Sedangkan di lain sisi, VOC menggunakan politik Devide et Impera dengan meminta bantuan
Arung Palaka dari Kesultanan Bone
Arung Palaka menerima permintaan dari VOC dengan alasan ingin membalas kekalahannya
atas Gowa-Tallo dan merebut kembali kemerdekaan Bone.
Perlawanan Gowa-Tallo terhadap VOC
VOC dibawah JC Speelman membawa sekitar 1900 prajurit dan 21 armada kapal perang.
Ditambah lagi pasukan dari Bone dibawah pimpinan Arung Palaka.Pertempuran berlangsung
sengit selama 4 bulan dan Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya
yang intinya berisi :
VOC diperbolehkan memonopoli perdagangan di kawasan Indonesia Timur
Semua orang asing diusir dari Gowa-Tallo, kecuali VOC
Gowa-Tallo mengganti biaya kerugian perang
Beberapa wilayah kekuasaan Gowa-Tallo diserahkan kepada VOC
Akhir perlawanan
Sultan Hasanudin pada awal 1668 membatalkan perjanjian Bongaya yang sangat merugikan
Gowa-Tallo. Pada 1669, Arung Palaka menyerang benteng Somba Opu dengan kekuatan
sekitar 7.000-8.000 pasukan.
Arung Palaka dapat menaklukan benteng Somba Opu dan Sultan Hasanudin beserta
pasukannya melarikan diri hingga meninggal pada tahun 1670.