Anda di halaman 1dari 4

KESULTANAN GOWA TALLO

NAMA KELOMPOK:

●Annisa Fitri

●Sintiyah

●Sabda Amin

●M. Recsy Kadavi

-Pendiri Gowa Tallo

Kerajaan gowa tallo pada awalnya merupakan kerajaan yang terpisah, yakni kerajaan gowa dan

Tallo. Pada tahun 1528,kedua kerajaan bersekutu dengan membentuk kerajaan gowa tallo, dan

Tumapa’risi kallona menjadi raja pertama kerajaan gowa tallo.pusat pemerintahan berada di

Makassar

●Tumapa’risi kallona

Tumapa’risi kallona atau disebut juga (Tumapaqrisiq kallona) adalah seorang karaeng

Atau penguasa gowa awal yang berkuasa dari sekitar 1511 sampai dengan akhir 1546,

Dan penguasa pertama yang di deskripsikan dalam hikayat gowa.Ia mengenalkan

Catatan dan hukum tertulis kepada kerajaannya, dan memulai perluasannya dengan

Menaklukkan dan menjalin hubungan dengan tetangga-tetangga makassarnya.

Ia juga terkenal karena melakukan reformasi internal yang meliputi pengenalan sabbanaraq

Atau kepala pelabuhan, jabatan birokratik pertama di kerajaaan tersebut.


●Sultan Alauddin

Sultan Alauddin merupakan sultan ke-14 dari kesultanan gowa tallo dan raja

Yang pertama masuk islam ketika memerintah.Ia merupakan anak dari raja

Ke-12 (Tunijalloq). Alauddin di lahirkan dengan nama I Mangerangi, gelar

Bangsawannya I Daeng Manrabbia. Setelah kekuasaan saudaranya Tunipasuluq

Di tumbangkan, I Mangerangi yang saat itu masih tujuh tahun di angkat

Menjadi karaeng gowa oleh tumabicara buta makassar karaeng matoaya.

Berkuasa :1593 hingga 15 juni 1639

Pendahulu :Tunipasuluq

Penerus :Tumamenang ri papambatuna

Kelahiran :1586

Kematian :15 juni 1639 (53 tahun)

Datuk ri bandang, seorang pendakwah minangkabau, yang berasal dari

Toko tangah, mengislamkan I Mangerangj pada tanggal 22 september 1605.

Semenjak itu, I mangerangi memimpin dengan gelar sultan Alauddin.

Pada masa pemerintahannya dan karaeng matoaya, kesultanan makassar

Melakukan ekspansi besar-besaran. Pada tanggal 10 juni 1639, Alauddin

Jatuh sakit ketika berada di cikkoang,lima hari kemudian ia meninggal

Di Somba Opu

Kerajaan Gowa telah memulai penaklukan Kerajaan Bone dengan mengadakan serangan
sebanyak lima kali sejak tahun 1562. Sultan Alauddin selaku Sultan Gowa melanjutkan
ekspansi militer yang keenam ke daerah Kerajaan Bone. Saat itu, Kerajaan Bone dipimpin
oleh La Tenrirua. Alasan yang melandasi tindakannya ini adalah penyebaran Islam. Kerajaan
Gowa akhirnya mampu menaklukkan Kerajaan Bone pada serangan ini. Hasil dari ekspansi ini
membuat La Tenrirua menjadi muslim. Namun terjadi penolakan oleh rakyat dan Hadat
Tujuh Kerajaan Bone. Sehingga, posisi La Tenrirua sebagai raja digantikan oleh La Tenripale
(1611-1613).
●Sultan Malkiussaid

Sultan malikussaid ia adalah ayah sultan hasanuddin dan karaeng patingaloang. Karaeng
patingaloang adalah anak sultan malikussaid dengan I Wara Karaeng Lempangan, dan Sultan
hasanuddin adalah anak sultan malkussaid dengan isa bbetoh mo lakuntuh. Sultan
malikussaid adalah raja gowa tallo ke-15, Ia memerintah 1593-1623, dan wafat pada tahun
1536. Ia menganut agama islam, sultan malikussaid ini juga perdana menteri kesultanan
makassar yang sangat berpengaruh pada abad ke-17. Ia melantik sultan alauddin sebagai
raja kerajaan gowa. Menggantikan saudaranya Tunipasuluq, untuk mempercepat kerjasama
gowa dan tallo dan mengembangkan makassar dari sebuah kekuatan lokal di sulawesi
selatan menjadi suatu kekuatan regional besar, sehingga mampu menyaingi VOC yang mulai
berkembang di Nusantara.

