Anda di halaman 1dari 6

1.

Ruang Jaga Sel Militer


Ruang jaga sel militer merupakan salah satu ruang terluar yang terdapat pada
benteng Marlborough. Pada ruang ini terdapat beberapa gambar dan penjelasan umum
mengenai apa maksud awal kedatangan Inggris ke daerah Bengkulu pada tahun 1685,
yaitu untuk melakukan perdagangan rempah-rempah. Ditandai dengan perjanjian
Kerjasama antara perusahaan dagang Inggris EIC (East India Company) yang diwakili
oleh Ralph Ord dengan raja Bengkulu.
Terdapat juga penjelasan mengenai sejarah tentang Fort York, yaitu
merupakan benteng Inggris pertama dibangun di Sumatera. Tujuan berdirinya Fort
York sebagai wilayah pemukiman, kantor kongsi dagang, barak militer, dan benteng
pertahanan. Fort York diketahui sebagai cikal bakal terbentuknya benteng
Marlborough. Lalu penjelasan mengenai sejarah tentang benteng Marlborough
dibangun pada 1714. Nama Marlborough sendiri diambil dari nama Jenderal Inggris
terkenal, John Churchill Duke of Marlborough, yang hidup di awal abad ke-17.
Dalam proses pembangunannya yang memakan waktu hingga lima tahun, EIC
meminta bantuan dari rakyat Bengkulu. Pada pertengahan abad ke-18, Benteng
Marlborough mengalami perluasan dengan menambahkan gudang senjata dan
pemukiman.
Selain rempah-rempah, Bengkulu juga memiliki potensi sumber daya alam
lain, yaitu emas. Salah satu daerah yang memiliki banyak tambang emasnya adalah
Lebong. Pada saat kedantangan Inggris, Sebagian besar penduduk Lebong beralih ke
penanaman rotan, pala dan lada, sesuai keinginan EIC. Kegiatan penambangan hanya
dilakukan oleh segelintir penambang, yang kelak akan merangsang pengusaha
Belanda untuk mengejar urate mas di tambang emas kuno tersebut. Dalam ruangan ini
juga terdapat tulisan grafis tahanan, tulisan tangan tentara Belanda yang ditawan oleh
tentara Jepang. Tulisan tersebut menggambarkan betapa tertekan dan sengsaranya
kondisi mereka saat didalam penjara, sehingga ia menumpahkan perasaannya dengan
menorehkannya di dinding penjara.
2. Ruang Barak Militer EIC
Pada ruang ini terdapat foto-foto pemimpin tanah Bengkulu pada masa itu,
seperti Dipati Mariam di Merigi yang merupakan salah seorang pemimpin pribumi di
Bengkulu pada tahun 1870. Selain itu juga, terdapat penjelasan mengenai kerajaan-
kerajaan kecil di Bengkulu. Masyarakat daerah Bengkulu diketahui telah berdagang
dengan masyarakat daerah lain. Tetapi semenjak kedatangan perusahaan dagang
inggris (EIC), kebebasan masyarakat Bengkulu dalam berdagang mulai dibatasi.
Karena hal inilah, menimbulkan perlawanan dari masyarakat Bengkulu dan
menyebabkan kematian pangeran kerajaan Selebar.
Sekitar 100 meter dari benteng Marlborough, terdapat sebuah tugu yang
dinamakan tugu Thomas Parr. Monumen dengan luas 70 meter persegi dan tinggi 13,5
meter ini dibangun oleh pemerintah Inggris pada tahun 1808 untuk memperingati
Residen (Gubernur) Thomas Parr yang tewas di tangan rakyat Bengkulu.
Pembangunan monumen ini dilakukan oleh Pemerintah Inggris sebagai penghormatan
sosok Thomas Parr. onumen berbentuk tugu ini berdenah segi 8 dan mempunyai tiang
berbentuk bulat. Bagian atas tugu mempunyai atap yang berbentuk kubah. Sepasang
tiang menancap pada sudut bagunan sehingga membuatnya tampak sangat kokoh.
Terdapat informasi mengenai Tanam paksa yang dilakukan Belanda kepada
masyarakat Bengkulu pada tahun 1833. Masyarakat Bengkulu wajib untuk menanam
300 pohon kopi dan 250 batang pohon lada. Wajib tana mini tidak dapat berjalan
lancar karena penduduk tidak puas dengan perjanjian kerja yang diberikan.
Ketidakpuasan inilah yang menjadi sumber penyebab perlawanan pada colonial
Hindia Belanda. Perlawanan rakyat pegunungan suku Rejang terhadap Belanda juga
terjadi pada tahun 1838 yang mengakibatkan terbunuhnya Asisten Residen Boogard.
Perlawanan terus terjadi sampai tahun 1857. Perlawanan terhadap penjajahan juga
dilakukan oleh masyarakat Seluma dan sekitar kota Bengkulu dengan berhenti
menanam lada dan kopi sejak tahun 1845.

Anda mungkin juga menyukai