Anda di halaman 1dari 2

Perlawanan Kesultanan Gowa Makassar

Kesultanan Gowa-Tallo merupakan salah satu kesultanan terbesar di kawasan Indonesia


Timur pada sekitar abad 16 - 17 Masehi. Kesultanan Gowa-Tallo memiliki kekuatan militer
yang harus diperhatikan lebih daripada musuh-musuh VOC lain di Maluku Selatan.
Selain itu, Gowa-Tallo memiliki kekuatan ekonomi perdagangan yang sangat kuat.
Kesultanan ini memiliki pelabuhan perdagangan internasional yang berada di Somba Opu
(pesisir Sulawesi Selatan).Kawasan Somba Opu dijadikan pula sebagai pusat pemerintahan
Gowa-Tallo serta kawasan yang menampung pedagang internasional.

Latar belakang perlawanan Gowa-Tallo


Kejayaan Gowa-Tallo ketika berada dibawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1653-1669
M) membuat posisi VOC di kawasan Indonesia Timur menjadi terancam. Rivalitas antara
Gowa-Tallo dan VOC semakin meruncing dan perang tak lagi bisa terelakkan. Dalam buku
Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman,
latar belakang perlawanan Gowa-Tallo terhadap VOC, yaitu:
 VOC menginginkan Hak Monopoli perdagangan di kawasan Indonesia Timur.
 VOC melakukan blokade terhadap kapal-kapal yang akan berlabuh di Somba Opu.
 Untuk menghadapi tindakan VOC yang semena-mena, Sultan Hasanudin memperkuat
pasukan dengan memerintahkan kerajaan bawahan di Nusa Tenggara untuk
mengirimkan prajuritnya.

Sedangkan di lain sisi, VOC menggunakan politik Devide et Impera dengan meminta bantuan
Arung Palaka dari Kesultanan Bone
Arung Palaka menerima permintaan dari VOC dengan alasan ingin membalas kekalahannya
atas Gowa-Tallo dan merebut kembali kemerdekaan Bone.
Perlawanan Gowa-Tallo terhadap VOC
VOC dibawah JC Speelman membawa sekitar 1900 prajurit dan 21 armada kapal perang.
Ditambah lagi pasukan dari Bone dibawah pimpinan Arung Palaka.Pertempuran berlangsung
sengit selama 4 bulan dan Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya
yang intinya berisi :
VOC diperbolehkan memonopoli perdagangan di kawasan Indonesia Timur
Semua orang asing diusir dari Gowa-Tallo, kecuali VOC
Gowa-Tallo mengganti biaya kerugian perang
Beberapa wilayah kekuasaan Gowa-Tallo diserahkan kepada VOC
Akhir perlawanan
Sultan Hasanudin pada awal 1668 membatalkan perjanjian Bongaya yang sangat merugikan
Gowa-Tallo. Pada 1669, Arung Palaka menyerang benteng Somba Opu dengan kekuatan
sekitar 7.000-8.000 pasukan.

Arung Palaka dapat menaklukan benteng Somba Opu dan Sultan Hasanudin beserta
pasukannya melarikan diri hingga meninggal pada tahun 1670.

Anda mungkin juga menyukai