TERHADAP VOC
kelompok : 07
1.M. fatih al adiyat
2.Ahmad Ramadhan umar
3.Dedek adrian saputra
4.Aliyul azim
LATAR BELAKANG
TERJADINYA PERLAWANAN
Kerajaan Gowa terletak di tengah-tengah lalu-
lintas pelayaran dan perdagangan yang ramai antara
Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur.
Kerajaan ini menjadi pusat perhubungan antara
Pulau Jawa, Pulau Kalimantan dengan Kepulauan
Maluku yang menjadi surganya rempah-rempah. Faktor
inilah yang membuat kongsi dagang Hindia-Belanda
ini ingin menguasai dan memonopoli perdagangan di
wilayah ini.
VOC dibawah JC Speelman membawa sekitar 1900 prajurit dan 21 armada kapal
perang.
VOC yang melihat Kerajaan Gowa memperkuat pasukan tidak tinggal diam. VOC
juga menjalin kerja sama dengan Kerajaan Bone yang sebelumnya memiliki
hubungan kurang baik dengan Kerajaan Gowa. Hal inilah yang dimanfaatkan
oleh VOC untuk menghimpun kekuatan untuk menghancurkan Kerajaan Gowa.
Namun, armada militer Kerajaan Gowa masih terlalu tangguh untuk dihancurkan
VOC dan para sekutunya
Pada 1663, pemimpin Kerajaan Bone yang bernama Arung Palakka melarikan diri
ke Batavia untuk menghindari kejaran tentara Kerajaan Gowa. Di pusat
pemerintahan Hindia-Belanda itu ia berlindung sekaligus meminta bantuan
yang jauh lebih besar dari VOC untuk menghancurkan Kerajaan Gowa
proses & strategi
perlawanan
Setelah 3 tahun, pada 24 November tahun 1966 pun terjadi pergerakan besar-
besaran yang dilakukan pasukan VOC di bawah pimpinan Laksamana Cornelis
Janszoon Speelman. Armada laut VOC meninggalkan pelabuhan Batavia menuju ke
Sombaopu (ibukota Gowa).
Pada tanggal 19 Desember 1666 armada VOC yang kuat ini sampai di depan
Sombaopu, ibukota dan sekaligus pelabuhan Kerajaan Gowa. Speelman mula-mula
mau menggertak Sultan Hasanudin, namun karena Sultan Hasanuddin tidak
gentar Speelman segera menyerukan tuntutan agar kerajaan Gowa membayar
segala kerugian yang berhubungan dengan pembunuhan orang-orang Belanda oleh
orang Makassar.
Maka terjadilah tembak-menembak dan duel meriam yang seru antara kapal-
kapal armada VOC dengan benteng-benteng pertahanan kerajaan Gowa.
Akhirnya, setelah tak kuat menahan gempuran dari VOC dan pasukan Kerajaan
Bone, Sultan Hasanuddin pun dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada
18 November 1667.
PERJANJIAN BONGAYA YG
INTINYA BERISI:
KESIMPULAN
Hasrat VOC untuk menguasai
perdagangan rempah di
Nusantara selalu memicu
konflik terhadap masyarakat di
daerah yang dikunjunginya.