Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar
dan sukses yang terdapat didaerah Sulawesi selatan. Kerajaan ini memiliki raja
yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanudin, yang saat itu melakukan
peperangan yang dikenal dengan perang Makasar terhadap Belanda yang dibantu
oleh kerajaan Bone yang berasal dari suku bugis dengan rajanya Arung Palaka.
Tapi perang antar suku Makassar-suku bugis karena dipihak Gowa ada sekutu
Bugisnya demikian pula dipihak Belanda-bone ada sekutu Makassar nya. Politik
Devide impera Belanda, terbukti sangat ampuh disini. Perang Makasar ini adalah
perang terbesar Belanda yang pernah dilakukannya diabad itu.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah awal kerajaan Gowa
b. Bagaimana perlawanan kerajaan Gowa
c. Bagaimana latar belakang peperangan kerajaan Gowa
d. Bagaimana jalannya perang
e. Bagaimana proses kehancuran kerajaan Gowa
f. Apasaja peninggalan kerajaan Gowa
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui sejarah awal kerajaan Gowa
b. Mengetahui perlawanan kerajaan Gowa
c. Mengetahui latar belakang peperangan kerajaan Gowa
d. Mengetahui jalannya perang
e. Mengetahui proses kehancuran kerajaan Gowa
f. Mengetahui peninggalan kerajaan Gowa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Awal Kerajaan Gowa
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal
dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat
kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata,
Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan,
komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari
pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi
tradisi Makassar lain menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya
Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar
dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini
berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi.
Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa
bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal
bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal
dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh Kerajaan
Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka.
Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu
dari kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang
Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya
di abad ke-17.
2.2 Perlawanan Kerajaan Gowa Terhadap VOC
Kerajaan Gowa merupakan salah satu kerajaan yang sangat terkenal di
Nusantara. Pusat pemerintahannya berada di Somba Opu yang sekaligus menjadi
pelabuhan Kerajaan Gowa. Somba Opu senantiasa terbuka untuk siapa saja. Banyak
para pedagang asing yang tinggal di kota itu. Misalnya, orang Inggris, Denmark,
Portugis, dan Belanda. Mereka diizinkan membangun loji di kota itu. Gowa anti
terhadap tindakan monopoli perdagangan. Masyarakat Gowa ingin hidup merdeka

dan bersahabat kepada siapa saja tanpa hak istimewa. Masyarakat Goa senantiasa
berpegang pada prinsip hidup sesuai dengan kata-kata Tanahku terbuka bagi semua
bangsa, Tuhan menciptakan tanah dan laut; tanah dibagikannya untuk semua
manusia dan laut adalah milik bersama. Dengan prinsip keterbukaan itu maka Gowa
cepat berkembang.

Pelabuhan Somba Opu memiliki posisi yang strategis dalam jalur


perdagangan internasional. Pelabuhan Somba Opu telah berperan sebagai Bandar
perdagangan tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari timur ke barat atau
sebaliknya. Sebagai contoh kapal-kapal pengangkut rempah-rempah dari Maluku
yang berangkat ke Malaka sebelumnya akan singgah dulu di Bandar Somba Opu.
Begitu juga barang dagangan dari barat yang akan masuk ke Maluku juga melakukan
bongkar muat di Somba Opu.
Dengan melihat peran dan posisinya yang strategis, VOC berusaha keras
untuk dapat mengendalikan Gowa dan menguasai pelabuhan Somba Opu serta
menerapkan monopoli perdagangan. Untuk itu VOC harus dapat menundukkan
Kerajaan Gowa. Berbagai upaya untuk melemahkan posisi Gowa terus dilakukan.
Sebagai contoh, pada tahun 1634, VOC melakukan blockade terhadap Pelabuhan
Somba Opu, tetapi gagal karena perahu-perahu Makasar yang berukuran kecil lebih
lincah dan mudah bergerak di antara pulau-pulau, yang ada. Kemudian kapal-kapal
VOC merusak dan menangkap kapal-kapal pribumi maupun kapal-kapal asing
lainnya. Raja Goa, Sultan Hasanuddin ingin menghentikan tidakan VOC yang
anarkis dan provokatif itu. Sultan Hasanuddin menentang ambisi VOC yang
memaksakan monopoli di Goa. Seluruh kekuatan dipersiapkan untuk menghadapi
VOC. Beberapa benteng pertahanan mulai dipersiapkan di sepanjang pantai.
Beberapa sekutu Gowa mulai dikoordinasikan. Semua dipersiapkan untuk melawan

