Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“CIRI BUDAYA MASYARAKAT MAJEMUK DI


KEPULAUAN MALUKU BARAT DAYA DAN TANGGUNG
JAWAB MEMBANGUN KEUTUHAN SOSIAL BERBANGSA”

PANCASILA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III

1. Elipas Louk (202286012)


2. Petronela Lainata (202286021)
3. Aristobulus Kaya (202286003)
4. Marshanda Maulota (202286032)
5. Serli Imelda Dadiara (202286005)

PRODI AKUNTANSI
PSDKU MALUKU BARAT DAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PATTIMURA
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan tuntunan-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ciri Budaya Masyarakat Majemuk di Kepulauan Maluku Barat
Daya dan Tanggung Jawab Membangun Keutuhan Sosial Berbangsa" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Pancasila . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang ciri budaya masyarakt di kepulauan Aru bagi para pembaca dan juga bagi kami selaku penyusun.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Aholiab Watloly, S.Pak., M.Hum selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Pancasila . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tiakur , 16 November 2022

ii

ii
ii
DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………………………………...............................i
Kata Pengantar………………………………………………………………..............................ii
Daftar Isi……………………………………………………………………................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………............................. 1
B. Rumusan Masalah….........................................................................................................1
C. Tujuan………………………………………………………………….............................1
BAB II . PEMBAHASAN
A. Adat Budaya Masyarakat Di Kepulauan Maluku Barat Daya…….............................2
B. Pengertian Budaya dan Masyarakat Majemuk ..............................................................2
C. Ciri Budaya Masyarakat Di Kepulauan Maluku Barat Daya........................................2
D. Tanggung Jawab Membangun Keutuhan Sosial Berbangsa
Di Kepulauan Maluku Barat Daya…………………......................................................3
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….............................4
B. Saran …………………………………………………………………...............................4

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………................................iv


LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………....v

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan Indonesia mempunyai akar yang kuat pada kebudayaan masyarakat kepulauan. Kebudayaan,
khusus pandangan filsafat masyarakat kepulauan ini, namun demikian, tidak banyak diungkap didalam
penelitian-penelitian filsafat maupun budaya. Penulisan ini oleh karenanya ingin menggali dan
menjelaskan nilai-nilai filosofis yang membentuk konsep diri masyakat kepulauan. Epistemologi
digunakan sebagai objek formal penulisan, sementara yang menjadi obyek material adalah pandangan dan
cara hidup masyarakat kepulauan. Dari sudut pandang di atas, masyarakat di kepulauan Maluku Barat
Daya juga memiliki ciri budaya dan ciri hidup tersendiri yang merupakan warisan dari leluhur. Disamping
ciri budaya dan ciri hidup tersebut, masyakat dikepulauan Maluku Barat Daya juga memiliki tanggung
jawab membangun keutuhan sosial berbangsa.

B. Rumusan Masalah

Dalam menulis makalah ini, ada beberapa rumusan masalah yang harus di selesaikan, yaitu :
1. Bagaimana adat budaya masyarakat di kepulauan Maluku Barat Daya?
2. Apa yang di maksud dengan budaya masyarakat majemuk ?
3. Apa saja ciri budaya masyarakat di Kepulauan Maluku Barat Daya?
4. Bagaimana tanggung jawab membangun keutuhan sosial berbangsa di Kepulauan Maluku Barat
Daya?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas Pancasila
2. Untuk mengetahui adat budaya masyarakat kepulauan Maluku Barat daya
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan budaya masyarakat majemuk
4. Untuk mengetahui apa saja ciri budaya masyarakat dikepulauanMaluku Barat Daya
5. Untuk mengetahui tanggung jawab membangun keutuhan sosial berbangsa di Kepulauan Maluku
Barat Daya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Adat Budaya Masyarakat Di Kepulauan Maluku Barat Daya

