“SULTAN HASANUDDIN”
Disusun oleh :
KELAS: 7 MAHONI
2022
A. Pendahuluan
Nusantara kita terdiri dari ribuan pulau dengan kekayaan alam yang
berlimpah ruah. Diantara pulau-pulau itu, ada sebuah pulau yang bentuknya
menyerupai huruf K. Pulau itu tidak lain adalah Pulau Sulawesi. Dahulu, pada abad
ke-15 sampai abad ke-17, di bagian pulau sulawesi terletak sebuah kerajaan yang
besar dan disegani bernama kerajaan gowa. Menurut catatan para ahli, kerajaan
gowa ini didirikan pada sekitar tahun 1300 Masehi dan dikenal serta disegani oleh
bangsa Eropa kerena kebesaran dan kekuatan armada perangnnya. Salah satu raja
meninggal di istananya yang indah). Beliau dikenal sebagai Sultan Hasanuddin, yang
dijuluki "Ayam Jantan Dari Timur". Raja Gowa ke-16 yang memerintah kerajaan
I Mallombasi, nama kecil dari Sultan Hasanuddin yang dilahirkan pada tanggal
yang bergelar Sultan Malikussaid dan ibunya bernama I Sabbe To'mo Lakuntu, Putri
bangsawan Laikang adalah salah seorang istri Sultan Malikussaid. Sultan Hasanuddin
atau I Patimang Daeng Nisaking Karaeng Bonto Je'ne yang kemudian menjadi
1
B. Masa Kelahiran Dan Remaja
Pada saat kelahiran dan masa kecil I Mallombasi Sultan Hasanuddin Ayahnya
belum menjadi raja Gowa. Sejak kecil Sultan Hasanuddin telah menunjukan
pada masa kecilnya sangat rendah hati dan perbuatannya selalu jujur. Dia sangat
mengantikan kakek Beliau menjadi raja Gowa ke-15. Beliau dilantik pada tanggal 15
Juni 1639. Mas remaja Hasanuddin diisi dengan kesibukan belajar dan bergaul
dengan kawan-kawannya dan juga dengan putra-putra raja Bone yang waktu itu
Pada usia 16 tahun Hasanuddin kerap kali hadir menyertai ayahnya dalam
Hasanuddin mulai belajar ilmu pemerintahan, diplomasi dan ilmu perang. Kecakapan
dalam bidang ini sudah menonjol, Hasanuddin juga banyak mendapat bimbingan
dari ayahnya serta mangkubumi kerajaan Gowa Karaeng Pattingaloang tokoh yang
lingkungan bangsawan istana dan rakyatnya, tetapi meluas kepada orang asing,
2
melayu, b\portugis dan inggris yang pada saat itu banyak berkunjung ke Makassar
untuk berdagang.
Raja Gowa yang tak lain adalah ayahnya sendri. Menjelang umurnya 21 tahun,
diangkat menjadi raja karena adanya pesan dari ayahnya sebelum wafat.
