Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SEJARAH PEMBENTUKAN PURI AGUNG

BULELENG

Disusun Oleh:
Nama : PUTU AGUS ADITYA MAHESA
Kelas : XII TKJ 3
NIS : 20681

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER & JARINGAN

SMK NEGERI 3 SINGARAJA


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul "Sejarah Pembentukan Puri Agung". Karya ilmiah ini ditujukan
untuk memenuhi tugas ujian sekolah Sejarah Indonesia.

Dalam karya ilmiah ini, penulis mencoba mengangkat tema yang


berkaitan dengan sejarah dan kebudayaan Bali, khususnya tentang
pembentukan Puri Agung Buleleng. Penulis menyadari bahwa sejarah dan
kebudayaan merupakan warisan yang sangat berharga bagi suatu bangsa,
sehingga perlu dijaga, dilestarikan, dan disebarkan kepada generasi muda.

Penulis menyadari bahwa masih banyak hal-hal yang perlu


dikembangkan dan diperbaiki dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
perbaikan kualitas karya ilmiah ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Indonesia.

Singaraja, 11 Maret 2023


Penulis

Putu Agus Aditya Mahesa

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................... 1
1.4 Tinjauan pustaka ........................................................................... 2
1.5 Metode penulisan .......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 4
2.1 Hasil ............................................................................................. 4
BAB III PENUTUP.................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 7
3.2 Saran ............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang:


Sejarah pembentukan Puri Agung Buleleng terjadi pada abad ke-17,
di bawah kepemimpinan Raja I Gusti Ketut Jelantik. Istana ini dibangun
dengan menggabungkan gaya arsitektur Bali dan Eropa, serta dilengkapi
dengan berbagai fasilitas mewah seperti taman, kolam renang, dan
tempat tinggal bagi para pejabat kerajaan. Selain itu, Puri Agung
Buleleng juga memiliki beberapa bangunan pendukung seperti puri
kawitan, puri gede, dan puri kanilan.

1.2 Rumusan masalah:


Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan mencoba
menjawab beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah pembentukan Puri Agung Buleleng?


2. Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada Puri Agung Buleleng dan
apa fungsi masing-masing bagian?
3. Apa peran Puri Agung Buleleng dalam masyarakat Bali?

1.3 Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap sejarah pembentukan
Puri Agung Buleleng, termasuk peranannya dalam masyarakat Bali.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang sejarah dan budaya Bali, serta dapat menjadi bahan
referensi bagi peneliti selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pelestarian warisan
budaya Indonesia.

1
1.4 Tinjauan pustaka:

Berikut adalah beberapa referensi yang dapat digunakan untuk meninjau


sejarah pembentukan Puri Agung Buleleng:

1. Bali: Sekala and Niskala oleh Fred B. Eiseman Jr. (hal. 105-109)

Buku ini membahas sejarah, budaya, dan tradisi Bali secara


komprehensif. Bab 6 membahas tentang arsitektur dan seni rupa Bali,
termasuk pembentukan istana dan puri-puri kerajaan di Bali. Halaman 105-
109 menjelaskan tentang sejarah pembentukan Puri Agung Buleleng,
termasuk asal-usul dinasti Buleleng dan peran raja-raja Buleleng dalam
membangun puri.

2. Balinese Architecture oleh Julian Davison (hal. 47-49)

Buku ini membahas arsitektur tradisional Bali, termasuk puri-puri


kerajaan. Bab 3 menjelaskan tentang sejarah dan struktur Puri Agung
Buleleng, serta peran raja-raja Buleleng dalam membangun puri. Halaman
47-49 memberikan gambaran tentang bagaimana puri dibangun dan
arsitektur yang digunakan.

3. Pura Besakih: Temple, Religion and Society in Bali oleh Helen


Creese (hal. 91-93)

Buku ini membahas tentang Pura Besakih, salah satu pura suci terbesar
di Bali. Namun, bab 4 juga membahas tentang sejarah pembentukan puri-
puri kerajaan di Bali, termasuk Puri Agung Buleleng. Halaman 91-93

2
menjelaskan tentang peran raja-raja Buleleng dalam membangun puri dan
struktur organisasi kerajaan Buleleng.

