Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SEJARAH

PERLAWANAN RAKYAT MAKASAR


TERHADAO VOC

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.

Kelas XI IPA 3

SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG


TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan
besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari
kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan
pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di
bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini
memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu
melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669)
terhadap VOCyang dibantu oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh
satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Perang Makassar
bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan
Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar.
Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya pada
abad ke-17.
Karena keberaniannya , Sultan Hasanudin mendapat julukan "Ayam Jantan
dari Timur". Julukan ini justru diberikan oleh lawannya yaitu Belanda, karena
merasakan bahwa perang dan perlawanan Sultan Hasanaudin adalah
perlawanan yang paling dahsyat yang dirasakan Belanda dibandingkan
perang-perang yang lain.
Sultan Hasanudin naik tahta sebagai raja Gowa ke-16 menggantikan
SultanMuhammad Said. Meskipun sebenarnya bukan putra mahkota, namun
pengalaman dan kemampuannya yang luas ditunjuk oleh Sultan Muhammad
Said menggantikan dirinya setelah wafat.
Karena tidak mau tunduk terhadap pemerintah kolonialis Belanda yang
berpusat di Batavia, Sultan Hasanudin berkali-kali mendapat serangan dari
pasukan Belanda yaitu penyerangan yang pertama terjadi pada tahun1660,
kedua terjadi tahun 1666, ketiga tahun 1667 dan keempat pada tahun1669.
Perang yang dilakukan oleh Sultan Hasanudin bukan semata-mata untuk
mempertahankan tanah air atau mengusir kaum imperialis, namun juga
membantu rakyat di luar kerajaannya yang mengalami tindakan kejam yang
dilakukan oleh Belanda. Dalam hal ini, pada bulan Maret 1645 Sultan
Hasanudin mengirimkan armada yang kuat terdiri dari 100 perahu untuk
membantu rakyat Maluku mengadakan perlawanan terhadap kekejaman
Belanda yang dikenal dalam sejarah sebagai "Perang Hongi".
Meskipun pada masa pemerintahannya berulang kali terjadi peperangan,
namun Sultan Hasanuddin bukanlah sosok pemimpin yang suka kekerasan dan
haus perang. Sifat humanismenya sebagai raja besar nampak pada
kesediaannya untuk menerima Perjanjian Bungaya pada tanggal 18 November
1667.
Dengan menerima perjanjian tersebut Sultan Hasanudin dapat mencegah
banyaknya korban jatuh di kedua belah pihak, apalagi ternyata pasukannya
harus berhadapan dengan bangsa sendiri yaitu Tidore, Ternate, Buton dan
Bone yang membantu Belanda. Penghentian sementara perang ini juga
merupakan strategi Sultan Hasanudin untuk mengatur nafas sebelum
menghadapi perang selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perlawanan rakyat Makasar terhadap VOC ?
2. Bagaimana perlawanan terhadapat kolonial Belanda ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai penyebab terjadinya perang
makassar
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai konflik yang
sering terjadi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perlawanan Rakyat Makassar


