Dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (1981) karya M.
C Ricklefs, disebutkan bahwa Kesultanan Gowa-Tallo memiliki kekuatan militer yang harus diperhatikan lebih daripada musuh-musuh VOC lain di Maluku Selatan.
Selain itu, Gowa-Tallo memiliki kekuatan ekonomi perdagangan yang sangat
kuat. Kesultanan ini memiliki pelabuhan perdagangan internasional yang berada di Somba Opu (pesisir Sulawesi Selatan).
Kawasan Somba Opu dijadikan pula sebagai pusat pemerintahan Gowa-Tallo
serta kawasan yang menampung pedagang internasional.
elain itu, Gowa-Tallo memiliki kekuatan ekonomi perdagangan yang
sangat kuat. Kesultanan ini memiliki pelabuhan perdagangan internasional yang berada di Somba Opu (pesisir Sulawesi Selatan). Kawasan Somba Opu dijadikan pula sebagai pusat pemerintahan Gowa- Tallo serta kawasan yang menampung pedagang internasional.
Latar belakang perlawanan Gowa-Tallo
Kejayaan Gowa-Tallo ketika berada dibawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1653-1669 M) membuat posisi VOC di kawasan Indonesia Timur menjadi terancam.
Rivalitas antara Gowa-Tallo dan VOC semakin meruncing dan perang
tak lagi bisa terelakkan. Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, latar belakang perlawanan Gowa-Tallo terhadap VOC, yaitu:
VOC menginginkan Hak Monopoli perdagangan di kawasan
Indonesia Timur. VOC melakukan blokade terhadap kapal-kapal yang akan berlabuh di Somba Opu.
Untuk menghadapi tindakan VOC yang semena-mena,
Sultan Hasanudin memperkuat pasukan dengan memerintahkan kerajaan bawahan di Nusa Tenggara untuk mengirimkan prajuritnya.
VOC dibawah JC Speelman membawa sekitar 1900 prajurit dan 21
armada kapal perang. Ditambah lagi pasukan dari Bone dibawah pimpinan Arung Palaka. Pertempuran berlangsung sengit selama 4 bulan dan Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya yang intinya berisi :
VOC diperbolehkan memonopoli perdagangan di kawasan
Indonesia Timur Semua orang asing diusir dari Gowa-Tallo, kecuali VOC Gowa-Tallo mengganti biaya kerugian perang Beberapa wilayah kekuasaan Gowa-Tallo diserahkan kepada VOC Akhir perlawanan
Sultan Hasanudin pada awal 1668 membatalkan perjanjian
Bongaya yang sangat merugikan Gowa-Tallo. Pada 1669, Arung Palaka menyerang benteng Somba Opu dengan kekuatan sekitar 7.000-8.000 pasukan. Arung Palaka dapat menaklukan benteng Somba Opu dan Sultan Hasanudin beserta pasukannya melarikan diri hingga meninggal pada tahun 1670.