Beberapa perlawanan yang dilakukan rakyat pribumi terhadap VOC antara lain sebagai berikut.
Perlawanan Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kesultanan Mataram
Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten
Perlawanan Trunajaya, Putra Bupati Madura
Perlawanan Sultan Hassanudin dari Makassar
Perlawanan Untung Surapati dari daerah Banten
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC dilakukan melalui 2 cara. Yaitu melalui jalur diplomasi dan berperang menggunakan senjata.
Berikut merupakan uraian singkat tentang perjuangan rakyat Indonesia dan beberapa pahlawan yang memberikan perlawanan terhadap VOC.
1
Banten sehingga sering menimbulkan perselisihan diantara keduanya. Permusuhan ini semakin meningkat pada masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa (1651-1682) dan setelah dikuasainya Jayakarta (Batavia) oleh VOC pada 1619.
Perlawanan Sultan Ageng dapat dilumpuhkan setelah VOC dibawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen melakukan politik adu domba. Sultan
Ageng di adu domba dengan anaknya yang bernama Sultan Haji. Sultan Haji mendapatkan bantuan VOC untuk memaksa ayahnya turun tahta
kesultanan. Sebagai imbalannya, Sultan Haji harus menandatangani sebuah perjanjian yang isinya tentang Penyerahan beberapa bagian daerah
kekuasaannya kepada VOC.
Sultan Haji mendapatkan bantuan dari pemerintah Benalnda untuk mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan bantuan tersebut, pada
tahun 1681 Sulatan Haji menyerang Sultan Ageng Tirtayasa. Akhirnya pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa dapat ditangkap dan di bawa ke
Batavia ditahan sampai meninggal pada tahun 1692.
TRUNOJOYO (MADURA)
Setelah Sultan Agung wafat, Sunan Amangkurat I menggantikan posisinya. Namun, Sunan Amangkurat lebih berpihak kepada VOC
sehingga membuat pejabat tidak puas dengan sikap pemimpinnya. Salah satunya adalah Trunajaya, Putra Bupati Madura. Trunajaya melakukan
perlawanan pada tahun 1674 dan berhasil merebut Mataram. Sunan Amangkurat I melarikan diri bersama putranya yang bernama Adipati Anom.
Tetapi dalam perjalanannya Sunan Amangkurat I meninggal di Tegal Arum.
Kedudukan Sunan Amangkurat digantikan oleh Adipati Anom. Setelah menjadi sultan, Adipati Anom bergelar Amangkurat II. Untuk
menghadapi perlawanan Trunajaya, Adipati Anom minta bantuan ke VOC. Berkat bantuan VOC perlawanan Trunajaya dapat dilumpuhkan.
PERLAWANAN SULTAN HASANUDDIN (KESULTANAN MAKASSAR)
Makassar adalah kesultanan yang terletak di antara jalur pelayaran dari Malaka ke Maluku. Pusat pemerintahannya adalah di Sombaopu.
Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 11 januari 1631, dia merupakan putera dari Sultan Malik Asy-Said, Raja Gowa ke- 15. Nama lengkap
Hasanuddin adalah I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Gelar Hasanuddin adalah Tumenanga Ri Balla
Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan sultan Hasanuddin saja.
Semangat jihad yang telah tertanam didalam jiwanya sejak masih kanak-kanak kelak membuatnya menjadi pemimpin yang sangat berani,
tegas dan mencintai kesyahidan. Hal ini terbukti saat memimpin rakyatnya melawan penjajah VOC sehingga Belanda sendiri menyebut beliau
sebagai De Haantjes van Het Oosten, yang memiliki arti “Ayam Jantan Dari Timur”.
Sepeninggal ayahnya, Hasanuddin menjadi raja Gowa ke-16. Saat itu VOC tengah giat berusaha menguasai perdagangan rempah-
rempah. Upaya ini mendapat tentangan dari kerajaan-kerajaan di seluruh Nusantara, tak terkecuali kerajaan Gowa yang juga menguasai jalur
perdagangan di wilayah Timur Indonesia.
Tahun 1666, Laksamana Cornelis Speelman memimpin satu armada kapal perang untuk menundukan kerajaan-kerajaan kecil di
Sulawesi. Namun menundukan Gowa ternyata sangat sulit. Bahkan kerajaan Islam ini berusaha mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil di
Indonesia bagian timur untuk melawannya. Pertempuranpun tak bisa dihindarkan. VOC sempat kewalahan dan meminta bantuan armada perang
dari Batavia. Kekuatan pun menjadi tidak imbang. Akhirnya Gowa terdesak dan melemah hingga pada 18 November 1667, Gowa bersedia
mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya.
Perjanjian ini tidak bertahan lama disebabkan Belanda berkhianat. Hasanuddin mengobarkan api jihad kembali. VOC kembali kewalahan
menghadapi serbuan Mujahidin Gowa yang dipimpin Sultan Hasanuddin. Batavia segera mengirim kembali armada dan pasukan perang ke
Sulawesi Selatan untuk membantu angkatan perang yang ada di sana. Pertempuran berjalan dengan sengit. Tak lama kemudian seiring dengan
datangnya bantuan dari Batavia, VOC akhirnya mampu menerobos benteng Sombaopu, benteng terkuat kerajaan Gowa pada 12 Juni 1669. Sultan
Hasanuddin pun Gugur.
