Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

KERAJAAN GOWA

KELOMPOK 5

ANGGOTA :

1. DESWINA AYU NINGTIAS


2. INDAH MAULIDA
3. MUH. HARYA WAHYU F
4. ZHIDAN HANAFI

Kelas : XI-11

Pelajaran : Sejarah
LATAR BELAKANG
Kejayaan Gowa-Tallo ketika berada dibawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1653-1669 M) membuat posisi VOC di
kawasan Indonesia Timur menjadi terancam. Latar belakang perlawanan Gowa-Tallo terhadap VOC, yaitu VOC
menginginkan hak monopoli perdagangan di kawasan Indonesia Timur serta VOC melakukan blokade terhadap kapal-kapal
yang akan berlabuh di Somba Opu.
Untuk menghadapi tindakan VOC yang semena-mena, Sultan Hasanudin memperkuat pasukan dengan memerintahkan
kerajaan bawahan di Nusa Tenggara untuk mengirimkan prajuritnya. Sedangkan di sisi lain, VOC menggunakan
politik devide et Impera dengan meminta bantuan Arung Palaka dari Kesultanan Bone. Arung Palaka menerima permintaan
dari VOC dengan alasan ingin membalas kekalahannya atas Gowa-Tallo dan merebut kembali kemerdekaan Bone.
Dengan demikian, latar belakang  terjadinya perlawanan Gowa atau Makassar adalah VOC menginginkan hak monopoli
perdagangan di kawasan Indonesia Timur dan VOC melakukan blokade terhadap kapal-kapal yang akan berlabuh di Somba
Opu.

STRATEGI DALAM MELAWAN VOC

Sultan Hasanuddin merupakan sultan ke-16 yang memerintah Kesultanan Gowa pada tahun 1653-1669. Gowa
merupakan salah satu kesultanan di Makassar bersama dengan Tallo kedua kerajaan ini sering disebut dengan kesultanan
Makassar. Masa pemerintahan dari Sultan Hasanuddin, kesultanan ini terlibat perang dengan VOC. Strategi dari
perlawanan Hasanuddin, dimana Gowa menerapkan stratgei perang maritim dalam mempertahankan pengaruh dan
kendalinya dari jarahan VOC. Adapun yang dilakukan ialah:

• Menyerang VOC dan melindungi kapal-kapal niaga Gowa


• Menggangu kapal-kapal VOC di perairan Gowa
• Menerapkan rute perhubungan baru (Sombaopu-Bone-Buton-Timur)
• Menaklukan Buton yang menjadi basis VOC

Pertahanan jalur laut dilakukan demi stabilitas ekonomi rakyat dan kesultanan, yang banyak berlangsung melalui jalur
laut.
Dengan demikian, strategi perlawanan Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur ialah dengan menerapkan
stratgei perang maritim tentunya hal ini dilakukan dengan memperhitungkan posisi stratgeis yaitu penguasaan niaga
wilayah timur Nusantara.

PERJANJIAN DENGAN VOC

Perjanjian Bongaya menandai kemenangan VOC atas pasukan Hasanuddin dalam Perang Gowa. Tentara VOC yang
dipimpin oleh Cornelis Janszoon Speelman diperkuat oleh pengikut Aru Palaka serta ditambah dengan orang-orang Ambon
di bawah pimpinan Jonker van Manipa. Kekuatan VOC tersebut menyerang pasukan Gowa dari berbagai penjuru
hingga pada akhirnya VOC berhasil mendesak pasukan Sultan Hasanuddin. Benteng pertahanan Gowa di Somba Opu dan
Barombong pun berhasil diduduki oleh pasukan Aru Palaka. Sultan Hasanuddin kemudian dipaksa untuk menandatangani
Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Isi dari Perjanjian Bongaya adalah sebagai berikut.

• Makassar harus mengakui monopoli VOC.


• Wilayah Makassar dipersempit hingga tinggal Gowa saja.
• Makassar harus membayar ganti kerugian perang.
• Hasanuddin harus mengakui Aru Palaka sebagai raja Bone.
• Gowa tertutup bagi orang asing selain VOC.
• Benteng-benteng yang ada harus dihancurkan, kecuali Benteng Rotterdam.

Dengan demikian, beberapa isi dari Perjanjian Bongaya adalah Gowa mengakui monopoli VOC, Gowa membayar kerugian
perang, VOC membangun benteng-benteng di Makassar, dan Gowa mengakui kedaulatan Bone.
PENYEBAB KEKALAHAN GOWA

Kekalahan Sultan Hasanuddin dari kerajaan gowa dalam peperangan melawan VOC disebabkan oleh VOC mendapat
dukungan dari Aru Palaka, Raja Kerajaan Bone. Ketika Sultan Hasanuddin melakukan berbagai persiapan, VOC juga
melakukan hal yang sama, yakni dengan melancarkan politik devide et impera terhadap Aru Palaka. Aru Palaka, yang
pernah menjadi tahanan bagi Kerajaan Gowa-Tallo bersama keluarganya pun dengan senang hati bersekutu dengan VOC.
Setelah mendapat dukungan Aru Palaka, pimpinan VOC, Gubernur Jenderal Maetsuyker memutuskan untuk segera
menyerang Gowa. Dikirimlah pasukan ekspedisi yang terdiri atas tentara VOC di bawah pimpinan Cornelis Janszoon
Spelman, orang-orang Ambon yang dipimpin Jonker van Manipa, dan pasukan Bugis Bone yang dipimpin oleh Aru Palaka.
Pada 7 Juli 1667, meletus Perang Gowa, di mana kekuatan VOC menyerang pasukan Gowa dari berbagai penjuru.
Meski telah berjuang sekuat tenaga, Sultan Hasanuddin tetap kewalahan karena pasukan gabungan lawan dilengkapi
dengan peralatan senjata yang lebih lengkap.
Benteng pertahanan tentara Gowa di Barombang akhirnya diduduki Aru Palaka, yang menandai kemenangan pihak VOC.
Pada 18 November 1667, Sultan Hasanuddin kemudian dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya, yang salah satu
isinya Gowa harus mengakui hak monopoli VOC. Sultan Hasanuddin menolak untuk melaksanakan isi Perjanjian Bongaya,
yang sangat merugikan Makassar. Lantas mengirimkan beberapa orang utusan ke pedalaman untuk menyerukan agar
seluruh rakyat mengadakan pemberontakan. Akan tetapi, usaha ini cepat tercium oleh Belanda, sehingga Speelman segera
meminta bantuan dari Batavia.
Pada 1668, Sultan Hasanuddin memimpin perlawanan Makassar terhadap VOC untuk yang kedua kalinya.
Namun, perlawanan ini segera dipadamkan, bahkan benteng pertahanan rakyat Gowa, yang kemudian diberi nama
Benteng Rotterdam, jatuh dan dikuasai oleh VOC. Dengan sangat terpaksa, Sultan Hasanuddin harus mengakui
kekalahannya dan melaksanakan Perjanjian Bongaya.

Anda mungkin juga menyukai