Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BALAI ADAT KEPENUHAN

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
1. IMANI RAHMI ( 2138048 )
2. SITI ARMAINI S. PUTRI ( 2138047 )
3. EMA WATI 2138029
4. SELVIANI 2138024
5. ZAHRATUL AINI 2138028
6. SITI NURDIANA NIM : 213801

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT , atas rahmat dan karunia-
Nya  yang telah memberikan  kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
            Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada sang idola kita nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
            Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini
penulis memohon maaf, dan meminta kritik, saran serta masukan yang bisa
membuat makalah ini menjadi lebih baik .
Terima kasih
Wassalamualikum Wr.Wb

Pasir Pengaraian, 05 Oktober 2021

Penyusun

i
1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. RUMAH ADAT.......................................................................2
B. RUMAH ADAT PERNIKAHAN............................................3
C. RUMAH GODANG PESUKUAN..........................................5
D. RUMAH GODANG INDUK PESUKUAN............................6
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Berdirinya Kerajaan Kepenuhan tidak terlepas dari kontribusi Kerajaan
Tambusai yang bernaung di bawah Yang Dipertuan Tua yang memerintah
di daerah Rokan. Beliau adalah keturunan Raja Pagaruyung yang terkenal di
Sumatera, yang memiliki tiga putera, yaitu Siti Dualam, Duli Yang Dipertuan
Akhir Zaman, dan Tengku Raja Muda.Dari ketiga anak Yang Dipertuan Tua
inilah, keberadaan kerajaan Kepenuhan mulai ada yaitu tepatnya pada
masa pemerintahan Sultan Abdullah.Beliau menjadikan
pemerintahan ketatanegaraan dengan sangat adil dan bijaksana. Untuk lebih
memperjelas tentang berdirinya Kerajaankepenuhan maka telah dilakukan
pencarian data dan fakta yang diakui keabsahannya, di samping data hasil
Pengkajian Tombo adat Luhak Kepenuhan yang diselenggarakan pada tanggal
17 sampai 19 April 1999. Kegiatan pengkajian tersebut
merupakan forum tertinggi dalam Adat Luhak Kepenuhan.Berdasarkan
hasil kegiatan Pengkajian Tombo Adat Luhak Kepenuhan tersebut dapat diuraikan
bahwa jalan sejarah berdirinya Kerajaan kepenuhan dibagi menjadi tiga periode,
yakni sebagai berikut.

1. Periode pertama, adalah periode berdirinya Kerajaan Kepenuhan.


2. Periode kedua, merupakan masa berkembangnya Kerajaan Kepenuhan.
3. Periode ketiga, merupakan masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan
Kepenuhan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terrdapat di dalam makalah ini yaitu:
jelaskan Rumah adat Kepenuhan Rokan Hulu ?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat di dalam makalah ini, yaitu: Untuk mengetahui
Rumah adat Kepenuhan Rokan Hulu

ii
BAB II
PEMBAHASAN

Ada beberapa pembagian dalam memahami Rumah Adat di Luhak Kepenuhan.


Setelah dilakukan penelitian ulang secara seksama, didapat data otentik yang
menjelaskan bahwa Rumah Adat memiliki beberapa jenis ayitu:
1. Rumah Adat
2. Rumah Adat Pernikahan
3. Rumah Godang Pesukuan
4. Rumah Godang Induk Pesukuan
Balai Adat terpisah dari Rumah Adat karena memiliki fungsi yang berbeda. Di
bawah ini akan diterangkan tentang pengertian, makna, serta fungsi dari beberapa
tempat dipergunakan oleh adat di Luhak Kepenuhan.
A. RUMAH ADAT
Dalam mewujudkan suatu tatanan nilai yang dapat dibangi dalam adat,
tentunya dibutuhkan suatu wadah yang dapat akan sebagai prasana mewujudkan
tatanan nilai, yaitu berupa tempat. Selama ini, para pejabat adat melakukan
pertemuan keadatan atas kesepakatan bersama atau yang dipercayakan sebagai
penyelenggara kegiatan di rumah yang bersangkutan atau di gedung pertemuan
kecamatan maupun di tempat lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, yang hadir adalah para petinggi Luhak
Kepenuhan. Kegiatan ini terus berlangsung hingga akhirnya, atas kerja keras dan
usaha yang maksimal, maka lahir kesepakatan untuk mendirikan bangunan
permanen sebagai tempat berembuk.
Setelah menunggu berapa lama, masyarakat Kepenuhan boleh berbangga,
karena pada saat ini telah berdiri sebuah tempat yang dinamakan penduduk
setempat dengan Rumah Adat Luhak Kepenuhan. Rumah Adat tersebut berdiri di
atas tanah seluas satu hektare di RW VI, Tanah Lapang Kota Tengah, Kelurah
Kepenuhan Tengah, Kecamatan Kepenuhan.

