Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan

.Sulawesi merupakan salah satu pulau besar di Nusantara yang menyimpan potensi
besar bagi perdagangan. Tanahnya cukup subur sebagaimana Sumatra dan Jawa, di pesisir
banyak berdiri pelabuhan dagang. Sulawesi, terutama di bagian selatan sejak dulu
merupakan pintu gerbang menuju rempah-rempah di timur. Siapapun yang berkuasa di sana
akan memperoleh kekayaan yang besar berkat itu.
Hal ini tentunya tidak disia-siakan oleh Belanda yang posisinya terus menguat sejak
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mengambil alih VOC pada tahun 1799. Tercatat,
perlawanan besar terhadap Belanda terjadi di Sulawesi bagian utara dan selatan.
Belanda pertama kali mendirikan kantor dagang di Makassar pada tahun 1607. Langkah
pertama untuk mengontrol perdagangan utama yang dikontrol oleh penguasa-penguasa
lokal. Upaya ini tercium oleh Kerajaan Gowa, yaitu Sultan Hasanudin yang beranggapan
bahwa monopoli perdagangan di Makassar tidak dapat dibenarkan.
Sultan Hasanuddin dikenal sebagai Ayam Jantan dari Timur. Sebutan nama karena
perjuangan Sultan Hasanuddin melawan VOC. Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 12
Januari 1631. Dia lahir dari pasangan Sultan Malikussaid, Sultan Gowa ke-15, dengan I Sabbe
To’mo Lakuntu. Jiwa kepemimpinannya sudah menonjol sejak kecil juga pandai berdagang
I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe diberi gelar
Sultan pada saat beliau naik tahta dia memperoleh tambahan gelar Sultan Hasanuddin
Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja.
Sultan Hasanuddin dikisahkan memiliki jiwa kepemimpinan yang menonjol sejak kecil
Hasanuddin juga dikenal sebagai anak yang cerdas dan pandai berdagang, sehingga dia
memiliki jaringan dagang hingga Makassar dan orang asing.Saat kecil, Sultan Hasanuddin
mendapatkan pendidikan di Masjid Botoala.
Sebagai putra mahkota, sejak kecil Sultan Hasanuddin kerap diajak sang ayah untuk
mengikuti pertemuan penting kerajaan.Dengan begitu, sang ayah berharap Hasanuddin bisa
menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang.Di masa muda, Hasanuddin juga telah
beberapa kali mendapatkan kepercayaan sebagai delegasi Kerajaan Gowa untuk
mengirimkan pesan ke berbagai kerajaan.
Selain dari ayahnya, dia memperoleh bimbingan mengenai pemerintahan melalui
Mangkubumi Kesultanan Gowa, Karaeng Pattingaloang. Sultan Hasanuddin merupakan guru
dari Arung Palakka, salah satu Sultan Bone yang kelak akan berkongsi dengan Belanda untuk
menjatuhkan Kesultanan Gowa.

Pada usian ya ke-20tahun iya dipercaya ayahnya, sultan malikussaid, menjadi duta
untuk membina hubungan yang harmonis antara kerajaan gowa dan kerajaan-kerajaan yang
bersahabat atau yang tunduk kepada kerajaan gowa. Ayah dari Sultan Hasanuddin yaitu
Sultan malikussaid ,sangat sayang kepada Sultan Hasanuddin hubungan mereka pun
berjalan layaknya hubungan orang tua dan anak . Sultan Malikussaid juga telah
mempersiapkan anaknya itu menjadi penerus tahta ,hingga pada masanya Sultan
Malikussaid wafat .
Pada tahun 1653 M tepat pada saat itu sultan malikussaid ayahanda sultan hasanuddin
wafat dan sempat menyampaikan pesan terakhir kepada sultan hasanuddin.
S.Malikussaid:De anukkua....de anukkua .....kesini kii nak cinampe
(Anakku..Anakku....kemarilah sebentar )
S. Hasanuddin : Ada apa ambo.... ?
(Ada apa Ayah .....?)
S.Malikussaid:ambo ma elo poadang anu rellang.
(Ayah ingin memberitakan sesuatu padamu )
S. Hasanuddin : Apa iyaro ambo
(Apa itu Ayah (sultan hasanuddin meneteskan air mata)
S.Malikussaid: Ialona ambo leppu,Ambo elo mabbere issengmu makedae Iko Gona elo’
mancaji raja Gowa pura ambo leppu nak,ampu maddate tette na rumpa Gowa
(Sebelum Ayah wafat, Ayah ingin memberitaukanmu bahwa kamulah yang
akan menjadi raja gowa setelah ayah meninggal nak, jagalah dan
bangunlah kerajaan gowa ini.)
S.Hasanuddin : Ambo ambo aja laoo...Aku janci maelo bangung rumpa Gowa
(Ayah jangan pergiii (teriak sambil meneteskan air mata) Aku berjanji akan
membangun kerajaan ini (sambil memeluk jasad ayahnya)

