Namun untuk memonopoli perdagangan di Gowa pada abad 17, kongsi dagang
yang memiliki nama lengkap Vereenigde Oostindische Compagnie ini sedikit
tertatih-tatih. Kesulitan tersebut terjadi karena Kerajaan Gowa sedang dipimpin
oleh seorang raja yang sangat menentang keras praktik monopoli perdagangan
VOC.
Raja tersebut adalah Sultan Hasanuddin, raja ke-16
Kerajaan Gowa yang lahir pada 12 Januari 1631. Sebelum
menjadi raja, nama asli beliau ialah I Mallombasi
Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto
Mangepe. Setelah ia naik tahta, barulah ia bergelar Sultan
Hasanuddin.
Sebelum Sultan Hasanuddin menduduki singgasana
kerajaan, orang-orang Gowa sudah tidak suka dengan
kehadiran bangsa Barat yang ingin menguasai rempah-
rempah di perairan Sulawesi dan Maluku. Saat tampuk
kerajaan dipegang olehnya, barulah perlawanan mulai
terjadi.
Sultan Hasanuddin mengawali perlawanan dengan VOC pada tahun
1660. Di bawah komando Sultan Hasanuddin, pasukan Kerajaan Gowa
yang terkenal dengan ketangguhan armada lautnya mulai
mengumpulkan kekuatan bersama kerajaan-kerajaan kecil lainnya untuk
menentang dan melawan VOC.
VOC yang melihat Kerajaan Gowa memperkuat pasukan tidak
tinggal diam. VOC juga menjalin kerja sama dengan Kerajaan
Bone yang sebelumnya memiliki hubungan kurang baik
dengan Kerajaan Gowa. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh
VOC untuk menghimpun kekuatan untuk menghancurkan
Kerajaan Gowa. Namun, armada militer Kerajaan Gowa
masih terlalu tangguh untuk dihancurkan VOC dan para
sekutunya.