ii
Pendirian Rumah Adat tersebut adalah atas inisiatif datuk-datuk dan
Mamak Adat, Dengan adanya Rumah Adat diharap dapat menjadi tempat
merembukkan segala sesuatu tentang adat karena keberadaan Adat Luhak
Kepenuhan sudah mulai sedikit memudar. Dengan begitu perlu semangat yang
kuat untuk membangkitkan batang yang torondam. Dengan kehadiran Rumah
Adat tersebut tirlihat kemeriahan dan eksistensi adat, karena dapat difungsikan
dengan baik oleh seluruh elemen masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan
keadatan.
Adapun pengertian Rumah Adat adalah tempat para pejabat adat
bersidang atau menyelesaikan masalah keadatan dalam mencari,
memformulasikan, atau merumuskan segala sesuatu untuk kemaslahatan Adat di
Luhak Kepenuhan.
Untuk itu, dalam menciptakan suasana dan kondisi yang lebih kondusif,
Rumah Adat memiliki beberapa ruang yang disesuaikan dengan tingkat
persidangan yang dilakukan dalam membicarakan Adat Luhak Kepenuhan.
Adapun bebera ruangan tersebut adalah sebagai herikut.
1. Ruang Ompek Bosa Di Balai
Ruangan Ompek Bosa di Bulai adalah tempat empat suku melakukan
pertemuan rutin, yaitu Suku Melayu, Suku Moniliang, Suku Kandang Kopuh, dan
Suku Pungkuik. Disini juga dijadikan tempat bersidang, yakni dalam ruang yang
telah disedikan. Dalam pertemuan Ompek Bosa di Balai selalu mengedepankan
kemaslahatan anak kemenakan dengan berpedoman kepada aturan adat yang
empat sebagai rujukan utamanya, bukan logika yang menjadi pertimbar utama.
2. Ruang Suku Nan Tujuh
Ruang Suku Nan Tujuh memiliki ruangan yang cukup luas. Hal ini
dikarenakan ada tujuh suku yang melakukan pertemuan di ruangan tersebut, yaitu
Suku Melayu, Suku moniliang, Suku Kandang Kopuh, Suku Pungkuik, Suku
Mais, Suku Kuti, dan Suku Ampu.
3. Ruang Tigo Piak
Adapun yang termasuk dalam suku Tigo Piak adalah Suku Bangsawan,
Suku Anak Raja, dan Suku Nan Soatuih. Di sini merupakan pengejawantahan dari