kesewenangwenangan VOC. Sementara itu VOC juga mempersiapkan diri untuk


menundukkan Gowa. Politik devide et impera mulai dilancarkan.
Misalnya VOC menjalin hubungan dengan seorang Pangeran Bugis dari Bone
yang bernama Aru Palaka. VOC begitu bernafsu untuk segera dapat mengendalikan
kekuasaan di Gowa. Oleh karena itu, pimpinan VOC, Gubernur Jenderal Maetsuyker
memutuskan untuk menyerang Gowa. Dikirimlah pasukan ekspedisi yang
berkekuatan 21 kapal dengan mengangkut 600 orang tentara. Mereka terdiri atas
tentara VOC, orang-orang Ambon dan juga orang-orang Bugis di bawah Aru Palaka.
Tanggal 7 Juli 1667, meletus Perang Gowa. Tentara VOC dipimpin oleh Cornelis
Janszoon Spelman, diperkuat oleh pengikut Aru Palaka dan ditambah orang-orang
Ambon di bawah pimpinan Jonker van Manipa. Kekuatan VOC ini menyerang
pasukan Goa dari berbagai penjuru. Beberapa serangan VOC berhasil ditahan
pasukan Hasanuddin. Tetapi dengan pasukan gabungan disertai peralatan senjata
yang lebih lengkap, VOC berhasil mendesak pasukan Hasanuddin. Benteng
pertahanan tentara Gowa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka.
Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Gowa. Hasanuddin
kemudian dipaksa untuk menandatangani
Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667, yang isinya antara lain
sebagai berikut.

Gowa harus mengakui hak monopoli VOC

Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Goa

Gowa harus membayar biaya perang


Sultan Hasanuddin tidak ingin melaksanakan isi perjanjian itu, karena isi
perjanjian itu bertentangan dengan hati nurani dan semboyan masyarakat Gowa atau
Makassar. Pada tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba menggerakkan kekuatan
rakyat untuk kembali melawan kesewenang-wenangan VOC itu. Namun perlawanan
ini segera dapat dipadamkan oleh VOC. Dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin
harus melaksanakan isi Perjanjian Bongaya. Bahkan benteng pertahanan rakyat
Gowa jatuh dan diserahkan kepada VOC. Benteng itu kemudian oleh Spelman diberi
nama Benteng Rotterdam.

2.3 Latar Belakang


Pada awalnya orang-orang Belanda ketika datang ke kepulauan Indonesia
pada mulanya tidak begitu tertarik dengan kerajaan Gowa yang letaknya di kaki barat
daerah sulawesi selatan. Belanda pada mulanya dalam perjalanan ke Timur sesudah
berangkat dari pelabuhan-pelabuhan jawa mereka meneruskan perjalanan nya ke
maluku. Belanda baru mengetahui pentingnya pelabuhan Gowa setelah kejadian di
dekat perairan malaka. Dimana pihak belanda merampas kapal milik portugis yang
ternyata memilki seorang awak kapal makassar. Dari orang makassar ini lah belanda
mengetahui bahwa pelabuhan Gowa merupakan pelabuhan transito bagi kapal-kapal
yang berlayar deri atau ke maluku. Selain itu setelah bertemu dengan kapal-kapal
Gowa yang memuat orang-orang portugis tidak di serang oleh belanda. Hal ini di
lakukan guna mencari kesan yang baik dengan raja Gowa. Pada saat itu belanda
berkesimpulan bahwa pelabuhan Gowa sangat strategis karena terletak antara malaka
dan maluku
Kemudian belanda mencoba menjajagi hubungan dengan terlebih dahulu
mengirim sepucuk surat yang dikirim dari banda kepada sultan Gowa. Isi dari surat
itu adalah semata-mata tujuan belanda hanya ingin berdagang saja. Ahirnya raja
Gowa mengundan belanda berkunjung ke pelabuhan Gowa, tetapi dengan tekanan
bahwa belanda hanya boleh berdagang saja di Gowa. Raja Gowa tidak ingin
kerajaanya menajdi tempat adu senjata antara orang asing yang datang berdagang
disana.atas undangan raja gowa, pedagang belanda mulai dtang ke pelabuhan gowa
untuk berdagang. Belanda pernah mengajak kerjaan gowa untuk menyerang Banda
yang merupakan pusat rempah-rempah, tetapi raja gowa menolak hal tersebut.
Anggota kompeni belanda sering melakukan kunjungan ke gowa. Meraka selalu
membujuk raja gowa agar tidak menjual berasnya pada portugis. Akan tetapi raja
gowa tidak ingin memmutuskan hubungan dagang dengan portugis karena di anggap
menguntungkan. Bahkan raja gowa mengeluh karena kapal-kapal kompeni mulai
melakukan penyerangan ke maluku. Ahinya keadaan gowa dan belanda pun makin
memburuk karena kedua-duanya mempunyai kepantingan yang sama dalam
perdagangan. Karena itu suatu saat bentrokan antara ke duanya tidak dapat
terelakkan.(Nugroho Notosutanto, 79 : 1992).

