Anda di halaman 1dari 3

BIOGRAFI PAHLAWAN INDONESIA

X-C
Kelompok 7:
1. Radit Dwi Ferdiansyah
2. Raymond Gio I. R.
3. Reysha Agisca R.
4. Rizkie Azril
5. Sendy Renata

SMA NEGERI 2 TARAKAN


Tahun Ajaran 2023/2024
SULTAN HASANUDDIN

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 12 Januari 1631. Dia lahir dari
pasangan Sultan Malikussaid, Sultan Gowa ke-XV, dengan I Sabbe Lokmo
Daeng Takuntu. Jiwa kepemimpinannya sudah menonjol sejak kecil. Selain
dikenal sebagai sosok yang cerdas, dia juga pandai berdagang. Karena itulah dia
memiliki jaringan dagang yang bagus hingga Makassar, bahkan dengan orang
asing.
Hasanuddin kecil mendapat pendidikan keagamaan di Masjid Bontoala.
Sejak kecil ia sering diajak ayahnya untuk menghadiri pertemuan penting,
dengan harapan dia bisa menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang.
Beberapa kali dia dipercaya menjadi delegasi untuk mengirimkan pesan ke
berbagai kerjaan.
Saat memasuki usia 21 tahun, Hasanuddin diamanatkan jabatan urusan
pertahanan Gowa. Ada dua versi sejarah yang menjelaskan kapan dia diangkat
menjadi raja, yaitu saat berusia 24 tahun atau pada 1655 atau saat dia berusia 22
tahun atau pada 1653. Terlepas dari perbedaan tahun, Sultan Malikussaid telah
berwasiat supaya kerajaannya diteruskan oleh Hasanuddin.
Selain dari ayahnya, dia memperoleh bimbingan mengenai pemerintahan
melalui Mangkubumi Kesultanan Gowa, Karaeng Pattingaloang. Sultan
Hasanuddin merupakan guru dari Arung Palakka, salah satu Sultan Bone yang
kelak akan berkongsi dengan Belanda untuk menjatuhkan Kesultanan Gowa.
Pada pertengahan abad ke-17, Kompeni Belanda (VOC) berusaha
memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku setelah berhasil
mengadakan perhitungan dengan orang-orang Spanyol dan Portugis. Kompeni
Belanda memaksa orang-orang negeri menjual dengan harga yang ditetapkan
oleh mereka, selain itu Kompeni menyuruh tebang pohon pala dan cengkih di
beberapa tempat, supaya rempah-rempah jangan terlalu banyak. Maka Sultan
Hasanuddin menolak keras kehendak itu, sebab yang demikian adalah
bertentangan dengan kehendak Allah katanya. Untuk itu Sultan Hasanuddin
pernah mengucapkan kepada Kompeni "marilah berniaga bersama-sama,
mengadu untuk dengan serba kegiatan". Tetapi Kompeni tidak mau, sebab dia
telah melihat besarnya keuntungan di negeri ini, sedang Sultan Hasanuddin
memandang bahwa cara yang demikian itu adalah kezaliman.
Pada tahun 1660, VOC Belanda menyerang Makassar, tetapi belum
berhasil menundukkan Kesultanan Gowa. Tahun 1667, VOC Belanda di bawah
pimpinan Cornelis Speelman beserta sekutunya kembali menyerang Makassar.
Pertempuran berlangsung di mana-mana, hingga pada akhirnya Kesultanan
Gowa terdesak dan semakin lemah, sehingga dengan sangat terpaksa Sultan
Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bungaya pada tanggal 18 November
1667 di Bungaya. Gowa yang merasa dirugikan, mengadakan perlawanan lagi.
Pertempuran kembali pecah pada Tahun 1669. Kompeni berhasil menguasai
benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 24 Juni 1669.
Sultan Hasanuddin wafat pada tanggal 12 Juni 1670 karena penyakit ari-ari.

Anda mungkin juga menyukai