Kemudian penyebaran islam di gowa tallo, karaeng matoaya atau sultan malikussaid ini raja
tallo yang pertama memeluk islam, tak lama raja gowa alauddin yang juga adalah raja gowa
turut serta memeluk islam. Sehingga islam menjadi agama resmi kesultanan makassar

●Karaeng Pattingaloang

Sultan mahmud karaeng patingaloang (I Mangadaccina Daeng Bakle Tummenanga Ri Bonto


Biraeng), adalah tokoh intelektual dari kerajaan gowa tallo, memerintah di tallo dari tahun
1641 sampai dengan 15 september 1654. Ia juga tumabicara kerajaan gowa tallo (sekaligus
sebagai sultan tallo) lahir pada 1.600 dan meninggal pada 1654 (umur 53-54)

Karaeng pattingaloang merupakan putra dari permaisuri I wara karaeng Lempangang dan
karaeng matoaya (sultan abdullah). Kararng pattingaloang adalah perdana menteri dan
penasihat uatama sultan malikussaid

Pada tahun 1652, Karaeng pattingaloang dihadiahkan sebuah bola dunia seharga 12 ribu
franc oleh VOC. Sebagai bentuk apresiasi kepada kepeduliannya terhadap perkembangan
iptek.

Karaeng pattingaloang memiliki pengetahuan luas tentang ilmu pengetahuan sehingga ia


juga di juluki dengan julukan sebagai “Bapak Makassar”

●Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 12 Januari 1631. Dia lahir dari pasangan
Sultan Malikussaid, Sultan Gowa ke-15, dengan I Sabbe To’mo Lakuntu. Jiwa
kepemimpinannya sudah menonjol sejak kecil. Selain dikenal sebagai sosok yang
cerdas, dia juga pandai berdagang. Karena itulah dia memiliki jaringan dagang yang
bagus hingga Makassar, bahkan dengan orang asing.

Hasanuddin kecil mendapat pendidikan keagamaan di Masjid Bontoala. Sejak kecil ia


sering diajak ayahnya untuk menghadiri pertemuan penting, dengan harapan dia
bisa menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang. Beberapa kali dia dipercaya
menjadi delegasi untuk mengirimkan pesan ke berbagai kerjaan.

Saat memasuki usia 21 tahun, Hasanuddin diamanatkan jabatan urusan pertahanan


Gowa. Ada dua versi sejarah yang menjelaskan kapan dia diangkat menjadi raja, yaitu
saat berusia 24 tahun atau pada 1655 atau saat dia berusia 22 tahun atau pada 1653.
Terlepas dari perbedaan tahun, Sultan Malikussaid telah berwasiat supaya
kerajaannya diteruskan oleh Hasanuddin.

Selain dari ayahnya, dia memperoleh bimbingan mengenai pemerintahan melalui


Mangkubumi Kesultanan Gowa, Karaeng Pattingaloang. Sultan Hasanuddin
merupakan guru dari Arung Palakka, salah satu Sultan Bone yang kelak akan
berkongsi dengan Belanda untuk menjatuhkan Kesultanan Gowa.

Pada pertengahan abad ke-17, Kompeni Belanda (VOC) berusaha memonopoli


perdagangan rempah-rempah di Maluku setelah berhasil mengadakan perhitungan
dengan orang-orang Spanyol dan Portugis. Kompeni Belanda memaksa orang-orang
negeri menjual dengan harga yang ditetapkan oleh mereka, selain itu Kompeni
menyuruh tebang pohon pala dan cengkih di beberapa tempat, supaya rempah-
rempah jangan terlalu banyak. Maka Sultan Hasanuddin menolak keras kehendak itu,
sebab yang demikian adalah bertentangan dengan kehendak Allah katanya. Untuk
itu Sultan Hasanuddin pernah mengucapkan kepada Kompeni "Marilah berniaga
bersama-sama mengadu untuk dengan serba kegiatan”.Tetapi Kompeni tidak mau,
sebab dia telah melihat besarnya keuntungan di negeri ini, sedang Sultan
Hasanuddin memandang bahwa cara yang demikian itu adalah kezaliman.
Pada tahun 1660, VOC Belanda menyerang Makassar, tetapi belum berhasil
menundukkan Kesultanan Gowa. Tahun 1667, VOC Belanda di bawah pimpinan
“cornelis speelman”  beserta sekutunya kembali menyerang Makassar. Pertempuran
berlangsung di mana-mana, hingga pada akhirnya Kesultanan Gowa terdesak dan
semakin lemah, sehingga dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin
menandatangani perjanjian bungaya pada tanggal 18 November 1667
di Bungaya. Gowa yang merasa dirugikan, mengadakan perlawanan lagi.
Pertempuran kembali pecah pada Tahun 1669. Kompeni berhasil menguasai Benteng
terkuat Gowa yaitu benteng sombaopu pada tanggal 24 juni 1669 . Sultan
Hasanuddin wafat pada tanggal 12 juni 1670 karena penyakit ari-ari.

-selesai-

Anda mungkin juga menyukai