat memberi informasi bahwa proses tahapan revitalisasi
Benteng Oranye belum selesai. Bila kita melihat sisi luar tembok benteng ini,
sebuah harapan terpancar untuk menjadikan Benteng ini kembali berjaya. Sebuah
taman dengan arsitektur art deco dapat kami saksikan menghiasi Benteng Oranye.
Tulisan Benteng Oranye berukuran besar dan berwarna Oranye pun berdiri dengan
kokoh menjadi penanda di taman tersebut. Wilayah luar tembok yang dulu
kabarnya kumuh pedagang kaki lima, kini sudah dipercantik menjadi sebuah
taman. Kini, harapan menunjuk pada bagian dalam tembok benteng yang masih
dijadikan pemukiman dan jauh dari kata baik sebagai situs bersejarah
1.2 Permasalah
1. Bagaiaman Situs Sejarah Benteng Oranye?
BAB II
PEMBAHASAN
SITUS SEJARAH BENTENG ORANYE

Oranye merupakan salah satu Benteng yang berada di atas Bukit


Arang Desa Dambalo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo
Utara, Gorontalo. Benteng Oranye ini diduga buatan bangsa Portugis
pada abad ke-15.
Lokasi benteng berjarak sekitar 61 kilometer dari Kota Gorontalo, atau
dua kilometer dari pusat pemerintahan Gorontalo Utara.
Sesampainya di lokasi, pengunjung harus menaiki ratusan anak
tangga untuk bisa berada di titik situs Benteng Oranye.

Menurut salah seorang Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya


(BPCB) Gorontalo, Buhanis Ramina, keberadaan benteng ini
diperkirakan sudah ada sejak tahun 1527. Benteng merupakan awal
kedatangan bangsa Portugis ke wilayah Gorontalo.
Tujuan pembangunan benteng ini pun sebagai alat pertahanan dan
mengontrol jalur pelayaran. Karena dulu, menurut Buhanis, wilayah
perairan Sulawesi menjadi target utama perampokan bahan-bahan
rempah yang dicuri oleh bangsa kolonial.
"Jika dilihat dari lokasinya di pinggir sungai dan pantai Kwandang,
maka benteng ini kemungkinan digunakan untuk menghalau bajak
laut yang akan ke daratan melewati sungai tersebut,” jelasnya.

Menurut Buhanis, benteng tersebut sudah mengalami beberapa


renovasi. Kala itu bangsa Portugis membangun Benteng Oranye
dengan menggunakan batu karang dan batu gunung yang direkatkan
dengan kapur. Lalu, saat Belanda masuk ke wilayah benteng ini pada
abad ke-18, bangunan tersebut diperkuat dengan bahan semen dan
penambahan bangunan kecil di atas bukit sebagai tempat meriam.
ADVERTISEMENT

“Kedatangan tentara Belanda di Gorontalo menyebabkan Portugis


terancam. Persaingan dagang dan perebutan kekuasaan di salah satu
daerah sumber penghasil rempah-rempah, memaksa Portugis
meninggalkan Gorontalo," ungkapnya.
Pihak BPCB sendiri sebelumnya telah melakukan ekskavasi di lokasi
benteng, dengan ditemukannya bastion (benteng pertahanan) baru
yang menunjukkan struktur Benteng Oranye lebih besar dari
sebelumnya.
“Sebelumnya masyarakat mengenal benteng ini hanya memiliki satu
bastion yang digunakan untuk memantau pasukan musuh. Namun,
dari hasil penelitian, ada tiga bastion yang berbentuk bulat telur,”
katanya.

Benteng Oranye sudah ditetapkan jadi cagar budaya, lewat Peraturan


Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No Pm 30/pw 007/mkp 2008
dengan nomor registrasi BP#.GTLO/75/05.02/002. Dengan ini
menyatakan sebagai situs cagar budaya yang harus dijaga dan
dilestarikan.
Nurmiati Umar (61), salah seorang penjaga situs tersebut saat
dijumpai banthayo.id, mengatakan benteng ini mulai direnovasi
kembali oleh pemerintah pada tahun 2016. Mereka menambah
beberapa fasilitas tempat duduk, aula, dan musala yang bisa
digunakan oleh pengunjung.
“Dan itu diperuntukan untuk kegiatan-kegiatan pemerintah dan juga
para wisatawan,” katanya.
Sebelum masuk dalam kategori cagar budaya, Nurmiati
mengungkapkan benteng ini masih terlihat kumuh serta dipenuhi
semak belukar. Sehingga pada saat itu masyarakat tidak mengenali
peninggalan ini sebagai benteng bersejarah di Gorontalo.
"Saya bersama suami saya sudah dari tahun 1992 dipercayakan
menjaga benteng ini. Saat itu di tempat ini masih dijadikan
perkebunan warga setempat. Selanjutnya, benteng ini ditemukan oleh
seorang imam dan meminta agar pemerintah bisa membenahinya,”
ujarnya.
Tambahnya, seiring perkembangan zaman, wisawatan yang
mengunjungi lokasi ini terbilang minim, meski hari libur.
"Biasanya hanya tiga, dua orang yang berkunjung dalam waktu
seminggu. Dan untuk biaya masuknya sesuai dengan keikhlasan
mereka,” tutup Nurmiati.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Benteng Oranje didirikan pada tanggal 26 Mei 1607 oleh Cornelis Matclief
de Jonge dan diberi nama Benteng Oranje oleh Francois Wiltlentt pada
tahun 1609 pada masa Pemerintahan Sultan Mudaffar. Benteng oranje ini
semula berasal dari bekas sebuah benteng tua yang dibangun oleh
Bangsa Portugis dan dihuni oleh orang Melayu sehingga dberi nama
Benteng Melayu. Terletak di pusat Kota Ternate tepatnya di Kelurahan
Gamalama yang beralamat di Jalan Hasan Boesoeri, Ternate Tengah,
Ternate, Maluku Utara. Dengan letak yang strategis tersebut menjadikan
benteng ini semakin mudah untuk dikunjungi para wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai