Anda di halaman 1dari 4

Keberadaan VOC di Nusantara sangat mengganggu serta merugikan rakyat pribumi.

Oleh sebab itu, rakyat pribumi memberanikan diri


untuk melawan VOC. VOC adalah kepanjangan dari Vereenidge Oostindische Compagnie yang berarti “Persekutuan Perusahaan Hindia Timur”.
Mengapa diberi nama Hindia Timur, dikarenakan pada kala itu juga ada komplotan dagang Hindia Barat yang bernama Geoctroyeerde
Westindische Compagnie. Nah, secara sederhana, VOC adalah suatu kongsi dagang Belanda yang pada era itu merupakan kongsi dagang yang
menguasai dan memonopoli perdagangan di Asia. VOC melancarkan taktik dagang dengan memonopoli segala barang dagangan rempah-rempah
di wilayah Timur Indonesia.

Beberapa perlawanan yang dilakukan rakyat pribumi terhadap VOC antara lain sebagai berikut.
 Perlawanan Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kesultanan Mataram
 Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten
 Perlawanan Trunajaya, Putra Bupati Madura
 Perlawanan Sultan Hassanudin dari Makassar
 Perlawanan Untung Surapati dari daerah Banten
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC dilakukan melalui 2 cara. Yaitu melalui jalur diplomasi dan berperang menggunakan senjata.

Diplomasi Indonesia dalam Melawan VOC


Bagi bangsa Indonesia, VOC adalah penjajah yang kejam dan menyengsarakan, namun Belanda sendiri menganggap bahwa VOC bukan
bertujuan untuk menjajah, melainkan berdalih hanya ingin melakukan perdagangan. Belanda menganggap bahwa mereka baru melakukan
penjajahan secara resmi ketika mereka melangsungkan Agresi Militer Belanda II. Namun bagi Indonesia, VOC tetaplah penjajahan dan suatu bentuk
pelanggaran terhadap hak-hak bangsa Indonesia karena bagaimana bisa seseorang berdagang dengan pasukan bersenjata, melakukan eksploitasi,
dan bahkan kekerasan? Kehadiran VOC memaksa Indonesia mendapatkan kerugian di bidang ekonomi dan politik karena eksploitasi dagang yang
makin menggila serta kebutuhan biaya perang yang makin menyita finansial Indonesia pada waktu itu.
Perjuangan diplomasi Indonesia dalam melawan VOC dapat dilihat secara jelas dalam tindakan Sultan Agung, raja Mataram ketika
menghadapi utusan VOC yang datang menawarkan kerja sama dagang. VOC datang secara langsung menghadap Sultan Agung dengan membawa
beberapa kotak kain sutra dan emas batangan sebagai strategi diplomatik mereka.
Pada awalnya, Sultan Agung memberikan izin dagang kepada VOC di Mataram selama 6 bulan dengan syarat VOC harus membayar
pajak 60% kepada Mataram. Namun, VOC justru bertindak serakah dan malah membangun kantor dagang sendiri di Batavia sehingga hal tersebut
menyulut kemarahan rakyat Mataram dan akhirnya memutuskan untuk perang. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya Indonesia menerima
tawaran kerja sama VOC sebagai jalan damai rupanya tidak cukup memuaskan para saudagar kaya dan serakah yang memenuhi tubuh VOC.
Alhasil, perang dilakukan untuk melindungi bangsa Indonesia bertahun-tahun ke depan.

Berikut merupakan uraian singkat tentang perjuangan rakyat Indonesia dan beberapa pahlawan yang memberikan perlawanan terhadap VOC.

PERLAWANAN SULTAN AGUNG HANYAKRAKUSUMA (KESULTANAN MATARAM)


Sultan Agung merupakan sultan terbesar Kerajaan Mataram. Ia dikenal sebagai pemimpin yang menentang penjajahan Belanda. Sultan
Agung berusaha untuk mengusir VOC dengan cara mengadakan penyerbuan ke Batavia pada tahun 1628 dan 1629
Pada tanggal 21 September tahun 1628. Sultan Agung mengirim pasukannya dibawah pimpinan Tumenggung Baureksa yang dibantu
oleh Adipati Ukur dan Temenggung Sura Agul-agul. Serangan tersebut mengalami kegagalan karena persenjataan Belanda lebih modern dan
lengkap. Komando pasukan pertama yaitu Tumenggung Baureksa gugur dalam menjalankan tugasnya. Tahun ini juga dilakukan upaya
penyerangan dengan cara membendung Sungai Ciliwung dan memberikan racun di sungai itu untuk membunuh pasukan Belanda. Taktik tersebut
digunakan oleh pasukan yang dipimpin oleh Tumenggung Sura Agul-Agul, Bupati Mandurejo dan Upasanta, Namun upaya tersebut berhasil
digagalkan oleh Belanda.
Pada tahun 1629, Sultan Agung melakukan penyerangan yang kedua. Sultan Agung telah memerintahkan pembangunan lumbung-
lumbung beras untuk persiapan bekal perang bagi pasukannya.  Sultan Agung menuju Batavia, pasukan Sultan Agung cukup kuat untuk
menghadapi VOC. VOC menggunakan taktik yang lain. Lumbung-lumbung padi yang didirikan Sultan Agung dibakar habis oleh VOC. Akhirnya
pasukan Sultan Agung dipukul mundur oleh VOC. Sultan Agung mengalami kegagalan. Namun dalam penyerangan yang kedua ini pasukan
Mataram berhasil menguasai Benteng Hollandia milik Belanda serta berhasil membunuh Gubernur VOC, JP. Coen.
PERLAWANAN SULTAN AGENG TIRTAYASA (KESULTANAN BANTEN)
Sejak abad ke 16 Kesultanan Banten sudah menjadi salah satu pusat perdagangan dunia. Kedatangan VOC pertama kali ke Banten yang
dipimpin oleh Cornelius de Houtman mendapat kecurigaan dari rakyat Banten. VOC sering membuat keonaran dan kekerasan terhadap rakyat

1
Banten sehingga sering menimbulkan perselisihan diantara keduanya. Permusuhan ini semakin meningkat pada masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa (1651-1682) dan setelah dikuasainya Jayakarta (Batavia) oleh VOC pada 1619.
Perlawanan Sultan Ageng dapat dilumpuhkan setelah VOC dibawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen melakukan politik adu domba. Sultan
Ageng di adu domba dengan anaknya yang bernama Sultan Haji. Sultan Haji mendapatkan bantuan VOC untuk memaksa ayahnya turun tahta
kesultanan. Sebagai imbalannya, Sultan Haji harus menandatangani sebuah perjanjian yang isinya tentang Penyerahan beberapa bagian daerah
kekuasaannya kepada VOC.
Sultan Haji mendapatkan bantuan dari pemerintah Benalnda untuk mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan bantuan tersebut, pada
tahun 1681 Sulatan Haji menyerang Sultan Ageng Tirtayasa. Akhirnya pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa dapat ditangkap dan di bawa ke
Batavia ditahan sampai meninggal pada tahun 1692.
TRUNOJOYO (MADURA)
Setelah Sultan Agung wafat, Sunan Amangkurat I menggantikan posisinya. Namun, Sunan Amangkurat  lebih berpihak kepada VOC
sehingga membuat pejabat tidak puas dengan sikap pemimpinnya. Salah satunya adalah Trunajaya, Putra Bupati Madura. Trunajaya melakukan
perlawanan pada tahun 1674 dan berhasil merebut Mataram. Sunan Amangkurat I melarikan diri bersama putranya yang bernama Adipati Anom.
Tetapi dalam perjalanannya Sunan Amangkurat I meninggal di Tegal Arum.
Kedudukan Sunan Amangkurat digantikan oleh Adipati Anom. Setelah menjadi sultan, Adipati Anom bergelar Amangkurat II. Untuk
menghadapi perlawanan Trunajaya, Adipati Anom minta bantuan ke VOC. Berkat bantuan VOC perlawanan Trunajaya dapat dilumpuhkan.
PERLAWANAN SULTAN HASANUDDIN (KESULTANAN MAKASSAR)
Makassar adalah kesultanan yang terletak di antara jalur pelayaran dari Malaka ke Maluku. Pusat pemerintahannya adalah di Sombaopu.
Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 11 januari 1631, dia merupakan putera dari Sultan Malik Asy-Said, Raja Gowa ke- 15. Nama lengkap
Hasanuddin adalah I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Gelar Hasanuddin adalah Tumenanga Ri Balla
Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan sultan Hasanuddin saja.
Semangat jihad yang telah tertanam didalam jiwanya sejak masih kanak-kanak kelak membuatnya menjadi pemimpin yang sangat berani,
tegas dan mencintai kesyahidan. Hal ini terbukti saat memimpin rakyatnya melawan penjajah  VOC sehingga Belanda sendiri menyebut beliau
sebagai De Haantjes van Het Oosten, yang memiliki arti “Ayam Jantan Dari Timur”.
Sepeninggal ayahnya,  Hasanuddin menjadi raja Gowa ke-16. Saat itu VOC tengah giat berusaha menguasai perdagangan rempah-
rempah. Upaya ini mendapat tentangan dari kerajaan-kerajaan di seluruh Nusantara, tak terkecuali kerajaan Gowa yang juga menguasai jalur
perdagangan di wilayah Timur Indonesia.
Tahun 1666, Laksamana Cornelis Speelman memimpin satu armada kapal perang untuk menundukan kerajaan-kerajaan kecil di 
Sulawesi. Namun menundukan Gowa ternyata sangat sulit. Bahkan kerajaan Islam ini berusaha mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil di
Indonesia bagian timur untuk melawannya. Pertempuranpun tak bisa dihindarkan. VOC sempat kewalahan dan meminta bantuan armada perang
dari Batavia. Kekuatan pun menjadi tidak imbang. Akhirnya Gowa terdesak dan melemah hingga pada 18 November 1667, Gowa bersedia
mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya.
Perjanjian ini tidak bertahan lama disebabkan Belanda berkhianat. Hasanuddin mengobarkan api jihad kembali. VOC kembali kewalahan
menghadapi serbuan Mujahidin Gowa yang dipimpin Sultan Hasanuddin. Batavia segera mengirim kembali armada dan pasukan perang ke
Sulawesi Selatan untuk membantu angkatan perang yang ada di sana. Pertempuran berjalan dengan sengit. Tak lama kemudian seiring dengan
datangnya bantuan dari Batavia, VOC akhirnya mampu menerobos benteng Sombaopu, benteng terkuat kerajaan Gowa pada 12 Juni 1669. Sultan
Hasanuddin pun Gugur.
PERLAWANAN UNTUNG SUROPATI (BANTEN)
Untung Suropati merupakan putera Bali yang menjadi prajurit VOC di Batavia. Ketika Untung Suropati mendapat tugas untuk
memadamkan perlawanan rakyat Banten, ia berhasil menangkap Pangeran Purbaya. Meskipun Untung Suropati telah menangkap Pangeran
Purbaya, ia tidak tega untuk membunuh Purbaya sehingga dituduh sebagai pengecut oleh sesama opsir Belanda.

Antara tahun 1686 sampai 1706, Untung Suropati dan kawan-kawannya menyingkir ke Mataram dan bekerja sama dengan Sunan Mas atau
Amangkurat III untuk melakukan perlawanan terhadap kompeni Belanda (VOC) dan membangun pertahanan yang berpusat di Pasuruan (Jawa
Timur) dan dinobatkan menjadi Adipati dengan gelar Aria Wiranegara. Wilayah kekuasaan Untung Suropati meliputi Blambangan, Pasuruan,
Probolinggo, Bangil, Malang, dan Kediri.
Pada tahun 1705, kompeni Belanda secara sepihak mengangkat Pangeran Puger sebagai Sunan Pakubuwana I untuk menggantikan
Amangkurat III atau Sunan Mas. Pada saat Sunan Mas diturunkan oleh kompeni Belanda, ia bergabung dengan Untung Suropati.

Pada tahun 1706, wilayah pertahanan Untung Suropati diserbu oleh kompeni Belanda. Ketika pertempuran sengit terjadi, Untung Suropati gugur di
Bangil dan Amangkurat III atau Sunan Mas tertangkap, kemudian diasingkan ke Sri Lanka.

CINTA TANAH AIR

Cinta tanah air merupakan perasaan yang harus dimiliki dan menjadi bagian setiap individu untuk Negara dan bangsanya. Sikap cinta
tanah air yang dimiliki setiap individu dapat tercermin dari perilaku untuk membela dan melindungi tanah air, rela berkorban demi kepentingan
bangsa serta menjaga harkat dan martabat diri sendiri serta tanah air. Dalam konteks Perlawanan para pahlawan melawan VOC ini, para pahlawan
rela melakukan itu semua sebagai bentuk cinta tanah air. Rela menjadi tawanan perang, dan bahkan gugur.

2
Cinta tanah air juga sebagai perilaku mencintai wilayah sebagai bangsa, sehingga para pahlawan selalu siap membela tanah air terhadap
segala bentuk intervensi. Dalam cerita sejarah perlawanan VOC, para pahlawan jelas tak membiarkan VOC semena-mena terhadap bangsa kita,
olehnya itu, para pahlawan selalu siap menumpahkan darah untuk berjuang mempertahankan keutuhan bangsa.

GOTONG ROYONG
Para penjajah menggunakan politik adu domba untuk merusak keutuhan dan kepercayaan para pahlawan satu sama lain. Dengan adanya
gotong royong dan saling percaya, Para pahlawan dengan sukarela menggunakan seluruh tumpah darah berjuang untuk mengusir penjajah dan
melawan kekejaman VOC, tentu saja menggunakan taktik gotong royong. Dengan adanya gotong royong, semangat dalam kebersamaan serta
saling bahu membahu demi memperjuangkan serta mempertahankan keutuhan tanah air.

