Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"perlawanan Sultan Hasanudin dan rakyat Goa terhadap Kolonial Belanda ".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup
dengan tentram di bawah kekuasaan raja-raja. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di
Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa Indonesia. Namun lama kelamaan,
tercipta perlawanan. Perlawanan dari rakyat Indonesia ini karena niat jahat bangsa-
bangsa Eropa itu mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia. Perlawanan
disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan
berusaha mencampuri urusan kerajaan di Indonesia.
Masa Kekuasaan VOC (1602-1799) Banyak pedagang dari beberapa negara
Eropa bersaing untuk menguasai perdagangan di Nusantara, termasuk Belanda.
Persaingan juga terjadi di antar perusahaan dagang orang-orang Belanda. Hal itulah
yang menjadi perhatian pemerintah dan parlemen Belanda, sebab persaingan itu
tentu juga akan merugikan pemerintahan Belanda sendiri.
Guna menyaingi Inggris yang membentuk EIC (East India Company), pada
tanggal 20 Maret 1602, Belanda membentuk kongsi (persatuan) dagang VOC.
Persekutuan dagang VOC tersebut merupakan hasil penyatuan atau merger dari
beberapa serikat dagang yang ada di Belanda. Serikat dagang VOC ini merupakan
singkatan dari Verenigde Oost-Indische Compagnie. Dalam bahasa Indonesia VOC
disebut Persekutuan Dagang Hindia-Timur.

1.2 Perumusan Masalah


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahn yang hendak dibahas dalam
makalah ini. Ada pula bagian permsalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis
ini antara lain:
 Bagaimana latar belakang penyebab terjadinya perlawanan kerajaan Gowa
terhadap VOC?
 Bagaimana perlawanan Sultan Hasanudin dan rakyat Goa terhadap VOC?
 Bagaimana akhir dari perlawanan Goa terhadap VOC?

1.3 Tujuan
Bersumber pada permasalahan yang disusun di atas, hingga tujuan dalam
penyusunan makalah ini sebagai berikut:
 Untuk mengetahui sebab sebab perlawanan Sultan Hasanuddin dan rakyat
Goa terhadap VOC
 Untuk mengetahui perlawanan Sultan Hasanudin dan rakyat Goa terhadap
VOC
 Untuk mengetahui akhir dari perlawanan Sultan Hasanudin dan rakyat Goa
terhadap VOC

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia


Orang-orang Belanda tiba di Indonesia untuk pertama kalinya pada tahun
1596. Dalam perjalannya yang pertama di bawah pimpinan Cornelis de Houtman
dan Pieter de Keyzer orang-orang Belanda tidak menginjak atau singgah di daerah
Gowa. Demikian pula armada Belanda yang kedua di bawah pimpinan Jacob van
Neck dan Wybrecht van Warwyck. Mereka hanya mengunjungi dan menyinggahi
pulau Jawa (Banten, Tuban, Sedayu dan Gresik), pulau Bali dan kepulauan
Maluku.
Tujuan Bangsa Belanda datang ke Indonesia adalah berdagang rempah
rempah. Kegiatan perdagangan mulai menjadi ramai. Belanda berusaha melakukan
monopoli perdagangan rempah rempah dan menjajah Indonesia. Untuk
melancarkan usahanya Belanda membentuk Vereenigde Oost Indische Comoagnie
( VOC).

2.3 Awal mula Bangsa Belanda masuk ke kerajaan Gowa


Sombaopu (ibukota kerajaan Goa) terkenal sebagai bandar atau pelabuhan
yang menjadi pusat perdagangan hasil rempah-rempah. Orang-orang Belanda yang
mendengar bahwa rempah-rempah di Sombaopu sering lebih murah harganya dari
pada di kepulauan Maluku sendiri, segera pula orang-orang Belanda mengetahui
bahwa Sombaopu adalah sebuah tempat yang sangat baik letaknya untuk berlayar
ke kepulauan Maluku dan demikian pula kembalinya.
Di Sombaopu orang-orang Belanda juga bebas, terutama dari gangguan
orang-orang Portugis yang menjadi musuh besar orang-orang Belanda. Raja Gowa
memperlakukan semua orang asing sama. Mereka diterima dengan baik dan
diperbolehkan bertempat tinggal di daerah kekuasaan baginda untuk berdagang. .

Namun, Bangsa Belanda memaksakan hak monopoli perdagangannya di


kepulauan Maluku khususnya dan di Indonesia bagian timur pada umumnya. Siapa
yang melanggar atau tidak mematuhi peraturan-peraturan serta ketentuan-ketentuan
yang dibuat oleh VOC dianggap penyelundup atau penjahat yang harus dihukum
dan diberantas. Tetapi, Kerajaan Gowa tidak mau mengakui hak monopoli
perdagangan VOC.
Kerajaan Gowa menentang perbuatan sewenang-wenang Belanda di
kepulauan Maluku yang kaya rempah-rempah. VOC dengan sewenang-wenang dan
dengan seenaknya sendiri membuat peraturan-peraturan yang sangat merugikan dan
mengekang kebebasan bangsa atau orang lain, termasuk kerajaan Gowa dan orang-
orang suku Makasar.