Pada abad ke 16 di Sulawesi Selatan muncul kerajaan-kerajaan kecil
seperti Luwu, Gowa, Wajo, Soppeng, Tallo dan Bone. Di antara enam kerajaan
kecil tersebut hanya Tallo den Gowa yang mengalam| perkembangan yang
peSat. Ibukota dari kerajaan Gowa berada di Somba Opu. Letak dari Kerajaan
Gowa sangat strategis yang berada di jalur perdagangan internasional. Somba
Opu merupakan tempat singgah dari pedagang dari barat ke Maluku dan
sebaliknya. Dengan demikian orang- orang Gowa sangat senang dengan
keterbukaan atau kebebasan dalam menjalankan perdagangan dan anti
terhadap monopoli. Hal ini yang menjadi salah satu faktor Kerajaan Gowa
menjadi kerajaan yang maju.
VOC yang melihat peran dan letak dari Kerajaan Gowa di jalur
perdagangan internasional membuat VOC ingin menaklukkan Kerajaan Gowa.
Untuk dapat melemahkan pbsisi Kerajaan Gowa dalam perdagangan
internasional maka VOC melakukan cara-cara yang sangat licik. Langkah-
langkah yang diambil oleh VOC pada dasarnya ingin melemahkan kekuatan
ekonomi dan mengisolir keberadaan Kerajaan Gowa dari perdagangan dunia.
Salah satu langkah yang digunakan oleh VOC adalah memblokade jalur
perdagangan yang akan menuju ke Gowa, baik itu dari arah timur atau barat,
dan berusaha untuk menangkapi kapal-kapal pribumi.
Raja Hasanuddin (Raja Kerajaan Gowa) tidak begitu senang dengan
tindakan yang dilakukan oleh VOC yang dinilai provokatif dan monopoli.
Raja Hasanuddin memerintahkan kepada pasukannya untuk mendirikan
benteng-benteng pertahanan di sepanjang pantai, danmengkoordinasikan
sekutu-sekutu dari Kerajaan Gowa yang menentang VOC. Untuk dapat
memecah kekuatan dari Kerajaan Gowa maka VOC menggunakan
siasat devide et impera.Raja Bugis dari Bone yang bemama Aru Palaka
dihasut oleh VOC untuk menentarig perlawanan Kerajaan Gowa.
Pada tanggal 7 Juli 1667, pasukan gabungan VOC muiai melakukan
serangan terhadap Kerajaan Gowa, sehingga meletusnya Perang Gowa.
Pasukan gabungan yang terdiri ataspasukan VOC yang dipimpin oleh Cornelis
Janszoon, pasukan Ambon yang dipimpin oleh Jonkef van Manipa, dan
pasukan dari Bone dipimpin oleh Aru Palaka mulai mengepung Kerajaan
Gowa. dan seg ala pehjuru.
Beberapa serangan dari pasukan gabungan ternyata mampu ditahan oleh
pasukan Gowa. Karena kalah jumlah dan persenjataan yang lebih canggih
membuat pasukan VOC mampu mendobrak masuk kedalam wilayah Kerajaan
Gowa. Kekalahan yang dialami oleh Kerajaan Gowa membuat Sultan
Hasanuddin harus menandatangani Perjanjian Bongaya. Isi dari Perjaniian
Bongaya yaitu sebagai Berikut :
1. Pengakuan hak monopoli Belanda.
2. Semua benteng harus dihancurkan kecuali benteng di Ujung Padang, yang
kemudian berubah meniadi benteng Rotterdam
3. Wilayah kekuasaan Makassar hanya Gowa, daerah Bone dipimpin oleh
Raja Aru Palaka.
4. Semua kapal dari Makassar tidak boleh berlavar kecuali atas ijin dari VOC
5. Kerajaan Makassar harus mengganti kerugian perang sebesar 250 ringgit.
Pada awalnya Sultan Hasanuddin tidak mau menandatangani Perjanjian
Bongaya karena isi perjanjian tersebut bertentangan dengan hati nurani. Pada
tahun 1668 Sultan Hasanuddin berusaha menggerakan rakyat untuk melawan
VOC. Namun perlawanan yang dilakukan oleh Sultan Hasanuddin dengan
mudah dipatahkan oleh VOC, sehingga Sultan Hasanuddin dengan terpaksa
menandatangani Perjanjian Bongaya.

