Anda di halaman 1dari 10

ADAT DAN BUDAYA TIGO LUHAH TANAH SEKUDUNG

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS :

Adat dan Budaya Kerinci

DOSEN PENGAMPU :

Megi Vornika, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Gopan Pinea Riandi (2210402026)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberi kekuatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun Istilah-istilah
/ kebudayaan ditengah masyarakat Kabupaten Kerinci pada umumnya dan Tigo
Luhah Tanah Sekudung Siulak pada khususnya.

Buku kecil ini penulis beri judul “Mengenal Adat dan Kebudayaan Tigo Luhah
Tanah Sekudung Siulak”

Semua catatan didalam buku kecil ini penulis dapat dari para Petua masyarakat
Siulak, orang Adat, Alim Ulama dan cerdik pandai yang penulis jumpai. Catatan
didalam ini telah penulis susun sedemikian rupa, jadi benar atau salahnya catatan
ini merupakan rahasia Allah SWT, sedangkan penulis hanya menyusun
sedemikian rupa, dengan maksud dan tujuan untuk memaparkan istilah-istilah
yang kian usang, serta agar generasi muda Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak
mengenal kebudayaannya sendiri.

Akhir kata, selamat membaca, semoga menambah wawasan kita semua. Namun
penulis amat menyadari bahwa semua isi didalam buku kecil ini amat jauh dari
kata sempurna, oleh sebab itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaannya pada masa-masa mendatang.

Kerinci, 11 november 2023

Gopan Pinea Riandi

ii
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Tradisi masyarakat tigo luhah tanah sekudung ........................................... 2


B. Tugas dan fungsi pemangku adat dan sko dan anak batino ......................... 2

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................. 6
B. Saran ........................................................................................................ 6
C. Daftar Pustaka ........................................................................................... 7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kerinci adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jambi, Indonesia.
Kabupaten ini kaya akan keindahan alam, termasuk pegunungan, danau, serta hutan yang
menjadi rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna. Namun, selain keindahan alamnya,
Kerinci juga dikenal memiliki kekayaan budaya yang khas, yang diwariskan secara turun-
temurun oleh masyarakatnya.

Adat budaya Kerinci mencerminkan identitas dan kearifan lokal yang telah
berkembang selama berabad-abad. Sebagai masyarakat yang hidup di tengah-tengah alam
yang subur, adat budaya Kerinci juga sangat terkait erat dengan siklus alam dan
kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Oleh karena itu, penelitian mengenai adat budaya
Kerinci menjadi penting untuk memahami nilai-nilai, tradisi, dan norma-norma yang
membentuk kehidupan masyarakat di wilayah ini.

Salah satu aspek penting dari adat budaya Kerinci adalah sistem kekerabatan yang
kuat dan struktur sosial yang terorganisir. Nilai-nilai seperti gotong-royong, rasa saling
menghormati, dan kepedulian terhadap sesama menjadi dasar dalam kehidupan
masyarakat Kerinci. Selain itu, adat istiadat dalam perayaan upacara adat, seni
tradisional, dan cerita rakyat yang diwariskan dari generasi ke generasi juga menjadi
bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Kerinci.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana tradisi masyarakat tigo luhah tanah sekudung
B. Tugas dan fungsi pemangku adat dan sko dan anak batino

C. TUJUAN
A. Menjelaskan tradisi masyarakat tigo luhah tanah sekudung
B. Menjelaskan tugas dan fungsi pemangku adat tigo luhah tanah sekudung

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. TRADISI MASYARAKAT TIGO LUHAH TANAH SEKUDUNG SIULAK


Oleh : Zarmoni

Lain Lubuk Lain Ikan,


Lain Padang Lain Belalang,
begitulah bunyi peribahasa kuno
yang sering kita dengar. Begitu
juga dengan Adat istiadat di
bumi ini. Pada kesempatan ini,
kami mengajak kita semua
untuk mengenal Adat-Istiadat di
Tigo Luhah Tanah Sekudung
Siulak. Dalam berbagai acara di Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan.
Diantaranya adalah, istilah “Rumah Bertiang Berteganai”, apabila ada suatu acara dalam
suatu keluarga, maka harus memberi tahu kepada “Ninik Mamak”, pemangku Sko dalam
keluarga tersebut. Jika tidak, maka akan dikenakan sanksi adat yang berlaku dalam adat Tigo
Luhah Tanah Sekudung Siulak.
Dalam beberapa acara yang sering dilakukan dimasyarakatTigo Luhah Tanah Sekudung
Siulak, mempunyai tradisi masing-masing, diantaranya :