Pada saat itu sultan Malikussaid telah wafat dan minitipkan amanat kepada I
Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe untuk memimpin
kerajaan Gowa .Sesuai dengan amanat itu , I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng
Mattawang Karaeng Bonto Mangepe akan dilantik menjadi raja ke 16 kerajaan Gowa
Sulawesi Selatan yang didukung oleh pembesar – pembesar kerajaan segera setelah ayah
nya wafat

Setelah itu sultan Hasanuddin pun mengumumkan kepada rakyatnya bahwa ia yang
akan menjadi pengganti ayahnya.Pengumuman itu disampaikan di kerajaan Gowa dan
disaksikan oleh seluruh masyarakat yang ada pada masa itu
S.hasanuddin : Saya I mallombassi Muhammad Baki Daeng Mattawang Karaeng Bonto
Mangepe akan memimpin kerajaan Gowa ini .Dengan amanat dari ayah saya Sultan
Malikussaid,saya berjanji akan mensejahterakan dan melindungi rakyat Gowa dengan
seluruh jiwa raga saya
Masyarakat: Hidup Sultan Hasanuddin...Hiduppp
Masyarakat menyeruh dan I mallombassi Muhammad Baki Daeng Mattawang Karaeng
Bonto Mangepe mendapatkan gelar Sultan Hasanuddin ,dan menjadi raja Gowa ke 16.Dua
tahun berlalu setelah Sultan Hasanuddin dinobatkan sebagai Raja Gowa, masyarakat hidup
aman dan sejahtera.Dan sultan Hasanuddin mempunyai tiga istri yaitu I Bate Daeng Tommi,
I mami Daeng sangnging ,dan I Daeng Talele.
Tetapi ketentraman Masyarakat Gowa mulai terganggu saat kedatangan
Belanda .Masuknya Belanda di Sulawesi pertama kali pada tahun 1607, ketika orang Belanda
di bawah Laksamana Belanda Cornelis Matelijft berlabuh di sekitar selatan pantai Sulawesi,
dekat kampung Tanahkeke, akan tetap tidak melakukan sesuatu dan terus ke Maluku,
diperintahkannya kedua orang pegawainya pada tahun ini yaitu Vaulus van Dolt Jacquest
Hermite singgah di Makassar untuk meminta Gowa agar tidak mengirim beras ke Malaka
dan membuka pelabuhannya, tetapi Gowa tidak mematuhinya, selain itu juga melakukan
pemeriksaan kantor dagang di Makassar.
Seperti biasa masuknya Belanda di Sulawesi, terutama di Makassar disambut baik, meski
belum mendapat izin untuk menetap di daratan Makassar, bukan hanya di wilayah Sulawesi
saja begitu, di wilayah lain pun seperti Jawa ,Aceh ,dan wilayah lainnya pun menyambut
kedatangan Belanda dengan baik .Lain halnya dengan bangsa asing lainnya seperti Inggris
dan Portugis yang sudah diizinkan untuk tinggal, kepada orang Belanda dilarang menetap
karena Makassar menaruh kecurigaan pada Belanda apalagi usaha gigih VOC untuk
memonopoli perdagangan, proses penebangan pohon pada tahun 1625-1656 mencetuskan
kekhawatiran dan perhatian.
Daya tarik dan pentingnya Makassar bagi Belanda tercermin pada catatan Belanda
tertanggal 27 Oktober 1625 yang mengeluh atas persaingan orang-orang Denmark dan
Inggris, laporan itu mengatakan:
“Sejak kita berlayar sekitar Malaka, kota Makassar telah berkembang pesat dan mengenai
perdagangan di daerah timur ini, seperti Kalimantan, Solor, Jawa, Timor, Ambon, kepulauan
Maluku dan tempat lainnya lokasi Makassar jauh lebih baik daripada Malaka.
Pada pertengahan abad ke-17, Kompeni Belanda (VOC) berusaha memonopoli
perdagangan rempah-rempah di Maluku setelah berhasil mengadakan perhitungan dengan
orang-orang Spanyol dan Portugis. Kompeni Belanda memaksa orang-orang negeri menjual
dengan harga yang ditetapkan oleh mereka, selain itu Kompeni menyuruh tebang pohon
pala dan cengkih di beberapa tempat, supaya rempah-rempah jangan terlalu banyak. Maka
Sultan Hasanuddin menolak keras kehendak itu, sebab yang demikian adalah bertentangan
dengan kehendak Allah katanya.
Untuk itu Sultan Hasanuddin pernah mengucapkan kepada Kompeni

Anda mungkin juga menyukai