Anda di halaman 1dari 2

Kehidupan Politik

Berdirinya Kerajaan Gowa Tallo

Kerajaan Gowa Tallo didirikan oleh Tumanurung Bainea sebagai pemimpin pertama Gowa pada abad ke-
14 atau sekitar 1300 an . Gowa Tallo semula adalah satu kerajaan, yakni Kerajaan Gowa, yang kemudian
sempat terpecah menjadi dua dengan hadirnya Kerajaan Tallo. Hal itu terjadi pada perjalanan abad ke
15 Masehi usai era kepemimpinan Tonantaka Lopi (1420-1445). Kerajaan Gowa dan Tallo bersekutu
pada tahun 1528 dan memunculkan Kerajaan Gowa-Tallo atau Kerajaan Makassar.

Menjadi Kesultanan Gowa Tallo

Raja Luwu (Sultan Muhammad) dan Raja Karaeng Matiwaya (Karaeng Tallo) masuk islam pada tahun
1605. Selanjutnya Karaeng Gowa I Manga’rangu Daeng Manrabbia memeluk islam pada Jumat, 9
November 1607 M. Namanya berubah menjadai Sultan Alaudin . Sejak Kerajaan Gowa Tallo resmi
berubah menjadi Kerajaan bercorak islam pada 1605, Gowa meluaskan pengaruh politiknya agar
kerajaan kerajaan lainnya memeluk islam dan tunduk pada Kerajaan Gowa-Tallo.

Gowa-Tallo pada Masa Islam

Pemerintah Gowa-Tallo setelah masuknya islam dimulai sejak era I Mangarai Daeng Manrabbia (1593-
1639) yang melanjutkan Takhta Tonipasulu. Masuknya pengaruh Islam ke Gowa sempat mematik
polemik di kalangan etnis Makassar dan Bugis.Kesultanan Gowa saat mengajak kerajaan-kerajaan
tetangga seperti Bone, Sapeng, dan Wajo untuk menerima Islam, namun ditolak. Penolakan tersebut
menyebabkan Gowa menyerang Bone dan menaklukannya. Setelah proses pengislaman ini, terciptalah
kententraman di kalangan kerajaan-kerajaan di tanah Bugis.

Sultan Yang Pernah Berkuasa

1. Sultan Alauddin (1593-1639)

Sultan Alaudin bernama asli Karaeng Ma’towaya Tumamenangari Agamanna. Di bawah


kepemimpinanya, Kerajaan Makassar menjadi kerajaan maritime. Para pelaut Makassar
mengembangkan perahu-perahu layar jenis Pinisi dan Lambo. Dengan majunya perdagangan,
kehidupan masyarakat Kerajaan Makassar menjadi sejahtera

2. Sultan Malikus Said (1639-1653)

Setelah Sultan Alauddin wafat, Kerajaan Makassar dipimpin oleh Muhammad Said.

3. Sultan Hasanuddin (1653-1669)

Setelah Muhammad Said, Raja Makassar berikutnya adalah Sultan Hasanuddin. Masa pemerintahan
Sultan Hasanuddin menjadi masa gemilang Kerajaan Makassar. Selain memajukan perdagangan,
Sultan Hasanuddin juga mengadakan ekspansi wilayah.Di bawah pemerintahannya, Kerajaan
Makassar berhasil menguasai kerajaan kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, yaitu Luwu, Wojo,
Soppeng, dan Bone.setelah keberhasilannya tersebut, Sultan Hasanuddin juga berniat menjadikan
Kerajaan Makassar sebagai penguasa unggal di jalur perdagangan Indonesia bagian timur. Untuk itu,
Sultan Hasanuddin harus menghadapi kekuatan armada VOC Belanda sebelum dapat menguasai
Mlauku. Maluku yang kaya akan lada masih dikuasai oleh Belanda. Pertempuran seringadi antara
Kerajaan Makassar dan Belanda . Pada masa kepemimpinan ini juga terdapat perjanjian Bongaya.

4. Sultan Amir Hamzah (1669-1674)

Setelah Sultan Hasanuddin turun tahta , Mapasmba putranya berusaha meneruskan perjuangan
melawan Belanda. Belanda yang sangat mengharapkan tindakan kooperatif dari Mapasomba, harus
mempersiapkan armada perang. Pasukan Kerajaan Makassar akhirnya berhasil dipukul mundur oleh
Belanda. Dengan demikian, Makassar dan jalur perdagangannya dikuasai oleh Belanda.

Akhir Kerajaan

1. Kerajaan Makassar terjadi pertentangan keluarga Bngsawan dan perebutan tahta


2. Penerus kerajaan tidak ada yang cakap, sehingga wilayah Makassar tetap tidak dapat
dipersatukan
3. Belanda berhasil menguasai jalur perdagangan Makassar

Anda mungkin juga menyukai