Gowa -Tallo ANANDITA NABILAH W. TIFA HUWAIDAH MUHAMMAD RIFKY. KELOMPOK 9 (X IPA 1) Perkembangan Agama Islam
berasal dari catatan Tome Pires, Kerajaan Gowa, secara
keseluruhan berbeda dengan situasi Jawa dan Sumatera bahwa Daerah Sulawesi dalam menerima pengaruh agama Islam jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan beberapa daerah lain di Indonesia pada dahulunya. Proses islamisasi • Islamisasi Gowa dan Tallo, kerajaan Makassar yang tergabung sejak pertengahan abad ke-16 yang dalam zaman yang sama terlibat perdagangan dengan negeri Melayu sampai kepulauan Malaka Sejak kerajaan Gowa-Tallo tercatat resmi merupakan bagian kerajaan bercorak Islam tahun 1605 M, Gowa meluaskan politiknya agar kerajaan-kerajaan lainnya juga masuk Islam dan tunduk kepada kerajaan Gowa-Tallo antara lain Wajo tanggal 10 Mei 1610 dan Bone tanggal 23 November 1611 M . Sultan yang pertama kali memeluk agama islam di kerajaan gowa tallo
• Ini lah raja yang pertama
kali memeluk agama islam • Anak tertua raja gowa ke 6 tonatangkopi sebagai raja gowa ke 7 (batara gowa tuminanga ri paralakkenna sementara adiknya (karaeng loe ri sero) memerintah sebagian wilayah menjadi raja tallo pertama • Kerajaan tallo dan gowa terlibat pertempuran dan persaingan hingga tallo terkalahkan pada masa pemerintahan raja gowa ke 10 (tonipalangga ulaweng) dan raja tallo ke 4 (Daeng padulu) dicapailah kesepakatan Rua karaeng se’re (dua raja tapi satu rakyat) , dalam persekutuan itu raja gowamenjadi sombaya (raja tertinggi) sedangkan Raja Tallo menjadi Tuma’bicara butta (perdana menterinya) • Kerajaan Tallo selalu terlibat dan mendukung ekspansi Kerajaan Gowa di sulawesi selatan dan sekitarnya. Latar belakang Pertentangan Gowa Tallo • Penguasa kerajaan bone dan wajo merelakan beberapa wilayah yang berada di perbatasan dengan mengajak kerajaan soppeng untuk bergabung. • kerajaan wajo ingin ikut dengan persekutuan itu.namun, statusnya palili bagi kerajaan gowa • Penguasa kerajaan gowa tidak pernah diberitahukan tentang putusan wajo untuk bergabung dengan bone sampai akhirnya penguasa kerajaan kerajaan gowa mengetahuinya.lancang dan raja gowa murka. Akhirnya kekuatan pasukan nyerang dipersiapkan untuk menyerang kerajaan wajo Terjadinya persekutuan • Tellumpoccoe yaitu suatu aliansi penting antara tiga kerajaan bugis di Sulawesi Selatan,yaitu Bone, wajo, dan soppeng dalam menghadapi kekuatan dua kerajaan kembar makassar yaitu: Gowa dan tallo. Konflik Antara Sultan Hasanudin Dengan VOC
• Konflik antara Sultan Hasanudin dengan VOC adalah berawal
ketika VOC memaksakan kehendak nya untuk menguasai memonopoli perdagangan di kawasan dan bagaimana itu terjadi • Sebagai Kerajaan yang berada di lokasi yang sangat strategis posisi Kerajaan Gowa terletak di antara maluku dan malaka. Kekuasaan nya hingga ke bagian Nusa tenggara Flores. Sultan Hasanuddin (Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape) adalah Putra dari Sultan Muhammad Said. ia di Juluki " Ayam Jantan dari Timur" oleh VOC. • Sultan Hasanudin memiliki prinsip “Tuhan menciptakan tanah dan laut; tanah dibagikan-Nya untuk semua manusia dan laut adalah milik bersama.” • Ketika itu pedagang pedagang dari penjuru dunia datang ada pedagang Ingris, Portugis dan lain sebagai nya. Ketika itu Voc ingin Kerajaan Gowa menjadi