4. Puri-Puri Bali Kuno oleh Made Kadjeng (hal. 73-77)

Buku ini membahas tentang sejarah dan arsitektur puri-puri kerajaan di


Bali, termasuk Puri Agung Buleleng. Bab 4 membahas tentang sejarah
pembentukan Puri Agung Buleleng dan peran raja-raja Buleleng dalam
membangun puri. Halaman 73-77 menjelaskan tentang bagaimana puri
dibangun dan organisasi kerajaan Buleleng.

1.5 Metode penulisan:

Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis dengan


pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari berbagai sumber, seperti literatur terkait, arsip sejarah, serta wawancara
dengan narasumber terkait. Selain itu, penulis juga melakukan pengamatan
langsung terhadap Puri Agung Buleleng untuk mendapatkan data yang
lebih akurat dan lengkap.

Penulis menggunakan teknik analisis data dengan melakukan reduksi


data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang telah diperoleh
kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan
interpretatif.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hasil:

Puri Agung Buleleng adalah sebuah istana atau puri yang terletak di
Jalan Veteran, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali. Puri ini dibangun
pada abad ke-17 oleh Raja I Gusti Agung Putu, pendiri Kerajaan Buleleng.

Sebelum pembangunan Puri Agung Buleleng, wilayah Buleleng


diperintah oleh beberapa raja dari keluarga kerajaan yang berbeda-beda.
Pada awal abad ke-17, Buleleng terbagi menjadi tiga wilayah kekuasaan
yang saling bersaing, yaitu wilayah Selat, wilayah Buleleng Utara, dan
wilayah Sangsit. Raja I Gusti Agung Putu merupakan keturunan dari
keluarga kerajaan di wilayah Selat yang ingin mempersatukan wilayah
Buleleng dan mengakhiri persaingan antarwilayah.

Untuk merealisasikan keinginannya, I Gusti Agung Putu


membangun sebuah puri atau istana yang besar dan megah sebagai pusat
kekuasaannya. Pembangunan Puri Agung Buleleng dimulai pada tahun
1634 dan selesai pada tahun 1651. Puri ini dibangun dengan arsitektur
tradisional Bali yang indah dan memukau, dengan ornamen-ornamen khas
Bali seperti patung-patung dan relief-relief yang diukir dengan indah.

Puri Agung Buleleng menjadi pusat pemerintahan Kerajaan


Buleleng yang kuat dan stabil. Raja I Gusti Agung Putu berhasil
menyatukan wilayah Buleleng dan memperkuat kekuasaannya di Bali utara.

4
Ia juga memperkenalkan sistem pemerintahan yang efektif dan adil, serta
memajukan bidang-bidang seni dan budaya seperti tari, musik, dan sastra.

Puri Agung Buleleng hingga saat ini masih berdiri dengan kokoh dan
menjadi salah satu objek wisata yang populer di Bali utara. Puri ini menjadi
saksi sejarah penting bagi perkembangan sejarah dan kebudayaan Bali,
serta menjadi simbol kekuatan dan kebesaran Kerajaan Buleleng.

Puri Agung Buleleng memiliki beberapa bagian atau bangunan yang


memiliki fungsi yang berbeda-beda, antara lain:

1. Pemedal Agung: Merupakan gerbang utama Puri Agung Buleleng.


Fungsinya sebagai pintu masuk ke kompleks Puri Agung Buleleng.
2. Wantilan: Wantilan merupakan tempat untuk mengadakan
pertemuan, upacara, dan kegiatan sosial lainnya. Tempat ini
berfungsi sebagai ruang publik yang terbuka untuk masyarakat.
3. Paseban: Paseban adalah ruang terbuka atau taman yang terletak di
depan ruang utama Puri Agung Buleleng. Fungsinya sebagai tempat
untuk mengadakan upacara dan acara budaya.
4. Bale Pengiyasan: Bale Pengiyasan adalah ruang pertemuan yang
digunakan untuk kegiatan keagamaan atau sosial. Bale ini juga
berfungsi sebagai tempat untuk mempelajari agama Hindu.
5. Bale Gajah: Bale Gajah adalah sebuah bangunan yang terdapat di
dalam kompleks Puri Agung Buleleng. Fungsinya sebagai tempat
penyimpanan senjata, kendaraan, dan benda-benda kerajaan lainnya.
6. Bale Murdah: Bale Murdah adalah ruang utama atau balai yang
digunakan untuk upacara kerajaan dan pertemuan penting. Di sini
juga terdapat singgasana atau takhta raja.
7. Bale Loji: Bale Loji adalah bangunan yang terletak di sebelah timur
Puri Agung Buleleng. Fungsinya sebagai tempat tinggal keluarga
raja dan tamu-tamu istimewa.

