MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Sejarah Indonesia Abad 16-18
Dosen Pengampu: Dra. Dewi Salindri M.Si.
Oleh
Satria Gading Pamungkas (190110301034)
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN ILMU SEJARAH
SEPTEMBER 2020
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.........................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................7
1.3 Tujuan...............................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................8
2.1 Penyebab Penyerangan Kedudukan Portugis di Ternate oleh............
Sultan Babullah.................................................................................8
2.2 Persiapan Sultan Babullah sebelum Menyerang Portugis................9
2.3 Strategi Sultan Babullah Menyerang Kedudukan Portugis di............
Maluku............................................................................................10
2.4 Kekalahan Portugis.........................................................................12
BAB III KESIMPULAN.................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
2
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Penyerangan Kedudukan Portugis Di Ternate Oleh Sultan Babullah
Pada Tahun 1570” untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Abad
16-18 dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Sejarah Indonesia Abad 16-18 ibu Dra. Dewi Salindri M.Si. karena tanpa
bimbingannya penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik
mungkin. Atas kerja keras dan ketekunan dalam mencari sumber serta analisis
maka penulis berharap agar hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
siapapun yang membutuhkan dan membacanya.
Dengan segala kerja keras makalah ini dibuat secara teratur agar memiliki
hasil semaksimal mungkin. Dengan demikian atas kesediaan diri maka penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari siapapun,
karena penulis memaklumi masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan
dalam makalah ini. Penulis berharap dengan adanya masukan berupa saran
maupun kritikan maka akan dapat membantu penulis untuk kembali membuat
makalah dengan sebaik-baiknya di masa yang akan mendatang.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
penghasil rempah-rempah, hal ini dikarenakan orang Eropa melihat nilai jual yang
sangat tinggi dan tentunya dapat memperkaya perseorangan yang menjualnya
bahnkan memperkaya negara. Ekspedisi pelayaran menemukan tempat penghasil
rempah-rempah tersebut pada awalnya dilakukan oleh Portugis dan Spanyol pada
abad ke 16, setelah itu barulah Inggris, Belanda, dan Perancis ikut berlomba-
lomba menuju nusantara, tempat penghasil rempah2.
Pada tahun 1512 ekspedisi pelayaran Portugis yang di pimpin Alfonso d’
Albuquerque berangkat dari India menuju ke Malaka, pusat perdaganan
internasional di Nusantara. Ekspedisi tersebut mengikuti para pedagang islam
yang hendak berdagang di Malaka. Pada tanggal 10 Agustus Portugis menyerang
Kesultanan Malaka karena ingin mengambil alih posisi penting di Selat Malaka
yang kaya akan komoditas internasional. Disisi lain Portugis juga ingin
menghilangkan dominasi Cina dalam perdagangan di Malaka yang saat itu
bersekutu dengan Kesultanan Malaka. Portugis berhasil menguasai Malaka pada
tanggal 24 Agustus setelah memenangkan perang melawan Kesultanan Malaka3.
Setelah menguasai Malaka, dua kapal Portugis yang masing-masing
dipimpin oleh Antonio De Abreu dan Fransisco Serrao melakukan pelayaran
menuju Pulau Banda, Maluku. Portugis telah menjadi negara Eropa pertama yang
berhasil sampai di pusat penghasil cengkeh. Kedatangan mereka berdua disambut
dengan baik oleh Sultan Bayanullah dari Kesultanan Ternate. Dalam hari-hari
berikutnya Fransisco Serrao berhasil membuat kesepakatan dalam
perundingannya dengan Sultan Bayanullah tentang kerjasama perdagangan
Cengkih di Ternate. Sultan Bayanullah membutuhkan Portugis dalam usahanya
menyaingi Kesultanan Tidore. Portugis berjanji akan menjadi pembeli utama
cengkih di Ternate, selain itu perundingan juga telah memberikan izin bagi
Portugis untuk mendirikan pos-pos dagangnya di Ternate4.
Keberhasilan Fransisco Serrao dalam melakukan perundingan
perdagangan cengkih dengan Sultan Bayanullah telah menjadi awal pertama bagi
Portugis dalam upaya menguasai dan memonopoli cengkih di Maluku.
2
Ibid., hlm. 51.
3
Raditya, Iswara, N. 2020. Seratus Tahun Kejayaan Malaka Hancur Akibat Diserang Portugis.
https://tirto.id/seratus-tahun-kejayaan-malaka-hancur-akibat-serangan-portugis-cuhp. 21
September 2020.