sekutu untuk menyerang Banda tetapi hal itu di tolak oleh Sultan Hasanudin • VOC ingin memonopoli perdagangan di sana terutama pelabuhan SombaOpu hal ini lah yang merupakan awal konflik antara Sultan Hasanudin dan VOC. Peristiwa Penting Lainnya Setelah itu terjadilah peristiwa peristiwa yang antara lain: • Konflik di laut antara VOC dengan kapal kapal milik pedagang lain dan kapal kerajaan Gowa. • Sultan Hasanudin dengan gagah berani selalu berhasil mengacaukan jalur perdagangan dari timur menuju malaka atau menuju Batavia. • Terjadi pertempuran antara VOC dan Kerajaan Gowa yang akhir nya VOC menggunakan siasat devide et impera. VOC mengambil sekutu Aru Palaka dari kerajaan Bone (Bugis) dan Kapiten Jonker dari Ambon. • Sultan Hasanudin mengalami kekalahan dan terpaksa menandatangani perjanjian Bongaya 1667. Akan tetapi orang orang yang tidak mau tunduk dengan VOC menyebar ke seluruh negeri hingga ada yang ke pulau Jawa seperti Kraeng Galesung dan mereka bergabung dengan pejuang pejuang lain nya. Hingga akhirnya pada tanggal 12 Juni 1670 sultan Hasanudin meninggal dunia Amanna Gappa • "Amanna Gappa" adalah naskah perjanjian dagang yang ditulis dalam 18 lontara. Konsep-konsep kepemilikan dalam piagam itu kemudian diadopsi menjadi hukum laut yang dirumuskan dalam berbagai konvensi internasional. • Yang pertama adalah "Undang-undang Malaka" yang diperkirakan dibuat oleh penguasa Kerajaan Malaka pada abad ke-15. Sedangkan yang kedua adalah "Amanna Gappa" yang dibuat oleh penguasa suku Wajo, yang masuk dalam wilayah Kerajaan Bugis, pada abad ke-17. • "Amanna Gappa" adalah adaptasi "Undang-undang Malaka" bagi kebutuhan orang Bugis. Amanna Gappa, lebih jauh merupakan suatu model yang bisa digunakan untuk menganalisis berbagai aspek masyarakat bahari Nusantara Perjanjian dagang dan musyawarah • Salah satu aturan dalam piagam bahari yang masih berlaku hingga zaman sekarang ini adalah tentang keanggotaan sebuah kapal. Naskah "Amanna Gappa" mencatat bahwa perahu-perahu dagang umumnya dimiliki oleh nakhoda. Tetapi dalam keadaan tertentu pemilik perahu bukanlah nakhoda. Dia tinggal di darat menunggu hasil perdagangan. • Dokumen ini adalah semacam kode etik pelayaran dan perdagangan di perairan Makassar di akhir abad ke-17. Yang menyusun kode etik ini adalah para Matoa. Matoa adalah sebutan dalam bahasa bugis untuk para ketua pelaut-pedagang Wajo-Makassar yang jumlahnya semakin banyak pada waktu itu. • Dokumen ini adalah semacam kode etik pelayaran dan perdagangan di perairan Makassar di akhir abad ke-17. Yang menyusun kode etik ini adalah para Matoa. Matoa adalah sebutan dalam bahasa bugis untuk para ketua pelaut-pedagang Wajo-Makassar yang jumlahnya semakin banyak pada waktu itu. Faktor Kemunduran • Peranan makassar sebagi pusat pelayaran dan perdagangan di indonesia timur berakhir • Belanda menguasai gowa tallo dan mendirikan benteng di new rotterdam • Pejuan makasar banyak yang pergi keluar daerah sehingga hanya sedikit pejuang yang tersisa di makassar • Adanya perjanjian bongaya yang melemahkan makassar “semboyan penjaga yang hidup, bukan membuat hidup menjadi mati hunusan badik menjaga perdamaian bukan memecah perdamaian hingga tercipta kata “tabe” bukan “mate”
Paentengi siri nu gang , Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng