Anda di halaman 1dari 1

03.

03 05:53
~indikator=
a. Sejarah hidup tokoh
b. Peran tokoh selama hidup
c. Cerita perjuangan tokoh

SULTAN HASANUDDIN

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 12 Januari 1631. Dia lahir dari pasangan
Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15, dengan I Sabbe To’mo Lakuntu. Jiwa
kepemimpinannya sudah menonjol sejak kecil. Selain dikenal sebagai sosok yang
cerdas, dia juga pandai berdagang. Karena itulah dia memiliki jaringan dagang yang
bagus hingga Makssar, bahkan dengan orang asing. Beliau meninggal di Gowa, Sulawesi
Selatan, pada tanggal 12 Juni 1670 yakni pada umur ke 39 tahun. Sultan Hasanuddin
adalah Raja Gowa ke-16. Ia memimpin perjuangan melawan kolonial Belanda yang
berusaha menguasai perdagangan di Sulawesi Selatan.

Hasanuddin kecil mendapat pendidikan keagamaan di Masjid Bontoala. Sejak


kecil ia sering diajak ayahnya untuk menghadiri pertemuan penting, dengan harapan
dia bisa menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang. Beberapa kali dia dipercaya
menjadi delegasi untuk mengirimkan pesan ke berbagai kerjaan

Semasa Sultan Hasanuddin menjabat, dia harus berhadapan dengan Belanda yang ingin
memonopoli rempah-rempah dan hasil perdagangan wilayah Timur Indonesia. Belanda
melarang seluruh kerajaan di Makassar untuk berdagang dengan musuh Belanda.

Sultan Hasanuddin meneruskan prinsip ayah dan kakeknya, bahwa hasil bumi dan lautan
harus digunakan bersama-sama.

Meski sebagian kerajaan hancur, Belanda gagal menguasai Kerajaan Gowa karena armada
lautnya yang memumpuni. Di samping itu, Sultan Hasanuddin tidak berperang sendiri,
dia berhasil menggabungkan kekuatan dengan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.

Pada pertengahan abad ke-17, Kompeni Belanda (VOC) berusaha memonopoli perdagangan
rempah-rempah di Maluku setelah berhasil mengadakan perhitungan dengan orang-orang
Spanyol dan Portugis. Kompeni Belanda memaksa orang-orang negeri menjual dengan
harga yang ditetapkan oleh mereka, selain itu Kompeni menyuruh tebang pohon pala
dan cengkih di beberapa tempat, supaya rempah-rempah jangan terlalu banyak. Maka
Sultan Hasanuddin menolak keras kehendak itu, sebab yang demikian adalah
bertentangan dengan kehendak Allah katanya.

Pada pertengahan abad ke 17 tersebut,VOC Belanda menyerang Makassar, tetapi belum


berhasil menundukkan Kerajaan Gowa. Tahun 1667, VOC Belanda di bawah pimpinan
Cornelis Speelman beserta sekutunya kembali menyerang Makassar. Pertempuran
berlangsung di mana-mana, hingga pada akhirnya Kerajaan Gowa terdesak dan semakin
lemah, sehingga dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian
Bungaya pada tanggal 18 November 1667 di Bungaya. Gowa yang merasa dirugikan,
mengadakan perlawanan lagi. Pertempuran kembali pecah pada Tahun 1669. Kompeni
berhasil menguasai benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 24 Juni
1669. Sultan Hasanuddin wafat pada tanggal 12 Juni 1670.

Anda mungkin juga menyukai