Anda di halaman 1dari 18

PERLAWANAN RAKYAT MAKASSAR MELAWAN

VOC
LATAR BELAKANG

Makassar merupakan pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini disebabkan
karena letak wilayah Makassar yang strategis dan menjadi bandar penghubung antara
Malaka, Jawa, dan Maluku. Lemahnya pengaruh Hindu-Buddha di kawasan ini
menyebabkan nilai-nilai kebudayaan Islam yang dianut oleh masyarakat di Sulawesi Selatan
menjadi ciri yang cukup menonjol dalam aspek kebudayaannya.
Kerajaan Makassar mengembangkan kebudayaan yang didasarkan atas nilai-nilai Islam dan
tradisi dagang. Berbeda dengan kebudayaan Mataram yang bersifat agraris, masyarakat
Sulawesi Selatan memiliki tradisi merantau. Keterampilan membuat perahu merupakan
salah satu aspek dari kebudayaan berlayar yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi Selatan.
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1654-1660), Kerajaan Makassar mencapai
puncak kejayaannya. Ia berhasil membangun Makassar menjadi kerajaan yang menguasai
jalur perdagangan di wilayah Indonesia Bagian Timur.
Perlawanan rakyat Makassar terhadap VOC terjadi pada tahun 1654-1655 yang dipimpin oleh
Sultan Hasanuddin. Pada pertengahan abad ke-17, Kerajaan Makassar menjadi pesaing berat bagi
VOC terutama dalam bidang pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia Timur. Persaingan
dagang tersebut terasa semakin berat untuk VOC, sehingga VOC merancang siasat dengan
berpura-pura ingin membangun hubungan baik dan saling menguntungkan dengan Kerajaan
Makassar. Upaya VOC yang sepertinya terlihat baik ini disambut baik oleh Raja Gowa dan
kemudian VOC diberikan izin untuk berdagang secara bebas.
Setelah mendapatkan kesempatan berdagang dan mendapatkan pengaruh di Makassar, VOC mulai
mengajukan tuntutan kepada Sultan Hasanuddin. Tuntutan VOC terhadap Makassar ditentang oleh
Sultan Hasanudin dalam bentuk perlawanan dan penolakan semua bentuk isi tuntutan yang
diajukan oleh VOC yang sangat ingin menguasai perdagangan di daerah Indonesia Timur. Oleh
karena itu, VOC selalu berusaha mencari jalan untuk menghancurkan Makassar sehingga
terjadilah beberapa kali pertempuran antara rakyat Makassar melawan VOC.
SEBAB UMUM DAN KHUSUS

Berikut ini terdapat beberapa sebab umum dan khusus VOC ingin menguasai Makassar, terdiri atas:
1.Belanda menganggap Makasar sebagai pelabuhan
2.Belanda mengadakan blokade ekonomi terhadap
3.Sultan Hasanuddin menolak monopoli perdagangan Belanda di Makassar
PERDAGANGAN BEBAS DI MAKASSAR

Makassar di bawah kepemimpinan Sultan Hassanudin menjadi wilayah


terbuka bagi para pendatang.oleh karena itu, banyak pedagang asing
seperti Inggris,Denmark,dan Portugis. Kedudukan Makassar dengan
pelabuhan somba opu sebagai bandar transito menyebabkan banyak
kapal dari berbagai daerah dan negara singgah di wilayah makassar.
Pelabuhan somba opu menjadi pasar utama rempah rempah di maluku.
Dengan melihat peran dan posisi Makassar yang strategis, VOC tertarik
untuk menguasai pelabuhan somba opu dan menerapkan monopol
perdagangan rempah rempah. Oleh karena itu,VOC berusaha mencari
cara untuk mewujudkan keinginannya tersebut.
KERAJAAN MAKASSAR MEMPUNYAI PELAUT ULUNG

Kerajaan Makassar, dengan didukung oleh pelaut-pelaut ulung, mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Sultan Hasanudin antara tahun 1654 - 1669.Pada pertengahan abad ke-17, Kerajaan
Makasar menjadi pesaing berat untuk kompeni VOC pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia
Timur.Persaingan dagang itu terasa semakin berat untuk VOC sehingga VOC berpura-pura ingin
membangun hubungan baik dan saling menguntungkan.Upaya VOC yang sepertinya terlihat baik ini
disambut baik oleh Raja Gowa dan lalu VOC diizinkan berdagang secara bebas.Setelah mendapatkan
kesempatan berdagang dan mendapatkan pengaruh di Makasar, VOC mulai menunjukkan perilaku dan
niat utamanya, yaitu mulai mengajukan tuntutan kepada Sultan Hasanuddin.
Tuntutan VOC pada Makassar di menangi oleh Sultan Hasanudin dalam bentuk perlawanan dan
penolakan semua bentuk isi tuntutan yang diajukan oleh VOC.Oleh sebab itu, kompeni selalu berusaha
mencari jalan untuk menghancurkan Makassar sehingga terjadilah beberapa kali pertempuran antara
rakyat Makassar melawan VOC.
SERANGAN VOC TERHADAP MAKASSAR

