Anda di halaman 1dari 2

Nama : Cholina Tsabitha Aurelia

Kelas : XII MIA 2


No Absen : 08
Mapel : Bahasa Indonesia

Perjuangan Hassanudin
Sultan Hasanuddin adalah pahlawan nasional yang memimpin Kesultanan Islam
Gowa-Tallo. Sultan Hasanuddin berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Sultan Gowa yang
terlahir dengan nama Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto
Mangape ini mendapat julukan "Ayam Jantan dari Timur". Julukan ini disematkan karena
sosoknya yang berani dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Kesultanan Gowa menjadi jalur lintas perdagangan, sekaligus pusat perhubungan.


Jalur pelayaran ini menghubungkan perdagangan antara pulau Jawa, Kalimantan, dan
Maluku. Penyebab Sultan Hasanuddin melakukan perlawanan, karena VOC ingin menguasai
rempah-rempah di perairan Sulawesi dan Maluku. VOC merupakan kongsi dagang yang
dibuat oleh Belanda. Adanya VOC ini untuk menggabungkan usaha dan mengurangi
persaingan pedagang Eropa lainnya. Tetapi, VOC melakukan monopoli perdagangan rempah-
rempah. Kesultanan Gowa Tallo menolak monopoli perdagangan.

“Sultan Hassanudin, sebaiknya kita melakukan monopoli perdagangan saja agar semakin jaya
kedepannya” Ucap Laksamana Cornelis

“Untuk itu tidak akan ku lakukan Laksamana” Teriak Sultan Hassanudin

Kemudian kerajaan mengumpulkan kekuatan dan menyiapkan armada untuk melawan


VOC. Sultan Hasanuddin melakukan persiapan perang dan mempersatukan kerajaan-kerajaan
di sekitar Gowa. Salah satu pemberontak Sultan Hasanuddin adalah Arung Palakka. Arung
Palakka berasal dari Kerajaan Bone, yang memiliki hubungan kurang baik dengan
Kesultanan Gowa. Konflik antara dua kerajaan inilah yang akhirnya dimanfaatkan oleh VOC.

Arung Palakka melarikan diri ke Batavia, untuk menghindari dari kejaran Kesultanan
Gowa. Kemudian, Arung Palakka meminta bantuan VOC menghancurkan Kesultanan Gowa.

“Wahai Arung Palakka, kita hancurkan bersama saja Kesultanan Gowa”.

“Ide yang bagus, mari kita siapkan alat perang untuk mengepung Kesultanan Gowa.
Haa..Haa..Haa..” Sambil tertawa jahat.

Terjadi perang di tahun 1966 antara VOC di bawah pimpinan Laksamana Cornelis
Janszoon Speelman. Armada VOC kemudian pergi dari Batavia ke Sombaopu, ibukota
Gowa.

“Semuanya sudah siap?!!! Arung Palakka, tetap waspada kita akan sampai di Sombaopu..”
Kata Laksamana Cornelis yang ingin memulai perang.

“Siap, langsung kita kepung Kesultanan Gowa bersama”.


Terjadi Perang Makassar yang berlangsung dari tahun 1.666 hingga 1669. Perang
tersebut melibatkan VOC yang ingin mengepung Kesultanan Gowa. Terjadi pertempuran
besar-besaran antara VOC dan Kerajaan Bone melawan Kesultanan Gowa.

“SERRRAAANNGGGG..!!!!” Kata Arung Palakka sambil menondongkan senjatanya.

“Jleebb.. Jleebb..” Pasukan VOC dan pasukan Bone menancapkan pedang ke pasukan
Kesultanan Gowa.

“Bagusss! Kesultanan Gowa mulai melemah. Haa..haa..haa..”

“Lanjutkan pasukanku, kalahkan Kesultanan Gowa.”

“SIAAAPPP..!!” Ucap pasukan VOC dan pasukan kerajaan Bone dengan sangat
bersemangat.

Pertempuran yang berlangsung lama akhirnya membuat posisi Kesultanan Gowa kian


lemah.

“Baiklah semuanya, akan aku tanda tangani Perjanjian Bongaya ini” Kepasrahan Sultan
Hassanudin karena kekalahannya ini.

Inilah yang kemudian membuat Sultan Hasanuddin terpaksa melakukan perjanjian


dengan VOC. Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November
1667. Isi perjanjian itu adalah: Sultan Hasanuddin diwajibkan memberi kebebasan pada VOC
untuk berdagang di kawasan Makassar dan Maluku VOC memegang monopoli perdagangan
Indonesia bagian Timur, terutama Makassar Kerajaan Bone yang diserang Sultan
Hasanuddin, dikembalikan pada Aru Palaka yang diangkat menjadi Raja Bone Isi perjanjian
Bongaya yang sangat merugikan posisi Kesultanan Gowa ini, membuat perlawanan terhadap
penjajahan Belanda kembali muncul. Hingga akhir hayatnya, Sultan Hasanuddin terus
melakukan perlawanan pada Belanda. Pada 12 Juni 1670, Sultan Hasanuddin wafat karena
menderita penyakit ari-ari.

Anda mungkin juga menyukai