B. TUGAS DAN FUNGSI PEMANGKU SKO DAN ANAK BATINO

Sko adalah hak milik Anak Batino yang diberikan kepada anak jantan
yang dipercayai mampu mengayomi, memimpin (mengajun arah) anak buah
anak kemenakan, orang yang arif lagi bijaksana. Sko merupakan Kepala
Suku/pemimpin dalam suatu kalbu. Sko tidak bisa diberikan kepada
seseorang lelaki sembarangan, prinsipnya memakai sistim garis keturunan ibu
(matriliniar). Sko dapat dipindahkan dari seorang paman kepada kemenakan
sebagaimana yang disebut dalam Kajian Adat Tigo Luhah Tanah Sekudung
Siulak :
Naki Bukit Kejang Salepak, disitu bane baratumbuk tigo, sejaklah
ninek turun ka mamak, tibo dimamak turun ka kito 1

1
Zarmoni, Dasar-Dasar Adat Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak, Elang Gunung Percetakkan, 2014

2
Dalam satu Kalbu memiliki Depati, Ninik Mamak dan Anak Jantan (Hulubalang), Depati
dan Ninik Mamak mempunyai tugas untuk menyelesaikan permasalahan Anak Batino dari
kalbunya, sedangkan Hulubalang adalah benteng kalbu (Hulubalang tabin negeri). Seluruh biaya
dalam penaikan sko ditangung oleh anak batino secara iuran (pa gedang/pa kcik).
A. Tugas Depati Ninik Mamak
Depati Ninik Mamak bertugas mengajun arahkan, membimbing,
mengayomi, Anak Buah Anak Kemenakan didalam kalbunya masing-
masing (Umah Batiang Bataganai), memutuskan suatu perkara yang
terjadi didalam kalbunya. Seorang Depati Ninik Mamak (pemangku
sko) harus bisa memberi contoh yang baik (teladan) bagi anak buah
anak kemenakannya, dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang
terlarang seperti:
1. Disegi pakaian, seorang Depati Ninik Mamak tidak boleh
berpakaian mencolok seperti memakai celana pendek diatas lutut, atau menampakkan
aurat; justeru sebaliknya, seorang pemangku sko berwibawa, dan
berpenampilan yang sopan.
2. Disegi pergaulan, adab, dan tatakrama, seorang pemangku sko tidak
boleh berbohong, berdusta, mengadu domba anak buah anak
kemenakan, pesimis, berbicara kasar, sebaliknya seorang pemangku sko
senantiasa mengajak anak buah anak kemenakannya untuk sopan,
berakhlakul kharimah, memotivasi, dan mengajak amar ma’ruf nahi
munkar.
3. Disegi Ilmu, hendaknya pemangku sko berwawasan luas, mempelajari
Adat-Istiadat dalam kehidupan sehari-hari serta mengetahui hukum-
hukum adat dan agama, agar ketika anak buah anak kemenakan bertanya, ia bisa
memberi pendapat atau referensi mengenai adat dan kebudayaan didalam kalbunya,
serta mampu menjadi suluh bindang dalam negeri.
4. Disegi Agama seorang pemangku sko harus taat menjalankan perintah agama,
mengerjakan fardhu a’in dan fardhu kifayah, serta mengamalkan perbuatan yang baik
seperti sifat Rasulullah SAW.
5. Seorang pemakai
sko harus mengindahkan sirih
anak batino, apapun tujuan sirih
tersebut seperti “magih tau,
manggin, usai berselesai,
meminang, menunggu rumah
baru, mulang panyanda, dan lain
sebagainya”.
6. Tugas yang
berkenaan dengan ritual adat.
Seorang pemangku sko
diharapkan oleh anak batino bisa “Nimbang utang dan mintak ayie cinano” jika ia
tidak memiliki ilmu tentang itu, atas izinnyalah untuk menyuruh anak batino “Nyayo”
orang lain.