Raja Gowa Malikussaid. Dukungan itu diberikan karena sifat-sifat Hasanuddin yang
tegasa dan berani. Juga kemampuan serta pengetahuan yang luas dan menonjol
dari saudaranya yang lain. Kerajaan Gowa memang memerlukan Raja yang berani
dengan gelar Sultan Hasanuddin pada bulan Nopember 1653 menggantikan ayahnya
pada saat beliau berusia 22 tahun. Dua tahun setelah dinobatkan Sultan Hasanuddin
3
kemudian menikahi I Bate Daeng Tommi atau I lo'mo Tombong Karaeng Pabineang
yang besar. Pelabuhan Makassar ramai dikunjungi oleh para pedagang dari Portugis,
Ingris dan Belanda. Pada masa Sultan Alauddin memerintah, Kerajaan Gowa telah
akrab antara Raja Mataram di Pulau Jawa, Sultan Aceh di Sumatra, Sultan Ternate di
dan Maluku memberi kewajiban kepada armada perang Kerajaan Gowa untuk
seorang raja yang berani, bijaksana, hormat kepada orang tua, tahu membalas budi
bergaul dengan sesamanya raja dan dipuji sebagai orang yang meperlakukan
4
Raja Muda Portugis di Goa India, Presiden di Keling (Koromandel India), Saudagar di
Masulipatan (India). Bersahabat dengan Raja Ingris, Raja Portugal, Raja Kastilia
(Spanyol) dan dengan Mufti di Mekah. Mufti inilah yang mula-mula meberi gelar
tahun. Tahun 1631 sampai 1634 armada Gowa dan Ternate saling serang dengan
armada Belanda di perairan Maluku. Tahun 1634 Raja Gowa mengirim armada terdiri
dari 100 perahu perang ke Ambon membantu rakyat Ambon melawan Belanda yang
itu dikenal dengan nama perang Hongi. Setahun sesudah itu belanda mengirim 12
setahun sebelumnya benteng yang terbuat dari tanah itu sudah diubah dan dibuat
dari batu, sedangkan perahu dan kapal perang armada Gowa sudah meninggalkan
kuat. Berbagai cara dipergunakan. Pada bulan Juni 1637 Kompeni Belanda yang
dengan Kerajaan Gowa. Van Diemen meminta agar Raja Gowa melarang Portugis
dan inggris berdagang di Makassar, tetapi permintaan itu ditolak oleh Sultan
Alauddin. Orang Belanda belum diluaskan untuk tinggal dan menetap di Makassar.
5
Pada waktu itu Raja Gowa menerima tamu-tamu asing di istananya yang terdapat di
F. Benteng Pertahanan
menambah keyakinan bahwa kompeni Belanda pada suatu saat akan menyerbu dan
Hasanuddin yang waktu itu telah sering menjadi duta dan mengurus pertahanan
Opu yang menjadi pertahanan utama, dan menjadi kediaman Sultan, tebalnya 12
kaki. Benteng ini dipasangi meriam besar yang dijuluki "Anak Mangkasara" dan ada
lebih 270 meriam-meriam kecil lainnya. Meriam "Anak Mangkasara" ini dibuat pada
tahun 1593 dengan panjang 3 meter dan garis tengah lubang mulutnya 41,5cm
Gowa dan kale Gowa serta beberapa benteng lagi di daerah Bantaeng dan juga
sebuah parit yang panjangnya 3 setengah kilometer antara Binanga Beru dan Ujung
Tanah.
Benteng yang memperkuat Pantai Kota Makassar itu berjajar dari utara
Rotterdam, Benteng Somba Opu dan Benteng Barombong. Antara Tallo dengan
6
Ujungpandang terdapat Benteng kecil Ujung tanah, antara Benteng Ujungpandang
dengan Benteng Somba Opu dan Benteng Barombong terdapat benteng kecil
Benteng Somba Opu, sebagai tempat kediaman Raja, dilindungi pula oleh
sebuah benteng besar di sebelah timurnya yang bernama Anak Gowa, sedangkan di
sebelah timur benteng Anak Gowa terdapat benteng Tamalate (Het Ringmuur Van
Gowa).
adalah Kerajaan Gowa dan armadanya. Selama lebih dari 200 tahun kedua armada
ini telah saling menyerang. Belanda memiliki kapal dan perlengkapan perang yang
baik, sedangkan laskar dan pelaut armada Kerajaan Gowa memiliki semangat juang
yang tinggi dan tidak takut mati ini karena budaya siri' na pacce telah berakar dihati
sanubari para pejuang Kerajaan Gowa dan Aru atau sumpah setia para prajurit
Kerajaan Gowa.
Tahun 1645 adalah tahun yang penuh cobaan bagi Sultan Hasanuddin, belum
7
Perang dua hari dengan pasukan Belanda pada April 1655 di Buton yang
Buton berhasil direbut dan 35 orang Belanda terbunuh dalam peperangan ini.
Belanda menyadari bahwa perang dengan Sultan Hasanuddin telah menelan biaya
yang dan kerugian yang besar, maka diutuslah duta ke somba opu mewakili
gubernur jendral belanda di Batavia. Utusan itu bernama Willem Van der beek dan
yang berada di Maluku di tarik kembali, tukar menukar tawanan perang. Belanda
berjanji, bila kerajaan Gowa berperang dengan salah satu bangsa maka kompeni
Belanda tidak boleh ikut campur. Musuh Belanda bukanlah musuh Kerajaan Gowa".
Tahun 1657 Belanda mengutus lagi Willem Bastingh karena tidak senang
melihat perdagangan antara Hitu, Seram dan Makassar berjalan lancar, karena ingin
mengancam kepada Sultan Hasanuddin. Ultimatum itu dibalas dengan surat yang
juga bernada keras. Sultan Hasanuddin tidak mau menyerah. Semangatnya semakin
besar dipersiapkan 31 kapal perang dan 2700 tentara terlatih dipimpin oleh Johan
van Dam dan dibantu oleh Johan Truytman. Peperangan ini berlangsung selama
hampir 2 tahun lamanya. Pada tangal 12 Juni 1660 Benteng Panakkukang jatuh
ketangan Belanda.
pasukan Sultan Hasanuddin bertempur selama dua hari, lebih dari 2000 orang
portugis diusir dari Makassar dan armadanya dihancurkan. Orang Portugis ini oleh
8
Belanda dikirim ke Pulau Timor, dari kedua belah pihak berjatuhan banyak korban
Karaeng Popo dan sejumlah bangsawan kerajaan Gowa berangkat ke Batavia untuk
1. Makassar tidak boleh campur tangan soal Buton, Ternate dan Ambon.
Makassar.
Sultan Hasanuddin terpaksa menanda tangani perjanjian itu,. Namun, perjanjian ini
Bergelar Arung Palakka, sahabat sepermainan Sultan Hasanuddin semasa kecil yang
pemberontakan itu pada tanggal 11 Oktober 1660. Arung Palakka bersama 4000
9
hangat oleh Kompeni Belanda. Kerugian yang diderita Belanda untuk menundukkan
Sultan Hasanuddin cukup banyak dan sudah memakan waktu yang lama.
Kesempatan menaklukkan Gowa sudah terbuka, Arung Palakka bisa diadu dengan
bentang sudah diperbaiki. Merian dan alat perang sudah ditambah, prajurit juga
Pada tahun 1662 kapal Belanda De Walvis masuk ke perairan Makassar tanpa
disita. Pihak Belanda menuntut pengembalian meriam itu. Belanda kemudian mulai
meniupkan perang saudara. Tahun 1664, Sultan Ternate, Sultan Buton dan Arung
bantuan. Sultan Hasanuddin sudah mengetahui cara Belanda itu, sikap lunak
berdamai tetapi meminta Belanda agar Bone, Buton dan Seram tidak dianak
emaskan. Akan tetapi Belanda sudah berniat untuk menghancurkan Kerajaan Gowa.
harus menundukkan kerajaan yang sudah berhasil dibujuk oleh Belanda. Buton
10
harus dibebaskan terlebih dahulu, Sultan Hasanuddin memerintahkan untuk
menyiapkan sebuah ekspedisi ke timur. 700 buah kapal perang dan 20.000 prajurit
Bima dan Raja Luwu yang telah diangkat menjadi laksamana muda kerajaan Gowa
Bontomarannu, akan tetapi Buton dapat dibebaskan oleh armada Belanda yang
dipimpin oleh Admiral Speelman dan Arung Palakka yang ikut dalam armada itu.
I. Perang Terbuka
Armada Belanda dipimpin oleh Cornelius Speelman dibantu oleh Arung Palakka dan
Kapten Jongker dari Manipa dan sekutu-sekutu Belanda. Armada itu berangkat dari
besar 600 orang tentara Belanda, 400 laskar Arung Palakka dan Kapten Jongker.
Armada itu tiba di depan bentang Somba Opu tanggal 15 Desember 1666.
Di dalam Kota Makassar di pusat Ibu Kota Gowa dan daerah di sepanjang
perlindungan. Semua meriam dan pasukan di seluruh benteng sudah siap, bahan
11
makanan sudah dipersiapkan untuk persiapan perang beberapa bulan, sepanjang
pantai dari Tallo sampai Bantaeng pasukan perlawanan rakyat sudah dipersiapkan
pula.
yang berada di dalam daerah pertahanan Gowa yang sudah memberontak, dan
utusan itu membawa tuntutan agar Sultan Hasanuddin menyerah saja dan
membayar kerugian Belanda dalam perang terdahulu. Tuntutan Speelman ini hanya
alasan untuk memulai penyerangan. Sultan Hasanuddin menjawab surat itu dengan
berkata "Bila kami diserang, maka kami akan mempertahankan diri dan menyerang
kembali dengan segenap kemampuan yang ada. Kami berada dipihak yang benar.
perlawanan para prajurit Gowa terbakar dan menyala-nyala. Perahu kecil bersenjata
menyerbu mendekati kapal perang Belanda. Dengan dilindungi oleh hujan yang
sangat lebat armada semut perahu perang milik Kerajaan Gowa mulai menghantam
dari dekat inti armada perang Speelman. Speelman menhgundurkan diri dari Somba
12
Di Laikang pantai sebelah selatan Makassar, pasukan-pasukan pendarat
dibumihanguskan, tak luput pula lumbung beras Kerajaan Gowa ikut dibakar.
satu lawan satu terjadi. Korban berjatuhan dikedua belah pihak. Setelah bertempur
sehari semalam Speelman mundur dan semua pasukannya ditarik naik ke kapal.
Raja-raja Buton, Ternate dan Bone untuk mengurangi kerugian dipihak mereka.
Speelman. Kepada Sultan Buton, pihak Belanda memberikan hadiah 100 ringgit
setahun.
13
Armada Speelman berlayar ke Ternate. Arung Palakka mengirim pasukannnya
sebanyak 2000 orang ke Bone untuk membentuk pasukan baru untuk persiapan
menyarang Gowa. Bulan Juni 1667 Speelman bersama Sultan Mandarsyah yang
membawa pasuka Ternate, Bacan dan Tidore bergabung dengan pasukan Arung
Palakka dan Kapten Jongker. Perang pecah tanggal 7 Juli setelah sekitar 7000 orang
pasukan Gowa menyerang tiba-tiba. Empat hari kemudian armada Belanda berlayar
oleh kapal perang Belanda. Benteng Somba Opu sudah dikepung dari laut.
J. Perang Menentukan
Perang yang menentukan telah tiba. Bau mesiu dan darah memenuhi udara.
Benteng Somba Opu yang menjadi pusat pertahanan utam kerajaan Gowa langsung
dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dan Sultan Harun Al Rasyid Raja Tallo. Karaeng
Tanggal 19 Agustus 1667 pagi hari, Benteng Galesong diserang oleh meriam
pasukan Belanda, dalam serangan ini persedian beras kerajaan Gowa di Galesong
berhasil dibakar Belanda. Hari demi hari perang berkecamuk. Diawal September
meriam besar jarak jauh milik pasukan Gowa mengusir armada Speelman. Di darat
14
Keadaan ini membuat Speelman meminta bantuan dari Batavia. Belanda
Oktober 1667 Armada Speelman dan Dupon mengepung rapat Makassar. Dengan
di Galesong dibantu Arung Palakka. Somba Opu dikepung dari laut maupun
darat. Terjadi pertempuran yang sangat sengit antara Gowa dan pasukan Bone,
Ternate, Buton dan Maluku, korban berjatuhan dari bangsa sendiri yang diadu oleh
Belanda.
tempur merosot. 182 serdadu dan 95 matros jatuh sakit. Pasukan Buton, Ternate
dan Bugis juga diserang sakit perut. Speelman minta dikirimi lagi perlengkapan dan
tetapi semangat semangat prajurit Gowa masih membara. Sultan Hasanuddin masih
Sultan Hasanuddin dikenal arif dan bijaksana. Beliau merasa sedih karena
harus bertempur melawan keluarga sendiri. Arung Palakka La Tenri Tatta to Erung
15
Meneruskan perang hanya akan menguntungkan Belanda. Perundingan
Barombong yang sudah direbut Belanda. Setalah berkali-kali berunding, maka pada
yang dikenal sebagai "Cappaya Ri Bungaya" atau perjanjian Bungaya. Perjanjian ini
K. Perang Terakhir
Raja Tallo Sultan Harun Al Rasyid, Karaeng Lengkese, dan Arung Matowa
Wajo tidak menerima perjanjian Bungaya. Pasukannya ditarik, tekad mereka tetap.