4
Amal, Adnan. 2007. Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara. Makassar.
Nala Cipta Litera.
5
Selanjutnya ketika Sultan Bayanullah wafat pada tahun 1522 Portugis mulai
mencampuri masalah internal Kesultanan Ternate dalam hal pengangkatan Sultan
penggantinya dan juga dalam hal pemberhentian Sultan sekaligus. Portugis ingin
agar setiap Sultan yang naik tahta memberikan jaminan monopoli terhadap
Portugis.
Anak Sultan Bayanullah yang bernama Deyallo kemudan diangkat
menjadi Sultan Ternate menggantikan ayahnya pada tahun 1528. Namun setelah
memerintah selama satu ahun, Deyallo yang masih berumur 20 tahun ketika
menjadi Sultan harus dilarikan ke Tidore oleh Ibunya yang bernama Nyai Cilik
Nukila. Hal ini dikarenakan Deyallo sedang digulingkan kekuasaanya oleh
Taruwase yang dibantu oleh Portugis. Namun kemudian Taruwase mati dibunuh
rakyat Tidore yang ketakutan. Kekuasaan Ternate lalu berada di tangan Sultan
Boheyat, adik Deyallo, nemun pada akhirnya Boheyat harus dipenjara oleh
Portugis karena dituduh bersalah dalam pembunuhan Gubernur baru Portugis
Gonzalo Pereire. Boheyat lalu digantikan oleh Tabariji, Namun tabariji akhirnya
dituduh oleh Portugis dan di Ppenjara di Goa, India5.
Pemerintahan Kesultanan Ternete baru stabil dari campur tangan Portugis
setelah Sultan Khairun menggantikan Tabariji setelah ia di penjara. Sultan
Khairun menjabat sejak tahun 1535 hingga 1570. Dalam pemerintahannya Sultan
Khairun bersifat terbuka kepada misi Jesuit Portugis dalam hal penyebaran agama
Kristen di Maluku. Sultan Khairun bahkan memberikan fasilitas yang dapat
menunjang penyebaran agama Kristen tersebut. Beberapa pejabat Kesultanan pun
juga sempat mengkonversi agama islam mereka ke Kristen. Sultan Khairun
menciptakan hubunganyang baik dengan Portugis yang saat itu dijabat oleh
Henrique De Sa. Namun hubungan baik antara Ternate dengan Portugis
memburuk setelah Gubernur Henrique de Sa digantkan oleh Diego Lopez de
Mesquita6
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menjadi penyebab Sultan Babullah menyerang kedudukan
Portugis di Ternate?
5
Ibid., hlm. 17.
6
Setiawan, Johan. Dan Dyah Kumalasari. 2018. The Struggle of Sultan Babullah in Expelling
Portuguese from North Maluku. Historia Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah. Vol,2 No 1.
https://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/12806/7949. 25 September 2020.
6
2. Bagaimana Sultan Babullah menyiapkan armadanya sebelum melakukan
penyerangan terhadap kedudukan Portugis di Ternate?
3. Bagaimana Strategi Sultan Babullah dalam melakukan penyerangan
terhadap kedudukan Portugis di Ternate?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui penyebab Sultan Babullah menyerang kedudukan
Portugis di Ternate.
2. Untuk mengetahui bagaiamana cara Sultan Babullah menyiapkan
armadanya sebelum menyerang kedudukan Portugis di Ternate.
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi Sultan Babullah dalam melakukan
penyerangan terhadap kedudukan Portugis di Ternate.
7
BAB II
PEMBAHASAN
7
Ibid., hlm. 3.
8
akhirnya ditenggelamkan ke dasar Laut. Sultan Khairun tidak pernah kembali
setelah memasuki benteng Gamlamo karena siasat licik Gubernur Lopez8.
8
Rusdiyanto. 2018. Kesultanan Ternate dan Tidore. Aqlam; Journal Of Islam And Plurality. Vol, 3
No.1. http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/AJIP/article/view/631. 26 September 2020.
9
Setiawan, Johan. Dan Dyah Kumalasari. 2018. The Struggle of Sultan Babullah in Expelling
Portuguese from North Maluku. Historia Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah. Vol,2 No 1.
https://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/12806/7949. 25 September 2020.
10
Amal, Adnan. 2007. Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara. Makassar.
Nala Cipta Litera.