PERLAWANAN UNTUNG SUROPATI (BANTEN)
Untung Suropati merupakan putera Bali yang menjadi prajurit VOC di Batavia. Ketika Untung Suropati mendapat tugas untuk
memadamkan perlawanan rakyat Banten, ia berhasil menangkap Pangeran Purbaya. Meskipun Untung Suropati telah menangkap Pangeran
Purbaya, ia tidak tega untuk membunuh Purbaya sehingga dituduh sebagai pengecut oleh sesama opsir Belanda.
Antara tahun 1686 sampai 1706, Untung Suropati dan kawan-kawannya menyingkir ke Mataram dan bekerja sama dengan Sunan Mas atau
Amangkurat III untuk melakukan perlawanan terhadap kompeni Belanda (VOC) dan membangun pertahanan yang berpusat di Pasuruan (Jawa
Timur) dan dinobatkan menjadi Adipati dengan gelar Aria Wiranegara. Wilayah kekuasaan Untung Suropati meliputi Blambangan, Pasuruan,
Probolinggo, Bangil, Malang, dan Kediri.
Pada tahun 1705, kompeni Belanda secara sepihak mengangkat Pangeran Puger sebagai Sunan Pakubuwana I untuk menggantikan
Amangkurat III atau Sunan Mas. Pada saat Sunan Mas diturunkan oleh kompeni Belanda, ia bergabung dengan Untung Suropati.
Pada tahun 1706, wilayah pertahanan Untung Suropati diserbu oleh kompeni Belanda. Ketika pertempuran sengit terjadi, Untung Suropati gugur di
Bangil dan Amangkurat III atau Sunan Mas tertangkap, kemudian diasingkan ke Sri Lanka.
Cinta tanah air merupakan perasaan yang harus dimiliki dan menjadi bagian setiap individu untuk Negara dan bangsanya. Sikap cinta
tanah air yang dimiliki setiap individu dapat tercermin dari perilaku untuk membela dan melindungi tanah air, rela berkorban demi kepentingan
bangsa serta menjaga harkat dan martabat diri sendiri serta tanah air. Dalam konteks Perlawanan para pahlawan melawan VOC ini, para pahlawan
rela melakukan itu semua sebagai bentuk cinta tanah air. Rela menjadi tawanan perang, dan bahkan gugur.
2
Cinta tanah air juga sebagai perilaku mencintai wilayah sebagai bangsa, sehingga para pahlawan selalu siap membela tanah air terhadap
segala bentuk intervensi. Dalam cerita sejarah perlawanan VOC, para pahlawan jelas tak membiarkan VOC semena-mena terhadap bangsa kita,
olehnya itu, para pahlawan selalu siap menumpahkan darah untuk berjuang mempertahankan keutuhan bangsa.
GOTONG ROYONG
Para penjajah menggunakan politik adu domba untuk merusak keutuhan dan kepercayaan para pahlawan satu sama lain. Dengan adanya
gotong royong dan saling percaya, Para pahlawan dengan sukarela menggunakan seluruh tumpah darah berjuang untuk mengusir penjajah dan
melawan kekejaman VOC, tentu saja menggunakan taktik gotong royong. Dengan adanya gotong royong, semangat dalam kebersamaan serta
saling bahu membahu demi memperjuangkan serta mempertahankan keutuhan tanah air.
Pada perjuangan para pahlawan Indonesia melawan VOC, berbagai bentuk nilai persahabatan tercipta didalamnya. Karena sama-sama
memiliki rasa kepahitan terjajah oleh bangsa asing, maka para rakyat bahu membahu saling tolong menolong karena peduli dengan kesengsaraan
yang sama, membentuk rasa persaudaraan yang kuat dan rela berjuang bersama hingga titik darah menghabisan, demi bersama-sama
mewujudkan kemerdekaan di tanah air sendiri.
GOTONG ROYONG
Gotong royong adalah ciri khas bangsa Indonesia dan merupakan wujud implementasi dari sila ketiga pancasila yaitu persatuan
Indonesia. Bagi pelajar, sikap ini adalah karakter yang wajib dimiliki karena merupakan nilai dasar unggulan bangsa Indonesia yang bisa jadi tidak
dimiliki oleh bangsa lain. Gotong royong juga memupuk rasa peduli dan kemanusiaan dengan diiringi sikap tolong menolong dan kesukarelaan.
Beberapa hal yang bisa ditanamkan dari nilai gotong royong adalah memperbanyak kegiatan sosial bersama serta memberi keteladanan.
Diantaranya saling bahu membahu ketika ada yang terkena musibah, saling menjaga dan menggunakan fasilitas umum agar tetap bisa digunakan
oleh siapapun.
RELA BERKORBAN
Sikap rela berkorban juga adalah sikap yang muncul dalam aksi hiroik para pahlawan. Sikap rela berkorban bisa kita implementasikan
dengan berbagai bentuk kesediaan dan keikhlasan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain. Beberapa implementasinya Antara lain membayar
pajak dengan ketentuan yang berlaku. Agar penggunaan pajak bisa direalisasikan dalam bentuk fasilitas umum yang dapat dipergunakan untuk
semua masyarakat secara umum melalui iuran wajib yang kita bayarkan.
3
menghormati hak-hak orang lain, memuji keberhasilan orang lain serta tak sungkan memberi kritikan yang membangun agar orang lain termotivasi
dan bangkit dari kegagalannya, dan yang terutama adalah menghargai setiap pendapat orang lain.