Beberapa penyebab timbulnya perselisihan belanda dengan kerajaan gowa di


karenakan kelicikan orang belanda yang hendak menagih hutang dari pembesarpembesar Gowa. Pembesar ini du undang ke kapal belanda untuk di jamu, akan tetapi
mereka di lucuti oleh belanda. Hal ini yang membuat kebencian masyarakat
makassar tidak senag dengan belanda. Sebagai balas dendam orang-orang makassar
membunuh awak kapal belanda. Hal ini membuat Jon Pieteers Coen menaruh
dendam pada orang makassar.
2.4 Jalannya Perang
Kompeni menginginkan bagian terbesar dalam perdagangan rempah-rempah
dimaluku, padahal pada waktu itu perdagangan ini berada di tangan orang-orang
makassar, maka dengan sendirinya menimbulkan permusuhan. Belanda berencana
melumpuhkan kerajaan Gowa. Pada tahun 1634 diadakan pemblokiran terhadap
kerajaan Gowa. Dengan bantuan dari kapal yang datang dari batavia, belanda
memblokir sombaopu. Kapal ini di tugaskan agar tidak membuang waktu. Tetapi
lansung merusak, merongrong, merebut kapal portugis dan india yang berdagang di
sombaopu, tidak terkecuali juga kapal-kapal makassar. Selain itu desa-desa kerajaan
Gowa juga di musnahkan. Akan tetapi hal ini tidak tepat sasaran karena gowa telah
mengetahui berita tentang VOC dari japara. Dan tiga minggu sebelumnya kapal
portugis telah berangkat menuju kakao. Pada tahun 1635 belanda melakukan lagi
pemblokiran. Tetapi orang-orang makassar menyeberang melalui darat, sehingga
dapat terus melakukan perdagangan. Bahkan dari buton, banyak terjadi penyerbuan
dan pembunuhan terhadap orang belanda.(Nugroho Notosutanto, 80 : 1992)
Dua kali perang diistirahatkan ( 1635-1655 dan 1660). Tetapi dalam masa ini
sering timbul permasalan yang membawa ke jurang permusuhan. Maetsuycker
bahwa perang melawan makassar akan menelan belanja yang sangat besar karena
melengkapi persiapan perang yang banyak. Dunia juga sadar bahwa pengarahpengarah di amsterdam(Belanda) benci membelanjakan uang untuk menawan.
Tambahan pula dalam tahun 1651 kompeni belanda sedang berperang dengan orangorang portugis yang menghabiskan banyak biaya. (Bernard H.M. Vlekke, 167: 1967).

Pada tahun awal tahun 1654 terjadi perang, Gowa telah menyiapakan suatu
armada prang dengan kekuatan 5.000 orang bersenjata untuk berlayar ke maluku.
Pertempuran ini bermula karena belanda merampas suatu angkutan kayu cendana
yang telah dijual rakyat makassar kepada orang portugis. Dan ahrinya belanda
dipaksa membayar ganti rugi, Dan membuat pecahnya perang. Pertempuran terjadi di
buton dan maluku, terutama di Ambon. Orang-orang makassar mendapat bantuan
dari Gowa maupun dari Majira, seorang pemimpin maluku. Bagi belanda sendiri
sangat kewalahan dengan perang ini karena dijalankan di beberapa tempat yang
saling berjauhan sehingga merepotkan. Ahirnya pada tanggal 27 februari 1656
membuat perjanjian yang menguntungkan makassar. Akan tetapi tahun 1660 VOC
menyiapakan diri untuk berperang, armada yang terdiri dari 31 buah kapal dan 2.600
awak dikirim ke sulawesi. Perang dimulai ketika armada ini sampai di depan
sombaopu,dan menyebar ke kerajaan Gowa. Belanda berhasil merebut benteng
Penanukang.
2.5 Kekalahan Kerajaan
Atas kekalahan ini Sultan Gowa menandaatngani suatu perjanjian yang
sangat merugikan karena harus melepas Buton, Menado, dan Kepulauan maluku.
Dan portugis harus meninggalkan kerajaan gowa. Tetapi pada tanggal 19 juni
1667,belanda di bawah pimpinan Speelmen melakukan penyerangan ke benteng
gowa di sombaopu. Dan tembakan dilepaskan dri sombaopu ke kapal Speelmen.
Tembakan sengit terdengar sepanjang hari. Spellmen mengambil taktik yaitu berlayar
ke selatan dan merampok kampung sepanjang pantai untuk menyibukkan kerajaan
Gowa terus-menerus. Di bantu oleh Aru palaka yang membawa 6.000 prajurit,
belanda ahirnya dapat mengalahkan pos-pos kerajaan gowa dan berhasil merebut
kerajaan Gowa.
2.6 Proses Kehancuran Kerajaan Gowa
Sepeninggal Hasanuddin, Makassar dipimpin oleh putranya bernama
napasomba. Sama seperti ayahnya, sultan ini menentang kehadiran belanda dengan
tujuan menjamin eksistensi Kesultanan Makasar. Namun, Mapasomba gigih pada
tekadnya untuk mengusir Belanda dari Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau

bekerja sama menjadi alasan Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran.


Pasukan Mapasomba berhasil dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui
nasibnya. Belanda pun berkuasa sepenuhnya atas kesultanan Makassar.
2.7 Peninggalan Kerajaan Gowa
1. Benteng Fort Rotterdam
2. Masjid Klatangka
3. Kompleks Makam Raja Gowa

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar
dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini
berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi.
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan
nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan
Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero
dan Kalili. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin
hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari Gresik. Raja Ternate
yakni Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk Islam, tapi gagal. Baru pada
masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan Gowa Tallo agama Islam mulai
masuk ke kerajaan ini.
Setahun kemudian hampir seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk Islam.
Mubaligh yang berjasa menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal yang
berasal dari Minangkabau. Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa
pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 1669). Daerah kekuasaan Makasar luas,
seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasainya. Sultan Hasannudin
terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Dalam peperangan
melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporakporandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin
terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan
julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur.
Demikian Gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak
Raja Gowa pertama, Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak keemasannya
pada abad XVIII kemudian sampai mengalami transisi setelah bertahun-tahun
berjuang menghadapi penjajahan. Dalam pada itu, sistem pemerintahanpun
mengalami transisi di masa Raja Gowa XXXVI Andi Idjo Karaeng Lalolang, setelah
menjadi bagian Republik Indonesia yang merdeka dan bersatu, berubah bentuk dari
kerajaan menjadi daerah tingkat II Otonom. Sehingga dengan perubahan tersebut,

Andi Idjo pun tercatat dalam sejarah sebagai Raja Gowa terakhir dan sekaligus
Bupati Gowa pertama.
3.2 Saran
Saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan
makalah ini. Bagi para pembaca dan teman-teman lainnya, jika ingin menambah
wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh maka kami mengharapkan dengan rendah
hati agar membaca buku-buku ilmiah.

10

DAFTAR PUSTAKA
Arif,

Muhammad. (2013). Silsilah Kepemimpinan Kerajaan Gowa,http://


anragogy.blogspot.com/2013/01/silsilah-kepemimpinan-kerajaan-gowa.html,
diakses 25 April 2014

Negeri 1001 Cerita, Gowa. (2013). Asal-usul Kerajaan Gowa dan Silsilah Kerajaan
Gowa, http://gowa-negeri1001cerita.blogspot.com/2013/07/asal-usulkerajaan-gowa-dan-silsilah.html, diakses 25 April 2014
Pacce, Siri na. (2012). Silsilah Raja-Raja Tallo. http://jejakcelebes.blogspot.com /
2012/06/silsilah-raja-raja-tallo.html, diakses 25 April 2014

11

MAKALAH SEJARAH
PERLAWANAN RAKYAT MAKASAR (GOWA)

DISUSUN OLEH :
1) EGGI PUTRI AFRITA . (10)
2) KRISMA WIDIANA P.(17)
3) NOVITA SARI .(23)
4) RIDWAN WIRAWAN .(27)

UPTD SMAN 1 WATES


TAHUN AJARAN 2016/2017
DAFTAR ISI

12

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................

ii

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................


PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Awal Kerajaan Gowa .................................................

2.2 Perlawanan Kerajaan Gowa Terhadap VOC ..........................

2.3 Latar Belakang ........................................................................

2.4 Jalannya Perang ......................................................................

2.5 Kekalahan Kerajaan ................................................................

2.6 Proses Kehancuran Kerajaan Gowa ........................................

2.7 Peninggalan Kerajaan Gowa ...................................................


PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................

3.2 Saran .......................................................................................


DAFTAR PUSTAKA

10

BAB II

BAB III

ii

13

Anda mungkin juga menyukai