9
Ternate untuk menyerang kedudukan Portugis di Ternate. Sultan Babullah
memperkuat armada Kesultanannya dengan cara menikahi adik dari Sultan
Iskandar Sani yang merupakan Sultan dari Kesultanan Tidore. Dengan demikian
maka terjadi penyatuan antara Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore, armada
menjadi tambah kuat ditambah dari Kesultanan Tidore. Sultan Babullah memiliki
beberapa Panglima militer yang cakap dalam urusan pertemuran seperti Kapita
Palaya, Kapita Kalakinka, Kapita Kolasieno, dan Kapita Ruboholongi11.
Untuk menyiapkan keseluruhan pasukan yang sebagiannya bekedudukan
di pulau-pulau kecil bawahan Kesultanan Ternate, maka Sultan Babullah
memerintahkan Kapita Kolasieno untuk menuju pulau-pulau kecil tersebut.
Kolasieno pertama kali tiba di Ambon bersama dengan armadanya, selanjutnya ia
melanjutkan perjalanan di Pulau Buru, penduduk di Buru sangat loyal terhadap
Sultan Babullah dan selalu siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk bertempur.
Setelah itu Kolasieno menuju Pulau Residi dan Pulau Kombelo di Kepulauan
Hoamual untuk membawa pesan pertempuran dan menyiapkan pasukan. Setelah
itu Pulau Hitu yang menjadi tujuan akhir, disana Kapita Kolasieno menambah
jumlah armada kapalnya12.
Armada pasukan Sultan Babullah tidak semuanya berasal dari kepulauan
kecil yang berada di bawah Kesultanan Ternate, melainkan juga Sultan Babullah
telah meminta bala bantuan dari Makassar, Jawa, dan juga Melayu (Sumatera).
Sultan Babullah menamai perang ini dengan nama Perang Soya-Soya atau perang
pembebesan negeri dari penjajahan13.
11
Setiawan, Johan. Dan Dyah Kumalasari. 2018. The Struggle of Sultan Babullah in Expelling
Portuguese from North Maluku. Historia Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah. Vol,2 No 1.
https://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/12806/7949. 25 September 2020.
12
Amal, Adnan. 2007. Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara. Makassar.
Nala Cipta Litera
13
Raditya, Iswara. 2017. Sultan Babullah Sang Penakluk. https://tirto.id/sultan-baabullah-sang-
penakluk-ciJo. 26 September 2020
10
kedudukan Portugis. Benteng Kastella merupakan benteng pertama yang
dibangun oleh Portugis di Ternate denga jarak sekitar 5 Kilometer dari bibir
Pantai. Sultan Babullah tidak langsung memusatkan pertempuran untuk menyerbu
Benteng Gamlamo, namun dengan terlebih dahulu menaklukkan Benteng-Benteng
milik Portugis yang berada di luar Ternate dengan cara pengepungan. Hal ini
dimaksudkan untuk memblokade akses Benteng Kastella14.
Sasaran yang pertama adalah pos-pos dagang milik Portugis, setelah itu
dilanjutkan dengan menghancurkan benteng-benteng milik Portugis lainnya di
Ternate. Benteng pertama yang dihancurkan adalah benteng Fort Tolecce yang
dibangun sejak 1540 oleh Fransisco Serrao di Ternate Utara15. Lalu yang kedua
menaklukkan benteng Fort Lucia Fortress atau yang dikenal sebagai benteng
Kalamata / benteng Kayu Merah. Selanjutnya Sultan Bayanullah bersama
armadanya menuju benteng Santo Pedro yang jaraknya sekitar dua kilometer dari
benteng Fort Lucia Fortress16. Benteng Santo Pedro ini dibangun sejak tahun 1530
sebelum direbut oleh Sultan Bayanullah berfungsi sebagai tempat pengintaian
musuh dari arah utara dan Selatan17. Penyerangan terakhir dipusatkan pada
pengepungan Benteng Kastella sebagai pusat kedudukan Portugis.
Puncak penyerangan terhadap Portugis dilaksanakan dengan mengepung
benteng Kastella setelah menghancurkan pos-pos dagang dan benteng-benteng
kecil milik Portugis. Akibat dari pengepungan tersebut adalah terputusnya suplai
makanan bagi orang Portugis didalamnya karena SultanBabullah menutup semua
akses dari pulau-pulau luar. Sebelumnya benteng Gamlamo mendapatkan
logistiknya dari suplai yang bersal dari Bacan, Moro, dan Tidore. Namun kini
seluruh rakyat Maluku bersatu dari berbagai kerjaan lokal maupun kesultanan
besar seperti Tidore, dan Jailolo untuk mengakhiri kedudukan Portugis18.
