Anda di halaman 1dari 6

PERLAWANAN BANTEN

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERLAWANAN

1. Dilakukan sejak tahun 1619 oleh Kerajaan Banten saat VOC berusaha hendak merebut bandar
pelabuhan Merak, yang membuat orang Banten sangat marah dan menaruh dendam terhadap VOC.

2. Pada Desember 1627 orang-orang Banten merencanakan pembunuhan terhadap J.P. Coen. Tetapi
rencana itu bocor dan telah diketahui musuh. Kemudian mereka mengamuk dan membunuh
beberapa orang Belanda.

3. Tahun 1633, ketika VOC bertindak sewenang-wenang terhadap orang-orang Banten yang berlayar
dan berdagang di Kepulauan Maluku, maka pecah lagi peperangan antara Banten dan VOC.

4. Orang-orang Banten merasa harga diri mereka dilecehkan. Mereka adalah penganut Islam kuat dan
selalu memiliki semangat untuk menegakkan keadilan. Rakyat Banten menganggap orang-orang
Belanda adalah orang-orang yang akan merusak tatanan kehidupan di tanah Banten.

5. Pada saat kerajaan Sultan Ageng Tirtayasa karena tidak satu ideology dengan VOC maraknya terjadi
peperangan-peperangan yang dilakukannya melawan VOC atau Kompeni Belanda, baik di darat
maupun di laut.

6. VOC sering melakukan blokade yang merugikan banten

7. Politik devide et impera

PROSES PERLAWANAN

Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dibangkitkan oleh Abdul Fatah (Sultan Ageng Tirtayasa) dan
puteranya bernama Pangeran Purbaya (Sultan Haji). Sultan Ageng Tirtayasa dengan tegas menolak
segala bentuk aturan monopoli VOC dan berusaha mengusir VOC dari Batavia.

Tahun 1659 : perlawanan rakyat Banten mengalami kegagalan, yaitu ditandai oleh keberhasilan
Belanda dalam memaksa Sultan Ageng Tirtayasa untuk menandatangani perjanjian monopoli
perdagangan.

Tahun 1683 : VOC menerapkan politik adu domba (devide et impera) antara Sultan Ageng Tirtayasa
dengan puteranya yang bernama Sultan Haji, sehingga terjadilah perselisihan antara ayah dan anak.

Sultan Haji dibantu oleh VOC ketika mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa. Kemenangan Sultan Haji
atas bantuan VOC tersebut menghasilkan kompensasi dalam penandatanganan perjanjian dengan
kompeni. Perjanjian tersebut menandakan perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dapat
dipadamkan.
Pada tahun 1750, terjadi perlawanan rakyat Banten terhadap Sultan Haji (yang menjadi raja
menggantikan Sultan Ageng Tirtayasa), atas tindakan Sultan Haji yang sewenang-wenang terhadap
rakyatnya sendiri.

Perlawanan rakyat Banten ini dapat dipadamkan oleh Sultan Haji atas bantuan VOC. Sebagai imbalan
jasa, VOC diberi hak untuk memonopoli perdagangan di seluruh wilayah Banten dan Sumatera
Selatan.

DAMPAK PERLAWANAN BANTEN TERHADAP VOC

• Pelabuhan merak yang tadinya ramai menjadi sepi

• Hubungan antara banten dan VOC menjadi kurang baik

• Terjadi kekalahan dan sultannya terpaksa menandatangani monopoli

perdagangan

• Adanya rasa persatuan dan pantang menyerah yang harus diteladani

dalam melawan penjajah

TOKOH TOKOH PERLAWANAN

1. Sultan Ageng Tirtayasa melawan Sultan Haji yang bersekutu dengan VOC

2. Perlawanan rakyat seperti peristiwa geher Cilegon yang dipimpin oleh

KH WASJID

PERLAWANAN GOWA
Kesultanan Gowa berada di ujung selatan Sulwesi ( wilayahnya sekitar kota Makassar ). Kerajaan
Gowa memiliki kekuatan militer yang besar sehingga menjadi perintang monopoli Belanda. Kerajaan
Gowa juga merupakan pusat perdagangan gelap rempah-rempah. Penduduk Kerajaan Gowa terdiri
dari Suku Makassar. Di utara Kerajaan Gowa terdapat Kerajaan Bone yang penduduk aslinya adalah
Suku Bugis.

Masyarakat Gowa berprinsip hidup dengan

"Tanahku terbuka bagi semua bangsa"

"Tuhan menciptakan tanah dan laut, tanah dibagikannya untuk semua manusia & laut adalah milik
bersama"

dengan prinsip keterbukaan itu maka Gowa cepat berkembang sehingga dengan perkembangan yang
cepat membuat VOC ingin menguasai Kerajaan Gowa.

VOC

Melihat peran & posisi Kerajaan Gowa yang strategis, VOC berusaha keras memonopoli perdagangan
& menundukkan Kerajaan Gowa.

contoh : tahun 1634, VOC melakukan blokade terhadap Pelabuhan Somba Opu

SULTAN HASANUDDIN

Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa.

Sultan Hasanuddin mendapat julukan

" Ayam Jantan Dari Timur " Sultan Hassanudin menolak isi perjanjian Bongaya karena dianggap
perjanjian tersebut merugikan Kerajaan Gowa.