B. Perlawanan terhadap Pemerintah Kolonial Belanda


1. Perlawanan Kerajaan Aceh
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda merupakan salah satu
perlawanan rakyat Indonesia yang paling lama dan tersengit dalam
melawan pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Perang Aceh terjadi pada
tahun 1873 Sampai 1904. Penyebab perang Aceh sendiri disebabkan
karena keinginan Belanda untuk dapat menguasai Kerajaan Aceh. Seperti
kita ketahui, Aceh merupakan pintu gerbang perdagangan ke Nusantara
setelah pelabuhan Malaka, sehingga tempat .tersebut dianggap strategis
dan ditambah lagi kekayaan alam yang dipunyai oleh Aceh.
Kerajaan Aceh merupakan kerajaan satu-satunya yang merupakan
kerajaan merdeka pada masa pemerintahan Raffles atau kolonial Inggris
dan hal tersebut dijamin oleh Inggris. Namun pada tanggal 2 November
1871, Belanda dan Inggris menandatangani perjanjian yang dinamakan
Traktrat Sumatra, jsi dari perjanjian-tersebut adalah pemberian kebebasan
bagi Belanda untuk memperluas daerah kekuasaan di Sumatra termasuk
Aceh. Dengan derhikian, Traktrat Sumatra merupakan ancaman bagi
Kerajaan Aceh, sehingga pemerintah Kerajaan Aceh mencari dukungan
kepada Turki, Konsul Italia, bahkan dengan Konsul Amerika Serikat di
Singapura. Tindakan yang dilakukan oleh Kerajaan Aceh membuat
pemerintah Kolonial Hindia Belanda geram dan marah sehingga pada
tanggal 26 Maret 1873 pemerintah Kolonial Hindia Belanda menyatakan
perang dengan kerajaan Aceh.
Pada tanggal 5 April 1873, pasukan Belanda di bawah pimpinan
Mayor Jenderal J.H.R. Kohler melakukan penyerangan terhadap ibu kota
istana kerajaan Aceh. Pada tanggal 14 April 1873, Masjid Raya
Baiturrahman dapat dikuasai Oleh pasukan Belanda tapi Mayjen Kohrer
tewas dalam pertempuran tersebut. Dengan dikuasainya Masjid Raya
Baiturrahman membuat Sultan Mahmud Syah (raja Aceh) meninggalkan
istana dan melanjutkan. perlawanan di luar kota. Penguasaan terhadap
Masjid Raya Baiturrahman menyebabkan tokoh-tokoh besar Aceh ikut
menyatakan perang terhadap Belanda, seperti Panglima Polim, Teuku
Imam Lueng Bata, Cut Banta, Teuku Cik di Tiro, Teuku Umar, dan
istrinya Cut Nyak Dien.
Setelah dapat menguasai Masjid Raya Baiturrahman, pasukan Belanda
mulai bergerak untuk dapat menguasai istana Kasultanan. Pada akhir
tahun 1873, Belanda melakukan serangan besar-besaran dengan mengirim
pasukan sebanyak 8.000 jiwa dibawah pimpinan Letnan Jenderal j. Van
Swieten. Pada awal tahun 1874, pasukan Belanda berhasil menduduki
Kasultanan Aceh dan menyebabkan Sultan dan pengikutnya meninggalkan
istana. Pada tanggal 28 Januari 1874, Sultan Mahmud Syah meninggal
dunia sehingga harus digantikan oleh putranya yang bernama Muhammad
Daud Syah.
Serangan terhadap pos-pos Belanda di Aceh mulai diperhebat setalah
Habib Abdurrachman (utusan Aceh terhadap negara Turki) tiba di Aceh.
Habib Abdurracman Cik Di Tiro, dan imam Leung Bata mempunyai
strategi untuk mengalahkan kekuasaan Belanda harus mengalahkan
mental pasukan Belandanya terlebih dahulu. oleh sebab itu pasukan Aceh
harus Menverang pos-pos pertahanan Belanda terlebih dahulu. perlawanan
rakyat Aceh yang begitu sulit dipadamkan oleh pasukan Belanda membuat
pemerintah Kolonial Belanda berusaha mencari kelemahan rakyat Aceh.
Untuk dapat menjalankan misi tersebut maka pemerintah Kolonial Hindia
Belanda mengutus sastrawan Belanda yang sedang mempelajari Islam
masuk ke dalam masyarakat Aceh, tokoh tersebut bemama Dr. Snouck-
Hurgronje. Agar identitas dirinya tidak diketahui maka ia menyamar
sebagai ulama Turki dengan nama samarannya yakni Abdul Gafar.
Hasil penelitian tentang masyarakat Aceh ditulis oleh .Dr. Snouck
Hurgronje dalam buku yang berjudul De Atjehers (Orang Aceh). Menurut
penelitiannya untuk dapat mengalahkan pasukan Aceh maka dipetakan
politik devide et impera atau politik adu domba. Hal tersebut dilatar
belakangi bahwa semua & keputusan Sultan tidak mempunyai kekuatan
tanpa persetujuan para kepala bawahannya dan ulama yang mempunyai
pengaruh besar terhadap rakyat yang dipimpinnya. Oleh sebab itu kaum
ulama yang mengorbankan semangat jihad harus dilawan dengan cara
bersenjata sedangkan kaum bangsawan diberikan kekuasaan dan
kedudukan di korps Pamong Praja di lingkungan pemerintahan Kolonial
Hindia Belanda.
Atas saran dan Dr. Snouck Hurgronje Belanda mulai merayu para
bangsawan Aceh. Banyak bangsawan Aceh yang terperdaya akan bujuk
rayu pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Kebijakan yang pilakukan oleh
pemerintah Kolonial Hindia Belanda ternyata juga dimanfaatkan oleh
teuku Umar untuk mendapatkan senjata dari pasukan Belanda. Pada bulan
Agustus 1893, tanpa sepengetahuan dari pihak siapapun, Teuku Umar ikut
bergabung dengan pihak Belanda dan kemudian diangkat menjadi
penglima militer Belanda. Teuku Umar kemudian diperintah
untuk menyerang pasukan Aceh dan diberikan pasukan semnyak 250
orang dengan persenjataan lengkap. Pada saat akan dimulainya
pertempuran, Teuku Umar membelot kepada Belanda dan kembali masuk
dalam pasukan Aceh dengan membawa persenjataan yang lengkap. Hal
inilah yang membuat pihak Belanda sangat marah kepada Teuku Uma
Di bawah kepemimpinan J.B van Heutz, pasukan Belanda berhasil
menyerang benteng pertahanan Aceh yang menyebabkan terpecahnya
pasukan Aceh. Pasukan yang dipimpin oleh Panglima Polim menyingkir
ke Aceh Timur sedangkan Teuku Umar menyingkir Ke Aceh Barat.
Pasukan Belanda ternyata lebih mempriotitaskan untuk melakukan
pengejaran terhadap Teuku Umar karena dianggap sebagai pembelot. Pada
tanggal 11 Februari 1899, dalam pertempuran di Meulaboh, Teuku Umar
gugur.
Sementara itu di Aceh Timur perlawanan Aceh masih sangat
sengit. Kegigihan perlawanan rakyat Aceh membuat pemerintah Kolonial
Hindia Belanda mulai menggunakan akal licik agardapat segera
menyudahi peperangan ini. Keluarga-keluarga dari pemimpin pasukan
Aceh satu persatuan ditahan agar dapat melemahkan
perlawanan rakyat Aceh. Pada tanggal 6September 1903 Panglima Polim
beserta 150 pasukannya menyerah kepada Belanda setelah
keluarganya ditahan oleh Belanda. Hal yang serupa juga
terjadi kepada Sultan Muhammad Daud Syah. Dengan ditangkapnya
Sultan Aceh menandakan berakhimya perlawanan Aceh dan hal tersebut
ditandai dengan penandatanganan Plakat Pendek antara Aceh dan Belanda
pada tahun 1904. Isi perjanjian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Aceh mengakui kedaulatan Belanda atas daerahnya.
2. Aceh tidak diperbolehkan berhubungan dengan bangsa lain selain
dengan pihak Belanda.
3. Aceh menaati perintah dan peraturan Belanda.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar
dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan
ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat
Sulawesi. Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang
dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi
pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene,
Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan
laut, kerajaan ini menjalin hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam
dari Gresik. Raja Ternate yakni Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk
Islam, tapi gagal. Baru pada masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan
Gowa Tallo agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.e-dukasi.met/mol/mo_full.php?moid=121&fname=sej107_10.htm
http://id.Wikipedia.org/wiki/kesultanan_Gowa
http://www.negarahukum.com/hukum/perang-makassar-studi-modern-awal-
kebiasaan-dalam-hukum-perang.html
http://ekorusdianto.blogspot.com/2011/06/perang-makassar-1669.html

Anda mungkin juga menyukai