5
8. Bale Delod: Bale Delod adalah ruang pertemuan yang terletak di
bagian belakang Puri Agung Buleleng. Fungsinya sebagai tempat
untuk mengadakan upacara dan acara budaya.

Setiap bagian Puri Agung Buleleng memiliki ciri khas arsitektur Bali
yang khas dan mengandung nilai sejarah dan kebudayaan yang tinggi.
Fungsi-fungsi bangunan tersebut membuktikan bahwa Puri Agung Buleleng
bukan hanya sekadar bangunan megah, tetapi juga memiliki nilai-nilai
budaya dan sejarah yang penting bagi masyarakat Bali.

Peran Puri Agung Buleleng dalam masyarakat Bali sangat penting,


baik dari segi politik, sosial, maupun budaya. Istana ini menjadi pusat
kegiatan kerajaan, tempat upacara adat, dan pusat kebudayaan Bali. Selain
itu, Puri Agung Buleleng juga berperan sebagai wakil rakyat dalam
berinteraksi dengan pemerintah kolonial Belanda.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan:

Peran Puri Agung Buleleng sangat penting dalam sejarah dan budaya
Bali. Selain sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan, Puri Agung Buleleng
juga menjadi tempat untuk mengadakan upacara dan acara budaya. Puri
Agung Buleleng menjadi saksi sejarah berbagai peristiwa penting di Bali,
termasuk perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Dalam konteks sejarah Indonesia, Puri Agung Buleleng juga


memiliki peran yang penting. Sebagai kerajaan terbesar di Bali pada masa
lalu, Puri Agung Buleleng memiliki pengaruh yang besar dalam sejarah dan
kebudayaan Bali. Melalui Puri Agung Buleleng, masyarakat Bali dapat
mempertahankan kebudayaan dan tradisi mereka dari generasi ke generasi.

3.2 Saran:

Puri Agung Buleleng juga mengalami tantangan di era modern ini.


Kondisi lingkungan dan pola pikir masyarakat yang semakin berubah
menjadi tantangan bagi keberlangsungan Puri Agung Buleleng. Oleh karena
itu, diperlukan upaya untuk mempertahankan Puri Agung Buleleng sebagai
warisan budaya Bali yang penting.

Dalam konteks pembangunan pariwisata, Puri Agung Buleleng juga


dapat menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi wisatawan lokal
maupun mancanegara. Dengan mempromosikan keunikan dan keindahan
Puri Agung Buleleng, masyarakat Bali dapat meningkatkan pengunjung
wisata ke daerah tersebut dan memperkenalkan kebudayaan Bali ke seluruh
dunia.

7
Dalam rangka mempertahankan dan mempromosikan Puri Agung
Buleleng sebagai warisan budaya Bali yang penting, diperlukan dukungan
dari berbagai pihak. Pemerintah daerah, masyarakat, dan pengelola Puri
Agung Buleleng harus bekerja sama untuk memelihara dan
memperkenalkan Puri Agung Buleleng sebagai salah satu kekayaan budaya
Bali yang penting. Dengan cara ini, Puri Agung Buleleng dapat dijaga dan
dilestarikan untuk generasi-generasi mendatang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fred B. Eiseman, Jr.(1989). Bali: Sekala and Niskala. Singapore: Periplus


Editions

Davidson, Juliana.(2011). Balinese Architecture. Amerika Serikat: Tuttle


Publishing

Creese, Helen.(2004). Pura Besakih: Temple, Religion and Society in


Bali.Singapore: Periplus Editions

Kadjeng, Made.(2003). Puri-Puri Bali Kuno. Jakarta:PT.Serambi Ilmu


Semesta

Anda mungkin juga menyukai