14
Raditya, Iswara. 2017. Sultan Babullah Sang Penakluk. https://tirto.id/sultan-baabullah-sang-
penakluk-ciJo. 26 September 2020.
15
Raditya, Iswara. 2017. Sultan Babullah Sang Penakluk. https://tirto.id/sultan-baabullah-sang-
penakluk-ciJo. 26 September 2020.
16
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. 2020. Benteng Kalamata.
https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016021000102/benteng-kalamata.
26 September 2020.
17
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. 2020. Benteng Santo Pedro E Paulo.
https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2014112600015/benteng-santo-
pedro-e-paulo. 26 September 2020.
18
Raditya, Iswara. 2017. Sultan Babullah Sang Penakluk. https://tirto.id/sultan-baabullah-sang-
penakluk-ciJo. 26 September 2020.
11
Efek pengepungan benteng Gamlamo cukup dirasa menyengsarakan para
orang-orang Portugis yang berada didalamnya. Hingga pada penghujung akhir
tahun pengepungan jumlah orang didalam benteng tersebut menurun menjadi 400
orang dari 900 orang. Hal ini diakibatkan oleh kematian karena penyakit dan
kelaparan. Mereka yang masih bertahan tersebut hidup dengan cara memakan
anjing, kucing, tikus, ular, bahkan cecak juga dimakan. Sementara yang sedang
sakit memakan akar-akaran dan tumbuhan yang tumbuh liar didalam benteng,
sekalipun juga berusaha untuk memanggil roh-roh spiritual mereka untuk
menyembuhkan sakitnya19. Pengepungan benteng Kastella menjadi akhir dari
pertempuran antara Sultan Babullah dan Portugis. Pusat konsentrasi Porugis di
benteng Kastella sekaligus menjadi pusatpertahanan terakhirnya.
19
Amal, Adnan. 2007. Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara. Makassar.
Nala Cipta Litera.
20
Ibid,. hlm. 51.
12
Goa di India. Selain itu selama pengepungan cuaca sedang buruk sehingga
mustahil bagi kapal-kapal dari luar untuk mencapai Ternate21
21
Ibid., hlm. 51.
13
BAB III
KESIMPULAN
22
Raditya, Iswara. 2017. Sultan Babullah Sang Penakluk. https://tirto.id/sultan-baabullah-sang-
penakluk-ciJo. 26 September 2020
23
Ibid,.
24
Ibid.,
14
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Adnan. 2007. Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara.
Makassar. Nala Cipta Litera.
Raditya, Iswara, N. 2020. Seratus Tahun Kejayaan Malaka Hancur Akibat Diserang
Portugis. https://tirto.id/seratus-tahun-kejayaan-malaka-hancur-akibat-serangan-
portugis-cuhp. 21 September 2020.
Raditya, Iswara. 2017. Sultan Babullah Sang Penakluk. https://tirto.id/sultan-baabullah-
sang-penakluk-ciJo. 26 September 2020
Rahman, Fadly. 2019. “Negeri Rempah-Rempah” Dari Masa Bersemi Hingga Gugurnya
Kejayaan Rempah-Rempah. Patanjala. Vo.11. No.3.
https://www.researchgate.net/publication/337495375_NEGERI_REMPAH-
REMPAH_DARI_MASA_BERSEMI_HINGGA_GUGURNYA_KEJAYAAN_R
EMPAH-REMPAH. 21 September 2020.
Rusdiyanto. 2018. Kesultanan Ternate dan Tidore. Aqlam; Journal Of Islam And
Plurality. Vol, 3 No.1. http://journal.iain-
manado.ac.id/index.php/AJIP/article/view/631. 26 September 2020.
Setiawan, Johan. Dan Dyah Kumalasari. 2018. The Struggle of Sultan Babullah in Expelling
Portuguese from North Maluku. Historia Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah. Vol,2
No 1. https://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/12806/7949. 25
September 2020.
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. 2020. Benteng Kalamata.
https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016021000102/ben
teng-kalamata. 26 September 2020.
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. 2020. Benteng Santo Pedro E Paulo.
https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2014112600015/ben
teng-santo-pedro-e-paulo. 26 September 2020.
15