Kabupaten Maluku Barat Daya adalah budaya ritual tiris sopi. Budaya tiris sopi merupakan budaya penghargaan
terhadap leluhur yang telah memperkenalkan budaya ini sebagai lambang kepercayaan adat yang dibingkai dalam
kehidupan budaya yang dianut oleh masyarakat Kecamatan Mdona Hyera Kabupaten Maluku Barat Daya. Secara
harafiah tiris adalah menghilangkan airnya dengan cara meneteskan terus-menerus, atau meteskan air sedikit demi
sedikit, (bocor, merembes, menetes,menitik). Sedangkan secara etimologis, sopi atau tua menu sekian dari nama
lokal untuk minuman khas tradisional yang diproduksi secara turun temurun oleh masyarakat yang ada diberbagai
pulau di Maluku Barat Daya, terlebih khususnya pulau kisar. Minumam tradisional adalah minuman yang
dihasilkan oleh pengolahan yang berasal dari pohon kelapa, koli, enau, atau racikan lainnya seperti, sopi, bobo,
balo, tuak, sageru. Pentingnya tiris sopi bagi masyarakat Maluku Barat Daya menyebabkan, budaya ini
telah menyatu dalam berbagai aktivitas masyarakat.Misalnya kematian, orang sakit, konflik, upacara perkawinan
adat, upacara pelantikan kepala klan (kepala soa/mata rumah) upacara pelantikan kepala desa, pembangunan rumah
tinggal, pembangunan tempat ibadah, mencari nasib di rantau; seperti studi lanjut, tes TNI, Polri, dan lain
sebagainya. K alwedo, adalah sebuah tanda salam persaudaraan dan salam perdamaian yang mempersatukan setiap
komunitas masyarakat kepualauan Babar dan Maluku Barat Daya (MBD) disetiap pulau yang ada di kepulauan
Maluku Barat Daya. Nilai-nilai Kalwedo, terabadikan di dalam sebuah adat dan budaya kehidupan yang disebut
Budaya Kalwedo, dengan dasar pemikiran, sejarah dan citarasa bahasa (semantic) yang mendalam. Nilai budaya
Kalwedo itu kemudian terimplementasi didalam berbagai sapaan kekeluargaan bersama yang bersifat lintas negeri
dan pulau, yaitu inanara ama yali (basudara laki dan perempuan). Kebudayaan Kalwedo merupakan ciri
kebudayaan yang sensitive konflik. Kebudayaan ini oleh masyarakat pendukungnya selalu diandalkan sebagai
kekuatan kultural untuk menyelesaikan berbagai persoalan diantara masyarakat kepulauan Maluku Barat Daya yang
bersifat antarpribadi, lintas negeri maupun lintas pulau di dalam zona kulturalnya yang luas dan utuh. Proses
pewarisan budaya Kalwedo selalu dilakukan melalui ritus adat, lakon kesehari-harian, dan pewacanaan dalam
berbagai bentuk permainan bahasa (language game) yang secara metafosir, mengesankan adanya keunikan nilai dan
kode kepribadian yang kaya. Pendukung budaya Kalwedo ini memahami bahwa Kalwedo tidak hanya memiliki
nilai-nilai sosial dalam penyelenggaraan praktis kehidupan sehari-hari, tetapi juga nilai-nilai religius yang sakral,
yang menjamin kedamaian, keselamatan abadi dan kebahagiaan hidup bersama sebagai orang bersaudara. 
B. Pengertian Budaya dan Masyarakat Majemuk

1. Budaya
Budaya ialah suatu cara hayati yang berkembang serta dimiliki sang sekelompok orang. lalu diwariskan pada
generasi selanjutnya. Budaya itu terbentuk berasal beberapa unsur yg rumit. antara lain yaitu istiadat norma,
bahasa, karya seni, sistem agama serta politik. Bahasa sama halnya menggunakan budaya, yakni suatu bagian
yg tidak terpisahkan dari manusia.

2. Masyarakat majemuk
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai macam karakteristik kebudayaan baik
perbedaan dalam bidang etnis, agama, golongan, tingkat sosial yang tinggi dalam suatu komunitas tertentu.

C. Ciri Budaya Masyarakat Di Kepulauan Maluku Barat Daya

Ciri budaya masyarakat di kepulauan Maluku Barat Daya ialah sebagai berikut :
1. Menjujung Tinggi
Dalam hal ini masyarakat di kepulauan aru sering berkumpul Bersama menari dan menyanyikan lagu daerah.
Kegiatan ini dinamakan Tambaroro

2. Relasi Sosial Masyarakat


Hubungan kekerabatan dan relasi sosial yang begitu tinggi dikenal dengan
sebutan pertemanan yang dianggap seperti dalam hubungan kekerabatan yang ditemui di
dalam pertemanan dua orang individu, sekalipun berbeda tempat tinggal, agama, latar
belakang lainnya seperti antar desa yang berbeda, dikenal dalam sebutan sahabat karib
atau kawan karib atau teman dekat atau sobat sering disebut dalam panggilan akrabnya
dengan Jo.