ii
keluarga kerajaan di Kepenuhan berdasarkan keputusan Musyawarah Besar tahun
1968.
4. Ruang Utama
Ruang utama berada pada pintu utama Rumah Adat. Ruangan ini
dipergunakan sebagai multi fungsi, khususnya bagi acara keadatan di Luhak
Kepenuhan. Di dalam ruangan utama ini sering dilakukan berbagai kegiatan, baik
oleh Ompek Bosa di Balai, Suku Nan Tujuh maupun Tigo Piak, serta suku lainnya
yang ada di Luhak Kepenuhan.
5. Ruang Museum
Ruangan museum merupakan ruangan tempat menyimpan berbagai
peninggalan sejarah di luhak Kepenuhan. Di dalam museum ini dapat dijumpai
benda-benda bersejarah, seperti pakaian adat, dan sebagainya. Dari museum ini
diharapkan seluruh masyarakat dapat mengetahui dan mengerti sejarah dan
perjalanan adat di Luhak Kepenuhan. Bagaimanapun pelestarian peninggalan
bersejarah merupakan hal yang harus ditingkatkan, karena masih banyak yang
harus dibenahi secara baik dengan adanya meseum rersebut.
6. Ruang Sekretariat
Rumah adat ini juga dilengkapi dengan ruangan sekretariat sebagai
tempat para pegawai yang ditunjuk lembaga membantu para pejabat adat dalam
menjalankan tugasnya. Secara resmi Rumah Adat ini dipergunakan oleh Lembaga
Kerapatan Adat Luhak Kepenuhan pada Bulan Agustus 1998, setelah Bupati
KDH TK II Kampar, Bapak Beng Sabli, meresmikan sekaligus pelantikan beliau
sebagai pejabat adat dengan Gelar Datuk Sri Maha Rajo.
Kegiatan peresmian lembaga dan pelantikan pejabat adat tersebut
dilaksanakan secara adat dengan sangat meriah. Seluruh anak kemenakan
diundang untuk hadir pada acara yang amat penting tersebut. Acaranya
berlangsung selama tiga hari tiga malam berturut-turut, serta dimeriahkan dengan
kegiatan seperti seminar adat, bokoba, maulud, ogong dan kesenian daerah lainya.
Hal ini menunjukkan bahwa semua pihak, mulai dari pucuk suku sampai
anak kemenakan punya andil untuk menciptakan suatu tatanan nilai yang selama
ini mereka harapkan. Jadi, untuk menciptakan adat yang dapat menyejukkan

ii
semua anak kemenakan tidaklah begitu sulit untuk ditegakkan, jika semua pihak
mau bersatu. Dengan adanya Rumah Adat di Luhak, Kepenuhan, hal tersebut
tentu memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Kepenuhan.
Di samping berbagai ruangan yang disebutkan di atas, Rumah Adat memiliki:
 Satu pintu utama dan satu pintu belakang,
 Lima pintu ruangan,
 Enam jendela bagian depan dan enam jendela bagian belakang,
 Dua jendela untuk masing-masing sisi kiri dan kanan, serta
 Tangga dengan jumlah lima anak tangga.

Masing-masing yang telah disebutkan memiliki pengertia dan makna.


Misalnya, enam jendela yang ada pada Rumah Ada melambangkan Rukun Iman,
sedangkan lima anak tangga padanya melambangkan Iukun Islam.
B. RUMAH ADAT PERNIKAHAN
Rumah Adat merupakan lambang pemersatu dari suku nan depuluh di
Luhak Kepenuhan dalam menjalankan roda keadatan. Selain itu, Rumah Adat
juga berupakan barometer aktivitas keseharian di Luhak Kepenuhan. Begitu pula
dengan Rumah Adat Pernikahan.

Yang dimaksud dengan Rumah Adat Pernikahan adalah tempat dimana


seorang suami harus dan berkewajiban menyediakan tempat tinggal keluarganya
setelah mereka menikah. Keberadaan Rumah Adat Pernikahan diwajibkan oleh
Lembaga Kerapatn Adat untuk disediakan sang suami untuk tempat tinggal
mereka sekeluarga Oleh Lembaga Kerapatan Adat ditetapkan bahwa selama tiga
tahun seorang suami harus sudai mendirikan rumah layak huni, sebelum mampu
mendirikan rumah idaman.
Adapun ketentuan atau persyaratan yang diberikan oleh Lembaga
Kerapatan Adat kepada sang suami adalah
1. Beratapkan pelepah kayu/daun
2. Berdidingkan lawak
3. Berlantaikan Papan.