Rotterdam). Hari demi hari bulan demi bulan perang terus berkecamuk.
berlangsung sengit. Banyak orang Belanda mati atau luka, Arung Palakka juga
menderita luka. Setiap hari 7 atau 8 orang serdadu Belanda dikuburkan. Speelman
jatuh sakit. 5 orang dokter, 15 pandai besi tewas. Tenaga bantuan dari Batavia
hanya 8 orang yang masih sehat. Dalam tempo 4 minggu, 139 orang mati dalam
16
Sultan Hasanuddin memerintahkan untuk melakukan perbaikan kembali
pasukannya menyerbu Fort Rotterdam. Pada serangan ini Arung Palakka nyaris
tewas. Speelman meminta bantuan dari Batavia. Pasukan dan peralatan perang dari
Batavia tiba pada bulan April 1669. Meriam besar dibuat dan larasnya diarahkan ke
menembakkan lebih 30.000 biji peluru ke benteng Somba Opu. Patriot kerajaan
Gowa tetap memberikan perlawanan yang gigih atas serangan Belanda dan hujan
peluru.
Setelah perang selama selama 10 hari siang dan malam, maka pada tanggal
24 Juni 1669 seluruh benteng Somba Opu dikuasai Belanda. Tdak kurang 272 pucuk
meriam besar dan kecil termasu meriam keramat "Anak Mangkasara" dirampas
Anak Gowa.
amunisi meledakkan benteng yang tebalnya 12 kaki ini. Udara merona merah dan
ledakan mesiu dan api yang menjilat. Seluruh Istana Somba Opu dihancurkan.
17
Sultan Hasanuddin kalah perang, tetapi menurut pengakuan Belanda,
pertempuran inilah yang paling dahsyat dan terbesar serta memakan waktu yang
paling lama dari yang pernah dialami Belanda dibumi Nusantara waktu itu. Sultan
Hasanuddin dari benteng Somba Opu ke benteng Kale Gowa, maka usaha Speelman
memecah belah persatuan kerajaan Gowa terus dilancarkan. Usaha ini berhasil,
Sultan Hasanuddin sudah bersumpah tidak akan sudi bekerja sama dengan
penjajah Belanda. Pada tanggal 29 Juni 1669 Sultan Hasanuddin meletakkan jabatan
sebagai Raja Gowa ke-16 setelah selama 16 tahun berperang melawan penjajah dan
Muharram 1081 Hijriah. Sultan Hasanuddin wafat dalam usia 39 tahun. Beliau
18
dimakamkan disuatu bukit di pemakaman Raja-raja Gowa di dalam benteng Kale
dada setiap insan bangsa yang mendambakan perdamaian dan kebebasan di Bumi
Pancasila ini.
"Ayam Jantan Dari Timur". Komando Daerah Militer (KODAM) XIV Hasanuddin
(setia pada Negeriku). Dan dengan keputusan Presiden RI No. 087/TK tahun 1973
19
Kesimpulan
demi mempertahankan kedaulatan tanah air dari sang kolonial. Sejak kecil
peperangan. Beliau juga telah debekali dengan ilmu agama dan semangat
sehingga beliau mendapat julukan sebagai “ayam jantan dari timur” karena
kegigihannya dalam memukul mundur penjajah dari tanah air. Beliau dapat
dijadikan pedoman bagi para generasi muda untuk selalu menjaga kedaulatan
tanah air dan meningkatkan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap tanah air.
20
DAFTAR PUSTAKA
Buku Riwayat Perjuangan Sultan Hasanuddin Raja Gowa XVI | Oleh Moh. Alwi |
Penerbit Bhakti Baru
Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar dalam Sejarah | Prof. Dr. Mattulada | Bhakti
Baru Berita Utama 1982
Mengenal Museum Negeri La Galigo Ujung Pandang SULSEL | Staf Kantor Museum
Negeri La Galigo Ujung Pandang - 1985
Peristiwa Tahun-tahun Bersejarah Di Sulawesi Selatan dari Abad ke XIV s/d XIX |
Team
------- Pengolah dan Penerbit Kantor Cabang II Lembaga Sejarah dan
Antropologi Ujung Pandang
21
22