2
2
D. Tanggung Jawab Membangun Keutuhan Sosial Berbangsa Di Kepulauan Aru

Dalam membangun keutuhan sosial berbangsa masyarakat kepulaua aru terfokus pada pemanfaatan kekuatan
local wis-dom sebagai panduan utama masyarakat dalam menelusuri unsur kebangsaan yang merekat dari
kekuatan budaya, tentu pulau-pulau yang ada di Kepulauan Aru memiliki kekayaan budaya lokal sebagai filosofi
pemersatu masyarakat dari beragam kepulauan tersebut. Dari perspektif budaya lokal
masyarakat Kepulauan Aru memang terbingkai dari dua kekuatan besar secara geonologis yakni budaya Ursiuw
dan Urlim. Simbolisasi dari kedua makna ini tentu mewakili pulau-pulau yang ada di Kepulauan Aru. Sebagai
ragam dari unsur masyarakat yang memandang eksistensi pulau yang tidak terlepas dari laut sebagai kekuatan
budaya bahari, maka berkembang dalam masayrakat tradisi letay.Kata letay lebih dipersepsikan pada kearifan
tradisional dalam pembuatan belang; (dialeg ambon; sementara Aru; letay), atau makna disesuaikan sama dengan
pembuatan perahu. Tradisi ini menggambarkan sebuah kekuatan bersama dalam menyamakan seluruh ide,
gagasan dalam sistem sosial budaya masyarakat dalam melihat kebudayaan letay sebagai identitas masyarakat
Aru. Nilai-nilai yang melekat dari tradisi ini adalah, kebersamaan, pemeliharaan relasi sosial yang harmonis,
berbagi hidup, tolong-menolong, kerja sama dan lain-lain. Selain itu juga sebagai wilayah yang jauh dari pusat
modernisasi telah hidup juga kebudayaan Sitakaka Walike yang diartikan (Katong samua adalah satu;
mengandung unsur satu yang menunjuk pada penyatuan keberangaman masyarakat). Sikap hidup seperti ini
penting untuk terus dipelihara dan dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat termasuk dalam kehidupan
agama-agama yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan Aru,yang memberi ciri tersendiri bagi masyarakat di
Kepulauan Aru (Wempi, 2011).

3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya
Budaya ialah suatu cara hayati yang berkembang serta dimiliki sang sekelompok orang. lalu diwariskan pada
generasi selanjutnya. Budaya itu terbentuk berasal beberapa unsur yg rumit. antara lain yaitu istiadat norma,
bahasa, karya seni, sistem agama serta politik. Bahasa sama halnya menggunakan budaya, yakni suatu bagian
yg tidak terpisahkan dari manusia.

Masyarakat majemuk
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai macam karakteristik kebudayaan baik
perbedaan dalam bidang etnis, agama, golongan, tingkat sosial yang tinggi dalam suatu komunitas tertentu.

Ciri budaya masyarakat di kepulauan Aru ialah sebagai berikut :


 Memegang teguh/ Menghargai adat istiadat
Dalam hal ini masyarakat di kepulauan aru sering berkumpul Bersama menari dan menyanyikan lagu
daerah. Kegiatan ini dinamakan Tambaroro

 Relasi Sosial Masyarakat


Hubungan kekerabatan dan relasi sosial yang begitu tinggi dikenal dengan
sebutan pertemanan yang dianggap seperti dalam hubungan kekerabatan yang ditemui di
dalam pertemanan dua orang individu, sekalipun berbeda tempat tinggal, agama, latar
belakang lainnya seperti antar desa yang berbeda, dikenal dalam sebutan sahabat karib
atau kawan karib atau teman dekat atau sobat sering disebut dalam panggilan akrabnya
dengan Jo.

B. Saran

Selain untuk tugas kelompok, kami harap dengan adanya makalah ini , pembaca dapat mengetahui
ciri budaya masyarakat di kepulauan Aru dan tanggung jawab membangun keutuhan sosial berbangsa
di kepulauan aru dengan lebih jelas lagi.

4
DAFTAR PUSTAKA

Prof Aholiab Watloly, S.Pak. M.Hum ,. 2012 tentang “ Konsep Diri Masyarakat kepulauan” Ambon

Tim Pengajar Universitas Pattimura. 2014.Masyarakat Kepulauan Aru.

iv
Lampiran

Gambar 1.1. Tambaroro

Anda mungkin juga menyukai