DI BENGKULU
DISUSUN OLEH :
NAMA : RENITA
NPM : C1C022120
KELAS : 1C
DOSEN PENGAMPU :
ISMA CORYANATA S.E.M.SI.AK.CA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah “KUNJUNGAN RUMAH
PENGASINGAN BUNGKARNO” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian makalah ini saya buat, saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
saya. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi
yang kami angkat pada makalah ini, saya mohon maaf. Untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Landasan Teori.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................6
PENUTUP...................................................................................................................................6
A. Kesimpulan......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................7
LAMPIRAN................................................................................................................................8
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Perjuangan presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, saat memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda tidak dapat dilepaskan dari pengasingan-
pengasingan yang pernah dialaminya. Awalnya Bung Karno bersama dengan Maskoen
Soepriadinata dan Gatot Mangkoepradja pada tanggal 29 Desember 1929 ditangkap oleh
Belanda dan dijebloskan ke penjara Banceuy. Setelah diadili dan dinyatakan bersalah karena
melakukan tindakan yang meresahkan pemerintah Belanda akhirya beliau dipindahkan ke
penjara Sukamiskin di Bandung. Karena dirasa masih sangat vokal dan berbahaya bagi
pemerintahan Belanda, setelah bebas pada tanggal 31 Desember 1931, beliau kemudian
diasingkan ke daerah-daerah yang sulit di akses pada saat itu.
Penyambung lidah rakyat Indonesia ini pernah dikucilkan ke Ende, Nusa Tenggara Timur.
Selama di Ende Bung Karno mengalami sakit keras akibat wabah malaria. Tekanan untuk
memindahkan Bung Kanro dari Ende disuarakan oleh para tokoh di Batavia, salah satunya
oleh Mohammad Husni Thamrin. Thamrin yang pada saat itu merupakan
anggota Volksraad (Dewan Rakyat) melayangkan protes kepada pemerintah Belanda. Aksi
protes tersebut kemudian membuahkan hasil, Bung Karno dipindahkan dari Ende ke
Bengkulu sebagai tempat pengasingan selanjutnya. Selama pengasingannya di Bengkulu,
Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal pengusaha
yang bernama Tan Eng Cian. Tan Eng Cian menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan
pemerintahan kolonial Belanda.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah singkat rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu ?
2. Keadaan rumah pengasingan Bung Karno ?
3. Apa saja benda bersejarah yang ada dalam rumah Bung Karno ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah singkat pengasingan Bung Karno
2. Mengetahui keadaan rumah pengasingan Bung Karno saat ini
1
3. Mengetahui isi dari seluruh bagian yang ada didalam rumah pengasingan Bung
Karno
4. Menyelesaikan tugas Pancasila
2
BAB II
PEMBAHASAN
Rumah ini terletak di jantung Kota Bengkulu, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan
Gading Cempaka, yang menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di rumah
tersebut Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno (Bung Karno) diasingkan sejak
1938 hingga 1942.
Oleh masyarakat Bengkulu, awalnya Bung Karno dianggap sebagai orang aneh, sebab
sikapnya yang sangat berapi-api dalam menjalin korespondensi. Banyak masyarakat yang
takut dan menganggap Bung Karno akan memberikan pengaruh buruk. Meski diasingkan,
gerak geriknya untuk membangkitkan semangat masyarakat merdeka dari penjajahan bangsa
asing terus dilakukan. Beliau selalu mencari celah untuk memotivasi rakyat Bengkulu untuk
merdeka. Untuk mengatasi persoalan tersebut akhirnya Bung Karno merenovasi ulang masjid
yang terletak di Kelurahan Bajak. Tindakan beliau tersebut menarik banyak perhatian
masyarakat untuk bercakap-cakap dengannya. Untuk menarik pemuda, Bung Karno membuat
sebuah grup pertunjukan bernama Monte Carlo. Di pertunjukan musik dan drama ini, Bung
Karno menulis sendiri naskahnya. Ia memasukkan nilai-nilai sosial dan nasionalisme dengan
cara yang indah..
3
B. Rumah Pengasingan Bung Karno sebagai Cagar Budaya
Rumah bekas kediaman Bung Karno ini merupakan bangunan cagar budaya yang
dikelilingi oleh pagar dengan halaman luas. Dindingnya polos dan pintu masuk utama
berdaun ganda, begitu pula dengan jendela. Rumah tersebut memiliki atap berbentuk limas.
Bangunan utama terletak di tengah halaman, sedangkan paviliunnya ada di belakang
bangunan induk.Di dalam rumah pengasingan tersimpan beberapa benda peninggalan Bung
Karno, dari benda asli hingga benda tiruan yang menjadi saksi bisu sang Proklamator dalam
menyusun strategi-strategi perjuangan selama ia diasingkan.
Saat ini rumah tersebut dimiliki oleh keluarga Alm. Ki Agus Husin yang dikelola
oleh Dinas Pariwisara Provinsi Bengkulu. Tempat ini sangat terawat dan masih
memiliki arsitektur yang sama dari sejak Soekarno tinggal di sana. Rumah sederhana ini
menjadi saksi bisu Soekarno semasa menjalani masa pengasingannya. Terdapat banyak
cerita sejarah yang akan didapatkan oleh wisatawan yang berkunjung. Tempat yang
masih asri dan terawat ini sangat cocok untuk dikunjungi karena memiliki nilai sejarah
tinggi yang dapat menambah ilmu pengetahuan dan sejarah tentang Presiden Soekarno.
Rumah ini terletak di jantung Kota Bengkulu, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading
Cempaka, yang menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di rumah tersebut
Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno (Bung Karno) diasingkan sejak 1938
hingga 1942.
4
Kostum Monte Carlo
Buku karya Bung Karno
Surat Bahasa
Koleksi foto
4. Ruang Tidur Bung Karno dan Ibu Fatmawati :
Ranjang besi
Meja rias
Lemari Pakaian
Lukisan Fatmawati
Surat Cinta Bung Karno untuk Fatmawati
Buku Bacaan dalam Bahasa Belanda
5. Ruang Tidur Ratna Djuami dan Sukarti/Kartika :
Keduanya adalah anak angkat Bung Karno dan Inggit yang sangat di sayang.
Di kamar ini pula Omi mengajak teman dekatnya menginap dan tinggal Bersama
mereka. Teman dekat ini beernama fatmawati. Didalam kamar tersebut juga tedapat
lemari pakaian.
6. Bagian Belakang Rumah
Meja Makan
Sumur
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah ini terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Sukarno Hatta Kelurahan
Anggut Atas kecamatan Gading Cempaka. Awalnya, rumah tersebut adalah milik seorang
pedagang Tionghoa yang bernama Lion Bwe Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk
menempatkan Soekarno selama diasingkan di Bengkulu. Soekarno menempati rumah itu pada
1938-1942. Di rumah ini terdapat barang-barang peninggalan Soekarno. Ada ranjang besi
yang pernah dipakai Soekarno dan keluarganya, koleksi buku yang mayoritas
berbahasa Belanda serta seragam grup tonil Monte Carlo asuhan Soekarno semasa di
Bengkulu. Ada juga foto-foto Soekarno dan keluarganya yang menghiasi hampir seluruh
ruangan dan yang tidak kalah menarik adalah sepeda tua yang dipakai Soekarno selama di
Bengkulu.
6
DAFTAR PUSTAKA
Naredi, H., Andi, A., Rifkyansyah, H., Rizki, M., & Prayogi, Y. (2020). Pengasingan
Soekarno Tahun 1938-1942 Di Bengkulu. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(2), 94-101.
Setiyanto, A. (2018). Jejak Sejarah Bung Karno di Bengkulu. Tsaqofah Dan Tarikh: Jurnal
Kebudayaan Dan Sejarah Islam, 3(2), 129-148.
7
LAMPIRAN
8
Gambar 3. Lukisan Inggit Gambar 4. Kostum Monte Carlo
9
Gambar 5. Buku Bacaan Gambar 6. Lemari Pakaian
10