2.3 Usaha VOC dalam melaksanakn blockade terhadap Sombaopu


Salah satu usaha yang dilakukan VOC adalah melakukan blokade terhadap
Pelabuhan Sombaopu, Tetapi gagal ketika Sultan Hasanuddin naik takhta, ia ingin
segera menghentikan ambisi VOC untuk memaksakan monopolinya di Gowa.
Berbagai upaya pun dilakukan, seperti mempersiapkan pasukan, benteng, dan
berkoordinasi dengan sekutu.Akan tetapi perlawanan dari Sultan Hasanuddin
berujung pada kekalahan.
Faktor kekalahan Sultan Hasanuddin dari Makassar dalam peperangan
melawan VOC disebabkan oleh VOC mendapat dukungan dari Aru Palaka (Raja
Kerajaan Bone). Ketika Sultan Hasanuddin melakukan berbagai persiapan, VOC
juga melakukan hal yang sama, yakni dengan melancarkan politik devide et impera
terhadap Aru Palaka. Aru Palaka, yang pernah menjadi tahanan bagi Kerajaan
Gowa-Tallo bersama keluarganya pun dengan senang hati bersekutu dengan VOC.
Setelah mendapat dukungan Aru Palaka, pimpinan VOC, Gubernur Jenderal
Maetsuyker memutuskan untuk segera menyerang Gowa.
Pada 7 Juli 1667, meletus Perang Gowa, di mana kekuatan VOC menyerang
pasukan Gowa dari berbagai penjuru. Meski telah berjuang sekuat tenaga, Sultan
Hasanuddin tetap kewalahan karena pasukan gabungan lawan dilengkapi dengan
peralatan senjata yang lebih lengkap.

2.4 Perjanjian Bongaya


Pada 18 November 1667, Sultan Hasanuddin kemudian dipaksa
menandatangani Perjanjian Bongaya, yang salah satu isinya Gowa harus mengakui
hak monopoli VOC. Sultan Hasanudin tidak mau melaksanakan isi perjanjian
Bongaya karena isi perjanjiannya tersebut bertentangan dengan hati nurani dan
semboyan masyarakat Gowa atau Makassar.
Gagal untuk kedua kalinya Sultan Hasanuddin menolak untuk
melaksanakan isi Perjanjian Bongaya, yang sangat merugikan Makassar. Ia lantas
mengirimkan beberapa orang utusan ke pedalaman untuk menyerukan agar seluruh
rakyat mengadakan pemberontakan. Akan tetapi, usaha ini cepat tercium oleh
Belanda, sehingga Speelman segera meminta bantuan dari Batavia. Pada 1668,
Sultan Hasanuddin memimpin perlawanan Makassar terhadap VOC untuk
yang kedua kalinya. Namun, perlawanan ini segera dipadamkan, bahkan benteng
pertahanan rakyat Gowa, yang kemudian diberi nama Benteng Rotterdam, jatuh
dan dikuasai oleh VOC. Dengan sangat terpaksa, Sultan Hasanuddin harus
mengakui kekalahannya dan melaksanakan Perjanjian Bongaya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesultanan Goa talo adalah salah satu kerajaan paling besar yang terdapat
di daerah Sulawesi Selatan. Saat datang nya bangsa belanda, mereka menerima
dengan baik dan memperbolehkan bertempat tinggal di daerah kekuasaan kerajaan
Goa Talo untuk berdagang. Namun, semakin lama bangsa belanda memaksakan
hak monopoli perdagangan di Makasar.
Tetapi, Kerajaan Gowa tidak mau mengakui hak monopoli
perdagangan VOC. Karna adanya hal tersebut, VOC memblokade Pelabuhan
Sombaopu, Tetapi gagal ketika Sultan Hasanuddin naik takhta. Berbagai upaya pun
sudah dilakukan, seperti mempersiapkan pasukan, benteng, dan berkoordinasi
dengan sekutu.Akan tetapi tetap saja perlawanan dari Sultan Hasanuddin berujung
pada kekalahan karma VOC mendapat dukungan dari Aru Palaka.
Sultan Hasanuddin memimpin perlawanan Makassar terhadap VOC untuk
yang kedua kalinya. Namun, perlawanan ini segera dipadamkan, bahkan benteng
pertahanan rakyat Gowa, yang kemudian diberi nama Benteng Rotterdam, jatuh
dan dikuasai oleh VOC. Dengan sangat terpaksa, Sultan Hasanuddin harus
mengakui kekalahannya dan melaksanakan Perjanjian Bongaya

DAFTAR PUSTAKA

Kastori."perlawanan Bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan


imperialisme". 8 Agustus 2022.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/08/143000669/perlawanan-
bangsa-indonesia-terhadap-kolonialisme-dan-imperialisme-?page=all

CNN Indonesia."kisah perjuangan Sultan Hasanudin dalam melawan


penjajah". 1 November 2022.
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20220909132427-569-866005/kisah-
perjuangan-sultan-hasanuddin-dalam-melawan-penjajah

Sagimun (2021)."Sultan Hasanudin menentang VOC"


https://id.m.wikisource.org/wiki/Sultan_Hasanudin_Menentang_VOC/Bab_3

Ningsih." Kekalahan Sultan Hasanudin melawan VOC" 5 November 2021


https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/05/090000279/kekalahan-sultan-
hasanuddin-melawan-voc?
page=all&_gl=1*1t808bb*_ga*YW1wLU82QU9nTXJ6eWMtejA4RUozMzhIc
XhJZllzWDVtaUJHRzQzMFNVOFFiWTlScVNMT3doU1ZSUkhhRlhtSW5i
Tkg.*_ga_77DJNQ0227*MTY5MzkwOTk5MS4xMS4xLjE2OTM5MTAwOT
QuMC4wLjA.#page2

Anda mungkin juga menyukai