PERSEKUTUAN VOC DAN KERAJAAN BONE


Melihat perkembangan yang dari Kerajaan Gowa , VOC melakukan politik Devide et Impera dengan
Kerajaan Bone. Raja Bone bernama Aru Palaka bersama dengan VOC menyerang Kerajaan Gowa.

VOC menyerang Goa dengan pasukan ekspedisi yang berkekuatan 21 kapal yang mengangkut tentara
berkebangsaan Eropa , Para Serdadu Ambon , Aru Palaka dan anak buahnya dibawah pimpinan
Cornelis Speelman . Pada tahun 1666 meletuslah PERANG GOWA.

Pasukan Sultan Hassanudin terdesak , benteng - benteng diduduki pasukan Aru Palaka , salah satunya
adalah Benteng Rotterdam. VOC pun menang.

Perjanjian Bongaya 18 November 1667 Sultan Hasanuddin

1. Gowa Harus mengakui hak monopoli VOC

2. Wilayah Makassar dipersempit dengan wilayah terbatas pada Gowa

3. Gowa harus membayar biaya perang

4. Hasanuddin harus mengakui Aru Palaka sebagai Raja Bone

5. Gowa tertutup bagi orang asing selain VOC

6. Benteng-benteng yang ada harus dihancurkan , kecuali

benteng Rotterdam

PERLAWANAN RIAU

Latar Belakang

Pada masa itu VOC terus dipaksa untuk melakukan monopoli perdagangan. Selain ingin menguasai
malaka, VOC mulai menginginkan daerah kepulauan Riau. Karena adanya adu domba dan politik
pecah belah VOC kerajaan kerajaan kecil di Riau semakin terdesak dengan tindakan sewenang
wenang VOC. Oleh sebab itu, mereka mulai melakukan perlawanan

RAJA SIAK SRI INDRAPURA

Raja Kecik dari Johor yang mendirikan Kesultanan Siak Sri Indrapura pada tahun 1723 dan bertahan
sampai tahun 1946. Tahun tersbut dalah momentum pernyataan Sultan Siak bergabung dengan
Indonesia. Kesultanan Siak Sri Indrapura berkembang pesat dan mencapai puncaknya pada masa
Sultan Syarif Ali Abdul Jalil Ba'alawi yang bertahta pada tahun 1784 sampai tahun 1810. Pada masa itu
wilayah Kesultanan Siak Sri Indrapura mencakup daerah Kotapinang Pagarawan, Batubara Bedagai,
Kualuh dan Panai.

PROSES PERLAWANAN

1.Perlawanan Raja Siak memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. Setelah merebut Johor, ia
membuat benteng pertahanan di Bintar.

2.Dari pertahanan di pulau Bintan,Sultan Abdul Jalil memerintahkan Raja Lela Mud untuk menyerang
Malaka

3.Tahun 1751 terjadi perang melawan VOC.VOC dengan strategi perangnya memutus jalur
perdagangan menuju Siak.VOC mendirikan benteng pertahanan di sepanjang jalur yang
menghubungkan sungai Indragiri sampai pulau Guntuung

4. terjadi pertempuran sengit dipulau Guntung (1752-1753). kerajaan Siak kesusahan menembus
benteng pertahanan VOC yang dilengkapi meriam. Kerajaaan Siak lalu mundur

5. Raja Siak lalu pura pura menyerah pada VOC. Diadakan perundingan damai di Losi, pulau Guntung.
Pada perundingan ini sultan dipaksa untuk tunduk pada VOC, lalu sultan memberi kode untuk
menyerang VOC di Losi hingga akhirnya VOC berhasil disingkirkan.

DAMPAK PERLAWANAN RIAU

Terdapat dua dampak terjadinya peristiwa ini, yaitu dampak negatif dan dampak positif:

A. Dampak Negatif

Memecah belahkan Kerajaan Riau dan Warga Riau menderita kekalahan terhadap VOC.

B. Dampak Positif

Memicu semangat kemerdekaan bagi Warga Riau dan munculnya strategi perang baru bagi Riau.

TOKOH
1. Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah

Pada tahun 1751, ia melawan VOC setelah kematian ayahnya, VOC memutus jalur perdagangan
menuju Siak dan mendirikan benteng pertahanan. Pertempuran Punck terjadi di Pulau Guntung
(1752-1753) yang diperkuat dengan kapal perang "Harimau Buas"

Sultan diminta untuk berpura-pura damai dengan VOC yang dikenal dengan "Siasat Hadiah Sultan"
yang diadakan di Loji, Pulau Guntung. Lalu Sultan dipaksa untuk tunduk kepada VOC dan memberi
kode kepada anak buahnya untuk mengyergap. Loji dibakar dan Sultan kembali ke siak membawa
kemenangan.

2. Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah

Ia berhasil merebut Johor kemudian membuat Benteng Pertahanan di Pulau Bintan dan mengirim
pasukan dibawah komando Raja Lela Muda untuk menyerang Malaka bersama putranya Raja Indra
Pahlawan. Dalam suasana memanas, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat

Anda mungkin juga menyukai