PERSAHABATAN, RELA BERKORBAN DAN KEPEDULIAN TERHADAP SESAMA

Pada perjuangan para pahlawan Indonesia melawan VOC, berbagai bentuk nilai persahabatan tercipta didalamnya. Karena sama-sama
memiliki rasa kepahitan terjajah oleh bangsa asing, maka para rakyat bahu membahu saling tolong menolong karena peduli dengan kesengsaraan
yang sama, membentuk rasa persaudaraan yang kuat dan rela berjuang bersama hingga titik darah menghabisan, demi bersama-sama
mewujudkan kemerdekaan di tanah air sendiri.

CINTA TANAH AIR


Salah satu cara yang dapat kita lakukan sebagai siswa dalam meneladani perjuangan para pahlawan Indonesia adalah memiliki sikap
cinta tanah air atau nasionalisme. Implementasi sikap cinta tanah air diantaranya dengan melestarikan dan menjaga budaya, hal ini harus terus
dipupuk agar kita sebagai pemuda memiliki keinginan kuat sebagai generasi penerus bangsa yang senantiasa mencintai tanah air, bangga akan
bangsa sendiri dan menjaga eksistensi bangsa Indonesia. Terkhusus eksistensi budaya asli bangsa agar tak tenggelam oleh modernisasi.
Mempelajari sejarah perjuangan pahlawan, menghormati upacara bendera sebagai wujud nasionalisme, menghormati simbol-simbol negara dan
yang terutama adalah tekun sehingga dapat ikut serta mengabdi dan membangun Indonesia.

GOTONG ROYONG
Gotong royong adalah ciri khas bangsa Indonesia dan merupakan wujud implementasi dari sila ketiga pancasila yaitu persatuan
Indonesia. Bagi pelajar, sikap ini adalah karakter yang wajib dimiliki karena merupakan nilai dasar unggulan bangsa Indonesia yang bisa jadi tidak
dimiliki oleh bangsa lain. Gotong royong juga memupuk rasa peduli dan kemanusiaan dengan diiringi sikap tolong menolong dan kesukarelaan.
Beberapa hal yang bisa ditanamkan dari nilai gotong royong adalah memperbanyak kegiatan sosial bersama serta memberi keteladanan.
Diantaranya saling bahu membahu ketika ada yang terkena musibah, saling menjaga dan menggunakan fasilitas umum agar tetap bisa digunakan
oleh siapapun.

PERSAHABATAN ATAU SALING MENGHORMATI DAN MENGHARGAI SESAMA


Saling menghormati dan menghargai satu sama lain adalah bentuk implementasi dari nilai persahabatan yang ditunjukkan oleh para
pejuang bangsa kita. dimana ini adalah hal dasar dan sebenarnya paling mudah dilakukan. Para pahlawan bangsa kita merupakan pejuang yang
memperjuangkan serta meraih kemenangan juga disebabkan oleh perjuangan bersama dengan memupuk rasa persahabatan dan persaudaraan
dengan tujuan yang sama yaitu melepaskan bangsa kita dari belenggu penjajahan dalam bentuk apapun. Menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika
adalah keharusan dan inti dasar dari implementasi ini. Menghormati ajaran, perayaan dan adat istiadat budaya serta agama lain adalah bentuk
kongkritnya.

RELA BERKORBAN
Sikap rela berkorban juga adalah sikap yang muncul dalam aksi hiroik para pahlawan. Sikap rela berkorban bisa kita implementasikan
dengan berbagai bentuk kesediaan dan keikhlasan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain. Beberapa implementasinya Antara lain membayar
pajak dengan ketentuan yang berlaku. Agar penggunaan pajak bisa direalisasikan dalam bentuk fasilitas umum yang dapat dipergunakan untuk
semua masyarakat secara umum melalui iuran wajib yang kita bayarkan.

BERANI DALAM KEBENARAN


Para pahlawan tentu saja menunjukkan sikap berani dalam kebenaran dan kita sebagai generasi bangsa, wajib memiliki sikap ini. Berani
karena sesuatu yang dilakukan benar dan baik. Implementasinya diantaranya yaitu senantiasa menjaga keseimbangan Antara hak dan kewajiban,

3
menghormati hak-hak orang lain, memuji keberhasilan orang lain serta tak sungkan memberi kritikan yang membangun agar orang lain termotivasi
dan bangkit dari kegagalannya, dan yang terutama adalah menghargai setiap pendapat orang lain.

Anda mungkin juga menyukai