Serangan VOC terhadap Makassar terbagi menjadi 3 yaitu:


1.Serangan Pertama Pada Tahun 1634
2.Serangan Pada Tahun 1654
3.Serangan Pada Tahun 1666
Serangan Pertama Dan Serangan Kedua

Upaya VOC menghancurkan Makassar dimulai dengan menyerang pelabuhan Somba Opu. Pada tahun 1634 VOC
memblokade pelabuhan Somba Opu. Akan tetapi,usaha ini gagal karena kapal Makassar berukuran kecil sehingga
dengan gesit mencari jalan baru. Pada tahun 1654 VOC kembali menyerang Makassar. Penyrangan VOC tersebut
mengalami kegagalan karena rakyat Makassar memberikan perlawanan sengit di bawah pimpinan Sultan
Kedua pertempuran itu diawali dengan perilaku VOCHasanuddin.
yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang masuk atau
keluar Pelabuhan Makassar.Dua kali upaya VOC itu mengalami kegagalan sebab pelaut Makasar memberikan
perlawanan sengit.
Serangan Ketiga VOC Terhadap Makassar

Perang Makasar (1666-1668) sebenarnya dipicu oleh perang dagang antara  Kerajaan Makasar yang menjadikan
pelabuhannya bebas dikunjungi oleh kapal-kapal dari Eropa ataupun dari Asia dan Nusantara, dengan pihak VOC yang
ingin memaksakan  monopoli. Pelabuhan Makasar dianggap menyaingi perniagaan VOC. Keinginan VOC  untuk
mengontrol jalur  perniagaan laut, ditolak oleh Sultan Hasanuddin. Dalam  kebudayaan bahari yang dimiliki oleh orang
Makasar, mereka memiliki filosofi bahwa  secara umum laut adalah milik bersama, siapapun boleh melayarinya. 
Permintaan VOC agar Sultan menerima monopoli perdagangan di Makasar  ditolak oleh Sultan Hasanuddin. Bahkan
Sultan mengatakan:
“Tuhan telah menciptakan bumi dan lautan, telah membagi-bagi daratan di antara  umat manusia. Tetapi mengaruniakan
laut untuk semuanya. Tak pernah  kedengaran larangan buat siapapun untuk mengarungi lautan.”
Jawaban dari Sultan Hasanuddin meneguhkan semangat orang-orang Makasar untuk melawan  tindakan yang
memaksakan kehendak, padahal sudah sejak lama, perniagaan laut di Asia Tenggara ini berjalan dengan sistem pasar
bebas. Pihak penguasa hanya mengontrol  keamanan laut dan pelabuhan dengan menarik cukai atas bermacam mata
dagangan.  Bahkan para penguasa juga menjadi kaya karena menjadi juragan atau pemilik kapal- kapal dagang. Namun
sejak kekalahan dalam Perang Makasar banyak bangsawan,  saudagar, dan pelaut Makasar yang meninggalkan kampung
halamannya pergi merantau  ke seluruh kepulauan Nusantara.

pasukan kompeni dibantu olehpasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Angakatan laut
VOC, yang dipimpin oleh Spleeman. Pasukan Arung Palakka mendarat din Bonthain dan berhasil mendorog suku Bugis
agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin. Penyerbuan ke Makassar dipertahankan oleh Sultan
Hasanudin. Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada
tahun 1667.
Faktor penyebab kegagalan rakyat Makassar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan
Hasanudin dengan Arung Palakka. Membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan
terhadap VOC. Dengan disahkannya perjanjian Bongaya, maka Rakyat Gowa merasa sangat dirugikan oleh
karena itu perangpun kembali berkecamuk. Pertempuran hebat itu membuat Belanda cemas, sehingga menambah
bala bantuan dari batavia. Dalam pertempuran dahsyat pada bulan Juni 1669 yang cukup banyak menelan korban
di kedua belah pihak, akhirnya Belanda berhasil merebut benteng pertahanan yang paling kuat di Somba
Opu.Benteng Somba Opu diduduki Belanda sejak 12 Juni 1669 dan kemudian dihancurkan, setelah pasukan
Gowa mempertahankannya dengan gagah berani. Peperangan demi peperangan melawan Belanda dan bangsanya
sendiri (Bone) yang dialami Gowa, membuat banyak kerugian. Kerugian itu sedikit banyaknya membawa
pengaruh terhadap perekonomian Gowa. Sejak kekalahan Gowa dengan Belanda terutama setelah hancurnya
benteng Somba Opu, maka sejak itu pula keagungan Gowa yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya
akhirnya mengalami kemunduran.Akibat perjanjian Bongaya, pada tahun 1667 sultan Hasanuddin Tunduk.
Dalam perjanjian itu, nyatalah kekalahan Makassar.
Akhir Perlawanan Makassar Terhadap Belanda

Pada akhirnya, Sultan Hasanuddin tidak berhasil mematahkan ambisi Belanda untuk menguasai Makassar.
Sultan Hasanuddin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian Bongaya pada tahun 1667.
Perjanjian Bongaya adalah sebuah perjanjian antara Sultan Hasanuddin dari kerajaan Makassar dan VOC Pada tahun 1667.
Dalam peperangan besar antara Sultan Hasanuddin dengan Arung Palaka yang saat itu dibantu oleh tentara VOC
yang dipimpin oleh Kapten Cornelis Speelman. Sultan Hasanuddin mengalami kekalahan dan dipaksa
menandatangani sebuah perjanjian perdamaian di desa Bongaya pada tahun 1667. Dari situlah perjanjian itu disebut
perjanjian Bongaya,karena diadakan di desa Bongaya.
ISI PERJANJIAN BONGAYA
Dampak Perlawan Makassar Terhadap Belanda

Peperangan demi peperangan melawan Belanda dan bangsanya sendiri (Bone) yang dialami Gowa,
membuat banyak kerugian. Kerugian itu sedikit banyaknya membawa pengaruh terhadap perekonomian
Gowa. Sejak kekalahan Gowa dengan Belanda terutama setelah hancurnya benteng Somba Opu, maka sejak
itu pula keagungan Gowa yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya akhirnya mengalami kemunduran.
Akibat perjanjian Bongaya, pada tahun 1667 sultan Hasanuddin Tunduk. Dalam perjanjian itu, nyatalah
kekalahan Makassar. Pardagangannya telah habis dan negeri-negeri yang ditaklukkannya harus dilepaskan.
Apalagi sejak Arung Palakka menaklukkan hampir seluruh daratan Sulawesi Selatan dan berkedudukan di
Makassar, maka banyak orang Bugis yang pindah di Makassar. Sejak itu pula penjajahan Belanda mulai
tertanam secara penuh di Indonesia.
Makassar, sebagai ibukota kerajaan Gowa mengalami pengalihan-pengalihan baik dari segi penguasaan maupun
perkembangan-perkembangannya. Pengaruh kekuasaan gowa makin lama makin tidak terasa di kalangan penduduk
Makassar yang kebanyakan pengikut Arung Palakka dan Belanda . benteng Somba Opu yang selama ini menjadi
pusat politik menjadi kosong dan sepi. Pemerintahan kerajaan Gowa yang telah mengundurkan diri dari Makassar
( Yang berada dalam masa peralihan) ke Kalegowa dan Maccini Sombala tidak dapat dalam waktu yang cepat
memulihkan diri untuk menciptakan stabilitas dalam negeri. Namun demikian Sultan Hasanuddin telah
menunjukkan perjuangannya yang begitu gigih untuk membela tanah air dari cengkraman penjajah.
TOKOH PERTEMPURAN MAKASSAR

Sultan Hasanuddin merupakan Raja yang memerintah Kerajaan


Makassar pada tahun 1645-1670. Beliau juga merupakan pemimpin
dalam pertempuran besar antara Rakyat Makassar dan VOC.
KESIMPULAN

Kesimpulan dari perlawanan rakyat Makassar melawan VOC,adalah:


1. Karena posisi dan peran di wilayah Makassar,membuat voc
tertarik untuk menguasai pelabuhan Somba Opu
2. Belanda mengadakan blokade ekonomi terhadap Makassar
3.Sultan Hasanuddin menolak monopoli perdagangan Belanda di
Makassar
SEKIAN.
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai