Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

OLEH:

1. NAUFAL NADHIF
2. NUR’ALDA WAN FITRI
3. SURYANI
4. USWATUN HASANAH

KELAS : XI-MIPA 3
GURU PEMBIMBING : KHAIRUL MASRI S.Pd

1
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-

Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis

telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan

yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung

merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan

dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.

Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,

baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik

yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan

menyempurnakan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
BAB. I PENDAHULUAN.................................................................................................... 4
A.        Latar Belakang........................................................................................................... 4
B.        Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
C.        Tujuan ....................................................................................................................... 4

BAB. II PEMBAHASAN.................................................................................................... 5
A. Aceh versus portugis dan VOC........................................................................................ 5
B. Perlawanan banten............................................................................................................ 5
C. Perlawanan goa................................................................................................................. 6
D. Rakyat riau angkat senjata................................................................................................ 7
E. Sultan agung vs j.p coen................................................................................................... 7
F. Maluku angkat senjata...................................................................................................... 8
G. Perlawanan pangeran mangkubumi dan mas said........................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 11
A. Kesimpulan...........................................................................................................
.... 11
B. Saran.....................................................................................................................
.. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perang melawan keserakan kongsi dagang terjadi karena untuk memperebutkan


kekuasaan. Malaka merupakan daerah perdagangan dunia sehingga dapat menarik bangsa
asing untuk memperebutkan wilayah malaka salah satunya portugis,setelah malaka jatuh ke
tangan portugis dan pada akhirnya vov berhasil menyingkirkan portugis dari malaka.Portugis
masuk ke kepulauan maluku dan memutuskan aktivitasnya di ternate dan terjadi persaingan
antara portugis dan spayol karena kapal-kapal portugis menembaki jung-jung dari banda yang
akan membeli cengkeh di tidore.

Pada sultan angung vs J.Ceon terjadi karena sultan angung ingin mempersatukan
seluruh tanah jawa, dan mengusir kekuasaan asing dari bumi nusantara.Tetapi tindakan voc
yang terus memaksa kehendak untuk kemunduran.Oleh karna itu, sultan agung merencanakan
serangan batavia. Memperebutkan posisi sebagai bandar perdagangan internasional.Oleh
karena itu,rakyat banten sering melakukan serangan serangan terhadap voc.

Pada uraian di atas menujukan salah satu perlawanan terhadap keziliman dan dominasi asing
yang menjajah bumi nusantara ini.Kekuatan penjajah itu telah merendahkan martabat bangsa
dan membuat penderitaan rakyat, sehingga perlawanan itu terjadi di berbagai daerah.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah:
1. Apa saja perlawanan yang di lakukan dengan kongsi dagang(voc)?
2. Apa saja dampak dari perlawanan yang di lakukan dengan kongsi dagang(voc)?

C.Tujuan Penulisan
Ada pun tujuan penulisan adalah untuk:
1. Untuk mengetahui apa saja perlawanan yang di lakukan dengan kongsi dagang(voc).
2. Untuk mengetahui apa saja dampak dari perlawanan yang di lakukan dengan kongsi
dagang(voc).

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aceh versus portugis dan VOC


Perlawanan pertama untuk melawan keserakahan kongsi dagang(abad ke-16 sampai
abad ke-18) terjadi di daerah aceh dengan nama perlawanan aceh versus portugis dan VOC
yang terjadi pada tahun 1511-1641. Tokoh yang terkenal dalam pemberontakan ini adalah
Sultan Iskandar Muda yang merupakan pemimpin aceh, sedangkan dari pihak portugis
dipimpin oleh Henrigus(1523) dan Sauza(1524) namun di bawah kepemimpinan mereka
berdua portugis dalam meluncurkan serang mengalami kegagalan. Permusuhan antara
portugis dengan aceh disebabkan oleh ketidaksukaan atau rasa iri terhadap aceh yang
berkembang pesat menjadi pusat perdagangan sehingga portugis ingin menghancurkan
aceh,dalam menghadapi portugis rakyat aceh melakukan beberapa upaya perlawanan
terhadap portugis, antara lain :
1. Melengkapi kapal-kapal dagang aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit.
2. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari turki
pada tahun 1567.
3. Mendatangkan bantuan persenjataan dari kalikut jepara.
Portugis dan aceh saling melancarkan serang, dampak yang harus diterima dari serang
tersebut antara lain hubungan aceh dan portugis semakin memburuk. Portugis tetap tidak bisa
menguasai aceh begitu juga aceh tidak dapat mengusir portugis dari malaka. Portugis dapat
pergi dari malaka karena VOC berhasil mengusirnya dari malaka.

B. Perlawanan Banten
Perlawanan Banten terhadap VOC terjadi sejak awal Belanda menginjakkan kaki di
Banten. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada
1656. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC dilakukan dengan cara merusak
kebun tebu, membantu perlawanan Trunojoyo, dan melindungi pelarian dari Makassar.
Kerajaan Banten juga berhasil menguasai sejumlah kapal VOC dan beberapa pos penting.
Pada 1680, Sultan Ageng kembali mengumumkan perang setelah terjadi penganiayaan
terhadap para pedagang Banten oleh VOC. Sayangnya, di Banten sedang terjadi perselisihan
antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan Haji, sehingga Belanda langsung
5
memanfaatkan momen tersebut. Belanda mendukung Sultan Haji yang lebih mudah
dipengaruhi untuk membantu kepentingan VOC. Akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa
digulingkan dan diasingkan, sementara Sultan Haji menjadi Raja Banten. Pada 1682, Sultan
Haji terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda yang isinya sebagai berikut. VOC
berhak atas monopoli perdagangan Banten menanggung semua ganti rugi perang Banten
merelakan Cirebon kepada VOC VOC berhak ikut campur dalam setiap urusan Kerajaan
Banten Pada 1695, kemerdekaan Kerajaan Banten telah diambil oleh VOC dan kedudukan
Belanda di Jawa semakin kuat.

C. Perlawanan GOA
Kesultanan Gowa-Tallo merupakan salah satu kesultanan terbesar di kawasan
Indonesia Timur pada sekitar abad 16 - 17 Masehi. Dalam buku Sejarah Indonesia Modern
1200-2004 (1981) karya M.C Ricklefs, disebutkan bahwa Kesultanan Gowa-Tallo memiliki
kekuatan militer yang harus diperhatikan lebih daripada musuh-musuh VOC lain di Maluku
Selatan. Selain itu, Gowa-Tallo memiliki kekuatan ekonomi perdagangan yang sangat kuat.
Kesultanan ini memiliki pelabuhan perdagangan internasional yang berada di Somba Opu
(pesisir Sulawesi Selatan). Kawasan Somba Opu dijadikan pula sebagai pusat pemerintahan
Gowa-Tallo serta kawasan yang menampung pedagang internasional. Kejayaan Gowa-Tallo
ketika berada dibawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1653-1669 M) membuat posisi
VOC di kawasan Indonesia Timur menjadi terancam. Rivalitas antara Gowa-Tallo dan VOC
semakin meruncing dan perang tak lagi bisa terelakkan. Dalam buku Islamisasi dan
Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, latar belakang
perlawanan Gowa-Tallo terhadap VOC, yaitu: VOC menginginkan Hak Monopoli
perdagangan di kawasan Indonesia Timur. VOC melakukan blokade terhadap kapal-kapal
yang akan berlabuh di Somba Opu. Untuk menghadapi tindakan VOC yang semena-mena,
Sultan Hasanudin memperkuat pasukan dengan memerintahkan kerajaan bawahan di Nusa
Tenggara untuk mengirimkan prajuritnya. Sedangkan di lain sisi, VOC menggunakan politik
Devide et Impera dengan meminta bantuan Arung Palaka dari Kesultanan Bone. Baca juga:
Perlawanan Aceh Terhadap Portugis dan VOC Arung Palaka menerima permintaan dari VOC
dengan alasan ingin membalas kekalahannya atas Gowa-Tallo dan merebut kembali
kemerdekaan Bone. VOC dibawah JC Speelman membawa sekitar 1900 prajurit dan 21
armada kapal perang. Ditambah lagi pasukan dari Bone dibawah pimpinan Arung Palaka.
Pertempuran berlangsung sengit selama 4 bulan dan Sultan Hasanuddin dipaksa
menandatangani perjanjian Bongaya yang intinya berisi : VOC diperbolehkan memonopoli

6
perdagangan di kawasan Indonesia Timur Semua orang asing diusir dari Gowa-Tallo, kecuali
VOC Gowa-Tallo mengganti biaya kerugian perang Beberapa wilayah kekuasaan Gowa-
Tallo diserahkan kepada VOC. Sultan Hasanudin pada awal 1668 membatalkan perjanjian
Bongaya yang sangat merugikan Gowa-Tallo. Pada 1669, Arung Palaka menyerang benteng
Somba Opu dengan kekuatan sekitar 7.000-8.000 pasukan. Arung Palaka dapat menaklukan
benteng Somba Opu dan Sultan Hasanudin beserta pasukannya melarikan diri hingga
meninggal pada tahun 1670.

D. Rakyat Riau Angkat Senjata

Rakyat riau tokoh-tokohnya adalah :


1. Raja siak
2. Sultan abdul jalil rahmat syah
Penyebab terjadinya perlawanan itu adalah pemaksaan monopoli dan tindakan
sewenang-wenang dari VOC. Adapun perlawanannya :
a. Sultan siak bernama panglima dan penasihat mengatur siasat baru voc harus di
lawan dengan tipu daya
b. Siak menggunakan siasat ‘hadiah sultan’
c. Sultan siak kembali ke siak dengan membawa kewenangan meskipun belum
berhasil mengusir voc dari malaka.

E. Sultan Agung

Perlawanan bangsa lokal melawan VOC sangat gempar terjadi di masa lampau. Salah
satu yang paling terkenal adalah Sultan Agung melawan Jan Pieteszoon Coen. Tujuan Sultan
Agung menyerang Batavia yang dikuasai VOC adalah agar dapat menakhlukan dan
mengancurkan kota tersebut. Menurut Siti Ma’rifah dalam Perlawanan Sultan Agung
Terhadap VOC 1628-1629 (2014), setidaknya ada beberapa hal yang membuat Sultan Agung
berani melawan VOC yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen beberapa di antaranya
adalah:
1. Kehadiran kompeni di Batavia membahayakan Kerajaan Mataram.
2. Ditolaknya permintaan Sultan Agung untuk meminjam bantuan. Angkatan Laut VOC
untuk menyerang Surabaya, Banten dan Banjarmasin.
3. Batavia dianggap sebagai kota yang merugikan kerajaannya.

7
4. Hubungan Kerajaan Mataram dengan Malaka dipersulit oleh Batavia. Salah satu cara
yang dilakukan adalah menghancurkan kota tersebut.
Penyerangan Sultan Agung atas VOC yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen terbagi
menjadi 2 penyerangan yakni pada tahun 1628 dan 1629. Penyerangan pada tahun 1628
dianggap gagal karena awalnya pasukan Mataram berhasil menyerang benteng namun tidak
mau mendekati Batavia karena banyaknya korban yang tewas.
F. Maluku Angkat Senjata
Awal mula Maluku angkat senjata dimulai saat masuknya Portugis di Maluku pada
tahun 1521 di wilayah Ternate. Menurut Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga
Kolonialisme (2020) karya Ahmad Fakhri Hutauruk, terjadi pertemuan antaa bangsa Spanyol
dan Bangsa Portugis hingga melahirkan perjanjian Saragosa dan Spanyol keluar dari Maluku.
Dengan keluarnya Spanyol dari Maluku, maka Portugis secara leluasa memonopoli
perdagangan di Maluku. Keserakahan dan ketamakan Portugis membuat rakyat Maluku
angkat senjata. Kedatangan Bangsa Belanda ke Maluku disambut dengan tangan terbuka. Hal
ini dikarenakan bahwa bangsa Portugis adalah bangsa yang dimusuhi oleh bangsa Maluku
dan bangsa Belanda. Hingga kemudian bangsa Maluku saling bekerja sama dengan bangsa
Belanda untuk mengusir bangsa Portugis Setelah Portugis meninggalkan Maluku pada tahun
1613, VOC merebut benteng Portugis yang disebut dengan Benteng Victoria. Hingga
kemudian mendirikan benteng baru yang dinamakan Benteng Oranje. Perlawanan Maluku
Menurut Miskuindu dalam Sejarah Nasional Indonesia (2019), awal dari Maluku mengangkat
senjata dimulai saat peperangan dipimpin oleh Kakikali pada tahun 1646 namun perlawanan
ini cepat dipadamkan oleh VOC.
Maluku angkat senjata melawan VOC yang paling fenomenal adalah di Tidore pada
tahun 1779. Perlawanan ini dipimpin oleh Sultan Nuku setelah tertangkapnya Sultan
Jamalludin. Sultan Nuku melakukan strategi Politik Devide et Impera, sama dengan taktik
yang dilakukan bangsa barat untuk melawan Belanda. Cara yang dilakukan adalah dengan
cara menghasut orang Inggris untuk mengusir VOC. Setelah berhasil, Sultan Nuku
menyerang bangsa Inggris untuk keluar dari Maluku. Upaya ini berhasil mempertahankan
Maluku dari bangsa barat hingga akhir hayatnya.
G. Perlawanan Pangeran Mengkubumi dan Mas Said

Perlawan terhadap VOC kembali terjadi di Jawa, kali ini dipimpin oleh bangsawan
kerajaan yakni Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said. Raden Mas Said adalah putera

8
dari Raden Mas Riya yang bergelar Adipati Arya Mangkunegara dengan Raden Ayu Wulan
putri dari Adipati Blitar. 
Raden Mas Said kemudian diangkat sebagai gandek kraton (pegawai rendahan di
istana) dan diberi gelar R.M.Ng. Suryokusumo. Raden Mas Said kemudian mengajukan
permohonan untuk mendapatkan kenaikan pangkat, namun justru mendapat cercaan dan
hinaan dari keluarga kepatihan, bahkan dikaitkaitkan dengan tuduhan ikut membantu
pemberontakan orang-orang Cina yang sedang berlangsung. Muncullah niat untuk melakukan
perlawanan terhadap VOC. Ia diikuti R. Sutawijaya dan Suradiwangsa pergi keluar kota
untuk menyusun kekuatan. Oleh para pengikutnya Mas Said diangkat sebagai raja baru
dengan gelar Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Senopati Sudibyaning Prang.
Hingga kini sebutan Mas Said yang sangat dikenal masyarakat yakni Pangeran
Sambernyawa.

Perlawanan Mas Said ternyata cukup kuat sehingga menjadi ancaman yang serius bagi
eksistensi Pakubuwana II sebagai raja di Mataram. Pada tahun 1745 Pakubuwana II
mengumumkan sayembara barang siapa yang dapat memadamkan perlawanan Mas Said akan
diberi hadiah sebidang tanah di Sukowati (di wilayah Sragen sekarang).
Mendengar adanya sayembara Pangeran Mangkubumi adik dari Pakubuwana II ingin
mencoba sekaligus menakar seberapa jauh komitmen dan kejujuran Pakubuwana II. Pangeran
Mangkubumi berhasil memadamkan perlawanan Mas Said. Ternyata Pakubuwana II ingkar
janji,  karena bujukan Patih Pringgalaya, Pakubuwana II tidak memberikan tanah Sukowati
kepada Pangeran Mangkubumi. 

Terjadilah pertentangan antara Raja Pakubuwana II yang didukung Patih Pringgalaya di


satu pihak dengan Pangeran Mangkubumi di pihak lain. Tiba-tiba dalam pertemuan terbuka
di istana itu Gubernur Jenderal Van Imhoff mengeluarkan kata-kata yang menghina dan
menuduh Pangeran Mangkubumi terlalu ambisi mencari kekuasaan. 

Hal inilah yang sangat mengecewakan Pangeran Mangkubumi segera meninggalkan


istana dan mengadakan perlawanan terhadap VOC. Pangeran Mangkubumi dan pengikutnya
pertama kali pergi ke Sukowati untuk menemui Mas Said. Kedua pihak bersepakat untuk
bersatu melawan VOC. Mangkubumi dan Mas Said sepakat untuk membagi wilayah
perjuangan. Raden Mas Said bergerak di bagian timur, daerah Surakarta ke selatan terus ke
Madiun, Ponorogo dengan pusatnya Sukowati. Sedangkan Mangkubumi konsentrasi di

9
bagian barat Surakarta terus ke barat dengan pusat di Hutan Beringin dan Desa Pacetokan,
dekat Pleret (termasuk daerah Yogyakarta sekarang).

Pada tahun 1749 dalam suasana perang sedang berkecamuk di berbagai tempat, terpetik
berita kalau Pakubuwana II jatuh sakit. Dalam keadaan sakit ini Pakubuwana II terpaksa
harus menandatangani perjanjian dengan VOC pada tanggal 11 Desember 1749 antara
Pakubuwana II yang sedang sakit keras dengan Gubernur Baron van Hohendorff sebagai
wakil VOC. Isi perjanjian antara lain :
1. Susuhunan Pakubuwana II menyerahkan Kerajaan Mataram baik secara de facto
maupun de jure kepada VOC. 
2. Hanya keturunan Pakubuwana II yang berhak naik tahta, dan akan dinobatkan oleh
VOC menjadi raja Mataram dengan tanah Mataram sebagai pinjaman dari VOC. 
3. Putera mahkota akan segera dinobatkan. 
Sembilan hari setelah penandatanganan perjanjian itu Pakubuwana II wafat. Tanggal 15
Desember 1749 Baron van Hohendorff mengumumkan pengangkatan putera mahkota sebagai
Susuhunan Pakubuwana III.
Pangeran Mangkubumi dan Mas Said sangat kecewa dengan adanya perjanjian tersebut,
sehingga keduanya harus meningkatkan perlawanannya terhadap kezaliman VOC.
Perlawanan Pangeran
Mangkubumi berakhir setelah tercapai Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari
1755. Isi pokok perjanjian itu adalah bahwa Mataram dibagi dua. Wilayah bagian barat
(daerah Yogyakarta) diberikanb kepada Pangeran Mangkubumi dan berkuasa sebagai sultan
dengan sebutan Sri Sultan Hamengkubuwana I, sedang bagian timur (daerah Surakarta) tetap
diperintah oleh Pakubuwana III.Sementara perlawanan Mas Said berakhir setelah tercapai
Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 yang isinya Mas Said diangkat sebagai
penguasa di sebagian wilayah Surakarta dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara
I.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Tujuan kedantangan belanda ke indonesia adalah untuk berdagang rempah-rempah.


Perang melawan keserakahan kongsi dagang(abad ke-16 samapi abad ke-18) di antaranya :
1. Aceh versus portugis dan VOC
2. Perlawan banten
3. Perlawanan goa
4. Rakyat riau angkat senjata
5. Sultan Agung Vs J.P Coen
6. Maluku angkat senjata
7. Perlawanan pangeran mengkubumi dan mas said

B. SARAN

Indonesia adalah negara yang kaya akan sejarah, budaya ras dan lainnya sebagai
warga negara yang baik tentunya kita harus menengok ke belakang bagaimana sejarah
nusantara terjadi agar menjadi pedoman dalam melaksanakann indonesia yang menghargai
sejarah bangsanya sendiri.
Karena itulah penyusun berharap agar sejarah dapat membuat seseorang berfikir lebih
bijaksana dalam memahami sejarah negaranya sendiri.

11

Anda mungkin juga menyukai