ii
Ini merupakan syarat yang paling rendah yang diberikan oleh Lembaga
Kerapatan Adat Luhak Kepenuhan. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh
dari ketetapan Lembaga Kerapatan Adat tersebut, di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Keluarga yang baru menikah dapat menjalankan hidupnya secara
mandiri.
2. Menciptakan suatu kemandirian agar bendiri di atas kaki sendiri.
3. Supaya lebih mampu menata dan merencanakan hidup dan kehidupan
keluarga itu ke depan
Persyaratan tersebut merupakan persyaratan paling rendah, bukan
berarti tidak boleh sang suami mendirikan rumah yang lebih baik daripada yang
sudah ditetapkan Lembaga Kerapatan Adat. Hal ini dimaksudkan bahwa datuk
dan mamak adat sangat memperhatikan kemampuan anak kemenakannya.
C. RUMAH GODANG PESUKUAN
Rumah Godang Pesukuan adalah rumah yang diperuntukkan bagi setiap
suku di Luhak Kepenuhan. Fungsi dan manfaatnya sama dengan Rumah adat,
namun bedanya tidak memiliki ruang lain selain ruang utama tempat para
mamak/pajabat adat dalam suku beserta anak kemenakan membicarakan beberapa
agenda atau untuk pertemuan rutin bersama masing-masing suku.
Sampai saat ini, Rumah Godang Pesukuan di Luhak kepenuhan masih
mengguanakan Rumah Adat atau Rumah dari mamak atau datuk adapt. Hal ini
memang agak ganjil, namun itulah yang akan ditemui ditengah masyarakat
Kepenuhan. Kendati demikian, tentu tidak  seluruhnya berpandangan sama, ada
juga yang tetap menggunakan Rumah Adat untuk membicarakan adapt.
D. RUMAH GODANG INDUK PESUKUAN
Rumah Godang Induk Pesukuan adalah rumah yang dibangun atau
didirikan oleh anak kemenakan dalam induk masing-masing suku di Luhak
Kepenuhan. Rumah tersebut dimaksudkan sebagai tempat untuk membicarakan
segala sesuatu yang dianggap penting dalam induk tersebut.

ii
Untuk sementara, pertemuan para induk masing-masing suku masih
ditempatkan secara bergiliran mulai dari rumah induk, mato buah poik, sampai ke
rumah anak kemenakan. Ini dapat menjadi upaya mensosialisasikan adapt serta
menambah erat rasa kekelaurgaan dalam induk, terlebih lagi bagi semua suku di
Luhak Kepenuhan.
E. BALAI ADAT
Adapun pengertian Balai Adat di Luhak Kepenuhan adalah suatu tempat
yang dipergunakan khusus untuk bersidang dalam menyelesaikan perkara di
dalam tubuh adat maupun hal-hal yang terkait dengan kesukuan dan anak
kemenakan.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa Balai Adat sangat
berbeda dengan Rumah Adat. pemahaman ini sebenarnya hanya diketahui oleh
beberapa induk atau datuk dan beberapa anak kemenakan di Luhak Kepenuhan.
Untuk itu dibutuhkan adanya sosialisasi yang berkesinambungan untuk masa yang
akan datang.

ii
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan dari makalah ini yaitu bahwasanya di Luhak Kepenuhan ini


memiliki sejarah yang sangat penting terutama untuk masyarakat kepenuhan
tersebut, dan di kepenuhan ini juga terdapat lembaga adat dan lembaga
kemasyarakatan yang memiliki tugas masing - masing.
Dan untuk sistem ilmu pengetahuan tidak hanya ilmu pengetahuan nya
pun juga baik tidak hanya itu di kepenuhan juga ada terdapat berbagai kesenian
yang masih di lestarikan sampai sat ini oleh masyarakat. Dan untuk peralatan
kehidupan nya pun masih ada yang menggunakan alat tradisional salah satunya di
alat untuk memasak.

ii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.goriau.com/berita/baca/kepenuhan-bangkitkan-perayaan-idul-fitri-
secara-adat.html

http://luhakkepenuhan.blogspot.com/2013/07/rumah-adat-dan-balai-adat-
luhak_31.html

ii

Anda mungkin juga menyukai