3
7. Kepala seorang pemangku sko sangat “sakral” tidak boleh dipegang-pegang
sembarangan oleh orang lain (kecuali suami isteri, itupun tidak didepan umum).
Bahkan kopian seorang pemangku sko berbilai “sakral” tidak boleh dipermainkan
oleh orang lain. Apabila kepala maupun peci/kopiah pemangku sko dipermainkan
oleh orang lain maka anak buah anak kemenakannya (hulubalang) akan membela/
menghukum orang tersebut.
B. Tugas Anak Batino
Anak Batino terbagi 3 macam :
1. Anak Batino Tuo, bertugas sebagai
Baliyan Salih di Rumah Gedang, sebagai
pemimpin bagi Anak Batino lainnya,
diantara anak batino pada umumnya anak
batino tuo sebagai wakil untuk menaikkan
Sko kepada anak jantan, menyampaikan
sembah bagi anak batino lainnya.

2. Anak Batino Dalam, yaitu yang “Berkembang lapik bakembang tika, bapiuk gedang
batungku jarang” ia yang menghuni Rumah Gedang,
menyambut tamu datang, melepas tamu pergi. Dalam upacara
adat, ia bertugas sebagai panitia, terutama bagian konsumsi dan
perlengkapan lainnya.
3. Anak Batino, selain anak batino tuo dan anak batino dalam,
seluruh anak batino memiliki tugas dan kedudukan yang sama.
Ketika ada upacara adat, seluruh anak batino suatu kalbu
membayar iuran (pa gedang pa kcik) untuk perhelatan tersebut.
Bergotong royong dalam bekerjasama, baik menyiapkan
konsumsi, maupun mendekorasi.

Kewajiban dan tugas anak batino pada umumnya


ialah :
1) Adat memberi tahu/menyirih anak jantan, ini adalah
tugas anak batino. Tidak boleh memakai permen atau
rokok sebagai pengganti. Sirih satu lembar diisi
pinang satu buah lalu dibalut dengan daun pisang
lipat tiga, lalu diikat dengan sobekan daun pisang.
2) Anak batino menghadap anak jantan pemangku sko
saat menyampaikan sirih maupun dalam duduk kerapatan (berunding/ upacara adat)
harus berpakaian sopan seperti memakai “trap/pramban” (sarung) dan berbaju kurung
serta memakai “tapu” atau berjilbab. Tidak diperkenankan anak batino menghadap
anak jantan berpakaian ketat (tidak senonoh). Dan duduk bersimpuh tidak diperkenan
duduk “silo” (bersila).

4
3) Silsilah kekeluargaan harus dipegang oleh anak batino seperti panggilan “Kayo”
kepada anak jantan yang memakai sko meskipun umur anak jantan tersebut lebih
muda dari anak batino, tidak dibenarkan anak batino menyebut anak jantan pemangku
sko dengan panggilan “iko”, “Mpun” dan kata-kata kasar lainnya.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara singkat, makalah ini menyoroti kekayaan adat dan budaya masyarakat
Kerinci di Provinsi Jambi, Indonesia. Adat Kerinci, yang mencakup nilai-nilai, tradisi,
dan seni khas, tidak hanya memperkaya identitas lokal tetapi juga menjadi bagian tak
terpisahkan dari keanekaragaman budaya Indonesia. Meskipun dihadapkan pada
tantangan globalisasi, pelestarian adat dan budaya Kerinci menjadi penting untuk
menjaga warisan berharga ini. Dengan melibatkan masyarakat, pemerintah, dan upaya
pendidikan, dapat diupayakan langkah-langkah konkret untuk merawat dan
mengembangkan kearifan lokal masyarakat Kerinci guna memastikan kelangsungan dan
keberlanjutan adat dan budayanya.

B. SARAN

Makalah ini akan membahas secara komprehensif tentang adat dan budaya tigo
luhah tanah sekudung di kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia. Fokus utama akan melibatkan
penjelasan mendalam mengenai nilai-nilai adat, aturan adat, dan tradisi budaya yang telah
membentuk identitas unik masyarakat Kerinci. Melalui analisis ini, kita akan menjelajahi peran
adat dan budaya dalam kehidupan sehari-hari, serta upaya pelestarian di tengah tantangan
globalisasi modern. Makalah ini bertujuan memberikan pemahaman yang mendalam tentang
kekayaan budaya Kerinci dan relevansinya dalam konteks sosial, dan lingkungan..

6
DAFTAR PUSTAKA

Retno Hendrati, Sejarah Kelas I Paket C setara SMU, Lubuk Agung, Bandung, 2002

Hafiful Hadi, https://www.facebook.com/groups


/381522091981064/permalink/841470462652889/

Mat Salim Gelar Depati Rajo Indah Tuo Susun Negeri, Wawancara Pribadi, Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai